PADA
NEONATUS
OLEH
Nama : Lidia A. Atalaka
Nim : PO530324018200
Kelas : II A
DEFENISI
Hiperbilirubinemia adalah penyakit hemilitik pada bayi baru lahir,
penyakit ini merupakan penyebab tersering dari ikterus
neonatorum.
Ikterus fisiologi biasanya dimulai pada usia dua sampai tiga hari (3-5hari pada bayi yang
disusui). Ikterus dapat terlihat diwajah bayi ketika sadar dalam serum mencapai sekitar
5mg/dL.ikterus ini bisa terlihat pada abdomen tengan jika kadar bilirubin kurang lebih 15
mg/dL, dan di tumit kaki jika kadarnya sekitar 20mg/dL. pada hari kelima hingga ketujuh,
b. Ikterus patologis
Ikterus menjadi patologis jika kondisi ini dapat terlihat dalam 24 jam, ketika kadar
bilirubin meningkat sebanyak 5 mg/dL dalam 24 jam, ketika kadar bilirubin >15 mg/dL,
ketika peningkatan kadarnya berlangsung lebih dari 1 minggu pada bayi cukup bulan dan
lebih dari 2 minggu pada bayi prematur, atau ketika bayi menjadi letargi dan kemampuan
◦ Umur sel darah merah pada bayi baru lahir lebih pendek
dibandingkan sel darah merah orang dewasa.
Hari kedua-kelima
◦ Fisiologis
◦ Infeksi
◦ Hematoma
◦ Hipotiroidisme
◦ Hepatitis
kerusakan sel darah merah (SDM). Ketika SDM dihancurkan, hasil pemecahannya terlepas
kesirkulasi, tempat hemoglobin terpecah menjadi dua fraksi: heme dan globin. Bagian
globin (protein) digunakan lagi oleh tubuh, dan bagian heme diubah menjadi bilirubin tidak
terkonjugasi, suatu zat yang tidak larut yang terikat pada albumin. Dihati bilirubin dilepas
dari molekul albumin dan dengan adanya enzim glukuronil transferase, dikonjugasikan
dengan adanya asam glukoronat menghasilkan larutan dengan kelarutan tinggi, bilirubin
glukoronat terkonjugasi, yang kemudian diekskresi dalam empedu. Di usus, kerja bakteri
mereduksi bilirubin terkonjugasi menjadi urobilinogen, pigmen yang memberi warna khas
keseimbangan ini, bilirubin akan terakumulasi dalam jaringan dan mengakibatkan jaudis.
Lanjutan….
Rata-rata, bayi baru lahir memproduksi dua kali lebih banyak bilirubin
dibandingkan orang dewasa karena lebih tingginya kadar eritrosit yang beredar
dan lebih pendeknya lama hidup sel darah merah (SDM) (hanya 70 sampai 90
hari, dibandingkan 120 hari pada anak yang lebih tua dan orang dewasa). Selain
Ikterus dapat ada pada saat lahir atau dapat muncul pada setiap saat selama neonatus,
bergantung pada keadaan yang menyebabkannya. Ikterus biasanya mulai pada muka dan, ketika
kadar serum bertambah, turun ke abdomen dan kemudian kaki. Tekanan kulit dapat menampakkan
kemajuan anatomi ikterus (muka ~ 5 mg/dL, tengah abdomen ~ 15 mg/dL, telapak kaki ~ 20
mg/dL) tetapi tidak dapat dijadikan tumpuan untuk memperkirakan kadarnya di dalam darah.
Ikterus pada bagian tenga-abdomen, tanda-tanda dan gejala-gejalanya merupakan faktor risiko-
tinggi yang memberi kesan ikterus non-fisiologis, atau hemolisis yang harus dievaluasi lanjut.
Ikterometer atau ikterus transkutanmeter dapat digunakan untuk menskrining bayi, tetapi kadar
bilirubin serum diindikasikan pada penderita-penderita yang ikterusnya progresif, bergejala, atau
berisiko untuk mengalami hemolisi atau sepsis. Ikterus akibat pengendapan bilirubin indirek pada
kulit cenderung tampak kuning-terang atau oranye, ikterus pada tipe obstruksi (bilirubin direk) kulit
tampak berwarna kuning kehijauan atau keruh.Perbedaan ini biasanya hanya terlihat pada ikterus
berat.Bayi dapat menjadi lesu dan nafsu makan jelek.Tanda-tanda kernikterus jarang terjadi pada
Riwayat ikterus pada anak sebelumnya, riwayat keluarga anemi dan pembesaan hati dan limfa,
riwayat penggunaan obat selama ibu hamil, riwayat infesi maternal, riwayat trauma persalinan,
b. Pemeriksaan fisik
Harus difokuskan pada identifikasi dari salah satu penyebab ikterus patologis.Kondisi bayi harus
diperiksa pucat, petekie, ekstravasasi darah, memar kulit yang berlebihan, hepatosplenomegali,
kehilangan berat badan, dan bukti adanya dehidrasi. (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009)
Menurut Kramer, ikterus dimulai dari kepala, leher, dan seterusnya. Untuk penilaian ikterus,
Kramer membagi tubuh bayi baru lahir dalam 5 bagian yang dimulai dari kepala dan leher, dada
sampai pusat, pusat bagian bawah sampai tumit, tumit-pergelangan kaki dan bahu pergelangan
tangan dan kaki serta termasuk telapak kaki dan telapak tangan.
Lanjutan….
Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan
jari telunjuk di tempat yang tulangnya menonjol
seperti tulang hidung, tulang dada, lutut, dan lain-
lain. Kemudian penilaian kadar bilirubin dari tiap-
tiap nomor disesuaikan dengan angka rata-rata.
(Surasmi dkk., 2003)
Lanjutan….
c. Pemeriksaan penunjang
◦ Pengukuran bilirubin diindikasikan jika:
◦ Ikterus pada usia kurang dari 24 jam
◦ Ikterus tampaknya signifikan pada pemeriksaan klinis.
menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan warna karena pengaruh
sirkulasi darah. Untuk penilaian hiperbilirubin, Kremer membagi tubuh bayi baru lahir dalam 5
bagian yang dimulai dari kepala dan leher, dada sampai pusat, pusat bagian bawah
sampai tumit, tumit pergelangan kaki dan bahu pergelangan tangan dan kaki serta tangan
Di bawah ini dapat dilihat gambar pembagian derajat dan daerah ikterus :
Derajat I : kepala sampai leher
Derajat II : kepala, badan sampai umbilicus
Derajat III : kepala, badan, paha sampai dengan lutut
Derajat IV : kepala, badan, paha sampai dengan lutut
Derajat V : kepala, badan, semua ekstremitas sampai ujung jari
KOMPLIKASI
Komplikasi terberat ikterus pada bayi baru lahir
adalah Ensefalopati Bilirubin atau Kernikterus.
Kernikterus terjadi pada keadaan
hiperbilirunemia indirek yang sangat tinggi, cedera
sawar darah-otak, dan adanya molekul yang
berkompetisi dengan bilirubin untuk mengikat
albumin.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH