Anda di halaman 1dari 2

2.

Perang global/perang modern

Ancaman lain dalam globalisasi adalah perang modern sebagai upaya pembelokkan jati diri
bangsa. Perang, yang merupakan strategi negara yang lebih besar untuk mempertahankan
hegonominya, bukan lagi hanya menjadi dominasi militer, tetapi juga melibatkan seluruh kekuatan
bangsa. Perang modern diartikan sebagai penguasaan sebuah negara (dalang) terhadap negara
(sasaran) melalui penetrasi dengan menciptakan dan memanfaatkan kerawanan negara sasaran
pada berbagai aspek kehidupan, dengan titik berat penggunaan cara-cara nonfisik inkonvensional
dan selanjutnya cara fisik dengan menggerakkan kekuatan militer invasi bila opini menguntungkan
negara dalang.

Substansi perang modern dapat dilihat dari upaya dan taktis yang dilakukan negara melalui
cara-cara nonfisik, yakni merebut hati, pikiran, dan kemauan rakyat negara sasaran, eksploitasi,
menciptakan sel-sel perlawanan di negara sasaran, perang urat syaraf, invasi militer. Jika pada tahap
awal negara sasaran telah kalah, tahap berikutnya tidak perlu lagi dilakukan.

Indikasi perang modern yang harus diwaspadai adalah sebagai berikut.

1) Perang dilaksanakan dengan cara nonmiliter yang berdampak pada adanya provokasi dan
opini negatif negara sasaran pada dunia internasional.
2) Targetnya adalah seluruh sendi kehidupan.
Ideologi
Mengedepankan individualistik yang bertentangan dengan Pancasila,
Politik
Rivalitas kepentingan partai politik, benturan antar elit, ketidakpuasan terhadap pimpinan,
Ekonomi
Rusaknya tatanan ekonomi akibat barang selundupan terutama produk pertanian yang
menghancurkan sandi ekonomi Indonesia yang agraris, provokasi buruh, intervensi bantuan.
Sosial budaya
Pers bebas, narkoba, banjir informasi, kemiskinan, pengangguran; yang hakekatnya
menghancurkan generasi muda,
Hankam
Adu domba untuk melemahkan militer, embargo alat militer, ancaman bom dan teroris.
3) Perubahan gaya hidup sebagai tujuan perang modern tampak dari melemahnya budaya
bangsa:
 Gaya hidup yang konsumtif,
 Kurang cinta terhadap produk bangsa sendiri,
 Gaya hidup malas dengan memenuhi kebutuhan secara instan dengan berubahnya nilai
sosial budaya melalui film, fashion, food, friction (F4), dan
 Gaya hidup mewah yang melenakan sehingga kurang waspada.
4) Sasaran kultur dan struktur kehidupan bangsa dialihkan pada kultur dan struktur negara
dalang;
 Melalui HAM, menjadi kebebasan tanpa batas dan norma,
 Kesadaran demokrasi yang luas sering disalahartikan,
 Isu lingkungan hidup dengan alasan Asia Tenggara sebagai paru-paru dunia dijadikan
alasan dalam pengawasan kelestariannya,
 Ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa dibuat tergantung pada bangsa dalang,
menjadi sasaran cuci otak sehingga menyuburkan indivualis dan materialis,
 Isu terorisme, sebagai negara yang warganya mayoritas Islam, negara dalang
mempunyai alasan untuk mengawasi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai