PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal
dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh seorang bidan
untuk menapis adanya resiko ini yaitu mlakukan pendeteksian dini adanya
komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Adapun komplikasi
ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa kehamilan muda meliputi pendarahan
pervagina, hipertnsi, gravidarum maupun nyeri perut bagian bawah.
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawall mungkin
adanya kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk
persalinan normal. Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada
penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga
kesakitan atau kematian dapat dicegah.
Pada saat ini, banyak sekali menemui kejadian atau kasus kehamilan pada
remaja putrid, bahkan kasus tersebut paling banyak dialami pada saat para remaja
putrid belum menikah alias hamil di luar nikah. Padahal, kehamilan di usia muda
memiliki resiko yang tinggi, tidak hanya merusak masa depan remaja yang
bersangkutan, tetapi juga sangat berbahaya untuk kesehatannya. Mengapa beresiko
untuk kesehatan? Dikarenakan perempuan yang belum dewasa, memiliki organ
reproduksi yang belum kuat untuk berhubungan intim dan melahirkan, sehingga gadis
dibawah umur memiliki resiko 4 kali lipat mengalami luka serius dan meninggal
akibat melahirkan.
Kehamilan usia dini memuat resiko yang tidak kalah brat. Pasalnya, emosional
ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul
akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional
ketika si ibu mengandung bayinya.
Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan sebagai
alat skrining antenatal berbasis keluarga untuk menemukan faktor resiko ibu hamil,
yang selanjutnya mempermudah pengenalan kondisi untuk mencegah terjadi
komplikasi obstertik pada saat persalinan. KSPR disusun dengan format kombinasi
antara checklist dari kondisi ibu hamil/faktor risiko dengan sistem skor. Kartu skor ini
1
dikembangkan sebagai suatu teknologi sederhana, mudah dapat diterima dan cepat
digunakan oleh tenaga non profesional.
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Deteksi Dini Pada Komplikasi Kehamilan.
2. Untuk Mengetahui Resiko Tinggi Pada Kehamilan.
3. Untuk Mengetahui Skor Poedji Rochjati.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis Abortus :
1. Abortus Imminens
Merupakan abortus yang mengancam, perdarahannya biasa
berlanjut beberapa hari atau dapat berulang. Dalam kondisi seperti ini
3
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. Beberapa
resiko untuk terjadinya prematuritas atau gangguan pertumbuhan
dalam rahim. Perdarahan yang sedikit pada hamil muda mungkin juga
disebabkan oleh hal-hala lain misalnya Placenta Sign yaitu
pendarahan dari pembuluh-pembuluh darah sekitar Placenta.
Dasar Diagnosis :
a. Anamnesis
Kram perut bagian bawah
Perdarahan sedikit dari jalan lahir
b. Pemeriksaan Dalam
Fluksus ada (sedikit)
Ostium uteri tertutup
Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Uterus lunak
c. Pemeriksaan Penunjang
Hasil USG Menunjukan :
Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin
Meragukan
Buah kehamilan tidak baik, janin mati
2. Abortus Insipiens
Abortus Insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil
ditemukan perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah
disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya
dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban
dapat diraba. Kadang-kadang perdarahan dapat menyebabkan
kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan
infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin biasanya
sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini
merupakan kontraindikasi.
Dasar Diagnosis :
a. Anamnesis
Disertai nyeri/kontraksi rahim
4
Perdarahan dari jalan lahir
b. Pemeriksaan Dalam
Perdarahan sedang hingga banyak
Ostium uteri terbuka
Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Buah kehamilan masih dalam rahim, belum terjadi ekspulsi
hasil konsepsi
Ketuban utuh
3. Abortus Incomplitus
Didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau
teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan
placenta). Perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak dan
membahayakan ibu. serviks terbuka karena masih ada benda di dalam
rahim yang di anggap sebagai benda asing. Oleh karena itu, Uterus
akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi
sehingga ibu merasakan nyeri namun tidak sehebat insipiens. Pada
beberapa kasus perdarahan tidak banyak dan biasa diberikan, serviks
akan menutup kembali. Bila perdarahan banyak akan terjadi syok.
Dasar Diagnosis :
a. Anamnesis
Kram perut bagian bawah
Perdarahan banyak dari jalan lahir
b. Periksa Dalam
Perdarahan sedang hingga banyak
Teraba sisa jaringan buah kehamilan
Ostium uteri terbuka
Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
4. Abortus Complitus
Hasil konsepsi lahir dengan lengkap pada keadaan ini
Curretage tidak perlu dilakukan. Perdarahan segera berkurang setelah
isi rahim dikeluarkan selambat-lambatnya dalam 10 hari Perdarahan
akan berhenti sama sekali, karena dalam masa ini luka rahim telah
5
sembuh dan epitelisasi telah selesai. Serviks dengan segera menutup
kembali. Kalau 10 hari setelah abortus masih ada perdarahan, abortus
incomplitus atau endometritis pasca abortus harus diperkirakan.
Dasar Diagnosis :
a. Anamnsis
nyeri perut bagian bawah sedikit/tidak ada
Perdarahan dari jalan lahir sedikit
b. Pemeriksaan Dalam
Perdarahan bercak
Teraba sisa jaringan buah kehamilan
Ostium uteri tertutup, bila ostium uteri terbuka teraba rongga
uterus kosong.
Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
5. Abortus Tertunda (Missed Abortion)
Apabila buah kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8
minggu atau lebih. Sekitar kematian janin kadang-kadang ada
perdarahan pervagina sedikit sehingga menimbulkan gambaran
abortus imminens. Selanjutnya rahim tidak membesar bahkan
mengecil karena absorpsi air ketuban dan maserasi janin. Abortus
spontan biasa berakhir selambat-lambatnya 6 minggu setelah janin
mati, kalau janin mati pada kehamilan yang masih muda sekali, janin
akan cepat dikeluarkan, namun sebaliknya jika kematian janin terjadi
pada kehamilan yang lebih lanjut, maka retensi janin akan
berlangsung lebih lama.
Dasar Diagnosis :
a. Anamnesis
Buah dada kecil
Tanpa nyeri
Perdarahan biasa ada/tidak
b. Pemeriksaan Fisik
Hilangnya tanda kehamilan
Tidak ada bunyi jantung
6
Berat badan menurun
Fundus uteri lebih kecil dari umur kehamilan
c. Pemeriksaan Penunjang
USG : tampak janin tidak utuh dan membentuk gambaran
kompleks
Laboratorium : Hb, Trombosit, Fibrinogen, waktu arahan,
waktu pembekuan, dan waktu promtombin.
6. Abortus Habitualis
Merupakan abortus spontan yang terjadi tiga kai berturut-turut
atau lebih . Etiologi abortus adalah Kelainan Genetic (Kromosom),
Kelainan Hormone (Imunologik) dan Kelaian Anatomis.
7. Abortus Febrialis
Merupakan abortus yang disertai rasa nyeri atau Febris.
Dasar Diagnosis :
a. Anamnesis : Panas, Perdarahan dan Jalan lahir berbau
b. Pemeriksaan Dalam
Ostium uteri umumnya terbuka dan teraba sisa jaringan
Rahim maupun adneksa nyeri pada perabaan
Fluksus berbau
b) Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim,
misalnya dalam tuba, ovarium, rongga perut, serviks, partsinterstisialis
tuba atau dalam tanduk rudimenter rahim.
Kehamilan ektopik dikatakan terganggu apabila berakhir dengan
abortus atau rupture tuba. Kejadian kehamilan ektopik terjadi di dalam
tuba. Kejadian kehamilan kehamilan tuba, 1 dari 150 persalian (Amerika),
angka ini cenderung meningkat.
1. Patofisiologi
Kehamilan Ektopik terutama terjadi akibat gangguan
transportasi ovum yang telah dibuahi dari tuba ke rongga rahim.
2. Dasar Diagnosis
a. Anamnesis
Terlambat Haid
7
Gejala subjektif kehamilan lainnya (mual, ousing, dan
sebagainya)
Nyeri perut, local atau menyeluruh biasanya sampai
pingsan atau nyeri bahu
Perdaraha pervagina
b. Pemeriksaan Fisik
Dapat ditemukan :
1) Tanda –tanda syok Hipovolemik
Hipotensi
Takikardi
Pucat, anemis, ekstermitas dingin.
2) Nyeri Abdomen
Perut tegang
Nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen
c. Pemeriksaan Ginekologis
Pemeriksaan dengan Speculum : ada Fluksus, sedikit (+)
Pemeriksaan Dalam
1) Nyeri goyang serviks
2) Corpus uteri sedikit membesar dan lunak, nyeri pada
perabaan
3) Kanan/kiri uterus : nyeri pada perabaan dan dapat
teraba masa tumor
4) Cavum Douglas bisa meonjol karena berisi darah,
nyeri tekan (+).
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Hb, Leukosit
Beta hCG
2) USG
Tidak ada kantung kehamilan dalam Cavum uteri
Adanya kantong kehamilan diluar cavum uteri
Adanya massa kompleks di ruang panggul.
3. Kuldensentis : untuk mengetahui adanya darah dalam Cavum
Douglas.
8
Diagnosis Laparoskopi.
c) Mola Hidatidosa
Mola Hidatidosa merupakan kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil
konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari
vili korialis disertai dengan degenerasi hidrofik. Uterus melunak dan
adanya janin, cavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian
buah anggur korialis yang seluruhnya atau sebagian berkembang tidak
wajar berbentuk gelembung-gelembung seperti anggur.
1. Klasifikasi
Molahidatidosa komplit
Molahidatidosa parsial
2. Faktor Predisposisi
Umur sangat muda dan tua
Gizi kurang, molahidatidosa banyak ditemukan pada mereka yang
kekurangan protein
Etnis, lebih banyak ditemukan pada mongoloid dari pada
kaukosoid
Genetika, wanita dengan balanced translocation mempunyai
resiko lebih tinggi
3. Dasar Diagnosis
Anamnesa :
a. Amenorea
b. Keluhan gestosis antara lain hiperemesis gravidarum
c. Perdarahan
4. Pemeriksaan Fisik
Uterus lebih besar dari usia kehamilan
5. Pemeriksaan Penunjang
Kadar Beta HCG lebih tinggi
USG : didapatkan gelembung mla yang vesikel (Vesicular
ultrasonic pattern)
6. Diagnosis Pasti
Klinis terlihat adanya gelembung mola yang keluar dari uterus.
Pemeriksaan patologi anatomi.
9
2. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi Kronik
Hipertensi yang menetap oleh sebab apapun yang sudah ditemukan pada umur
kehamilan kurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6
minggu pasca persalinan.
Dasar Diagnosis
a. Anamnesa
Nyeri kepala
Gangguan pengelihatan
b. Pemeriksaan Fisik
Tekanan Diastolik 90 mmHg
c. Pemeriksaan Penunjang
Protein Urine (+)
Superimposed Pre Eklampsi
Hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan dan diperberat oleh kehamilan.
a. Dasar Diagnosa
1) Anamnesa
Nyeri kepala
Gangguan pengelihatan
2) Pemeriksaan Fisik
Tekanan diastolic 90-110 mmHg
b. Pemeriksaan Penunjang
Protein Urine ˂ ++
10
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Perut membengkak
Nyeri di atas Mcburney
Pemeriksaan Penunjang
Leukositosis
c. Sistisis
Dasar Diagnosa
Anamnesa
Disuria
Sering berkemih
Nyeri perut
Pemeriksaan Fisik
Nyeri retro/suprapubik
d. Pielonefritis Akut
Dasar Diagnosa
Anamnesa
Disuria
Demam tinggi/menggigil
Sering berkemih
Nyeri perut.
11
Tanda-tanda Dini Bahaya/ Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Lanjut.
a. Perdarahan Pervagina
b. Sakit kepala yang hebat
c. Pengelihatan kabur
d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
e. Keluar cairan Pervagina
f. Sakit kepala yang hebat
g. Gerakan janin tidak terasa
h. Nyeri perut yang hebat.
1. Pengelihatan Kabur
a) Pengertian
Merupakan masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang
mengancam jiwa, adanya perubahan visual (Pengelihatan) yang mendadak,
misalnya pandangan kabur atau ada bayangan.
b) Penyebab
Karena pengaruh hormonal, ketajaman pengelihatan ibu dapat berubah
dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Perubahan pengelihatan
ini mungkin disertai dengan rasa sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu
tanda dari pre-eklampsia.
c) Tanda dan Gejala
a. Masalah visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam
adalah perubahan visual yang mendadak.
b. Perubahan visual ini mungkin disertai rasa sakit kepala yang hebat
dan mungkin menandakan preeklmapsia.
d) Diagnosa Penunjang
Pemeriksaan data
Periksa TD, protein urine, reflex, dan edema
e) Penanganan
Berikan konseling pada ibu mengenai tanda-tanda pre-eklampsia dan
segera merujukkan ke dokter spesialis kandungan.
12
2. Bengkak Pada Wajah dan Jari-jari Tangan
a. Pengertian
Edema merupakan penimbunan cairan secara umum dan berlebihan
dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat
badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Edema pretibial yang
ringan sering di temukan pada kehamilan biada sehingga tidak seberapa
penting untuk penentuan diagnosis preeclampsia. Selain itu kenaikan BB ½
setiap minggunya dalam kehamilan masih dianggap normal, tetapi bila
kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, maka perlu kewaspadaan terhadap
timbulnya preeclampsia.
b. Penyebab
Bengkak biasanya menunjukan adanya masalah serius jika muncul
pada muka dan tangan. Hal ini dapat disebabkan adanya pertanda anemia,
gagal jantung dan preeclampsia.
c. Tanda dan Gejala
Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk edema (bengkak) karena
dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan
oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen
dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb kandungan cairannya lebih
tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
d. Diagnosa Pembanding
Lakukan pemeriksaan Hb
e. Penanganannya
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang
setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi dari pada
kepala. Bengkak dapat menjadi masalah serius juka muncul pada wajah dan
tangan. Tidak hilang setelah beristirahat dan di sertai dengan keluhan fisik
lain. Hal ini dapat merupakan pertanda dari anemia gangguan fungsi ginjal,
gagal jantung ataupun pre-eklampsia. Jika hal itu terjadi berikanlah
konseling dan merujuknya ke dokter spesialis kandungan.
13
3. Keluar Cairan Pervagina
a. Pengertian
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada Trimester 3. Cairan
pervagina dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak,
air ketuban maupun leukhore yang patologis. Penyebab terbesar persalinan
premature adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Insiden ketuban pecah
dini 10% mendekati dari semua persalinan dan 4% pada kehamilan kurang
34 mg.
b. Penyebab
Penyebabnya yaitu serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan
(kehamilan ganda, hidramnion), kalainan bawaan dari selaput ketuban,
infeksi.
c. Tanda dan Gejala
Jika kelurnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna putih
keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban. Jika kehamilan belum cukup
bulan, hati-hati akan adanya persalinan prererm dan komplikasi infeksi
intrapartum.
d. Diagnosa Banding
1) Deteksi faktor resiko
2) Deteksi infeksi secara dini
e. Penanganan
Penanganan dalam mempertahankan kehamilan sampai matur, pemberian
kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK 24-32 minggu untuk
janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan melakukan induksi,
pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam waktu 6 jam sampai
24 jam bila tidak ada his spontan.
e. Penanganannya
Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
6. Pemeriksaan Kardiopulmonary/Resusitasi
a. Pengertian
Merupakan tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami
henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka
kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali.
b. Penyebab
CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan
jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, pada bayi tidak
cukup bulan. Beberapa keadaan pada ibi dapat menyebabkan aliran O2 ke
janin berkurang. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya sistm
kardiopulmonary pada bayi, atau terjadinya asfiksia pada bayi.
Penyebab Asfiksia pada Ibu :
16
a) Preeclampsia dan eklamsia
b) Perdarahan
c) Partus lama/macet
d) Demam selama persalinan
e) Infeksi berat
f) Kehamilan post matur.
17
3) Circulation (Peredaran darah)
Untuk memeriksa peredaran darah, raba denyut nadi dengan dua jari
selama 10 detik. Untuk bayi rabalah denyut brachial dibagian dalam
lengan. Untuk orang dewasa atau anak-anak, raba denyut carotid di
leher di rongga antar trachea (saluran udara) dengan otot besar leher.
Periksa tanda-tanda lain peredaran darah, misalnya kewajaran warna
kulitnya. Bila tak ada tanda-tanda peredaran darah, segera lakukan
CPR.
Penanganan pemeriksaan Kardiopulmonary pada BBL
1. Berikan kehangatan
2. Bersihkan jalan nafas
3. Keringkan
4. Nilai warna
18
b. Tekanan darah tinggi
Remaja perempuan yang sedang hamil memiliki resiko lebih tinggi terkena
tekanan darah tinggi dibandingkan dengan wanita hamil yang berusia 20-30
tahun. Kondisi tersebut disebut dengan pregnancy-induced hypertension.
c. Kelahiran premature
Sebuah usia kehamilan penuh berlangsung selama 40 minggu. Bayi yang lahir
sebelum 37 minggu dapat dikategorikan sebagai bayi premature. Jika ibu yang
hamil tidak mendapatkan perawatan yang cukup atau mengalami kondisi tersebut,
bisa memivu bayi lahir lebih awal (premature) yang memiliki resiko lebih tinggi
untuk mengalami masalah pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif, dan
masalah lainnya.
d. Berat lahir bayi rendah
Jika kelahiran terjadi secara premature atau tidak mendapatkan gizi yang
cukup selama hamil, ada kemungkinan bayi lahir memiliki berat badan yang
rendah. Biasanya memiliki BB sekitar 1.500-2.500 gram. Jika dibawah 1.500
gram maka tergolong BB sangat rendah.
e. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Untuk remaja yang berhubungan seks selama kehamilan, penyakit menular
seksual seperti klamidia dan HIV adalah perhatian utama. Hal inisangat penting
untuk di waspadai karena PMS ini dapat naik melalui serviks (mulut rahim) dan
menginfeksi rahim dan pertumbuhan bayi.
f. Depresi postpartum
Remaja yang hamil beresiko mengalami depresi postpartum, yaitu depresi
yang dimulai setelah melahirkan bayi. Remaja yang merasa down dan sedih, baik
saat hamil atau setelah melahirkan, harus berbicara secara terbuka dengan dokter
atau orang lain yang mereka percaya. Depresi dapat menganggu merawat bayi
baru lahir.
g. Merasa sendirian dan terkucilkan
Khusus untuk remaja yang berpikir tidak dapat memberitahuorang tuanya
bahwa sedang hamil, merasa takut, terisolasi, dan merasa sendiri dapat menjadi
masalah nyata. Kondisi ini akan mempengaruhi perkembangan jiwanya dan juga
janin yang ada di dalam kandungannya.
Hamil usia remaja beresiko 4 kali lipat meninggal saat melahirkan. Perempuan
yang belum cukup umur disarankan jangan menikah dulu karena organ-organ
19
reproduksinya belum kuat untuk berhubungan intim atau melahirkan. Remaja hamil
beresiko 4 kali lipat mengalami luka serius dan meninggal saat melahirkan. Negara-
negara di Asia Pasifik bisa dikatakan gagal menangani masalah remaja dan anak muda.
Meski mengalami pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan, namun saat berbicara tentang kesehatan dan hak seksual dan reproduksi,
remaja dan anak muda masih kurang mendapatkan informasi dan tidak terlayani.
20
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain :
a) Resiko bagi Ibunya :
Mengalami pendarahan
Kemungkinan keguguran/abortus
Persalinan yang lama dan sulit
b) Dari bayinya :
Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan
Berat badan lahir rendah (BBLR)
Cacat bawaan
Kematian bayi
Terdapat 20 faktor yang dibagi 3 kelompok faktor resiko pada penilaian KSPR.
1. Kelompok Faktor Resiko I (Ada Potensi Gawat Obstertrik)
a. Primi Muda: terlalu muda, hamil pertama usia 16 tahun atau kurang
b. Primi Tua : terlalu tua, hamil usia ≥ 35 tahun
c. Primi Tua Sekunder : jarak anak terkecil 10 tahun.
d. Anak Terkecil ˂ 2 tahun: terlalu cepat memiliki anak lagi
e. Grande Multi : terlalu banyak memiliki anak, anak ≥ 4
f. Umur Ibu ≥ 35 tahun : terlalu tua
g. Tinggi badan ≤ 145 cm : terlalu pendek, belum pernah melahirkan normal
dengan bayi cukup bulan dan hidup, curiga panggul sempit.
h. Pernah gagal kehamilan
i. Persalinan yang lalu dengan tindakan
j. Bekas operasi sesar
2. Kelompok Faktor Resiko II
a. Penyakit ibu : anemia, malaria. TBC paru, Payah jantung dan penyakit lain
b. Preeclampsia ringan
c. Hamil kembar
d. Hidramnion : air ketuban terlalu banyak
e. IUFD (Intra Uterine Fetal Death) : bayi mati dalam kandungan
f. Hamil Serotinus : hamil lebih bulan (≥ 42 minggu belum melahirkan)
g. Letak sungsang
h. Letak lentang.
3. Kelompok Faktor Resiko III
a. Perdarahan Anterpartum : dapat berupa solusi plasenta, plasenta previa,
atau vasa previa
b. Preeclampsia berat/eklampsia
22
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kematian masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah
kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi lagi menyebabkan kematian ibu yang
tinggi. Tragedi yang mencemaskan dalam proses reproduksi salah satunya kematian
yang terjadi pada ibu. Keberadaan seorang ibu adalah tonggak untuk keluarga
sejahtera. Untuk itu Indonesia punya target pencapaian kesehatan melalui Millennium
Development Goals (MDGs) adalah hasil kesepakatan negara-negara yang bertujuan
mencapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat yang berisi 8 tujuan.
MDGs ke-5 bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dengan menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990 dan 2015
(Depkes,2013)
B. Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca untuk membaca materi lain yang
berkenaan atau menyangkut materi ini. Karena, penulis hanya menyajikan materi
yang sesuai dengan ilmu yang dibaca dan didapat oleh penulis. pembaca dapat
memberikan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press
Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika
T.D, Niwang Ayu. 2016. Patologi dan Patofisiologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
25