PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari
mikroorganisme, yaitu suatu kelompok organisme mikroskopik yang sangat
beragam, hidup sebagai sel tunggal, termasuk virus yang berukuran
mikroskopik meskipun bukan seluler. Mikroorganisme (mikroba, mikrobia,
jasad renik) adalah jasad hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil,
dimana tanpa bantuan alat perbesaran seperti mikroskop, sulit untuk dilihat
dan diamati.
Dalam meneliti mikroorganisme, diperlukan teknik khusus dalam
bekerja di laboratorium untuk meneliti mikroorganisme tersebut, baik sifat
maupun karakteristiknya, sehingga perlu adanya pengenalan dan cara
penggunaan alat-alat yang digunakan dalam penelitian/praktikum untuk
mempermudah penelitian. [1]
Sebelum melakukan praktikum, kita harus mengetahui tentang alat-
alat yang akan digunakan dalam penelitian agar mempermudah kita dalam
melakukan penelitian dan risiko kecelakaan di laboratorium dapat dicegah.
[2]
Walton (1998) menyebutkan bahwa praktikan harus mengenal dan
memahami cara kerja dan fungsi alat-alat yang ada di laboratorium saat
praktikum agar terhindar dari kecelakaan dan bahaya serta dapat
[3]
melaksanakan praktikum dengan sempurna. Menurut Imamkhasani
(2000), yang dimaksud dengan pengenalan alat yaitu meliputi macam-
macam alat, nama-nama alat, memahami bentuk, fungsi, dan cara kerja alat-
alat tersebut. [4]
Pada laboratorium mikrobiologi, ada beberapa alat yang umum
digunakan dan harus dikenali cara penggunaannya, antara lain autoklaf,
oven, Laminar Air Flow Cabinet, inkubator, waterbath, slide dry, hotplat
dan magnetic stirrer, vortex, neraca analitik, pipet mikro, pipet volume,
1
pipet tetes, pembakar Bunsen, cawan petri, tabung reaksi, tabung durhan,
Erlenmeyer, beaker, gelas ukur, corong glass, gelas objek dan gelas
penutup, kertas saring, spatula, ose, rak tabung, botol pencuci, dan sikat
tabung.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengenalan alat-alat laboratorium
mikrobiologi yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui nama dan fungsi alat
2. Mengetahui cara penggunaan alat
3. Meningkatkan ketelitian dalam praktikum
4. Meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan dalam laboratorium
5. Meminimalisir rusaknya alat laboratorium
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Autoklaf
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang berfungsi untuk
mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
(1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Suhu yang tinggi akan akan
membunuh mikroorganisme. Kita dapat menurunkan tekanan untuk
meningkatkan suhu pada autoklaf. [3]
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam
autoklaf mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau
banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat sehingga
terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua
objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga
dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume
yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu
sterilisasi. [3]
3
tekanan udara di lingkungan. Terakhir, buka klep pengaman dan
keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
Gambar 1. Autoklaf
2. Oven
Oven merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan udara panas
kering. Oven dipanaskan pada temperatur 160o C selama 2 jam. Oven juga
dapat digunakan untuk inkubasi, namun hanya untuk alat-alat kaca yang tahan
panas. Prinsip dari oven ini sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba
menggunakan udara panas kering.
Gambar 2. Oven
4
Menyaring udara dan menghembuskan udara bersih
Laminar Air Flow Cabinet biasa digunakan untuk preparasi bahan-
bahan mikrobiologi agar tidak terkontaminasi dengan udara luar, yang
dilengkapi dengan lampu UV yang dapat mematikan bakteri dalam ruangan
laminar.
5
Gambar 4. Inkubator
Shaking incubator
Gambar 5. Shaking Incubator
5. Waterbath
Waterbath berfungsi sebagai pemanas sekaligus penghomogenan suatu
larutan. Alat ini juga berfungsi menjaga kestabilan suatu bahan pada suhu
tertentu yang dapat menyebabkan kondisi suatu bahan lebih akomodatif.
Pada alat ini terdapat media air. Waterbaths juga digunakan untuk
keperluan inkubasi dan lain-lain, atau bahkan bisa menggantikan heating
block. Bedanya pada media berupa air untuk pemanasan.
Gambar 6. Waterbath
6. Slide dryer
Slide dryer berfungsi untuk pengeringan pembuatan preparat.
6
Gambar 7. Slide dryer
7
Gambar 9. Vortex
9. Neraca analitik
Neraca analitik berfungsi untuk menimbang bahan dengan ketelitian
yang tinggi dan berat yang kecil. Cara kerjanya adalah dengan meletakkan
bahan pada timbangan dan melihat angka yang tertera dalam layar. Angka
tersebut adalah berat bahan yang ditimbang.
8
Gambar 11. Mikropipet Gambar 12. Tip mikropipet
11. Pipet volume dan Rubber Bulb
Pipet Volume (Filler) adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat
dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet
yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing
saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk
mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika
ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E
(exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
9
Gambar 14. Pipet tetes
13. Pembakar Bunsen
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril
adalah pembakar bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara
karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut
terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau
yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian
api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan
bahan bakar gas atau methanol. Cara kerjanya adalah lampu Bunsen atau
pembakar spirtus dinyalakan, kemudian alat-alat yang disterilkan dipanaskan
di atas api.
10
Gambar 16. Cawan petri
15. Tabung reaksi
Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan dua atau
lebih larutan, tempat uji tes biokimia dan wadah pengembangan mikroba.
Cara kerjanya adalah tabung reaksi yang telah disterilkan diletakkan pad arak
tabung reaksi, kemudian masukkan bahan yang akan dilarutkan pada tabung
reaksi.
11
Gambar 18. Tabung durham
17. Gelas Erlenmeyer
Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan.
Labu Erlenmeyer ini juga dapat digunakan untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, kultivasi mikroba dalam
kultur cair, dll. Erlenmeyer tersedia dalam berbagai pilihan berdasarkan
volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml,
300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
12
Gambar 20. Gelas Beaker
19. Gelas ukur
Gelas ukur berguna untuk mengukur volume suatu cairan. gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur
volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus
cekung larutan.
13
Gambar 22. Corong glass
21. Gelas objek
Gelas objek adalah alat yang digunakan untuk menempatkan objek
yang akan dilihat/dianalisa dengan menggunakan mikroskop.
14
Spatula adalah alat untuk mengambil objek. Spatula yang sering
digunakan di laboratorium berbentuk sendok kecil, pipih, dan bertangkai.
Alat ini juga dapat digunakan untuk mengaduk dalam pembuatan larutan.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa setiap alat laboratorium memiliki fungsi masing-
masing dalam praktikum mikrobiologi. Alat-alat yang biasa digunakan dalam
bidang mikrobiologi antara lain autoklaf, oven, Laminar Air Flow Cabinet,
inkubator, waterbath, slide dry, hotplat dan magnetic stirrer, vortex, neraca
analitik, pipet mikro, pipet volume, pipet tetes, pembakar Bunsen, cawan petri,
tabung reaksi, tabung durhan, Erlenmeyer, beaker, gelas ukur, corong glass, gelas
objek dan gelas penutup, kertas saring, spatula, ose, rak tabung.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
2. Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of
Microorganisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
3. Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan
Kewarganegaraan.
4. Imamkhasani. 2000. “Biokimia Nutrisi dan Metabolisme”. Jakarta: UI Press.
17