Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2022
1.1 Judul Praktikum
Pengenalan alat-alat pemanas laboratorium.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui nama dari alat pemanas di laboratorium.
2. Untuk mengetahui fungsi dari alat pemanas di laboratorium.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari alat pemanas di laboratorium.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara merawat alat pemanas laboratorium.
3. Oven Laboratorium
Prinsip kerja oven laboratorium adalah dengan memanfaatkan
prinsip udara kering dengan suhu tinggi. Ya, udara kering dalam oven ini
berfungsi untuk melakukan sterilisasi alat, media, hingga pelarut organik.
Suhu panas yang dikeluarkan oleh oven ini akan dilakukan penyerapan ke
tiap permukaan alat yang sedang dilakukan sterilisasi atau pengeringan.
Setelah terserap oleh alat tersebut, kemudian panas akan merambat ke
seluruh permukaan dengan suhu yang stabil untuk melakukan sterilisasi.
Dengan panas yang tinggi, oven laboratorium mampu membunuh
mikroorganisme yang terdapat pada alat, hal ini pun erat hubungannya
dengan proses oksidasi dari suhu panas yang dihasilkan.
6. Inkubator Laboratorium
Inkubator bekerja dengan mengatur suhu di dalam ruang isolasi
yang dilengkapi dengan timer agar kita bisa mengatur waktu sesuai dengan
masa inkubasi yang dibutuhkan. Umumnya, sebuah inkubator
laboratorium bekerja pada rentang pengaturan suhu inkubator adalah mulai
dari ±5°C hingga 70°C dengan suhu optimal ummnya yang digunakan
dalam penginkubasian media biakan pada suhu 37°C.
Saat ini, perangkat inkubator didesain modern menggunakan
teknologi microprocessor controlller, dimana fungsi temperatur dan waktu
dapat kita atur dan tampilkan dalam layar display secara digital. Sementara
terkait dengan kelembapan, ada beberapa jenis incubator yang
memerlukan media air selama periode pertumbuhan mikroba Hampir sama
dengan oven laboratorium, alat inkubator memanfaatkan panas kering dari
aliran udara yang dihantarkan melalui kinerja listrik. Prosees pemanasan
akan dikonveksikan ke seluruh dinding ruang inkubator, sehingga suhu
dengan sempurna tersebar ke seluruh sampel atau media biakan. Inkubator
dengan desain modern umumnya dilengkapai dengan pintu kaca
transparan, sehingga kita bisa melihat kondisi kultur media biakan secara
langsung.
7. Autoklaf Laboratorium
Proses sterilisasi baru akan dimulai pada saat Autoklaf telah
disambungkan pada arus listrik dan air yang ada pada Autoklaf lama-
kelamaan akan mendidih dan mendesak udara pada Autoklaf sehingga
akan berubah menjadi uap. Kondisi ini dipertahankan sampai tekanan
meningkat dengan cara katup Autoklaf ditutup untuk meningkatkan
tekanan Autoklaf proses. Proses sterilisasi ini dimulai pada saat suhu dan
tekanan telah mencapai angka tertentu, bersamaan dengan ini maka setelah
itu timer akan mulai menghitung mundur. Setelah proses sterilisasi selesai,
sumber arus listrik dipadamkan dan tekanan ditunggu sampai mencapai
titik nol. Untuk mengetahui tekanan pada Autoklaf dapat diamati dengan
melihat pada pressure gauge yang terdapat pada kepala penutup Autoklaf.
Selain itu ketika suhu terlalu tinggi maka uap dapat dibuang dengan
menggunakan Control valve yang juga berperan sebagai pengaman.
Control valve akan terbuka otomatis, selain itu seorang tenaga kesehatan
tidak dianjurkan membuka Autoklaf sebelum mencapai tekanan nol.
1.5 Pendahuluan
1. Tanur (Furnace) Laboratorium
1.6 Bahan
- Aquades
1.7 Alat
- Tanur (Furnace)
- Water Bath
- Oven
- Hotplate Stirrer
- Mikrowave
- Inkubator
- Autoklaf
3. Oven Laboratorium
Cara menggunakan Oven Laboratorium :
1. Pertama-tama, tentu saja yang anda perlu lakukan adalah
menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas laboratorium,
masker, dan juga hand gloves/sarung tangan.
2. Selanjutnya yang dapat anda lakukan adalah menyiapkan alat atau
media yang hendak dilakukan pengeringan atau sterilisasi.
3. Sebelum memasukkan alat ke dalam oven laboratorium, pastikan
peralatan tersebut sudah dibungkus menggunakan aluminium foil. Hal
ini bertujuan untuk menghindari adanya kontaminasi silang antara satu
alat dengan alat yang lainnya ketika dilakukan sterilisasi.
5. Mikrowave Laboratorium
Cara menggunakan Mikrowave Laboratorium :
1. Sebelum menggunakanya, dipastikan sudah memakai APD terlebih
dahulu.
2. Pastikan Mikrowave Laboratorium sudah tersambung dengan arus
listrik.
3. Atur suhu dan waktu yang diperlukan guna menghomogenisasi suatu
larutan.
4. Stetelah suhu dan waktu sesuai, masukkan bahan atau sampelnya.
5. Tunggu sampai selesai dengan waktu yang sudah diatur tadi.
6. Ambil bahan atau sampelnya jika sudah selesai.
7. Terakhir, matikan Kembali Mikrowave Laboratorium dan setting
seperti semula, lalu letakkan pada tempatnya.
6. Inkubator Laboratorium
Cara menggunakan inkubator laboratorium :
1. Pastikan anda menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti sarung
tangan, masker dan jas lab.
2. Hubungan catu daya ke stop kontak listrik.
3. Tekan tombol ON untuk menyalakan alatnya.
4. Atur suhu dengan menekan tombol timer sesuai dengan yang
diinginkan. Biasanya, proses inkubasi akan menggunakan suhu 37°C.
5. Periksa sensor sinyal CO2. Biasanya dipertahankan sekitar 5% untuk
mempertahankan pH konstan untuk pertumbuhan mikroorganisme
yang ekstrem. Saat anda memeriksa sinyal sensor CO 2, Anda akan
mendapatkan pengukuran CO2 yang perlu ditambahkan ke chamber.
6. Masukkan media kultur yang akan diinkubasi. Pastikan media sudah
terisi di dalam cawan petri.
7. Letakkan diatas shelves atau rak dengan cara di balik. Tutup cawan
petri berada di bawah, dan bagian yang ada kulturnya dibagian atas.
8. Selama inkubasi berlangsung, jangan membuka pintu incubator
berulang kali.
9. Proses inkubasi berlangsung selama 1×24 jam dan paling lama sekitar
48 jam.
10. Setelah selesai, keluarkan kultur dari inkubator. Lalu tekan tombol
OFF untuk mematikan incubator.
11. Cabut saklar untuk memastikan bahwa alat tersebut sudah mati. Dan
bersihkan bagian rak yang digunakan sebagai tempat penyimpanan
cawan media kultur.
7. Autoklaf Laboratorium
Cara menggunakan autoklaf laboratorium :
1. Cek dahulu volume air dalam autklaf, pastikan tinggi air pada batas
yang telah ditentukan. Lebih baik gunakan air hasil destilasi, untuk
menghindari adanya kerak atau karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Pastikan semua bagian alat medis
yang akan disterilisasi terkena air.
3. Tutup autoklaf dengan rapat dan kencang agar uap tidak keluar. Kelp
pengaman autoklaf jangan dikencangkan dulu.
4. Nyalakan autoklaf, lalu atur timer minimal 15 menit dengan suhu
121oC
5. Tunggu air mendidih untuk menciptakan uap yang memenuhi
kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman.
Kencangkan klep pengaman sampai selesai. Waktu 15 menit dihitung
mulai dari tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm berbunyi tanda selesai, tunggu tekanan dalam
kompartemen turun sehingga tekanannya sama dengan udara di
lingkungan (angka 0)
7. Angkat isi autoklaf dengan hati-hati.
1.9 Hasil
1. Cerobong (Stack);
2. Soot Blower;
3. Dinding Furnace dan Insulation;
4. Tubes; dan
5. Burner.
2. Water Bath laboratorium
Fungsi utama dari water bath adalah untuk menciptakan suhu konstan air
di kisaran 30-100°C, untuk kemudian digunakan pada proses pemanasan reagen
atau cairan lainnya. Meliputi pemanasan reagen, peleburan substrat atau
inkubasi kultur sel.
Adapun bagian-bagian dari water bath, adalah :
1. Tempat knop dan tombol set suhu serta display;
2. Bejana atau Chamber;
3. Tutup Utama;
4. Tangas Uap;
5. Elemen Pemanas;
6. Sensor Thermostat;
3. Oven Laboratorium
Kegunaan atau fungsi oven laboratorium secara umum sebenarnya,
yakni untuk melakukan proses sterilisasi kering atau pemanasan. Yang
berbeda, tentu penggunannya di berbagai laboratorium. Seperti dalam
laboratorium kimia misalnya. Pada laboratorium ini, alat alat atau media
yang dilakukan sterilisasi biasanya adalah peralatan gelas, seperti beaker
glass, gelas ukur, cawan petri, cawan penguap dan yang lainnya.
1. Display;
2. Temperatur;
3. Timer on/off;
4. Saklar on/off;
5. Timer alarm;
6. Pengatur katup;
7. Pembuka oven ;
8. Lampu indikator alarm.
1. Top Plate
2. Panel Display
3. Knob Pengatur Suhu
4. Knob Pengatur Kecepatan
5. Tombol ON/OFF
6. House
5. Mikrowave Laboratorium
Mikrowave Laboratorium merupakan salah satu alat untuk
keperluan sterilisasi, yang menggunakan gelombang mikro sehingga
menghasilkan panas yang lebih merata.
Bagian-bagian yang terdiri dari Mikrowave adalah sebagai berikut :
1. Magnetron
2. Waveguide
3. Microwave Stirrer
6. Inkubator Laboratorium
Fungsi inkubator adalah adalah alat laboratorium yang biasanya
digunakan di lab yang berfungsi untuk melakukan suatu proses inkubasi
dan perkembangbiakan suatu mikroba atau suatu mikroorganisme.
1. Kabinet
2. Pintu inkubator
3. Control panel
4. Thermostat
5. Shelves atau rak
6. Tombol ON/OFF
7. Tempered glass
8. Gasket pintu asbes
9. Thermometer
10. HEPA filter
11. Kontrol kelembapan gas
7. Autoklaf Laboratorium
Fungsi dari Autoklaf yaitu sebagai wadah sterilisasi, sterilisasi
berarti sebuah proses untuk mematikan atau membunuh mikroorganisme
yang ada pada alat dan bahan, sehingga nantinya bahan atau alat yang
disterilisasi menjadi steril atau bebas dari Mikroorganisme.
Bagian-bagian yang terdapat di autoklaf adalah sebagai berikut :
1. Tombol pengatur waktu (Timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. Pengatur tekanan
4. Klep pengaman
5. Tombol On-Off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air
1.10 Kesimpulan
1. Dapat mengetahui nama dari alat pemanas laboratorium.
2. Dapat mengetahui fungsi dari alat pemanas laboratorium.
3. Dapat mengetahui bagian-bagian dari alat pemanas laboratorium.
4. Dapat mengetahui cara perawatan alat pemanas laboratorium.
1.11 Catatan
Untuk menjaga waterbath pada kondisi yang baik tentu perlu melakukan
perawatan secara berkala. Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk
menjaga waterbath dalam kondisi baik, berikut uraian singkatnya:
Pastikan bath dalam keadaan selalu tertutup jika tidak digunakan.
Sebisa mungkin kosongkan bath jika tidak digunakan dalam waktu
yang cukup lama. Akan lebih baik jika dalam keadaan kering.
Gunakan selalu air suling atau aquades untuk mencegah korosi.
Jika waterbath dalam keadaan kotor atau terkena percikan sample,
segera bersihkan dengan lap basah agar tidak meninggalkan noda.
3. Oven Laboratorium
Cara perawatan Oven Laboratorium.
5. Mikrowave Laboratorium
Untuk dapat mendapatkan kinerja Mikrowave Laboratorium yang baik,
proses perawatan tentunya harus baik pula. Mikrowave yang selalu
dirawat sekaligus terjaga kebersihanya pasti dapat berfungsi optimal setiap
digunakan.
Berikut ini adalah cara merawat Mikrowave Laboratorium :
6. Inkubator Laboratorium
Perawatan yang rutin akan membuat alat laboratorium membuat tahan
lama masa pengunaannya. Seperti alat inkubator laboratorium, yang
berperan membantu proses inkubasi bakteri tentunya harus selalu dalam
kedaan bersih. Jika alat tersebut kotor, bakteri akan terkontaminasi dan
pertumbuhannya akan terhambat. Oleh karena itu, perawatan adalah hal
penting yang harus dilakukan. Berikut ini beberapa cara merawat
inkubator laboratorium, yaitu :
7. Autoklaf Laboratorium
Untuk menjaga Autoklaf tetap dalam keadaan yang utuh sebelum dan
setelah penggunaan maka beberapa cara yang bisa kita lakukan adalah:
Mengikuti standar operasional prosedur penggunaan Autoklaf.
Bahan atau alat yang akan disterilisasi dibungkus dengan baik.
Mencabut aliran listrik setelah Autoklaf digunakan.
Pengurasan air pada Autoklaf setelah digunakan.
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II