Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGGUNAAN ALAT PEMANAS


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Instrumentasi

Dosen Pengampu:

Dosen Pengampu:
Bagya Mujianto, S.Pd., M.Kes
Husjain Djajaningrat, S.KM., M.Kes

Disusun Oleh:
Nuzla Nurul Hidayah (P3.73.34.2.22.031)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III


PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI I

a. Judul Praktikum :
Pengenalan dan Penggunaan Alat Pemanas (Microwave, Water Bath, Hot Plate,
Inkubator, Oven, Autoklaf, dan Tanur)

b. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu, 21 September 2022
Waktu : 07.30 – 10.00 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia lt. 4

c. Latar Belakang

a. Microwave
Microwave merupakan alat untuk memanaskan bahan dalam pembuatan
media pertumbuhan mikroba sehingga menciptakan kondisi yang steril.
Microwave menggunakan gelombang elektromagnetik untuk menghasilkan
panas. Microwave juga dapat melarutkan suspensi dan dapat
menghomogenkan larutan.
Komponen utama microwave ada 3, yaitu magnetron yang bertanggung jawab
untuk mengubah energi listrik menjadi radiasi gelombang mikro, waveguide
untuk mengarahkan gelombang mikro, dan microwave stirrer yang berfungsi
menyebarkan gelombang mikro di dalam Microwave.

b. Water Bath
Water bath adalah alat laboratorium berbentuk wadah yang berfungsi untuk
memanaskan cairan dengan direndam pada air. Tentunya air tersebut telah
dipanaskan sebelumnya. Di dalam water bath terdapat air yang memiliki suhu
konsisten sesuai kebutuhan dalam jangka waktu tertentu. Terdapat beberapa
komponen dalam water bath diantaranya adalah tempat knop dan tombol set
suhu serta display, bejana/chamber sebagai wadah penampungan, Tutup
utama untuk menutup dan melindungi water bath dari debu atau kotoran,
tangas uap untuk memasukkan atau menyimpan bahan yang akan dipanaskan,
elemen pemanas untuk memanaskan air yang ada di bejana waterbath, dan
sensor thermostat yang digunakan untuk mengukur suhu air dalam bejana.
c. Hot Plate
Hot plate adalah alat laboratorium yang memiliki alas datar seperti piring
yang digunakan untuk memanaskan atau mencampur bahan hingga homogen
melalui proses pengadukan. Berikut merupakan beberapa komponen dari hot
plate yaitu permukaan Hot Plate (alas) sebagai tempat meletakkan sampel
yang dipanaskan, pengatur suhu untuk mengatur suhu sesuai dengan target
yang perlu dicapai, kontrol magnetic stirer yang berfungsi untuk mengatur
kecepatan pengadukan, dan display suhu untuk memudahkan pengguna
dalam mengatur pemanasan sampel.
d. Inkubator
Inkubator adalah alat laboratorium yang dapat mengatur suhu dan
kelembaban secara presisi dan konsisten.
Fungsi Inkubator Laboratorium ini adalah untuk menginkubasi atau
mengembang-biakkan bakteri, jamur dan mikroba lainnya. Sampel yang
dimasukkan ke dalam inkubator antara lain sampel yang sudah ditaruh dengan
media pertumbuhan untuk bakteri, jamur, atau mikroba yang akan dianalisa,
misalnya: media agar yang sudah ditaruh di dalam cawan petri.
e. Oven
Oven adalah salah satu alat laboratorium yang memiliki fungsi cukup
penting, Fungsi oven yaitu untuk memanaskan atau juga bisa mengeringkan
alat-alat laboratorium dan objek-objek lainnya. Umumnya pemakaian oven
digunakan untuk mengeringkan gelas laboratorium, zat-zat kimia dan pelarut
organik, serta dapat juga digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven
lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105 ºC.
Tidak semua gelas laboratorium dapat dikeringkan menggunakan oven, hanya
beberapa gelas dengan spesifikasi tertentu yang dapat dikeringkan, yaitu gelas
dengan ketelitian rendah.

f. Autoklaf
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang berfungsi untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu atau bertekanan tinggi selama kurang
lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf.
Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Autoklaf
terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang
diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan
antibiotik.
g. Tanur
Tanur (furnace) adalah alat yang biasanya digunakan untuk melakukan
pemanasan. Fungsi pemanasan pada alat ini yaitu dapat dilakukan hingga
suhu yang sangat tinggi, sehingga sampel yang diteliti akan terbakar dan akan
berubah fase menjadi sebuah abu. Tanur dalam laboratorium kimia selalu
digunakan dalam praktikum penentuan kadar abu.

d. Tujuan Praktikum
Dengan dibuatnya laporan praktikum ini Mahasiswa setidaknya mampu
memahami, menjelaskan, serta mempraktikkan penggunaan alat pemanas
(microwave, water bath, hot plate, inkubator, oven, autoklaf, dan tanur) yang
diujikan dalam percobaan yang telah dilakukan di laboratorium.

e. Prinsip Kerja
a. Microwave
Microwave menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi tinggi
melalui makanan. Molekul air, lemak dan gula dalam makanan akan menyerap
energi dari gelombang tersebut dan beresonansi mengikuti gelombang
elektromagnetik tersebut. Molekul akan bergerak lebih cepat sehingga
menghasilkan panas. Terdapat piringan di dalamnya, ketika alat ini bekerja,
piringan tersebut akan berputar sehingga mampu menghomogenisasi suatu
larutan.
b. Water Bath
Secara sederhana prinsip atau cara kerja water bath adalah mengubah energi
listrik menjadi energi panas. Energi panas tersebut disalurkan ke air pada bak,
yang kemudian akan digunakan untuk memanaskan larutan utama. Pada setiap
water bath sudah dipastikan terdapat sensor suhu yang digunakan untuk
memonitor suhu air pada bak. Bak air inilah yang nantinya digunakan untuk
memanaskan larutan yang sudah ditempatkan pada labu Erlenmeyer.
c. Hot Plate
Prinsip kerja hot plate didasarkan pada proses perubahan energi listrik menjadi
energi panas yang terjadi pada alas hot plate yang merupakan sebuah
konduktor. Jadi, energi listrik yang berasal dari listrik yang mengalir ke hot
plate akan diubah menjadi energi panas pada alas/lempeng hot plate. Hal ini
yang menyebabkan hot plate menjadi panas.
d. Inkubator
Prinsip kerja inkubator mikrobiologi secara umum adalah alat ini mengubah
energi listrik menjadi energi panas. Dengan adanya kawat nikelin / resistor
menghambat aliran elektron yang berjalan sehingga meningkatkan panas di
dalam ruang / chamber inkubator tersebut.
e. Oven
Pertama, sampel organik, zat-zat kimia atau alat yang akan dikeringkan
atau dikurangi kadar airnya dimasukkan kedalam oven. Setelah itu, sampel
organik, zat-zat kimia atau alat yang akan dikeringkan atau dikurangi kadar
airnya dipanaskan sehingga gelombang panas merambat dan menembus
permukaan objek yang dipanaskan tersebut. Oven dirancang untuk menjaga
panas yang ada didalam sehingga proses pemanasan objek lebih efektif
daripada pemanas konvensional.
f. Autoklaf
Prinsip kerja autoclave yakni mengubah energi listrik menjadi energi panas.
Energi panas disalurkan ke air, air menjadi mendidih dan menghasilkan uap
air, uap air berkumpul dan meningkatkan tekanan. Udara terdorong keluar dan
suhu terus meningkat dan dikontrol sesuai kebutuhan. Panas dari uap air yang
mendidih dan tekanan tinggi akan dikontrol pada rentan waktu tertentu
sehingga bisa membunuh mikroba pada suhu 100 hingga 134°C.
g. Tanur
Prinsip kerja tanur adalah memanaskan bahan sample dengan memasukkan
dalam ruang pemanas. Panas pada termokopel berasal dari filament yang
diberi tegangan sehingga akan menimbulkan panas. Filament yang biasa
digunakan terbuat dari nikel karena memiliki titik leleh tinggi. Panas akan
merambat secara radiasi menuju sampel. Beberapa tanur memiliki kontrol
waktu yang dimanfaatkan untuk mengubah suhu pemanasan secara otomatis.
Dinding bagian dalam tanur di desain tahan terhadap suhu tinggi dengan
menggunakan bahan alumina. Di bagian dalam tanur terdapat sensor suhu
berupa termokopel.

f. Cara Kerja
Adapun cara kerjanya sebagai berikut:
a. Microwave
1. Letakan microwave diatas meja yang datar dan stabil.
2. Hubungan daya oven dengan sumber listrik.
3. Tekan tombol ON untuk menyalakan microwave di display.
4. Tunggu hingga menyala pada tampilan display.
5. Atur suhu untuk sterilisasi pada microwave.
6. Sebelum alat dimasukkan, sebaiknya dibungkus menggunakan
alumunium foil atau koran terlebih dahulu. Kemudian masukkan
peratalatan laboratorium berbahan kaca ke dalam microwave.
7. Panaskan dengan suhu dan waktu yang sudah ditentukan.
8. Setelah selesai, keluarkan alat tersebut kemudian diamkan hingga dingin.
9. Tekan tombol OFF untuk mematikan microwave di bagian display.

b. Water Bath
1. Air dimasukkan ke dalam bejana.
2. Atur suhu yang dikehendaki dan hidupkan water bath.
3. Masukkan sample yang akan dipanaskan ke dalam air (untuk tangas air),
letakkan benda pada salah satu lubang (untuk tangas uap), ingat lubang
lain yang tidak digunakan tetap ditutup.
c. Hot Plate
1. Hubungkan alat dengan arus listrik.
2. Masukkan bahan yang akan dipanaskan ke dalam beaker glass.
3. Lalu letakkan beaker glass tersebut ke atas piringan Hot Plate.
4. Putar tombol suhu ke suhu yang dikehendaki.
5. Biarkan sampai bahan mendidih.
6. Setelah mendidih putar tombol suhu ke angka nol.
7. Angkat beaker glass menggunakan hot hands.
8. Terakhir, lepaskan hubungan arus listrik.

d. Inkubator
1. Sambungkan kabel inkubator laboratorium dengan arus listrik.
2. Jika sudah, siapkan sampel yang akan dilakukan inkubasi.
3. Pastikan media yang anda punya dalam cawan petri atau alat gelas lainnya
itu, sudah ditutup rapat. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi
dengan sampel tersebut.
4. Selanjutnya tekan tombol power kemudian, buka secara perlahan pintu
inkubator laboratorium.
5. Lalu, masukkan dan letakkan sampel bakteri tadi secara perlahan ke
dalam ruang inkubator. Tutup kembali.
6. Tak lupa, setelah memasukkan sampel, atur timer untuk mengatur berapa
lama anda akan melakukan inkubasi tersebut. Biasanya proses inkubasi
ini di atur dengan waktu sekitar 24 jam, dan ini paling sering berlaku
untuk sampel bakteri.
7. Perlu diingat, jika tombol sudah berubah warna menjadi digit hijau, maka
artinya inkubator laboratorium tersebut sudah di set selama 24 jam.
e. Oven
1. Sambungkan kabel oven ke stop kontak.
2. Masukkan objek yang akan dikeringkan.
3. Hidupkan oven dengan mengatur sumber panas.
4. Diatur suhu dan waktu pemanasanya.
5. Setelah pemanasan selesai, objek dikeluarkan dari dalam oven.
6. Setelah percobaan selesai, oven dimatikan dengan mematikan pada
tombol sumber panas menjadi mati.
7. Kabel dicabut dari stop kontak.
f. Autoklaf
1. Masukkan air pada wadah penampung air autoclave. Sesuaikan
volumenya dengan indikator penunjuk pada wadah kemudian
nyalakan mesin.
2. Tempatkan objek yang akan disterilkan. Pastikan objek disusun
rapi. Jika memungkinkan, gunakan rak autoklaf.
3. Tutup autoclave dengan baik dan rapat. Pastikan safety clamp
autoclave terkunci dengan rapat sebelum memulai sterilisasi.
4. Atur waktu dan suhu sterilisasi sesuai kebutuhan, lalu tekan tombol
start (mulai).
5. Tunggu hingga proses sterilisasi selesai dan suhu autoklaf menjadi
dingin.
6. Selanjutnya, pindahkan objek dari autoclave ke luar.
7. Tiap kali selesai digunakan, kosongkan autoclave dari objek apa
pun yang sudah disterilisasi apabila tidak digunakan dalam waktu
dekat, kosongkan pula air pada wadah penampung.
8. Terakhir, cabut autoklaf dari sumber listrik.
g. Tanur
1. Hubungkan tanur dengan listrik.
2. Buka pintu tanur, masukkan cawan pengabuan yang terisi bahan yang
akan diabukan ke dalam tanur.
3. Tutup pintu tanur lalu nyalakan “ON”.
4. Atur set temperatur pengabuan yang diinginkan dengan menekan tombol
“SET”.
5. Setelah selesai pengabuan, matikan tanur dengan menekan tombol
“OFF”.
6. Biarkan beberapa waktu atau biarkan semalam hingga temperatur tanur
sama dengan suhu ruang.
7. Keluarkan bahan dari tanur.
8. Pastikan kabel listrik tanur tidak terhubung dengan daya listrik.

g. Hasil
Nama Alat Gambar

Microwave

Water bath

Hot plate
Inkubator

Oven

Autoklaf

Tanur
h. Kesimpulan
Dari praktikum diatas saya sebagai praktikan dapat menyimpulkan bahwa alat
pemanas yang terdiri dari microwave, water bath, hot plate, inkubator, oven,
autoklaf, dan tanur memiliki fungsi dan prinsip kerja yang berbeda satu sama lain.

i. Catatan Kerja
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan ialah:

1. Pada water bath gunakan selalu air suling atau aquades untuk mencegah
korosi.
2. Pada hot plate di beberapa model, kontrol suhu dapat diputar dari suhu rendah
(“LOW”) ke “OFF” lalu ke suhu tinggi (“HI”) sambil berputar ke arah yang
sama. Karena, bukan tidak mungkin pengguna tidak sadar memutar melewati
posisi “OFF” ke posisi “HI”, akhirnya memicu kebakaran jika memanaskan
minyak mineral.
3. Pada bagian tanur jangan menarik termokopel secara tiba-tiba pada suhu tinggi
untuk terjadinya ledakan.

j. DAFTAR PUSTAKA
Microwave-oven. https://studylibid.com/doc/161589/makalah-fisika-mikrowave-
oven (diakses pada 04 Desember 2022)

Saka. 2021. Hot Plate Laboratorium. 26 Januari 2021.


http://www.saka.co.id/news-detail/hot-plate-laboratorium (diakses pada 04
Desember 2022)

Tim Laboratorium Proses Industri Kimia. 2018. Standard Operating Procedure


Laboratorium Proses Industri Kimia.
https://teknikkimia.usu.ac.id/images/PDF/LABORATORIUM/PIK/4.-SOP-
LABORATORIUM-PIK-fix.pdf (diakses pada 04 Desember 2022)
Hari/Tanggal: Rabu, 21 September 2022

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Bagya Mujianto, S.Pd., M.Kes Husjain Djajaningrat, S.KM., M.Kes.


NIP 196601061988021001 NIP 196511081988021001

Praktikkan

Nuzla Nurul Hidayah


NIM P3.73.34.2.22.031

Anda mungkin juga menyukai