Anda di halaman 1dari 68

HIPERBILIRUBINEMIA

PADA NEONATUS

dr. Agnes Yunie Purwita Sari, Sp.A (K)

SUB NEONATOLOGI
ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
- UKK NEONATOLOGI IDAI

JAKARTA 2022
DEFINISI

• Hiperbilirubinemia neonatal merupakan peningkatan kadar


bilirubin serum pada neonatus.

• Jenis paling umum adalah hiperbilirubinemia tidak


terkonyugasi yang berupa ikterus yang nyata pada minggu
pertama kehidupan.

• Meskipun 60% bayi akan mengalami ikterus, dan bahwa


sebagian besar ikterus bersifat jinak, tetapi hiperbilirubinemia
yang parah dapat menyebabkan kerusakan otak permanen yang
serius.

• Tujuan dari modul ini adalah untuk mengajarkan kepada dokter


/ nakes mengenai bagaimana mengidentifikasi, menilai dan
menatalaksana neonatus dengan hiperbilirubinemia.
IKTERUS KLINIS

• 60% dari neonatus


• Ikterus yang nyata: Bilirubin serum > 5 mg/ dl
IKTERUS NEONATORUM:
MENGAPA KITA
KHAWATIR
 bilirubin  bilirubin ensepalopati
Kernikterus
Tahap 1: letargi, hipotonia, refleks hisap buruk
Tahap 2: demam, hipertonia, opistotonus
Tahap 3: kondisi terlihat membaik
Sekuela: Kehilangan pendengaran
sensorineural
Serebral palsi koreoatetoid
Abnormalitas daya pandang
NEUROPATOLOGI KERNIKTERUS
Pewarnaan kuning dan nekrosis neuronal
 ganglia basal :
globus pallidus
nukleus subtalamik
 nukleus syaraf kranial:
 Vestibulokoklear
 Okulomotorik
 Fasialis
 nukleus serebral
 1970an - KERNIKTERUS TELAH DIELIMINASI

 1990an - 125 KASUS KERNIKTERUS di Amerika Serikat

 2000an - ? Kasus kernikterus di Indonesia

Sebuah tragedi yang dapat


dicegah

6
IKTERUS NEONATORUM

 Mekanisme

☺ Fisiologis vs  Patologis
 Ikterus Non- fisiologis:
diagnosis differensial
 Penatalaksanaan
METABOLISME BILIRUBIN

HEME + Globin
CO

BILIVERDIN
HATI
UCB
BILIRUBIN
Alb

Bilirubin bebas
Bilirubin terkonyugasi Tidak terkonyugasi
BILIRUBIN
Tidak terkonyugasi
 Bilirubin tidak TERKONYUGASI
terkonyugasi  Bilirubin terkonyugasi

 Tidak larut dalam air  Dapat larut dalam air

 Berikatan dengan  Tidak larut dalam lemak


albumin untuk transport  Tidak toksik untuk otak
 Komponen bebas larut
dalam lemak
 Komponen bebas bersifat
TOKSIK untuk otak
KERACUNAN BILIRUBIN
Kadar bilirubin terkonyugasi
> 20 mg/ dL? >25 mg/ dl? > 30 mg/
dL?

 Usia kehamilan
 Hemolisis

 Morbiditas lain: asfiksia, hipoglikemia,


asidosis, sepsis
 Obat-obat yang mengusir bilirubin dari
ikatannya dengan albumin
MENGAPA BAYI MENGALAMI IKTERUS
PADA MINGGU PERTAMA KEHIDUPAN?

 Meningkatnya produksi bilirubin


 Turnover sel darah merah yang lebih tinggi
 Umur sel darah merah lebih singkat
 Penurunan ekskresi bilirubin

 Penurunan uptake dalam hati


 Penurunan konyugasi di dalam hati
 Peningkatan sirkulasi enterohepatik
bilirubin
Ekskresi bilirubin membaik setelah 1
minggu
IKTERUS FISIOLOGIS
IKTERUS FISIOLOGIS
 Perhatikan riwayat penyakit ikterus fisiologis pada
neonatus cukup bulan-
 onset setelah 24 jam
 Memuncak pada 3 sampai 5 hari
 Menurun setelah 7 hari.
 Bayi cukup bulan rata-rata memiliki kadar bilirubin
serum tertinggi 5 sampai 6 mg/ dl.
 Ikterus fisiologis berlebihan – ketika bilirubin serum
puncak adalah 7 sampai 15 mg/ dl pada bayi cukup
bulan.
 Selalu pertimbangkan usia bayi dan kadar bilirubin
KADAR BILIRUBIN TERTENTU BERDASARKAN
WAKTU

 Kadar bilirubin sebesar 10 mg/ dl pada


usia 72 jam pada bayi cukup bulan
mungkin merupakan kadar fisiologis
 Kadar bilirubin 10 mg/ dl pada usia 10
jam BUKAN kadar fisiologis dan
memerlukan perhatian segera (lihat
riwayat penyakit dari ikterus fisiologis)
KADAR BILIRUBIN SERUM PADA BAYI CUKUP BULAN DAN
PREMATUR
IKTERUS PADA BAYI
PREMATUR

Awitan lebih dini


Puncak lebih lambat
Kadar puncak lebih tinggi
Memerlukan lebih banyak waktu
untuk menghilang – sampai
dengan 2 minggu
Kadar seperti apa yang dianggap
fisiologis?
HIPERBILIRUBINEMIA
FISIOLOGIS VS NON-FISIOLOGIS
IKTERUS NON FISIOLOGIS

 Awitan sebelum usia 24 jam


 Tingkat kenaikan > 0,5 mg/ dl/ jam

 Tingkat Cutoff

> 15 mg/ dl pada bayi cukup bulan?


> ? mg/ dl pada bayi prematur?
 Ikterus bertahan
> 8 hari pada bayi cukup bulan
> 14 hari pada bayi prematur
 Tanda-tanda penyakit lain
HIPERBILIRUBINEMIA – PENYEBAB
PRODUKSI BERLEBIHAN (HEMOLISIS)

 Hematoma ekstravaskuler, memar


 Ketidaksesuaian golongan darah feto-
maternal
Ibu Rh- / bayi Rh+
Ibu golongan darah O/bayi A atau B
 Kelainan sel darah merah intrinsik
Defisiensi G-6-PD
Sperositosis herediter
 Polisitemia
HIPERBILIRUBINEMIA AKIBAT
KEKURANGAN SEKRESI
(UNDERSECRETION)

Prematuritas
Hipotiroidisme
Bayi dari ibu penderita diabetes
Defisiensi enzim G6PD
Kelainan metabolisme lain
HIPERBILIRUBINEMIA AKIBAT
DISEKRESI TETAPI DIABSORBSI KEMBALI
DARI LAMBUNG

 SIRKULASI ENTEROHEPATIK
 Penurunan asupan enteral
 Stenosis pilorik

 Atresia/stenosis usus

 Ileus mekonium

 Mekonium plug

 Penyakit Hirschsprung
GANGGUAN OBSTRUKTIF -
DIRECT HYPERBILIRUBINEMIA

 Kolestasis
 Atresia biliaris
 Kista koledokus

# Bilirubin terkonyugasi > 2 mg/


dL
# Waktu timbul
# Warna faeses
# Warna urin
HIPERBILIRUBINEMIA DAPAT DISEBABKAN
OLEH :

 Sepsis bakterial
 Infeksi intra uterus: TORCH

 Asfiksia
HIPERBILIRUBINEMIA- DIAGNOSIS

 Riwayat

 Pemeriksaan fisik:
 Usia kehamilan
 Aktivitas/pemberian minum
 Kadar ikterus
 pucat
 hepatosplenomegali
 memar, hematoma sefal
IKTERUS YANG BERKEMBANG
SECARA CEPAT PADA HARI KE-1

Kemungkinan besar
 Rhesus, ABO, atau penyakit hemolitik
lain
 Sperositosis

Kemungkinan yang lebih kecil


 Infeksi kongenital
 Defisiensi G-6-P-D
IKTERUS YANG BERKEMBANG SECARA CEPAT
SETELAH USIA 48 JAM

Kemungkinan besar
 Infeksi
 Defisiensi
G-6-P-D
Kemungkinan lebih kecil

 Rh, ABO, sperositosis


DEFISIENSI G6PD

 Kelainan terkait kromosom (tingkat carrier 2- 6% di


Indonesia)
 Enzim melindungi sel darah merah dari kerusakan
oksidatif
 >150 mutasi
 Awitan ikterus biasanya pada hari ke-2 dan 3,
memuncak di hari ke-4 dan 5
 Hiperbilirubinemia mungkin tidak proporsional
terhadap anemia
 Mikrosperosit/bite cells/gambaran darah normal
 Untuk diagnosis- pemeriksaan enzim bayi dan ibu
 Uji negatif palsu dengan retikulositosis
 Analisis DNA
IKTERUS NEONATORUM – KASUS
( REF. MACDONALD MG. PEDIATRICS 1995)

Bayi laki-laki, berat lahir 3,47 kg


Persalinan normal, usia kehamilan 39 minggu
Diperbolehkan pulang pada usia 24 jam
Ikterus dan letargi ditemui pada usia 5 hari
LAB: Bilirubin serum total 37mg/ dL
Apusan darah tepi normal , hitung retikulosit
3,6%
Ibu O+, Bayi O +, uji Coomb negatif
Kejang, apnea, opistotonus selama Tx Tukar
Usia 13 bulan: kehilangan pendengaran yang jelas
dan hipotonia
HIPERBILIRUBINEMIA-
DIAGNOSIS

 Uji Laboratorium
– Kadar bilirubin: total dan terkonyugasi
– Golongan darah ibu dan tipe Rh-nya
– Golongan darah bayi dan tipeRh-nya
– Uji Coomb terkonyugasi pada bayi
– Hemoglobin
– Sediaan hapus darah
– Hitung retikulosit
PENATALAKSANAAN
HIPERBILIRUBINEMIA PADA
NEONATUS

 HIDRASI– PEMBERIAN MINUM


 FOTOTERAPI

 TRANSFUSI TUKAR

 Fenobarbital
 Tin protoporphyrin
AMERICAN ACADEMY OF PEDIATRICS
SUBCOMMITTEE ON
HYPERBILIRUBINEMIA

Panduan Praktis Klinik


Penatalaksanaan Hiperbilirubinemia
pada Neonatus
Usia Kehamilan 35 Minggu atau Lebih

Pediatrics Juli 2004


PENATALAKSANAAN HIPERBILIRUBINEMIA
PADA NEONATUS
USIA KEHAMILAN 35 MINGGU ATAU LEBIH

 Mempromosikan dan mendukung


keberhasilan pemberian ASI yang berhasil
 Melakukan suatu penilaian sistematik
sebelum bayi pulang untuk menilai risiko
hiperbilirubinemia yang berat
 Melakukan tindak lanjut dini terfokus
berdasarkan risiko
 Ketika diindikasikan, beri terapi pada
neonatus dengan fototerapi atau transfusi
tukar untuk mencegah perkembangan ikterus
yang berat dan mungkin, kernikterus.
PEMBERIAN MINUM UNTUK MENCEGAH
DAN MENGOBATI IKTERUS NEONATORUM

 Ibuharus menyusui bayinya setidaknya 8


sampai 12 kali setiap hari untuk beberapa
hari pertama

 asupan kalori/dehidrasi ➔  Ikterus

 Suplementasi dengan air atau air dekstrosa


tidak akan mencegah atau mengobati
hiperbilirubinemia
PEMERIKSAAN SISTEMATIS IKTERUS
PADA NEONATUS

 Ibu hamil – periksa golongan darah dan


jenis Rh
 Jika ibu Rh negatif atau memiliki
golongan darah O: periksa golongan
darah/jenis Rh/DAT tali pusat bayi
 Memantau ikterus pada bayi setidaknya
setiap 8 sampai 12 jam
 Jika tingkat ikterus kelihatannya terlalu
tinggi untuk usia bayi, lakukan
pengukuran bilirubin secara transkutan
atau bilirubin serum total
PENILAIAN KLINIS UNTUK
KEPARAHAN IKTERUS

 Laju Cephalocaudal
 Wajah 5 mg/ dl (kurang lebih)
 Dada atas 10 mg/ dl (kurang lebih)
 Abdomen dan paha atas 15 mg/ dl ( kurang
lebih)
 Telapak kaki 20 mg/ dl ( kurang lebih)
 Pemeriksaan secara visual kurang
tepat
Bilirubinometer Transkutan
•Berguna sebagai alat penapisan
•Pengukuran TcB cukup akurat
pada sebagian besar bayi dengan TSB < 15mg/ dL.
•Tidak bergantung pada usia, ras, dan berat badan
neonatus
•Tidak akurat setelah fototerapi
MENILAI FAKTOR-FAKTOR
RISIKO IKTERUS YANG JELAS
 Ketidaksesuaian golongan darah dengan DAT
positif
 Usia kehamilan 35-36 minggu
 Pemberian ASI eksklusif – ibu dengan anak
pertama
 Hematoma sefal atau memar yang nyata
 Ras Asia
 Kakaknya juga mengalami ikterus yang nyata
 Ikterus pada 24 jam kehidupan pertama

Pemeriksaan bilirubin sebelum bayi pulang


pada zona berisiko tinggi
BILIRUBIN SERUM SPESIFIK
BERDASARKAN WAKTU
BHUTANI ET AL, PEDIATRICS 1999

Kemampuan prediktif dari Bilirubin Serum Spesifik berdasarkan Jam


Sebelum Bayi Pulang pada bayi cukup bulan dan bayi dekat bulan sehat.
Kadar bilirubin serum sebelum bayi pulang pada 13.003 bayi
Kadar bilirubin serum setelah bayi pulang pada 2840
Perbedaan ras – 5% Asia

Nomogram- persentil ke-95 untuk kadar bilirubin


serum
24 jam:  8 mg/ dl (137 M/ L)
48 jam:  14 mg/ dl (239 M/ L)
72 jam:  16 mg/ dl (273 M/ L)
84 jam:  17 mg/ dl (290 M/ L)
NOMOGRAM UNTUK PENENTUAN RISIKO BERDASARKAN
KADAR BILIRUBIN SERUM SPESIFIK BERDASARKAN
WAKTU PADA SAAT BAYI PULANG
BHUTANI ET AL., PEDIATRICS 1999

Usia pasca natal (jam)


H IPERBILIRUBINEMIA B ERAT
(P ADA B AYI U S IA G ES TAS I ≥ 35
Faktor Risiko Mayor
M INGGU )
Sebelum pulang BST berada di area risiko tinggi (grafik)
Jaundice terlihat dalam 24 jam pertama kehidupan
Inkompatibilitas golongan darah dengan tes antiglobulin direk yang
(+), penyakit hemolitik (mis: defisiensi G6PD)
Usia gestasi 35-36 minggu
Saudara kandung dengan riwayat fototerapi
Sefalhematom atau memar yang signifikan
ASI eksklusif, terutama bila perawatan tidak baik & penurunan BB
sangat banyak
H IPERBILIRUBINEMIA B ERAT
( P AD A B AYI U S IA G E S TAS I ≥ 3 5
M INGGU )
Faktor Risiko Minor
Sebelum pulang nilai BST berada di level menengah
Usia gestasi 37-38 minggu
Jaundice terlihat sebelum bayi dipulangkan
Saudara kandung dengan riwayat jaundice
Bayi makrosom dari ibu diabetik
Usia ibu ≥ 25 tahun
Jenis kelamin laki-laki
P EDOMAN T ERAPI S INAR
P ADA B AYI U SIA G ESTASI ≥ 35 M INGGU

• Gunakan bilirubin total. Jangan dikurangi dengan bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi
• Faktor risiko : penyakit hemolitik isoimun, defisiensi G6PD, asfiksia, letargi signifikan, instabilitas suhu, sepsis,
asidosis atau albumin < 3.0 gr/dL (jika diukur)
• Untuk neonatus 35-37 minggu dengan kondisi sehat : intervensi dapat mengacu pada garis di sekitar risiko
sedang.
• Terapi sinar konvensional/standar dapat dilakukan di Rumah Sakit atau di rumah bila kadar BST 2-3 mg/dL
dibawah garis cut off point (35-50 mmol/L). Terapi sinar di rumah tidak dianjurkan pada bayi yang mempunyai
faktor risiko.
FOTOTERAPI

BUKAN SINAR UV!

 Panjang gelombang cahaya 450


sampai 460 nm
 Gelombang sinar biru: 425 sampai
475 nm
 Gelombang sinar putih: 380 sampai
700 nm
 Iradiansi spektrum: 30 W / cm2 / nm
SPESIFIKASI ALAT FOTOTERAPI
FREQUEN 50 Hz
BLUE LIGHT 5
LAMPS
GEA PHILIPS 20-W: 130.000 IDR, 1000 HOURS

FREQUENCY 50 Hz
BLUE LIGHT 4
TESENA LAMPS
TOSHIBA 20-W: 170.000 IDR, 1000 HOURS

FREQUENCY 50 Hz BLUE
LIGHT
YONGDON 4 LAMPS
PHILIPS 20-W: 130.000 IDR, 1000 HOURS

FREQUENCY 50 Hz BLUE
AIR-SHIELD LIGHT
4 LAMPS
PHILIPS 20-W: 130.000 IDR, 1000 HOURS
Mengukur Cukup
Tidaknya
Fototerapi

48
FOTOTERAPI INTENSIF

 Sumber cahaya: cahaya alami siang hari, cahaya


putih, cahaya biru, neon fluoresen biru khusus, lampu
halogen tungten, selimut serabut optik, dioda yang
memancarkan cahaya galium nitrida.

 Radiasi dalam spectrum biru-hijau (panjang


gelombang antara 430-490 nm), setidaknya 30 µW/cm2
per nm (diukur pada kulit bayi secara langsung di
bawah pertengahan unit fototerapi) & diarahkan ke
permukaan kulit bayi seluas-luasnya
 Jarak dari cahaya: cahaya fluoresen harus
berada sedekat mungkin 9 sampai 10 cm dari
bayi), sinar halogen dapat menyebabkan panas
berlebihan

 Daerah permukaan: maksimal, lepas semua


pakaian kecuali popok, popok juga dapat dilepas

 Berkala versus terus menerus

 Hidrasi
KOMPLIKASI FOTOTERAPI

Komplikasi bermakna jarang sekali


terjadi
 Pemisahan ibu dengan bayi
 Peningkatan insensible water loss dan
dehidrasi pada bayi prematur
 Sindrom bronze-baby (bayi dengan
ikterus kolestatik)
PENURUNAN BILIRUBIN SERUM YANG
BAGAIMANA YANG DIHARAPKAN TERJADI
DENGAN FOTOTERAPI?

 Kecepatan penurunan bergantung pada


efektivitas fototerapi dan penyebab yang
mendasari ikterus.

 Dengan fototerapi intensif, penurunan awal dapat


mencapai 0,5 sampai 1,0 mg/ dl/ jam pada 4
sampai 8 jam pertama, kemudian menjadi lebih
lambat.

 Dengan fototerapi standard, penurunan yang


diharapkan adalah 6% sampai 20% dari kadar
bilirubin awal pada 24 jam pertama.
KAPAN FOTOTERAPI HARUS DIHENTIKAN?

 Tidak ada standar pasti untuk menghentikan fototerapi.


 Bergantung pada usia bayi

 Penyebab hyperbilirubinemia

 Fototerapi dapat dihentikan bila kadar BST sudah


berada di bawah nilai cut off point dari setiap kategori.
KAPAN FOTOTERAPI HARUS
DIHENTIKAN ?... (SAMBUNGAN)

Untuk bayi yang dirawat di RS pertama kali setelah lahir


(umumnya dengan kadar BST ≥ 18 mg/dL or 308 µmol/L)

Fototerapi dapat dihentikan bila kadar BST turun

sampai di bawah 13-14 mg/dL (239 µmol/L)

Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316

54
KAPAN FOTOTERAPI HARUS
DIHENTIKAN ?... (SAMBUNGAN)
Untuk bayi dengan penyakit hemolitik atau dengan keadaan lain
yang difototerapi di usia dini dan dipulangkan sebelum bayi
berusia 3-4 hari:
Direkomendasikan untuk pemeriksaan ulang bilirubin 24 jam
setelah dipulangkan.

Untuk bayi yang dirawat di RS untuk kedua kali


dengan
hiperbilirubinemia dan kemudian dipulangkan
Kekambuhan yang signifikan jarang terjadi.
Pemeriksaan ulang bilirubin berdasarkan indikasi klinis.

Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
FOTOTERAPI
INTERMITEN VS KONTINYU
Bila kadar bilirubin mencapai zona transfusi tukar →
fototerapi harus diberikan secara kontinyu sampai terjadi
penurunan BST yang diharapkan atau sampai dilakukan
transfusi tukar.
Fototerapi dapat diinterupsi/distop sesaat pada saat
pemberian minum atau pemeriksaan fisis yang singkat;
tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan efektivitas
fototerapi intermiten.

Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316

56
PAPARAN SINAR MATAHARI
Sinar matahari memberikan radiasi yang cukup pada
gelombang 425-475 nm sebagai fototerapi.

Hindari keterpaparan sinar matahari secara langsung,


terutama kondisi bayi telanjang, terhadap
kemungkinan kulit terbakar.

Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316

57
Transfusi Tukar
PANDUAN UNTUK TRANSFUSI TUKAR PADA BAYI
DENGAN USIA KEHAMILAN 35 MINGGU ATAU LEBIH
AMERICAN ACADEMY OF PEDIATRICS, JULI 2004
PEDOMAN TRANSFUSI TUKAR PADA
BAYI USIA GESTASI ≥ 35
MINGGU

Faktor risiko:
● Penyakit hemolitik isoimun

● Defisiensi G6PD

● Asfiksia (Apgar 5 menit ≤ 3)

● Tanda-tanda SSP (seperti letargi yang signifikan)

● Instabilitas temperatur

● Sepsis

● Asidosis (pH < 7.20 selama lebih dari 1 jam)

Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316
Maisels MJ. Jaundice.In Avery GB, Fletcher MA, MacDonald M G eds: Neonatology: Pathophysiology and Management of The Newborn. 1999; 765-819
Treatment of Hyperbilirubinemia. Available at : www.yalepediatrics.org. May 2007
TRANSFUSI TUKAR

2XVolume Darah
Transfusi Tukar
2 X 85 mL/ kg

Partially packed
Red Blood Cells Produk sisa
TRANSFUSI TUKAR –KOMPLIKASI

 Gagal jantung
 Hipoglikemia metabolik, hiperkalemia, hipokalsemia,
toksisitas sitrat
 Emboli udara
 Trombositopenia
 Sepsis bakteri
 Penyakit virus yang ditularkan melalui transfusi
 Enterokolitis nekrotikans
 Trombosis vena portal
Angka kematian/gejala sisa menetap 1-12%
FOTOTERAPI DAN TRANSFUSI TUKAR
PADA BBLSR
(CASHORE WJ, CLIN PEDIATR 2000)

Berat (g) Memulai Pertimbangkan


fototerapi transfusi tukar ???
(mg/ dl) (mg/ dl)
500 - 750 5- 8 12- 15

750 - 1000 6 - 10 > 15

1000 - 1250 8 - 10 15 - 18

1250 – 1500 10 - 12 17 - 20
TATALAKSANA JAUNDICE
PADA BAYI KURANG BULAN
Fototerapi
Berat <1500 g Berat 1500 – 2000g Berat > 2000g
USIA Kadar Bilirubin Kadar Bilirubin Kadar Bilirubin
(μmol/L) (μmol/L) (μmol/L)

Risiko tinggi & yang Risiko tinggi: > 70


< 24 jam > 85
lainnya: > 70 Lainnya: > 70

24 – 48
> 85 > 120 > 140
jam
49 – 72
> 120 > 155 > 200
jam

> 72 jam > 140 > 170 > 240

1 mg/dL = 17.1 μmol/L

The Royal Women’s Hospital Neonatal Services: Clinician’s Handbook.February 2009


TATALAKSANA JAUNDICE
PADA BAYI KURANG BULAN
Transfusi Tukar
Berat <1500 g Berat 1500 – 2000g Berat > 2000g
USIA Kadar Bilirubin Kadar Bilirubin Kadar Bilirubin
(μmol/L) (μmol/L) (μmol/L)

< 24 jam > 170 – 255 > 255 > 270 - 310

24 – 48
> 170 – 255 > 255 > 270 - 310
jam
49 – 72 > 170 – 255 > 270 > 290 - 320
jam

> 72 jam > 255 > 290 > 310 - 340

1 mg/dL = 17.1 μmol/L

The Royal Women’s Hospital Neonatal Services: Clinician’s Handbook.February 2009


JAUNDICE ASI

Anda mungkin juga menyukai