Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH INSTRUMENTASI

“ALAT PEMANAS LABORATORIUM”

Dosen Pengampu :

1. Bagya Mujianto, SPd, M.Kes.


2. Husdjain Djajaningrat, SKM,M.Kes.

Disusun Oleh :

Ahmad Dzulhilmi Rafidan


(P3.73.34.2.22.001)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

2022
1.1 Judul Praktikum
Pengenalan alat-alat pemanas laboratorium.

1.2 Waktu Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Rabu / 28 September 2022
Waktu : 07.30 – 10.00
Tempat : Laboratorium Bakteriologi, lt. 4 Poltekkes Jakarta III

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui nama dari alat pemanas di laboratorium.
2. Untuk mengetahui fungsi dari alat pemanas di laboratorium.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari alat pemanas di laboratorium.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara merawat alat pemanas laboratorium.

1.4 Prinsip Kerja

1. Tanur (Furnace) Laboratorium


Proses pemanasan pada furnace diawali dengan burner atau bahan
bakarnya. Setelah suhu turun cukup rendah, tungku akan menyala. Hal ini
yang dapat menyebabkan pertukaran energi gas dan panas. Pertukaran
energi tersebut akan memasukkan udara dan mengubah gas menjadi energi
panas yang akhirnya mengalir melalui salurannya. Kemudia akan terjadi
pembakaran. Adanya pembakaran terjadi ketika bahan bakar bergabung
dengan udara yang menghasilkan panas. Sampai akhirnya, terjadilah
transfer udara panas ke bagian blower.

2. Water Bath Laboratorium


Prinsip kerja pada saat saklar digeser pada posisi on, maka arus
listrik dari sumber akan memberi suplly listrik pada heater. Heater yang
diberi aruslistrik akan memberikan panas pada alat, suhu semakin tinggi.
Sensor thermostat yang ditempatkan di daerah pemanasan pada waterbath
akan ikut menjadi panas dan memuaikan cairan dalam sensor tersebut.
Pada derajat suhu tertentu, dimana pemuaian dari cairan sensor cukup
tinggi, maka bertambahnya volume cairan sensor ini akan memberikan
tekanan pada kontaktor thermostat sehingga kontaktor terbuka. Dengan
tebukanya kontaktor thermostat, heater tidak mendapatkan suplly arus.
Suhu berangsur-angsur turun, tekanan pada sensor thermostat kembali
turun sehingga kontaktor kembali tertutup. Terjadi pemanasan kembali.

3. Oven Laboratorium
Prinsip kerja oven laboratorium adalah dengan memanfaatkan
prinsip udara kering dengan suhu tinggi. Ya, udara kering dalam oven ini
berfungsi untuk melakukan sterilisasi alat, media, hingga pelarut organik.
Suhu panas yang dikeluarkan oleh oven ini akan dilakukan penyerapan ke
tiap permukaan alat yang sedang dilakukan sterilisasi atau pengeringan.
Setelah terserap oleh alat tersebut, kemudian panas akan merambat ke
seluruh permukaan dengan suhu yang stabil untuk melakukan sterilisasi.
Dengan panas yang tinggi, oven laboratorium mampu membunuh
mikroorganisme yang terdapat pada alat, hal ini pun erat hubungannya
dengan proses oksidasi dari suhu panas yang dihasilkan.

4. Hotplate Stirrer Laboratorium


Prinsip kerja HotPlate Magnetic Stirrer adalah berupa plate yang
dapat dipanaskan dan hubungan antara dua magnet yaitu, magnet yang
dihubungkan pada motor dan magnet (stir bar) yang dimasukkan dalam
wadah gelas yang berisi larutan kimia yang ditempatkan pada atas pelat
(plate). Dengan menggunakan Hot Plate Magnetic Stirrer, pencampuran
larutan kimia dapat dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat
waktu, tenaga dan dihasilkan larutan yang lebih homogen. Sinyal elektrik
yang bisa ditunjukkan dalam unit temperatur setelah sesuai dengan variasi
temperatur lingkungan. demikian thermal infrared ini sangat berguna
untuk mengukur suhu pada keadaan diman tidak ada sensor lain yang
dapat digunakan dan dapat menghasilkan hasil yang akurat.
5. Mikrowave Laboratorium
Mikrowave menggunakan gelombang elektromagnetik
berfrekuensi tinggi melalui makanan. Molekul air, lemak dan gula dalam
makanan akan menyerap energi dari gelombang tersebut dan beresonani
mengikuti gelombang elektromagnetik tersebut. Molekul akan bergrak
lebih cepat sehingga menghasilkan panas. Terdapat piringan didalamnya,
Ketika alat bekerja, piringan tersebut akan berputar sehingga mampu
menghomogenisasi suatu larutan.

6. Inkubator Laboratorium
Inkubator bekerja dengan mengatur suhu di dalam ruang isolasi
yang dilengkapi dengan timer agar kita bisa mengatur waktu sesuai dengan
masa inkubasi yang dibutuhkan. Umumnya, sebuah inkubator
laboratorium bekerja pada rentang pengaturan suhu inkubator adalah mulai
dari ±5°C hingga 70°C dengan suhu optimal ummnya yang digunakan
dalam penginkubasian media biakan pada suhu 37°C.
Saat ini, perangkat inkubator didesain modern menggunakan
teknologi microprocessor controlller, dimana fungsi temperatur dan waktu
dapat kita atur dan tampilkan dalam layar display secara digital. Sementara
terkait dengan kelembapan, ada beberapa jenis incubator yang
memerlukan media air selama periode pertumbuhan mikroba Hampir sama
dengan oven laboratorium, alat inkubator memanfaatkan panas kering dari
aliran udara yang dihantarkan melalui kinerja listrik. Prosees pemanasan
akan dikonveksikan ke seluruh dinding ruang inkubator, sehingga suhu
dengan sempurna tersebar ke seluruh sampel atau media biakan. Inkubator
dengan desain modern umumnya dilengkapai dengan pintu kaca
transparan, sehingga kita bisa melihat kondisi kultur media biakan secara
langsung.
7. Autoklaf Laboratorium
Proses sterilisasi baru akan dimulai pada saat Autoklaf telah
disambungkan pada arus listrik dan air yang ada pada Autoklaf lama-
kelamaan akan mendidih dan mendesak udara pada Autoklaf sehingga
akan berubah menjadi uap. Kondisi ini dipertahankan sampai tekanan
meningkat dengan cara katup Autoklaf ditutup untuk meningkatkan
tekanan Autoklaf proses. Proses sterilisasi ini dimulai pada saat suhu dan
tekanan telah mencapai angka tertentu, bersamaan dengan ini maka setelah
itu timer akan mulai menghitung mundur. Setelah proses sterilisasi selesai,
sumber arus listrik dipadamkan dan tekanan ditunggu sampai mencapai
titik nol. Untuk mengetahui tekanan pada Autoklaf dapat diamati dengan
melihat pada pressure gauge yang terdapat pada kepala penutup Autoklaf.
Selain itu ketika suhu terlalu tinggi maka uap dapat dibuang dengan
menggunakan Control valve yang juga berperan sebagai pengaman.
Control valve akan terbuka otomatis, selain itu seorang tenaga kesehatan
tidak dianjurkan membuka Autoklaf sebelum mencapai tekanan nol.
1.5 Pendahuluan
1. Tanur (Furnace) Laboratorium

Tanur atau Furnace laboratorium adalah alat laboratorium yang


digunakan sebagai pemanas (pembakar) mekanis bersuhu sangat tinggi
yang mengubah media analis atau bahan sampel menjadi material abu atau
arang dalam waktu yang relatif cepat. Penggunaan tanur di laboratorium
biasanya digunakan untuk aplikasi gravimetrik, yaitu pengarangan atau
pengabuan suatu zat/sampel yang dianalisis. Di laboratorium kimia
misalnya, tanur digunakan untuk destruksi sampel bantuan sebelum
dilanjutkan untuk analisis komposisi. Tanur juga digunakan dalam banyak
penelitian. Salah satunya adalah digunakan peneliti ataupun laboran untuk
menentukan berapa proporsi sampel yang tidak mudah terbakar dan tidak
mudah menguap (non-volatile).
2. Water Bath Laboratorium

Water bath laboratorium merupakan salah satu perlengkapan yang


digunakan di laboratorium. Water bath laboratorium merupakan wadah
yang diisi oleh air. Semua water bath laboratorium dilengkapi dengan
interface. Interface tersebut dapat berupa digital atau analog. Alat ini dapat
digunakan juga sebagai pemanas reagen. Selain itu, water bath ini bisa
dimanfaatkan untuk mencairnya substrat atau inkubasi kultur sel. Hal ini
untuk mengaktifkan reaksi kimia tertentu yang dapat terjadi pada suhu
tinggi.
3. Oven Laboratorium

Oven laboratorium atau yang biasa dikenal dengan drying oven


adalah alat lab yang digunakan untuk memanaskan dan mensterilkan alat
pada suhu tertentu dengan menggunakan udara kering. Berbagai alat lab
yang sudah disterilkan dapat digunakan kembali. Alat alat laboratorium
yang biasa disterilkan ialah gelas tabung,, tabung reaksi, cawan,
erlenmeyer dan banyak alat kimia lainnya. Sterilisasi dilakukan untuk
memastikan bahwa alat alat tersebut sudah bersih dari sisa sisa zat ataupun
air. Pengujian dan eksperimen harus dilakukan dengan teliti dan presisi
sehingga jangan sampai ada zat zat tersisa. Jika terdapat zat zat lain yang
tersisa pengujian bisa menjadi tidak valid dan bias.
4. Hotplate Stirrer Laboratorium

Hotplate Stirrer adalah salah satu alat laboratorium yang digunakan


untuk mencampurkan semua bahan menjadi homogen dengan proses
pengadukan. Selain itu, hotplate stirrer juga bisa digunakan untuk
memanaskan suatu bahan. Alat hotplate stirrer juga bisa disebut sebagai
“magnetic stirrer”.
5. Mikrowave Laboratorium

Mikrowave Laboratorium adalah alat untuk memanaskan bahan


dalam pembuatan media pertumbuhan mikroba sehingga menciptakan
kondisi yang steril. Mincrowave menggunakan gelombang
elektromagnetik untuk menghasilkan panas. Microwave juga dapat
melarutkan suspense dan dapat menghomogenkan larutan.
6. Inkubator Laboratorium

Inkubator laboratorium adalah sebuah perlengkapan alat


laboratorium atau alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu
tertentu sesuai dengan yang kita tentukan alat ini biasanya suka digunakan
contohnya seperti untuk mikroba. Alat ini alat ini juga sudah dilengkapi
dengan dengan adanya suatu tombol yang berfungsi sebagai pengatur suhu
waktu untuk memudahkan pengaturan suhu yang dikehendaki atau yang
dibutuhkan.
7. Autoklaf Laboratorium

Autoklaf atau dalam istilah lain disebut autoclave berasal dari


bahasa Yunani yang terdiri dari dua buah kata, yakni kata auto yang
berartikan diri, dan clavis yang berartikan kunci. Jadi, secara sederhananya
autoklaf bisa di artikan sebagai alat pengunci diri atau ruangan tertutup.
Secara istilah autoklaf dapat diartikan sebagai sebuah alat, ruang, sekaligus
tempat untuk mensterilisasi perlengkapan laboratorium yang telah di
gunakan. Autoklaf merupakan suatu ruang tertutup, hanya saja fungsinya
ialah sebagai tempat sterilisasi.

1.6 Bahan

- Aquades

1.7 Alat
- Tanur (Furnace)
- Water Bath
- Oven
- Hotplate Stirrer
- Mikrowave
- Inkubator
- Autoklaf

1.8 Cara Kerja

1. Tanur (Furnace) Laboratorium


Cara menggunakan tanur (furnace) laboratorium :
1. Buka pintu alat furnace, lalu masukkan cawan yang akan dilakukan
pengabuan. Pastikan cawan tersebut sudah diisi oleh bahan yang akan
dilakukan pengabuan dan telah dipanaskan diatas kompor.
2. Tutup pintu tanur.
3. Putar saklar ke arah “ON”.
4. Hidupkan tanur dengan menekan tombol “ON”.
5. Atur (set) temperatur pengabuan yang diinginkan dengan
menekan tombol “SET”.
6. Biarkan beberapa waktu hingga temperatur tanur sama dengan
temperatur lingkungan.
7. Keluarkan bahan dari dalam tanur.
8. Setelah proses pengabuan selesai, matikan alat dengan menekan
tombol “OFF”.
9. Lalu matikan tanur, pastikan kabel listrik muffle tidak terhubung
dengan sumber listrik.

2. Water Bath Laboratorium


Cara menggunakan water bath :
1. Pertama, masukkan air atau aquadest ke dalam bejana hingga volume
yang sudah ditentukan.
2. Kedua, nyalakan alat dengan cara menekan tombol power.
3. Ketiga, atur suhu maksimal dengan menekan tombol over temperature
untuk menjaga suhu lebih konstan selama pemanasan.
4. Keempat, tekan tombol temperature untuk membuat program suhu.
Selanjutnya tekan tombol enter untuk menghasilkan data.
5. Kelima, mulailah pemanasan dengan menekan tombol start.
6. Keenam, amati lampu run. Jika lampu menyala berarti alatnya sedang
bekerja . Ada juga lampu heat yang menandakan bahwa proses
pemanasan sudah dimulai. Jika kedua lampu tersebut sudah menyala
secara bersamaan, berarti alat waterbath bekerja dengan normal.
7. Dan terakhir, setelah panas masukkan sampel.

3. Oven Laboratorium
Cara menggunakan Oven Laboratorium :
1. Pertama-tama, tentu saja yang anda perlu lakukan adalah
menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas laboratorium,
masker, dan juga hand gloves/sarung tangan.
2. Selanjutnya yang dapat anda lakukan adalah menyiapkan alat atau
media yang hendak dilakukan pengeringan atau sterilisasi.
3. Sebelum memasukkan alat ke dalam oven laboratorium, pastikan
peralatan tersebut sudah dibungkus menggunakan aluminium foil. Hal
ini bertujuan untuk menghindari adanya kontaminasi silang antara satu
alat dengan alat yang lainnya ketika dilakukan sterilisasi.

4. Jika sudah, secara perlahan masukkan peralatan tersebut secara rapi ke


dalam oven laboratorium.
5. Lalu, hidupkan oven laboratorium dengan cara menekan tombol on,
dan tunggu hingga lampu oven tersebut kedap kedip.
6. Hal penting yang harus anda lakukan selanjutnya adanya mengatur
waktu dan suhu yang akan digunakan. Dalam hal ini, kita tidak boleh
sembarangan mengatur suhu, karena tentu saja tiap alat atau media
yang dilakukan pengeringan memiliki batas ketahanan terhadap panas
yang berbeda.
7. Saat alat atau media yang anda lakukan sterilisasi berasal dari bahan
plastik, makan sebaiknya jangan atur suhu di atas 100 derajat celcius.
8. Jika sudah diketahui suhu yang akan digunakan, maka langsung tekan
tombol on dan tunggu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
9. Ketika proses sterilisasi atau pengeringan sudah dilakukan,
selanjutnya anda jangan langsung membuka oven dan mengambil alat
tersebut.
10. Sebaiknya anda biarkan beberapa menit terlebih dahulu sampai alat
tersebut dingin di dalam oven.
11. Jika sudah dirasa cukup, barulah keluarkan alat tersebut secara hati-
hati.
12. Yang terakhir, jangan lupauntuk mencabut kabel dan juga matikan
oven ya.

4. Hotplate Stirrer Laboratorium


Cara menggunakan Hotplate Stirrer Laboratorium
1. Pastikan alat sudah tersambung dengan arus listrik.

2. Masukkan larutan atau bahan yang akan dipanaskan ke dalam wadah


seperti beaker glass atau labu ukur.
3. Jangan lupa masukkan magnetic stirrer atau stick bar ke dalam wadah
yang sudah berisi larutan tersebut.
4. Letakkan wadah larutan diatas pelat atau piring hotplate stirrer.
5. Putar knop kontrol untuk mengatur suhu dan kecepatan yang
diinginkan dari 0 hingga 1500 rpm. Suhu dan kecepatan akan muncul
di screen display.
6. Tunggu hingga larutan mendidih dan berputar.
7. Setelah selesai, pindahkan beaker glass dari atas hot plate ke tempat
datar lain.
8. Normalkan ladi suhu dan kecepatan pada knop kontrol dan putar
hingga angka 0.
9. Setelah itu, tekan tombol OFF untuk mematikan alat.
10. Cabut kabel stop kontak dari sumber listrik.
11. Bersihkan kembali alat laboratorium ini setelah digunakan.

5. Mikrowave Laboratorium
Cara menggunakan Mikrowave Laboratorium :
1. Sebelum menggunakanya, dipastikan sudah memakai APD terlebih
dahulu.
2. Pastikan Mikrowave Laboratorium sudah tersambung dengan arus
listrik.
3. Atur suhu dan waktu yang diperlukan guna menghomogenisasi suatu
larutan.
4. Stetelah suhu dan waktu sesuai, masukkan bahan atau sampelnya.
5. Tunggu sampai selesai dengan waktu yang sudah diatur tadi.
6. Ambil bahan atau sampelnya jika sudah selesai.
7. Terakhir, matikan Kembali Mikrowave Laboratorium dan setting
seperti semula, lalu letakkan pada tempatnya.

6. Inkubator Laboratorium
Cara menggunakan inkubator laboratorium :
1. Pastikan anda menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti sarung
tangan, masker dan jas lab.
2. Hubungan catu daya ke stop kontak listrik.
3. Tekan tombol ON untuk menyalakan alatnya.
4. Atur suhu dengan menekan tombol timer sesuai dengan yang
diinginkan. Biasanya, proses inkubasi akan menggunakan suhu 37°C.
5. Periksa sensor sinyal CO2. Biasanya dipertahankan sekitar 5% untuk
mempertahankan pH konstan untuk pertumbuhan mikroorganisme
yang ekstrem. Saat anda memeriksa sinyal sensor CO 2, Anda akan
mendapatkan pengukuran CO2 yang perlu ditambahkan ke chamber.
6. Masukkan media kultur yang akan diinkubasi. Pastikan media sudah
terisi di dalam cawan petri.
7. Letakkan diatas shelves atau rak dengan cara di balik. Tutup cawan
petri berada di bawah, dan bagian yang ada kulturnya dibagian atas.
8. Selama inkubasi berlangsung, jangan membuka pintu incubator
berulang kali.
9. Proses inkubasi berlangsung selama 1×24 jam dan paling lama sekitar
48 jam.
10. Setelah selesai, keluarkan kultur dari inkubator. Lalu tekan tombol
OFF untuk mematikan incubator.
11. Cabut saklar untuk memastikan bahwa alat tersebut sudah mati. Dan
bersihkan bagian rak yang digunakan sebagai tempat penyimpanan
cawan media kultur.

7. Autoklaf Laboratorium
Cara menggunakan autoklaf laboratorium :
1. Cek dahulu volume air dalam autklaf, pastikan tinggi air pada batas
yang telah ditentukan. Lebih baik gunakan air hasil destilasi, untuk
menghindari adanya kerak atau karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Pastikan semua bagian alat medis
yang akan disterilisasi terkena air.
3. Tutup autoklaf dengan rapat dan kencang agar uap tidak keluar. Kelp
pengaman autoklaf jangan dikencangkan dulu.
4. Nyalakan autoklaf, lalu atur timer minimal 15 menit dengan suhu
121oC
5. Tunggu air mendidih untuk menciptakan uap yang memenuhi
kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman.
Kencangkan klep pengaman sampai selesai. Waktu 15 menit dihitung
mulai dari tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm berbunyi tanda selesai, tunggu tekanan dalam
kompartemen turun sehingga tekanannya sama dengan udara di
lingkungan (angka 0)
7. Angkat isi autoklaf dengan hati-hati.
1.9 Hasil

1. Tanur (Furnace) Laboratorium


Di dalam lingkungan laboratorium, fungsi tanur laboratorium ini
biasanya digunakan untuk dapat melakukan sebuah proses yang disebut
gravimetrik. Gravimetrik ini yaitu merupakan sebuah proses pengabuan
terhadap suatu sampel yang sedang di analisis. Sebagai salah satu
contohnya yaitu di laboratorium kimia biasanya alat ini juga untuk
melakukan sebuah proses yang disebut destruksi. Atau juga yang paling
banyak digunakan, dalam kasus beberapa penelitian, Furnace atau tanur ini
biasanya sering digunakan yaitu untuk dapat mengetahui suatu jumlah
sampel yang tidak mudah terbakar dan yang bersifat volatil atau (tidak
mudah menguap).

Bagian-bagian yang terdapat di tanur (furnace) adalah sebagai berikut:

1. Cerobong (Stack);
2. Soot Blower;
3. Dinding Furnace dan Insulation;
4. Tubes; dan
5. Burner.
2. Water Bath laboratorium
Fungsi utama dari water bath adalah untuk menciptakan suhu konstan air
di kisaran 30-100°C, untuk kemudian digunakan pada proses pemanasan reagen
atau cairan lainnya. Meliputi pemanasan reagen, peleburan substrat atau
inkubasi kultur sel.
Adapun bagian-bagian dari water bath, adalah :
1. Tempat knop dan tombol set suhu serta display;
2. Bejana atau Chamber;
3. Tutup Utama;
4. Tangas Uap;
5. Elemen Pemanas;
6. Sensor Thermostat;

3. Oven Laboratorium
Kegunaan atau fungsi oven laboratorium secara umum sebenarnya,
yakni untuk melakukan proses sterilisasi kering atau pemanasan. Yang
berbeda, tentu penggunannya di berbagai laboratorium. Seperti dalam
laboratorium kimia misalnya. Pada laboratorium ini, alat alat atau media
yang dilakukan sterilisasi biasanya adalah peralatan gelas, seperti beaker
glass, gelas ukur, cawan petri, cawan penguap dan yang lainnya.

Adapun bagian-bagian dari Oven Laboratorium adalah :

1. Display;
2. Temperatur;
3. Timer on/off;
4. Saklar on/off;
5. Timer alarm;
6. Pengatur katup;
7. Pembuka oven ;
8. Lampu indikator alarm.

4. Hotplate Stirrer Laboratorium


Hotplate Magnetic Stirrer adalah peralatan laboratorium yang
digunakan untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan larutan
lain yang bertujuan untuk membuat suatu larutan homogen dengan
bantuan pengaduk batang magnet (stir bar).

Adapun bagian-bagian dari Hotplate Stirrer Laboratorium adalah :

1. Top Plate
2. Panel Display
3. Knob Pengatur Suhu
4. Knob Pengatur Kecepatan
5. Tombol ON/OFF
6. House

5. Mikrowave Laboratorium
Mikrowave Laboratorium merupakan salah satu alat untuk
keperluan sterilisasi, yang menggunakan gelombang mikro sehingga
menghasilkan panas yang lebih merata.
Bagian-bagian yang terdiri dari Mikrowave adalah sebagai berikut :
1. Magnetron
2. Waveguide
3. Microwave Stirrer

6. Inkubator Laboratorium
Fungsi inkubator adalah adalah alat laboratorium yang biasanya
digunakan di lab yang berfungsi untuk melakukan suatu proses inkubasi
dan perkembangbiakan suatu mikroba atau suatu mikroorganisme.

Bagian-bagian yang terdapat di inkubator adalah sebagai berikut :

1. Kabinet
2. Pintu inkubator
3. Control panel
4. Thermostat
5. Shelves atau rak
6. Tombol ON/OFF
7. Tempered glass
8. Gasket pintu asbes
9. Thermometer
10. HEPA filter
11. Kontrol kelembapan gas

7. Autoklaf Laboratorium
Fungsi dari Autoklaf yaitu sebagai wadah sterilisasi, sterilisasi
berarti sebuah proses untuk mematikan atau membunuh mikroorganisme
yang ada pada alat dan bahan, sehingga nantinya bahan atau alat yang
disterilisasi menjadi steril atau bebas dari Mikroorganisme.
Bagian-bagian yang terdapat di autoklaf adalah sebagai berikut :
1. Tombol pengatur waktu (Timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. Pengatur tekanan
4. Klep pengaman
5. Tombol On-Off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air

1.10 Kesimpulan
1. Dapat mengetahui nama dari alat pemanas laboratorium.
2. Dapat mengetahui fungsi dari alat pemanas laboratorium.
3. Dapat mengetahui bagian-bagian dari alat pemanas laboratorium.
4. Dapat mengetahui cara perawatan alat pemanas laboratorium.

1.11 Catatan

1. Tanur (Furnace) Laboratorium


Cara perawatan tanur (furnace) laboratorium.
Perawatan yang rutin akan membantu mengurangi resiko kerusakan serta
memperpanjang masa pakai alat. Furnace merupakan alat yang
mendapatkan perawatan khusus.

 Selalu periksa secara teratur koneksi tungku listrik dan


pengontrolnya.
 Jangan menarik termocouple secara tiba-tiba pada suhu tinggi
untuk terjadinya ledakan.
 Selalu jaga kebersihan ruang furnace dan hilangkan zat oksida serta
benda yang lainnya.
 Selama penggunaan, saat melelehkan sampel, kondisi operasi harus
dikontrol dengan ketat. Sebaiknya meletakkan lapisan pelat tahan
api di bagian bawah tungku untuk mencegah terjadinya korosi.
 Jika ruangan furnace kotor, cukup di lap dengan kain yang
dibasahkan oleh air. (jangan menggunakan alkohol karena bisa
menyebabkan kebakaran).

2. Water Bath Laboratorium


Cara perawatan water bath laboratorium.

Untuk menjaga waterbath pada kondisi yang baik tentu perlu melakukan
perawatan secara berkala. Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk
menjaga waterbath dalam kondisi baik, berikut uraian singkatnya:
 Pastikan bath dalam keadaan selalu tertutup jika tidak digunakan.
 Sebisa mungkin kosongkan bath jika tidak digunakan dalam waktu
yang cukup lama. Akan lebih baik jika dalam keadaan kering.
 Gunakan selalu air suling atau aquades untuk mencegah korosi.
 Jika waterbath dalam keadaan kotor atau terkena percikan sample,
segera bersihkan dengan lap basah agar tidak meninggalkan noda.

3. Oven Laboratorium
Cara perawatan Oven Laboratorium.

Setiap menggunakan alat laboratorium, tentu kita sebagai pengguna harus


menggunakan dan merawatnya dengan baik dan benar. Agar kita dapat
memaksimalkan penggunaan Oven Laboratorium. Dan pastikan untuk
selalu membersihkan komponen-komponen kecil yang terdapat pada alat.
Berikut adalah beberapa cara untuk merawat Oven Laboratorium.

 Cabut selalu steker oven pada sebelum atau sesudah digunakan.


 Pada saat proses sterilisasi, pastikan agar terdapat jarak pada masing-
masing alat yang dimasukkan di dalam oven tersebut.
 Jangan pernah menggunakan oven laboratorium dalam kondisi
terbuka.
 Hindari melakukan akses pintu oven ketika sedang digunakan. Hal ini
akan mempengaruhi panas yang ada di dalam alat tersebut.
 Ketika memasukkan alat atau media ke dalam oven, selalu gunakan
penjepit kayu/gegep .
 Saat proses pengeringan atau sterilisasi sudah selesai, gunakan lap atau
sarung tangan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingankan.

4. Hotplate Stirrer Laboratorium


Cara perawatan Hotplate Stirrer Laboratorium.

Dalam menggunakan suatu alat, kita harus memperhatikan cara merawat


alat laboratorium yang digunakan untuk memaksimalkan penggunan alat
tersebut termasuk hotplate stirrer . Berikut beberapa cara untuk merawat
Hotplate Stirrer.

 Pertama, setelah digunakan dalam penyajian hidangan, hotplate


sebaiknya direndam atau disiram menggunakan air hangat terlebih
dahulu.
 Kemudian digosok dengan sikat halus untuk menghilangkan lemak.
Jangan sesekali menggunakan sikat kawat karena dapat merusak
lapisan piring besi/baja.
 Setelah dicuci, bilas dengan air bersih dan tiriskan dengan posisi
miring dan seka dengan lap agar cepat kering.
 Jika perlu, panaskan sebentar untuk memastikan air benar-benar telah
hilang dari hotplate stirrer . Air yang masih tersisa inilah yang akan
menyebabkan wadah berkarat.
 Selain itu, mengoleskan mentega maupun minyak goreng juga cukup
manjur dalam mencegah karat pada wadah ini.
 Dan yang terakhir yaitu simpan hot plate pada posisi miring di tempat
kering dalam suhu ruangan.

5. Mikrowave Laboratorium
Untuk dapat mendapatkan kinerja Mikrowave Laboratorium yang baik,
proses perawatan tentunya harus baik pula. Mikrowave yang selalu
dirawat sekaligus terjaga kebersihanya pasti dapat berfungsi optimal setiap
digunakan.
Berikut ini adalah cara merawat Mikrowave Laboratorium :

 Sebelum oven digunakan, sebaiknya bersihkan seluruh aksesoris


yang terdapat didalamnya.
 Pastikan power plug telah dicabut setiap selesai digunakan.
 Ketika dalam proses pembersihan, tunggu hingga Mikrowave
dalam keadaan dingin terlebih dahulu.
 Bersihkan dengan lap lembut yang telah direndam air panas atau
detergen.
 Selalu menerapkan kebersihan lingkungan, dan letakkan kembali
Mikrowave ke tempat semula.

6. Inkubator Laboratorium
Perawatan yang rutin akan membuat alat laboratorium membuat tahan
lama masa pengunaannya. Seperti alat inkubator laboratorium, yang
berperan membantu proses inkubasi bakteri tentunya harus selalu dalam
kedaan bersih. Jika alat tersebut kotor, bakteri akan terkontaminasi dan
pertumbuhannya akan terhambat. Oleh karena itu, perawatan adalah hal
penting yang harus dilakukan. Berikut ini beberapa cara merawat
inkubator laboratorium, yaitu :

 Di dalam inkubator terdapat chamber atau wadah yang berisi air.


Pastikan air tersebut bersih. Jika kotor, sebaiknya ganti dengan air
yang baru.
 Semprotkan desinfektan ke bagian yang mau dibersihkan seperti
shelves atau rak. Sebaiknya, jika ingin membersihkan bagian dalam
alat, keluarkan dulu semua bahan yang ada di dalam.
 Setelah menggunakannya, jangan lupa bersihkan juga pegangan
yang ada di bagian pintu alat.
 Sesekali, periksa catu daya untuk memastikan alat tersebut
terhubung ke aliran listrik.
 Inkubator harus diletakkan atau disimpan ditempat yang aman dan
meja yang permukaannya rata. Sebaiknya jauhkan dari sumber
getaran seperti alat shaker.
 Selalu amati kebersihan lingkungan kerja dan tempat penyimpanan
alat inkubator laboratorium.

7. Autoklaf Laboratorium
Untuk menjaga Autoklaf tetap dalam keadaan yang utuh sebelum dan
setelah penggunaan maka beberapa cara yang bisa kita lakukan adalah:
 Mengikuti standar operasional prosedur penggunaan Autoklaf.
 Bahan atau alat yang akan disterilisasi dibungkus dengan baik.
 Mencabut aliran listrik setelah Autoklaf digunakan.
 Pengurasan air pada Autoklaf setelah digunakan.

1.12 Daftar Pustaka

BIBLIOGRAPHYBayu. cara-kerja-microwave. 12 Oktober 2022.


https://gagastekno.com/cara-kerja-microwave/.

bloglab. Pengertian Dan Fungsi Tanur Laboratorium. 29 September 2022.


https://bloglab.id/pengertian-dan-fungsi-tanur-laboratorium/.
cara-merawat-hotplate-stirrer. 10 November 2021. https://analitika.co.id/cara-
merawat-hotplate-stirrer/.
DNA. oven-laboratorium/. 24 January 2022. https://andarupm.co.id/oven-
laboratorium/.
—. Tips_Menggunakan_Alat_Furnace. 8 OCTOBER 2021.
https://analitika.co.id/furnace/#Tips_Menggunakan_Alat_Furnace.
envilife. fungsi-inkubator-dalam-laboratorium/. t.thn.
https://envilife.co.id/fungsi-inkubator-dalam-laboratorium/.
—. pengertian-dan-cara-menggunakan-waterbath/Bagian_Bagian_Water_Bath.
2022. https://envilife.co.id/pengertian-dan-cara-menggunakan-
waterbath/#Bagian_Bagian_Water_Bath.
FR. analitika.co.id/bagian-inkubator. 21 Februari 2022.
https://analitika.co.id/bagian-inkubator/.
—. Cara_Menggunakan_Water_bath. 6 October 2021.
https://analitika.co.id/water-bath/#Cara_Menggunakan_Water_bath.
—. cara-menggunakan-inkubator/. 22 Februari 2021. https://analitika.co.id/cara-
menggunakan-inkubator/.
Labor, Alat. Jenis - Jenis Oven Laboratorium Lengkap. 4 Desember 2022.
http://www.alatlabor.com/article/detail/340/jenis-jenis-oven-
laboratorium.
Labs, GeneCraft. fungsi-oven-laboratorium. 20 April 2021.
https://genecraftlabs.com/id/fungsi-oven-laboratorium/.
Meidi. fungsi-autoklaf. 26 Februari 2021. https://blogkimia.com/fungsi-
autoklaf/.
Mikroba, Dunia. Pengenalan Alat dan Keselamatan Kerja di Laboratorium. 18
Mei 2017. http://andinurfajri.blogspot.com.
Royal, WP. peralatan-laboratorium/fungsi-inkubator-laboratorium/. 22 Agustus
2022. https://pelitadwiasa.com/peralatan-laboratorium/fungsi-inkubator-
laboratorium/.
Tutor, Uda. prinsip_kerja_autoklaf. 2022.
https://www.lemariasam.id/autoklaf/#prinsip_kerja_autoklaf.

Mengetahui,

Bekasi, 28 September 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Bagya Mujianto S.Pd., M.Kes Husjain Djajaningrat., SKM, M.Kes

Pembimbing III Praktikan


Michael Alfian Grey, A. Md.A.K Ahmad Dzulhilmi Rafidan

Anda mungkin juga menyukai