(BBLR dan Prematur) BAYI RESIKO TINGGI LAHIR SEBELUM MINGGU KE 37 ATAU SESUDAH MINGGU KE 42 BBL < 2500 GR / > 4000 GR BBL TIDAK SESUAI DENGAN USIA KEHAMILAN RIWAYAT PENYAKIT NEONATAL YANG BERAT LAHIR DENGAN KEADAN BURUKAPGAR 0–4 LAHIR DENGAN IBU INFEKSI, KECANDUAN OBAT, TDK ADA PASANGAN HIDUP, USIA >35 CONT… PERSALINAN DENGAN TINDAKAN ATAU PENYULIT KETIDAKCOCOKAN GOLONGAN DARAH PREMATURITAS DAN BBLR PREMATUR : LAHIR DENGAN USIA KEHAMILAN < 37 MG BBLR : BB </= 2500 GR BBLSR : BB </= 1500 GR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREMATURITAS & BBLR FAKTOR JANIN FAKTOR PLACENTA FAKTOR IBU KARAKTERISTIK PREMATUR KARTILAGO TELINGA BELUM BERKEMBANG LANUGO >> TELAPAK KAKI ( RATA ) DENGAN SEDIKIT KERIPUT GENETALIA : LABIA MAYORA BELUM BERKEMBANG, SCROTUM RUGAE MINIMAL, TESTIS PADA CANALIS INGUINAL PROBLEM PADA BBLR DAN PREMATUR RESPIRASI: • SIST SYARAF BELUM SEMPURNA • PENGATURAN NAFAS BELUM SEMPURNA APNEU • SURFACTAN << THERMOREGULASI : • MUDAH HYPOTERMI CONT.. JIKA STRESS KARENA DINGIN : PENGGUNAAN 02 MENINGKAT METABOLIK ANAEROB ASDOSIS METABOLIK SEKRESI NOREPINEPRIN : VASOKONTRIKSI PEMBULUH DARAH SIST. KEKEBALAN BELUM BERKEMBANG CAIRAN : KEBUTUHAN LEBIH BANYAK NUTRISI : REFLEKS MENGHISAP, MENELAN RENDAH REAKSI REFLUKS ISI LAMBUNG KULIT : REAKSI GANGGUAN INTEGRITAS KULIT PERBEDAAN PREMATUR DAN BBLR BBLR : PREMATUR : SEDIKIT LEMAK SUB CUTAN : SEDIKIT TENGKORAK : LUNAK, KERAS, TERBATAS MUDAH GERAK ABDOMEN ; CEKUNG/RATA MEMBUNCIT TALI PUSAT : TEBAL TIPIS, LEMBEK DAN SEGAR TANGISAN : LEMAH KUAT KULIT : TIPIS, MERAH, TIPIS, KERING TRANSPARAN BERLIPAT, MUDAH DIANGKAT ASKEP PENGKAJIAN : BIODATA RIWAYAT KEHAMILAN, INTRA DAN POST NATAL PEMERIKLSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK BBLR/PREMATUR UKURAN PERTUMBUHAN PENAMPILAN UMUM : TUBUH KECIL REFLEK LEMAH TONUS JELEK KEPALA : RAMBUT HALUS, FONTANEL MULA- MULA KECIL MAKIN LAMA MELEBIHI NORMAL MUKA : EKSPRESI ORTU MATA LEBIH BAYAK TERPEJAM CONT… TELINGA: TULANG RAWAN BELUM TERBENTUK SEMPURNA LEHER : TONUS LEHER REFLEK MENURUN MULUT : REFLEK MENELAN, HISAP, BATUK MENURUN DADA : THORAKS KECIL, RETRAKSI STERNAL + ABDOMEN : PEMBULUH DARAH TAMPAK CONT… GENETALIA ; • LAKI : TESTIS BELUM TURUN, RUGAE MINIMAL • WANITA : LABIA MINORA DAN KLITORIS MENONJOL KULIT : TIPIS, TRANSPARAN, BULU HALUS BANYAK, LEMAK SUB KUTAN SEDIKIT DIAGNOSA KEPERAWATAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF B/D IMATUR PUSAT NAFAS, < ENERGI THERMOREGULASI TIDAK EFEKTIF B/D IMATUR PENGATUR SUHU RESTI INFEKSI BD DEFISIENSI KEKEBALAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN B/D << REFLEKS. HISAP, MENELAN RESIKO KURANG CAIRAN B/D KARAKTERISTIK BAYI PREMATUR RESTI GANGGUAN INTEGRITAS KULIT B/D IMATURITAS KULIT GANGGUAN TUMBANG GANGGUAN PROSES KELUARGA TUJUAN MEMPERTAHANKAN FUNGSI PERNAFASAN MENGHEMAT ENERGI NUTRISI ADEQUAT SUHU STABIL INTEGRITAS KULIT TERJAGA MENCEGAH INFEKSI MEMENUHI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN ORTU INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI DI RUANG BERSALIN : SAAT KEPALA KELUAR, MULUT DAN HIDUNG DIBERSIHKAN, SETELAH TALI PUSAT DIPOTONG TEMPATKAN BAYI PADA TEMPAT YANG HANGAT DAN KERINGKAN TUBUH BAYI ASFIKSIA RESUSITASI MATA : TETES MATA VITAMIN K 1MG, IM INCUBATOR MEMPERTAHANKAN PERNAFASAN ALAT ; SUCTION, RESUSITASI POSISI ; KEPALA TIDAK LEBIH RENDAH DARI BADAN UBAH POSISI PERHATIKAN PEMBERIAN 02 ½ - 1 L/MNT CONT… MENGHEMAT ENERGI NUTRISI SEDIKIT TAPI SERING NUTRISI MAKANAN TERBAIK : ASI BILA DENGAN MENETEI BAYI LELAH MINUM DENGAN SENDOK NGT--- BILA REFLEK MENELAN/HISAP TIDAK SEMPURNA ( BB < 1500) PERHATIKAN ALIRAN NGT MENCEGAH INFEKSI CUCI TANGAN SEBELUM/SESUDAH TINDAKAN BERSIHKAN INCUBATOR ORG SAKIT TIDAK BOLEH KONTAK ISOLASI BILA INFEKSI ANTIBIOTIK MEMENUHI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS SENTUHAN IKUT SERTAKAN ORTU PENKES ORTU BAYI DAPAT DIPULANGKAN JIKA SUHU BAIK, REFLEK MENELAN DAN HISAP BAIK, ORTU MAMPU. HIPERBILIRUBIN ikterus Adalah perubahan warna kuning pada kulit, membrane mukosa, sclera dan organ lain yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin di dalam darah Ikterus Fisiologis o Pada bayi cukup bulan dengan kadar bilirubin meningkat pelan-pelan Mencapai puncak 6-8 mg/dl pada hari ke-3 s/d 4 ( ≥ pada hari ke-5) Peningkatan bilirubins/dl 12 mg/dl Bayi cukup bulan akumulasi bilirubin < 5 mg/dl/24 jam Nilai bilirubin indirek lebih tinggi daripada bilirubin direk Muncul ikterik 24 jam setelah kelahiran dan kurang dari 14 hari. Ikterus patologis Sudah muncul < 24 jam pertama atau masih muncul lebih dari 14 hari Peningkatan atau akumulasi bilirubin > 5 mg/dl/hari Bilirubin tota >17 mg/dl Ikterus menetap > 8 hari pada bayi cukup bulan dan > 14 hari pada bayi kurang bulan Nilai bilirubin direk lebih tinggi daripada bilirubin indirek Ikterus neonatorum Timbul ikterus sebelum umur 36 jam post natal Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg % atau > setiap 24 jam Konsentrasi bilirubin total >13 mg % Ikterus disertai proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi enzim G6PD dan sepsis) Ikterus disertai berat lahir < 2000 gr, masa gestasi < 36 minggu, asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan, infeksi, hipoglikemia, hiperkapnia, hiperosmolalitas darah. Etiologi 1. Peningkatan produksi, akibat : Hemolisis, misalnya pada inkompalibilitas yang terjadi bila terdapat ketidak sesuaian golongan darah Perdarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran Ikatan bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metabolic yang terdapat pada bayi hipoksia atau asidosis Defisiensi G6PD (Glukosa 6 Phostat Dehidrogenase) Breast milk jaundice yang disebabkan oleh kekurangannya pregnan 3 (alfa), 20 (beta), diol (steroid) Kurangnya enzim glukoronil transferase, sehingga kadar bilirubin indirek meningkat misalnya pada BBLR Kelainan congenital Etiologi 2. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan misalnya hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat tertentu misalnya sulfadiazine. 3.Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti infeksi, toksoplasmasiss, syphilis. 4.Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau ektra hepatic. 5.Peningkatan sirkulasi enterohepatik, misalnya pada ileus obstruktif. Patofisiologi Penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia Peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu. Gangguan pemecahan bilirubin plasma terutama pada bayi hipoksia, asidosis. Patofisiologi Pada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama akibat ↑ bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak →Kernikterus. Kern ikterus akan timbul apabila kadar bilirubin indirek > 20 mg/dl Bilirubin indirek akan mudah melewati darah otak apabila bayi terdapat keadaan Berat Badan Lahir Rendah, hipoksia, dan hipolikemia Kern Ikterus Suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. Kern Ikterus ialah ensefalopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus cukup bulan dengan ikterus berat (bilirubin lebih dari 20 mg %) dan disertai penyakit hemolitik berat dan pada autopsy ditemukan bercak bilirubin pada otak. Tanda dan Gejala 1. Stadium I Reflek moro jelek, hypotoni, letargi, kejang,vomitus, hihgt pitch cry 2. Stadium II Opistotonus, panas, mata cenderung deviasi ke atas 3. Stadium III Spastisitas ↓ pada ± 1 minggu 4. Stadium IV Gejala sisa lanjut, spastisitas, atetosis, paralisis bola mata ke atas Tingkat ikterus ( kramer) zone Perkiraan Kadar bilirubun Mg % 1 5.0 2 9.0 3 11,4 4 12,4 5 16,0 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada saat kelahiran Bila ibu mempunyai golongan darah O dianjurkan untuk menyimpan darah tali pusat pada setiap persalinan untuk pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada 24 jam pertama kelahiran Pemeriksaan Klinis Pemeriksaan klinis ikterus dapat dilakukan pada bayi baru lahir dengan menggunakan pencahayaan yang memadai. Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang. Pemeriksaan Klinis Ikterus muncul pertama di daerah wajah, menjalar ke arah kaudal tubuh, dan ekstremitas. Tekan kulit dengan ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan subkutan: Hari 1, tekan pada ujung hidung atau dahi; Hari 2, tekan pada lengan atau tungkai; Hari 3 dan seterusnya, tekan pada tangan dan kaki. Penilaian klinis untuk beratnya ikterus Laju sefalokaudal Pemeriksaan secara visual mungkin membuat kita kurang tepat memahami situasi Penatalaksanaan Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat rawat jalan dengan nasehat untuk kembali jika ikterus berlangsung lebih dari 2 minggu. Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI ekslusif lebih sering minimal setiap 2 jam. Kelola faktor risiko (asfiksia dan infeksi) karena dapat menimbulkan ensefalopati biliaris. Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI melalui pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok Setiap Ikterus yang timbul dalam 24 jam pasca kelahiran adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut; minimal kadar bilirubin serum total, pemeriksaan kearah adanya penyakit hemolisis oleh karena itu selanjutnya harus dirujuk Pada bayi dengan Ikterus kremer III atau lebih perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap setelah keadan bayi stabil Penatalaksanaan Fototherapi profilaksis Indikasi : • BB < 1500 gr, yang cenderung berlanjut pada bil.patologis • Bayi prematur dengan memar yang hebat • Bayi dengan proses hemolisis sementara menunggu tranfusi ganti lanjutan Foto therapi, indikasi : • BB < 1000 gr foto therapi dimulai dlm umur 24 jam • BB 1000-1500 gr apabila bil.total 7-9 gr/dl • BB 1500-2000 gr, apabila bil.tot 10-12 gr/dl • BB > 2500 gr dan bayi dalam keadaan sakit bil.total 12 – 15 gr/dl Foto therapi pada bayi aterm &sehat Indikasi Umur ( jam ) Dipertimbangkan FT Foto therapi TG jika FT gagal ≤ 24 jam - - - 25 – 48 jam Bil. Tot ≥ 12 bil. Tot ≥ 15 Bil Tot ≥ 20 49 – 72 jam Bil. Tot ≥ 15 bil. Tot ≥ 18 Bil Tot ≥ 25 > 72 jam Bil. Tot ≥ 17 bil. Tot ≥ 20 Bil Tot ≥ 25 Penatalaksanaan Kriteria alat foto terapi 1. Menggunakan panjang gelombang 425 – 475 nm 2. Cahaya diberikan pada jarak 35 – 50 cm di atas bayi 3. Jumlah bola lampu yang digunakan berkisar antara 6-8 buah Prosedur pemberian fototerapi Persiapan Unit 1. Hangatkan ruangan sehingga suhu dibawah lampu 280 c – 300c 2. Pastikan semua lampu menyala 3. Ganti lampu yang sudah rusak 4. Catat tgl penggantian tabung dan lama penggunaan lampu 5. Ganti lampu setelah 2000 jam atau setelah 3 bulan Prosedur pemberian fototerapi 1. Tutupi mata bayi dgn penutup 2. Tempatkan bayi di bawah sinar lampu dalam keadaan telanjang kecuali daerah genitalia 3. Balikkan bayi setiap 3 jam 4. Motivasi ibu utk menyusui 5. Selama menyusui pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan buka tutup mata 6. Tingkatkan kebutuhan cairan 10% 7. Monitor BAB, BAK 8. Monitoring suhu tiap 3 jam 9. Monitoring sianosis pd bayi yg mendapat th/ oksigen Prosedur pemberian fototerapi 10. Ukur kadar bilirubin tiap 24 jam kec. Kasus khusus 11. Hentikan terapi sinar bila kadar serum < 10 utk bayi dgn BB normal 12. Setelah terapi sinar dihentikan :observasi bayi dlm 24 jam dan ulang pemeriksaan bilirubin 13. Bila kadar bilirubun naik setelah 24 jam maka berikan kembali terapi sinar 14. Bila terapi sdh tdk diperlukan dan bayi sdh mau minum pulangkan 15. Berikan edukasi kepada orang tua Kapan fototerapi harus dihentikan? Bergantung kepada: usia bayi dan JIKA Bil Total < 10 mg% Penyebab hiperbilirubinemia Jika fototerapi tidak berhasil menurunkan kadar bil < 10 mg% TRANSFUSI TUKAR Tranfusi ganti (exchange tranfusi ) Indikasi • Bayi dengan hemolitik Rhesus tidak sesuai o FT secepat mungkin o Tranfusi ganti bila Bil.tot mencapai 20 mg/dl • ABO inkompatibilitas FT jika dalam : o 12 jam Bil.tot. 10 mg/dl o 18 jam Bil.tot. 12 mg/dl o 24 jam bil tot. 15 mg/dl TG bila bil.tot. 20 mg/dl Transfusi Tukar Volume Ganda Transfusi Tukar 2 X 85 mL/ kg Partially packed Red Blood Cells Produk sisa Transfusi Tukar - Komplikasi Gagal jantung Hipoglikemia metabolik, hiperkalemia, hipokalsemia, toksisitas sitrat Emboli udara Trombositopenia Sepsis bakteri Penyakit virus yang ditularkan melalui transfusi Enterokolitis nekrotikans Trombosis vena portal Angka kematian/gejala sisa menetap 1-12% ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian 1. Riwayat Penyakit Riwayat penyakit sama pada anak sebelumnya Riwayat mengkonsumsi obat-obat atau jamu tertentu baik dari dokter maupun yang di beli sendiri Riwayat kontak denagn penderita sakit kuning Riwayat operasi empedu Riwayat mendapatkan suntikan atau transfusi darah. Riwayat gangguan hemolissi darah (ketidaksesuaian golongan Rh atau darah ABO), polisitemia, infeksi, hematoma, gangguan metabolisme hepar. Ibu dengan DM lanjutan 2. Pemeriksaan Fisik Derajat ikterus Tanda-tanda penyakit hati kronis yaitu eritema palmaris, jari tubuh (clubbing), ginekomastia (kuku putih) dan termasuk pemeriksaan organ hati Pembesaran limpa (splenomegali) Pelebaran kandung empedu dan masa abdominal kulit berwarna merah tua Urine pekat warna the Letargi Hipotonus Reflek menghisap kurang/lemah Peka rangsang Tremor Kejang Tangisan melengking. lanjutan 3. Pengkajian Psikososial Pengkajian psikososial antara lain dampak sakit pada anak hubungan dengan orang tua, apakah orang tua merasa bersalah, merasa bonding, perpisahan dengan anak. 4. Laboratorium pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya Rh darah ibu dan janin berlainan kadar bilirubin bayi aterm lebih dari 12,5 mg/dl, premature lebih dari 15 mg/dl Lakukan tes Comb. Diagnosa keperawatan 1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake cairan, fototerapi Tujuan: Intake Cairan adekuat. Intervensi: a. Berikan cairan sesuai kebutuhan b. Pantau turgor kulit c. Pantau intake out put d. Hitung kebutuhan cairan ditambah dengan 10 % karena pemakaian fototherapi lanjutan 2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan integritas kulit berhubungan dengan hiperbilirubinemia . Tujuan: Keutuhan kulit bayi bisa dipertahankan Intervensi: a. Kaji warna kulit tiap 8 jam b. Pantau bilirubin total,direk dan indirek c. Rubah posisi setiap 2 jam d. Masase daerah yang menonjol e. Jaga kebersihan kulit dan kelembabannya lanjutan 3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan parenting berhubungan dengan pemisahan Tujuan: a. Orang tua dan bayi menunjukkan tingkah laku “Attachment” b. Orang tua dapatmengekspresikan ketidak meng ertian proses bonding Intervensi: a. Bawa bayi ke ibu untuk disusui b. Buka tutup mata saat disusui untuk stimulasi sociadengan ibu c. Anjurkan orang tua untuk mengajak bicara anak nya d. Libatkan orang tua dalam perawatan bila memungkinkan e. Dorong orang tua mengekspresikan perasaannya 4. Diagnosa Keperawatan: Risiko tinggi trauma berhu bungan dengan efek fototerapi. Tujuan: Neonatus akan berkembang tanpa disertai tanda-tanda gangguan akibat fototerapi. Intervensi: a. Tempatkan neonatus pada jaraj 35-50 cm dari sumber cahaya b. Biarkan neonatus dalam keadaan telanjang kecuali mata dan daerah genital serta bokong ditutup dengan kain yang dapat memantulkan cahaya c. Usahakan agar penutup mata tidak menutupi hidung dan bibir e. Buka penutup mata untuk mengkaji adanya konjungtivitis tiap 8 jam f. Buka tutup mata setiap akan disusukan g. Ajak bicara dan beri sentuhan setiap memberikan perawatan lanjutan 5. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan meningkat berhubungan dengan terapi yang diberikan pada bayi Tujuan: Orang tua mengerti tentang perawatan, dapat mengidentifikasi gejala-gejala untuk menyampaikan pada tim kesehatan. Intervensi: a. Kaji pengetahuan keluarga klien b. Beri pendidikan kesehatan penyebab dari kuning,proses terapi dan perawatannya. c. Beri pendidikan kesehatan mengenai cara perawatan bayi di rumah 6. Risiko tinggi trauma berhubungan dengan transfusi tukar. Tujuan: Transfusi tukar dapat dilakukan tanpa komplikasi Intervensi: a. Catat kondisi umbilical jika vena umbilical yang digunakan b. Basahi umbilical dengan NaCl selama 30 menit sebelum melakukan tindakan c. Neonatus puasa 4 jam sebelum tindakan d. Pertahankan suhu tubuh bayi, catat jenis darah ibu dan Rh serta darah yang akan ditransfusikan adalah darah segar e. Pantau tanda-tanda vital, selama dan sesudah transfusi f. Siapkan suction bila diperlukan g. Amati adanya gangguan cairan elektrolit; apnoe, bradikardi, kejang; monitor pemeriksaan laboratorium sesuai program evaluasi • Tidak terjadi kern ikterus pada neonatus • Tanda vital dan suhu tubuh bayi stabil dalam batas normal • Keseimbangan cairan dan elektrolit bayi terpelihara • Integritas kulit baik/utuh • Bayi menunjukkan partisipasi terhadap rangsangan visual • Terjalin interaksi bayi dan orang tua. TERIMA KASIH ASKEP IRDS WURI UTAMI IDOPATIC RESPIRATORY DISTRESS SINDROM • Disfungsi Respirasi Pada Neonatal Yang Dihubungkan Dengan Maturasi Paru Yang Lambat Berkembang • Istilah Lain : IRDS/HMD • Terjadi Pada Bayi Premature (< 32 Minggu) • Defisiensi Surfactan MANIFESTASI KLINIS • Rr > 60x/menit • Retraksi dada • Dalam beberapa jam memburuk, rr >60x – 120 x, • Cuping hidung + • Suara paru : rales • Setelah 12 – 24 jam membaik/memburuk apneu • Jika dalam waktu 96 jam mampu bertahan membaik MANAJEMEN IRDS • Penyuntikan kortikosteroid pada ibu sebelum 24 jam persalinan premature • Mempertahankan suhu • Cegah hypotensi dan hypovolemic • Artificial surfactant, saat lahir atau 16 – 24 jam setelah lahir ASKEP Pengkajian • Riwayat persalinan • Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan penunjang DIAGNOSA KEPERAWATAN • Ketidakefektifan pola nafas b/d imatur paru • Gg pertukaran gas b/d pengendapan membran hialin • Ketidakseimbangan nutrisi kurang b/d reflek menghisap lemah DIAGNOSA KEPERAWATAN • Resiko kekurangan cairan b/d kehilangan cairan sensible • Resiko gangguan termoregulasi b/d blm terbentuknya lapisan lemak pada kulit • Ansietas (orang tua) b/d kurang pengetahuan