2. Kolestasis
3. Sirosis
4. Tumor
Mekanisme- INFLAMASI dan/atau NEKROSIS
Pasca nekrotik:
- cedera toksik
SIROSIS
Disfungsi sistem hepatobilier dihubungkan dengan
usia
• Infeksi CMV
• Atresia bilier
• Fibrosis hepar kongenital
• Kista hepar
• Neonatal
hiperbilirubinemia
• Neonatal hepatitis
• Atresia biliaris
• Hepatitis B
• Hepatitis Virus
• Hepatitis obat
• Sepsis
• Hepatitis Virus
• Hepatitis obat
• Sirosis hepatis
Hipertensi Portal
Perdarahan varises
Asites Hepatomegali
Ensefalopati Jaundice / ikterus
Pruritus
Abnormalitas Endokrin Spider Angiomas
Palmar erytema
Disfungsi renal Xantoma
Disfungsi pulmonal
Ikterus / jaundice
Ikterus neonatorum
Keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh ikterus
pada sklera dan kulit akibat akumulasi kadar bilirubin
Hiperbilirubinemia non fisiologis (patologis)
Bila kadar bilirubin serum terhadap usia neonatus di atas 95 presentil
menurut Normogram Bhutani.
Bilirubin :
@ bilirubin indirek = bilirubin unconjugated → larut dalam lemak
@ bilirubin direk = bilirubin conjugated → larut dalam air
Ikterus / jaundice
Normogram Bhutani (di kutip dari Rennie J.M and Roberton NRC. Neonatal Jaundice In : A
Manual of Neonatal Intensive Care 4th Ed, Arnold, 2002 : 414-432
Metabolisme bilirubin
5 fase metabolisme bilirubin
1. Fase pembentukan bilirubin
2. Fase transport plasma
3. Fase liver up take
4. Fase konjugasi
5. Fase ekskresi bilier
Fase pra-hepatik
* Hemolisis
→ Heme
- 80% berasal dari pemecahan eritrosit matang
- 20% berasal dari heme di sumsum tulang &
hati
Hemolisis penyebab utama : bilirubin indirek
* Transport plasma : bilirubin indirek berikatan dgn
albumin → tidak ada dalam urin
Metabolisme bilirubin
Fase intra-hepatik
* Liver up take : proses pengambilan bilirubin indirek
oleh hati
Biliverdin reductase
Bilirubin
Metabolisme
Bilirubin normal
Metabolisme
Bilirubin normal
Metabolisme bilirubin
* Pembentukan bilirubin
* Defek pengambilan bilirubin oleh sel hati (liver up take)
* Defek konjugasi
* Gangguan ekskresi bilirubin
* Campuran ( produksi dan ekskresi )
Metabolisme bilirubin
Pembentukan bilirubin
bilirubin I / indirek /
Defek pengambilan
unconjugated
Defek konjugasi
Bilirubin II / direk
Ekskresi bilirubin kolestasis
/ conjugated
Tanda dini
Urin
Warna urin yang gelap → akibat ekskresi bilirubin lewat ginjal dalam bentuk bilirubin glukuronid
Sklera
Jaringan sklera kaya dengan elastin → afinitas yang tinggi terhadap bilirubin → ikterus pada sklera
biasanya merupakan tanda yang lebih sensitif untuk menunjukkan hiperbilirubinemia daripada ikterus
yang menyeluruh.
Ikterus
Produksi bilirubin
Proses konjugasi Masalah
Unconjugated bilirubin
Conjugated bilirubin N
• Breast milk jaundice • Asidosis
• Hipotiroidisme • Hipoksia
Etiologi kelainan dengan ikterik berdasarkan kadar
bilirubin I dan bilirubin II
Unconjugated bilirubin
Conjugated bilirubin
• Crigler-Najjar
• Penyakit GILBERT
• Neonatal jaundice (fisiologi)
• Disfungsi sel hepar
Unconjugated bilirubin N
Conjugated bilirubin
Sindroma Dubin Johnson
Pemeriksaan Penunjang- Uji Biokimia
Bilirubin Bilirubin
Indirek Direk
Peningkatan produksi bilirubin N/
Gangguan uptake N
Gangguan konjugasi
Gangguan sekresi ekstra sel N
Obstruksi bilier N /
Manifestasi Klinis- Jaundice
Fungsi karotenoid
- antioksidan
- mempengaruhi regulasi pertumbuhan sel
- memodulasi ekspresi gen
- respons kekebalan tubuh
Patomekanisme kolestasis
1. Gangguan transport
+ +
Na , K , ATP-ase, bile acid co-transporting proteinpada
membran sel hepatosit → ambilan as. empedu .
(Endotoksin)
Kolestasis intrahepatik
= kolestasis hepatoselular, sindroma hepatitis neonatal
Sindroma klinik akibat terhambatnya sekresi dan atau
aliran empedu yang terjadi di dalam hati.
D. Hepatitis
1. Infeksi
- TORCH
- Virus Hepatitis B
- Coxsachie
- ECHO
- Sifilis
2. Toksik
- Total parenteral nutrisi
- Sepsis
Kolestasis intrahepatik
E. Gangguan genetik / kromosom
- Trisomi
F. Lain-lain
- Histiosis x
- Obstruksi intestinal
- Lupus neonatal
Kolestasis ekstrahepatik
Kolestasis ekstrahepatik
Merupakan kelainan nekroinflamatori → kerusakan
dan akhirnya terjadi pembuntuan saluran empedu ekstra-
hepatik diikuti kerusakan saluran empedu intrahepatik.
Kolestasis ekstrahepatik
A. Atresia biliaris ekstrahepatik
B. Hipoplasia biliaris / stenosis
C. Anomali “choledochopancreotico ductal junction”
D. “Inpisated bile syndrome / Mucous plug”
E. Batu / neoplasma
Kolestasis ekstrahepatik
Gejala
- Umumnya saat lahir bayi terkesan sehat
- Berat badan lahir, aktifitas dan minum normal.
- Ikterus baru terlihat setelah berumur > 1 minggu.
- 10 - 20% penderita disertai kelainan kongenital
(asplenia, malrotasi dan gangguan kardiovaskuler).
Deteksi dini kemungkinan atresia bilier
Sangat penting
Koletasis Koletasis
Extrahepatik Intrahepatik
Bilirubin total (mg / dl) 10,2 4,5 12,1 9,6
Tatalaksana
Prinsip :
- Memperbaiki saluran empedu ke usus
- Melindungi hati dari zat / bahan toksik
- Terapi nutrisi dan vitamin
- Terapi kausal
Inflamasi sel hati yang digambarkan dengan peningkatan
enzim aminotransferase
Disebabkan oleh berbagai virus hepatitis dari A sampai G
Dibahas A,B, dan C
Dijumpai diseluruh dunia
Endemis, epidemis ataupun sporadis
Asimtomatis, subklinis dan anikterik sumber penularan ke orang lain
Simtomatis : usia 5-14 thn
Sanitasi lingkungan dan hiegiene perorangan yang buruk
Fekal oral
Virus RNA yang tahan asam, panas, ether
Bersifat sitopatik
Tidak ada karier atau viremia yang menetap
Tahan asam---lambung----usus halus, replikasi di hati---kanalikulus biliaris----usus
bersama empedu
Fekal oral
Bertahan di tinja lama
Simtomatik dan asimtomatik; ikterik dan an ikterik
Lebih ringan dari dewasa
Simtomatis: lesu, lelah, anoreksia, nausea, muntah, tidak nyaman di
daerah kanan atas abdomen, demam, merasa dingin, sakit kepala, spt
gejala flu
Urin gelap, tinja pucat, dan aminotransferase meningkat
Hepatomegali ringan dan nyeri tekan serta splenomegali
Pruritus
Aminotransferase meningkat dan mencapai puncaknya dlm 1 minggu sesudah gejala
klinis
Bilirubin serum meningkat, mencapai puncak hari ke 1-8 sesudah aminotransferase naik
Penyembuhan selama 6 bulan
Masa inkubasi: 2-3 minggu sebelum, 8-9 hari sesudah ikterus
Bilirubin total. Direk
SGPT/SGOT
Alkali fosfatase
Partikel virus A (HAV-RNA)
IgM anti HAV bertahan sampai 3-6 bulan setelah gejala atau IgG anti HAV
Hepatitis fulminan
Hepatitis tipe kholestatik
Tidak ada terapi khusus
Simptomatis dan suportif
Tirah baring : stadium akut, peningkatan bilirubin dan protombin time > 3 detik
Pembatasan aktivitas bila serum aminotrasferase > 3 kali lipat
Rawat inap : anoreksia, muntah hebat, dan dehidrasi, penurunan kesadaran,
aminotransferase > 10 kali
Penyakit endemis di dunia, trtma asia tenggara
Penyebab HBV adalah virus DNA (partikel dane), bersifat hepatotropik
Transmisi melaui parenteral, vertikal, dan horizontal
Bila HbsAg dan HBeAg ibu positif, risiko transmisi vertikal 70-90%
Bila anti Hbe ibu positif---hepatitis fulminan
Masa inkubasi 28-180 hari rata rata 80 hari
Gejala sama dengan hepatitis virus A
Terdapat gejala ekstrahepatik
Tidak menimbulkan gejala
Anoreksia atau lesu
Sirosis
Hipertensi portal
Karsinoma heposeluler (faktor resiko adalah serokonversi HBeAg lebih awal
dan adanya sirosis)
HBsAg positif, beberapa minggu-bulan setelah terpapar
Terbentuknya anti Hbs : window period
IgM anti HBc : terbentuk di window period
IgG anti HBc menetap
HBeAg: petanda yang sangat infeksius
HBV DNA
Hepatis B kronis : HBsAg menetap selama 6 bulan
Istirahat yang cukup
Lamivudin 100 mg/hari__hepatitis fulminan akibat eksaserbasi akut HBV
Anak dengan HBV diberi antiretroviral bila ALT 2 kali batas normal selama 6 bulan,
HBeAg dan HBV Dna positif
Interferon 5-10 MU/m2, subkutan 3 kali seminggu) selama 4-6 bulan
Lamivudin : 1 tahun atau 6 bulan bila telah terjadi konversi HB3Ag menjadi anti HBe
Merupakan virus RNA, rantai tunggal, berselubung, sitopatik, merusak sel hati
melalui mekanisme imunologis
Terinfeksi melalui transfusi darah (vertikal)
Masa inkubasi 2minggu – 6 bulan
Asimptomatis dan ringan
Malaise, anoreksia dan ikterus ringan
IgG anti HCV
HCV RNA
Interferon alfa 26 (3 MIU/m2, subkutan 3 kali
seminggu) dan ribavirin (15 mg/kgBB, oral dalam 2
dosis)
Kelainan yang paling sering kolestasis pada minggu pertama
Obstruksi pada aliran empedu
Hilangnya sebagian atau seluruh duktus biliaris ektrahepatik
Inflamasi progresif dan obliterasi fibrotik saluran bilier
Etiologi belum diketahui
Atresia duktus bilier komunis
Obliterasi duktus hepatikus komunis
Semua sistem duktus bilier ekstrahepatik mengalami
obliterasi sampai hilus
Gambaran klinis :
Bayi perempuan
Sehat
Berat badan normal
Tumbuh baik
Bayi sedikit ikterik
Warna tinja pucat atau dempul
Tinja 3 hari berturut-turut
Protombin time memanjang
Serum aminotransferase meningkat sedikit
Gamma glutamil tanspeptidase dan alkali fosfatse meningkat tajam
USG : adanya obstruksi saluran bilier
Biopsi hati : obstruksi duktus biliaris komunis, fibrosis portal
Sintigrafi : Tc Disida
Kolangiografi
Medikamentosa
Kolestiramin 1 gr/kgBB/hari dibagi 6 dosis
Asam ursodioksikholat 6-10 mg/kgBB dibagi 3 dosis
Nutrisi
Makanan yang mengandung medium chain trigliserida
Vitamin A,D,E,K
Bedah operasi Kasai
ISK
Sinroma alagile
Toxoplasmosis, cytomegali virus, rubella, herpes
Hepatitis neonatal idiopatik
Penyebab ISK adalah E.coli, Stapylococus epidermis, enterobacter aerogenes
Dominasi laki-laki
Gejala spesifik tidak ada
Bakteri akan menghasilkan endotoksin maupun eksotoksin yang akan merangkan
sintesis sitokin---sitokin intrahepatik meningkat kolestasis
Asam empedu dan bilirubin transportnya terganggu karena adanya gangguan
transporter
Kelainan autosomal dominan
Kelainan perkembangan hati, jantung, muka mata dan ginjal serta tulang
belakang
Duktus biliaris yang jumlahnya sedikitkolestasis
Mutasi gen Jagged 1 pada kromosom 20p12
Prevalensi 1:10.000
Kolestasis kronis ikterus, pruritus, hiperkolesterolemia dan xantoma
Wajah khas : mata menjorok ke dalam, dagu lancip dan kecil, dahi lebar
Defek lengkung vertebrata
Stenosis pulmonal perifer
Abnormalitas mata