Anda di halaman 1dari 32

Bilirubin

dan
Ikterus
Tantri Analisawati Sudarsono, S.Si., M.Sc
Bilirubi
n
Definisi Bilirubin
Bilirubin adalah pigmen kekuningan yang dilepaskan ketika sel-sel
darah merah dipecah.
 Biasanya bilirubin diproses dan dikeluarkan oleh hati.
 Tingkat kelebihan bilirubin dalam darah disebut
hyperbilirubinemia.
 Dapat mengindikasikan kerusakan hati dan menyebabkan sakit
kuning (menguningnya kulit dan sklera mata), tinja berwarna
pucat, dan urin gelap.
Sumber Bilirubin
Pembentukan bilirubin pada dewasa + 250-350 mg/hari.

Terutama berasal dari:


1. Hemoglobin (1 gram Hb menghasilkan + 35 mg bilirubin).
2. Protein heme.
Macam dan Sifat Bilirubin
1. Bilirubin terkonjugasi (direct)
2. Bilirubin tak terkonjugasi (indirect)
Perbedaan Bilirubin
Bilirubin I Bilirubin II
- indirect - direct
- terikat albumin - terikat glukuronat
- non-polar - polar
- dibawa ke hepar - disekresikan dari hepar
- Hiperbilirubinemia; - Hiperbilirubinemia;
> retensi > regurgitasi
> bisa masuk ke SSP > tidak bisa ke SSP
> tidak ada dlm urine > bisa masuk ke urine
Nilai Rujukan Bilirubin
DEWASA
 Total : 0,1 ± 1,2 mg/dL
 Direct : 0,1 ± 0,3 mg/dL
 Indirect : 0,1 - 1,0 mg/dL
ANAK
 Total : 0,2 ± 0,8 mg/dL
 Indirect : sama dengan dewasa
BAYI BARU LAHIR
 Total : 1 ± 12 mg/dL
 Indirect : sama dengan dewasa
Kadar Bilirubin yang Tinggi
 Peradangan atau kelainan lainnya di hati, yang mengganggu proses
pembuangan ke dalam empedu. 
 Penyumbatan saluran empedu di luar hati oleh batu empedu atau
tumor. 
 Pemecahan sejumlah besar sel darah merah, seperti yang kadang
terjadi pada bayi baru lahir yang mengalami sakit kuning. 
Bilirubinemia
 Peningkatan kadar bilirubin darah yang melampaui 1 mg/dl.
 Jika kadar mencapai lebih dari 2 mg/dl, maka bilirubin berdifusi
(masuk) ke dalam jaringan.
 Bilirubin dalam jaringan akan berubah warna menjadi kuning,
disebut ikterus (jaundice).
Urobilinogen
 Sebagian besar urobilinogen tidak berwarna, tetapi akan
teroksidasi menjadi urobilin yang berwarna.
 Warna feses berubah menjadi lebih gelap bila terpajang oleh
udara, karena oksidasi sisa urobilinogen menjadi urobilin.
Tingkat Urobilinogen dalam Urin
 Kisaran Urobilinogen normal dalam urin adalah kurang <17 umol/L
(<1 mg/dL).
 Kisaran Urobilinogen ukur adalah 0 – 8 mg/dL.
 Nilai Urobilinogen abnormal dapat menampilkan meningkat serta
nilai-nilai rendah.
Metode Penetapan Kadar
Metode Harrison
BaCl2 bereaksi dengan sulfat dalam urin membentuk endapan
BaSO4 dan bilirubin menempel pada molekul ini.
FeCl3 mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang berwarna hijau.
Metode Rosin
Iodium akan mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang
berwarna hijau.
Metode Ehrlich (Urobilinogen)
Urobilinogen dengan para dimetil amino benzaldehid akan
membentuk kompleks berwarna merah anggur.
Metode Schlesinger (Urobilin)
Urobilin dengan reagen schesinger membentuk suatu kompleks
dengan memberikan fluoresensi hijau.
Ikterus
Definisi Ikterus
 Kata Ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis ‘jaune’ yang berarti kuning.
 Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya
(membrane mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin
yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah.

• Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum bilirubin >2mg/dL
(>17 μmol/L).
• pada neonatus baru tampak apabila serum bilirubin >5 mg/dL
(>86 μmol/L).
Ikterus pada bayi baru lahir merupakan suatu gejala fisiologis atau
dapat merupakan hal patologis.
Ikterus atau warna kuning pada bayi baru lahir dalam batas normal
pada hari ke 2-3 dan menghilang pada hari ke-10.
IKTERUS
IKTERUS

FISIOLOGIS
FISIOLOGIS PATOLOGIS
PATOLOGIS
Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang
merupakan gejala normal & sering dialami bayi baru lahir.

 Tanda dan Gejala Ikterus fisiologis diantaranya sebagai berikut :


• Timbul pada hari kedua dan ketiga.
• Kadar bilirubin indirect tidak melebihi 10 mg/dl % pada neonatus cukup
bulan dan 12,5 mg/dl % untuk neonatus lebih bulan.
• Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg/dl % perhari.
• Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
• Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologik.
Ikterus Patologis
Ikterus Patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan
kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia

 Tanda dan Gejala Ikterus fisiologis diantaranya sebagai berikut :


• Terjadi dalam 24 jam pertama.
• Kadar bilirubin melebihi 10 mg/dl % pada neonatus cukup bulan atau
melebihi 12,5 mg/dl % pada neonatus kurang bulan.
• Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg/dl % per hari
• Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama.
• Kadar bilirubin direct melebihi 1 mg/dl %.
• Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik.
Etiologi
1. Peningkatan produksi
• Hemolisis, misalnya pada inkompalibilitas yang terjadi bila terdapat
ketidaksesuaian golongan darah dan anak pada penggolongan rhesus dan ABO.
• Perdarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran.
• Kelainan kongenital.
2. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan misalnya
hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat tertentu.
3. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin
yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti infeksi,
toksoplasmasis, syphilis.
4. Peningkatan sirkulasi enterohepatik, misalnya pada ileus obstruktif.
Tipe Ikterus
1. Pre Hepatik
• Hemolisis
• UCB (unconjugated bilirubin) meningkat
2. Intrahepatik
• Gangguan transpor bilirubin
3. Post Hepatik
• Gangguan aliran empedu karena obstruksi pada duktus empedu
• Meningkatnya kadar bilirubin terkonjugasi dan alkalin fosfatase
 Prahepatik (Ikterus Hemolitik), Ikterus ini disebabkan karena produksi
bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel darah merah (ikterus
hemolitik).
 Pascahepatik (Obstruktif), Adanya obstruksi pada saluran empedu yang
mengakibatkan bilirubin konjungasi akan kembali lagi ke dalam sel hati
dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian masuk dalam ginjal
dan diekskresikan dalam urine, sebagian lagi tertimbun dalam tubuh
sehingga kulit dan sklera berwarna kuning kehijauan serta gatal.
 Hepatoseluler (Ikterus Hepatik), Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati,
apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu
proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat dalam aliran
darah.
Ciri yang Membedakan Ikterus
Ciri Klinis Hemolitik Hepatoseluler Obstruktif
Warna kulit Kuning pucat Jingga-kuning Kuning-hijau muda
muda sampai tua sampai tua
Warna kemih Normal Gelap Gelap
Warna feses Normal Pucat Seperti dempul
Pruritus Tidak ada Tidak menetap Menetap
Bilirubin 1 ↑ ↑ ↑
Bilirubin 2 Normal ↑ ↑
Bilirubin urin (-) ↑ ↑
Urobilinogen ↑ ↑ ↓
Penilaian Menurut Krammer

Penilaian ikterus dan derajat ikterus


dengan cara Krammer, yaitu dengan
membagi derajat ikterus bayi baru
lahir dalam 5 bagian yang dimulai
cara :
Hubungan Kadar Ikterus
dengan Bilirubin
Derajat Daerah Ikterus Perkiraan kadar bilirubin
Ikterus Aterm Preterm

1 Kepala sampai leher 5,4 -


2 Kepala, badan dan umbilicus 8,9 9,4
3 Kepala, badan, paha sampai lutut 11,8 11,4
4 Kepala, badan, ekstremitas sampai dengan 15,8 13,3
pergelangan tangan dan kaki
5 Kepala, badan semua ekstremitas sampai - 16
dengan ujung kaki
Diagnosa
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

Anamnesis
 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan, ibu DM, infeksi intranatal).
 Riwayat persalinan dengan tindakan/komplikasi.
 Riwayat ikterus/terapi sinar/transfusi tukar pada bayi.
 Riwayat inkompatibilitas darah.
 Riwayat keluarga yang menderita anemia, pembesaran hepar dan limpa.
Pemeriksaan Fisik

 Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir
atau beberapa hari kemudian.
 Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup.
 Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak
terlihat dengan penerangan yang kurang, terutama pada neonatus yang
kulitnya gelap.
 Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang
mendapatkan terapi sinar.
 Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan
warna kulit dan jaringan subkutan.
 Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam diagnosis
dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus
mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus
tersebut.
Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus


dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus. Terutama pada
bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi
terserang hiperbilirubinemia berat.
 Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat, lakukan terapi
sinar sesegera mungkin, jangan menunda terapi sinar dengan
menunggu hasil pemeriksaan kadar serum bilirubin.
 Transcutaneous bilirubin (TcB) dapat digunakan untuk
menentukan kadar serum bilirubin total, tanpa harus mengambil
sampel darah.
 Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total
<15mg/dL (<257 μmol/L), dan tidak ‘reliable’ pada kasus
ikterus yang sedang mendapat terapi sinar.
Bentuk Terapi
• Terapi Sinar (fototerapi)
• Terapi Transfusi
• Terapi Obat-obatan
• Menyusui Bayi dengan ASI
• Terapi Sinar Matahari

Anda mungkin juga menyukai