Anda di halaman 1dari 35

Laporan kasus

IKTERUS NEONATORUM

Oleh:
M Habil Efrizal
1811901017

PEMBIMBING

Dr, Devi Gusmaiyanto, Sp. A, M. Biomed

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
RSUD TENGKU RAFI’AN
2019
BAB I PENDAHULUAN
Neonatus merupakan bayi yang berumur 0-28 hari.
Ikterus neonatorum  penimbunan bilirubin dalam jaringan tubuh
 kulit,mukosa,dan sklera berubah warna menjadi kuning.
Ikterus  bayi baru lahir, terutama pada bayi prematur dan
BBLR.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Ikteruspewarnaan kuning dikulit, konjungtiva, dan mukosa
yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah.
Biasanya mulai tampak pada kadar bilirubin serum > 5 mg/dL.
Atau disebut dengan hiperbilirubinemia, yang dapat menjurus
ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila
kadar bilirubin yang tidak dikendalikan. 1,2
ETIOLOGI
Meningkatnya produksi bilirubin
Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan
berumur lebih pendek.
Penurunan ekskresi bilirubin
 Fungsi hepar yang belum sempurna (jumlah dan fungsi enzim glukuronil
transferase, UDPG/T dan ligand dalam protein belum adekuat) sehingga
terjadi penurunan uptake dalam hati dan penurunan konjugasi oleh hati.
 Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatikus meningkat karena masih
berfungsinya enzim glukuronidase di usus dan belum ada nutrien.
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum:
 Faktor Maternal
 Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American, Yunani)
 Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
 Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik, ASI.
 Faktor Perinatal
 Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
 Infeksi (bakteri, virus, protozoa)
 Faktor Neonatus
 Prematuritas
 Faktor genetik
 Polisitemia
 Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
 Rendahnya asupan ASI
 Hipoglikemia
 Hipoalbuminemia
KLASIFIKASI
Ikterus Fisiologis Ikterus patologik
 Ikterus yang timbul pada hari ke 2-3  Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
 Tidak mempunyai dasar patologis  Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL
 Kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau lebih setiap 24 jam
atau tidak mempunyai potensi menjadi kern ikterus  Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas
 Tidak menyebabkan morbiditas pada bayi darah, defisiensi G6PD, atau sepsis)
 Ikterus tampak jelas pada hari ke 5 dan 6 dan  Ikterus yang disertai oleh:
menghilang pada hari ke 10  Berat lahir <2000 gram
 Masa gestasi 36 minggu
 Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonates
(SGNN)
 Infeksi
 Trauma lahir pada kepala
 Hipoglikemia, hiperkarbia
 Hiperosmolaritas darah
METABOLISME BILIRUBIN
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Menurut Harper dan Yoon:
Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama
Inkompatibilitas darah Rh, AB0 atau golongan lain.
Infeksi intrauterin (oleh virus, toksoplasma, dan kadang-
kadang bakteri).
Kadang-kadang oleh defisiensi G6PD.
Ikterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir
Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah AB0 atau Rh atau
golongan lain. Hal ini dapat diduga kalau peningkatan kadar
bilirubin cepat, misalnya melebihi 5 mg%/24 jam.
Defisiensi enzim G6PD juga mungkin.
Polisitemia
Hemolisis perdarahan tertutup (perdarahan subaponeurosis,
perdarahan hepar subkapsuler dan lain-lain).
Hipoksia
Sferositosis, elipsitosis, dan lain-lain.
Dehidrasi asidosis
Defisiensi enzim eritrosit lainnya.
Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama
 Biasanya karena infeksi (sepsis)
 Dehidrasi asidosis
 Defisiensi enzim G6PD
 Pengaruh obat
 Sindrom Crigler-Najjar
 Sindrom Gilbert
 Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya
 Biasanya karena obstruksi
 Hipotiroidisme
 “Breast milk jaundice”
 Infeksi
 Neonatal hepatitis
Pemeriksaan yang perlu dilakukan :
Pemeriksaan bilirubin (direk dan indirek) berkala
Pemeriksaan darah tepi
Pemeriksaan penyaring G6PD
Pemeriksaan lainnya yang berkaitan dengan
kemungkinan penyebab
WHO dalam panduannya menerangkan cara menentukan ikterus secara visual,
sebagai berikut:
Pemeriksaan dilakukan dengan pencahayaan yang cukup (di siang hari dengan
cahaya matahari) karena ikterus bisa terlihat lebih parah bila dilihat dengan
pencahayaan buatan dan bisa tidak terlihat pada pencahayaan yang kurang.
Tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk mengetahui warna di bawah kulit
dan jaringan subkutan.
Tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan bagian tubuh yang tampak
kuning. (tabel 1)
Usia Kuning terlihat pada: Tingkat
Keparahan Ikterus

Hari 1 Bagian tubuh


manapuna Berat

Hari 2 Lengan dan Tungkaia

Hari 3 dan Tangan dan Kaki


seterusnya
TABEL 3. HUBUNGAN KADAR BILIRUBIN (MG/DL) DENGAN DAERAH IKTERUS MENURUT KRAMER

Daerah ikterus Penjelasan Kadar bilirubin (mg/dL)

Prematur Aterm

1 Kepala dan leher 4–8 4–8


2 Dada sampai pusat 5 – 12 5 – 12
3 Pusat bagian bawah sampai lutut 7 – 15 8 – 16
4 Lutut sampai pergelangan kaki dan bahu sampai 9 – 18 11 – 18
pergelangan tangan
5 Kaki dan tangan termasuk telapak kaki dan telapak > 10 > 15
tangan
PENATALAKSANAAN
Ikterus Fisiologis
Minum ASI dini dan sering
Terapi sinar, sesuai dengan panduan WHO
Pada bayi yang pulang sebelum 48 jam, diperlukan
pemeriksaan ulang dan kontrol lebih cepat (terutama bila
tampak kuning).
BAGAN PENATALAKSANAAN IKTERUS MENURUT WAKTU TIMBULNYA DAN KADAR
BILIRUBIN
Bilirubin serum <24 jam 24-48 jam 49-72 jam >72 jam
(mg/dL) <2500 >2500 <2500 >2500 <2500 >2500 <2500 >2500

<5 Tidak perlu terapi-observasi


5-9 Terapi sinar bila hemolisis
10-14 Transfusi tukar bila Terapi sinar
hemolisis
15-19 Transfusi tukar Terapi sinar
>20 Transfusi tukar
Terapi suportif, antara lain:
 Minum ASI atau pemberian ASI peras.
 Infus cairan dengan dosis rumatan.

Monitoring
 Monitoring yang dilakukan antara lain:
 Bilirubin dapat menghilang dengan cepat dengan terapi sinar. Warna kulit
tidak dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan kadar bilirubin
serum selama bayi mendapat terapi sinar dan selama 24 jam setelah
dihentikan.
 Pulangkan bayi bila terapi sinar sudah tidak diperlukan, bayi minum dengan
baik, atau bila sudah tidak ditemukan masalah yang membutuhkan
perawatan di RS.
Strategi Pencegahan
 Pencegahan Primer
 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8 – 12 kali/ hari
untuk beberapa hari pertama.
 Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada
bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi.
 Pencegahan Sekunder
 Wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta
penyaringan serum untuk antibody isoimun yang tidak biasa.
 Memastikan bahwa semua bayi secara rutin di monitor terhadap timbulnya
ikterus dan menetapkan protocol terhadap penilaian ikterus yang harus
dinilai saat memeriksa tanda – tanda vital bayi, tetapi tidak kurang dari
setiap 8 – 12 jam.
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Tanggal/jam masuk : 15 Februari 2019/ 22:26
No. RM : 21 30 96
Tanggal pemeriksaan : 15 Februari 2019
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. Ny S I
Tanggal/jam lahir : 07 Februari 2019/17:40
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 8 hari
Anak ke :2
Agama : Islam
Alamat : Mempura
III. IDENTITAS ORANG TUA

Ayah Ibu

Nama Tn. H Ny. S

Umur 35 tahun 30 tahun

Pekerjaan - -

Agama Islam IRT

Perkawina
1 1
n
IV. ANAMNESIS
Keluhan utama : Kuning seluruh badan
Riwayat penyakit sekarang :
NBBLR 2400 gram, lahir spontan dating dengan keluhan kuning seluruh
badan sejak 5 hari SMRS, ASI (-), demam (-), batuk (-), pilek (-), muntah (-), tali pusat
bernanah (-), BAK normal berwarna kuning, meconium normal berwarna kuning.

Riwayat penyakit keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang mengeluhkan hal yang sama dengan pasien.
Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang :
Ibu pasien mengaku ini adalah kehamilannya yang kedua. Ibu pasien
melakukan pemeriksaan kehamilan di praktek bidan. ANC rutin tiap bulan, lebih dari
4 kali dan pernah melakukan pemeriksan USG. Ibu pasien mengaku tidak pernah
sakit selama hamil. Ibu mengaku tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan atau jamu
saat hamil. Riwayat keputihan (+), riwayat perdarahan (-), tekanan darah tinggi (-),
kencing manis (-), kaki bengkak disangkal (-), riwayat demam intrapartu (-).
Pemeriksaan darah rutin ibu tidak dilakukan.
Bayi lahir spontan di RSIA Andini Pekanbaru, menangis (+), sianosis (-),
tampak sesak (-), retraksi (-), hipotermi (-). BBL 2400 gram. Kelainan letak atau
penyulit lainnya (-), ketuban jernih. Suntikan vitamin K sudah diberikan. Bayi lahir
dalam kondisi cukup bulan.
Riwayat nutrisi ibu :
Ibu bayi mengaku selama hamil nafsu makan baik, mual mutah jarang
dirasakn. Ibu mengaku selalu mengknsumsi nasi, buah-buahan dan sayur.
V. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
1. Tanda – Tanda Vital :
Suhu : 36,5˚c
Heart Rate : 146 x/menit
Respirasi Rate : 42 x/menit, regular, retraksi (-)
CRT : < 3 detik
2. Menilai Pertumbuhan :
Berat Badan : 2400 gram
Panjang Badan : 46 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 36 cm
3. Tampilan Umum :
Aktivitas : Bangun
Warna Kulit : Kuning
Cacat Bawaan yang Tampak : (-)
4. Kepala :
Bentuk kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis(-), sklera ikterik (+)
Telinga : Sekret (-)
Hidung : NCH (-) Sekret (-)
Mulut : Mukosa sianosis (-)
Kulit : Kuning pada wajah, dada dan perut, ekterimitas.
5. Leher :
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Pembesaran KGB (-)
6. Thoraks :
Inspeksi : dinding dada simetris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi :-
Auskultasi :
Cor : S1/S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rh -/-, wh-/-
Penilaian pernapasan : napas teratur (+), stridor (-)
7. Abdomen :
Inspeksi : distensi (-), organomegali (-), kelainan congenital (-), tali pusat bersih
tanda-tanda radang (-).
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : massa (-), supel (+), hepar-lien tidak teraba
Perkusi : timpani (+) diseluruh abdomen
8. Genitalia :
Normal, Hipospadia (-), epispadia (-), hidrokel (-)
9. Anus dan rectum :
Anus (+), meconium (+) 24 jam pertama.
10. Ekstremitas :
Kelainan bentuk (-) tonus otot normal, edema (-), ikterus (+)
11. Kulit :
Ikterus (+) region thorax dan abdomen, serta lutut sampai pergelangan
kaki dan bahu sampai pergelangan tangan, ruam (-), pustula (-)
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

VII. DIAGNOSIS KERJA


Ikterus neonatorum grade III-IV

VIII. RENCANA TERAPI


Foto terapi intensive
Interlac 2 x 3 tetes
Hari/Tangal S O A P

R:I - Demam (-) - RR : 47 x/m Ikterik grade III-IV - Fototerapi


- Sesak napas (-) - HR : 152 x/m - Interlac 2x3 tetes
15 Februari 2019 - Kebiruan (-) - T : 36,4˚C
- Tampak kuning - BB : 2.100 gr
seluruh badan - Retraksi (-)
(+) - Sianosis (-)
- Menyusu (-) - Distensi (-)
- Muntah (-) - BU (+)
- BAK (+) - Akral hangat,
- Meconium (+) perfusi baik
R:2 - Demam (-) - RR : 41 x/m Ikterik grade - Fototerapi
- Sesak napas (-) - HR : 154 x/m I-II - Interlac 2x3 tetes
16 Februari 2019 - Kebiruan (-) - T : 36,9˚C
- Tampak kuning - BB : 2.250 gr
seluruh badan - Retraksi (-)
(+) - Sianosis (-)
- Menyusu (-) - Distensi (-)
- Muntah (-) - BU (+)
- BAK (+) - Akral hangat,
- Meconium (+) perfusi baik
BAB 4
PEMBAHASAN
Hiperbilirubinemia adalah keadaan kadar bilirubin dalam darah > 13
mg/dL. Ikterus neonatorum, pada umumnya fisiologis, kecuali :
1. Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan
2. Bilirubin total untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan
> 10 mg/Dl
3. Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/hari
4. Bilirubin direk > 2 mg/dL
5. Ikterus menetap pada bayi cukup bulan > 1 minggu atau pada bayi
kurang bulan > 2 minggu
6. Terdapat factor risiko
a) Diagnosis Ikterus neonatorum ditegakkan dengan cara visual (sesuai panduan
WHO), atau derajat kramer, dan didukung dengan pemeriksaan serum bilirubin.
b) Pada kasus ini pasien didapatkan ikterus neonatorum patologik, hal ini didukung
dari gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Namun penegakan diagnosis ikterus
neonatorum dilihat juga berdeasarkan waktu terjadinya, pada kasus ikterus
terjadi pada hari ke 2 sampai hari ke 5
Tatalaksana hiperbilirubinemia neonatorum adalah fototerapi atau transfuse
tukar.

Bilirubin serum (mg/dL) <24 jam 24-48 jam 49-72 jam >72 jam

<2500 >2500 <2500 >2500 <2500 >2500 <2500 >2500

<5 Tidak perlu terapi-observasi

5-9 Terapi sinar bila hemolisis

10-14 Transfusi tukar bila Terapi sinar


hemolisis

15-19 Transfusi tukar Terapi sinar

>20 Transfusi tukar


Foto terapi intensive :
radiasi dalam spectrum biru-hijau (panjang gelombang antara 430-490 nm),
setidaknya 30 μW/cm2 per nm (diukur pada kulit bayi secara langsung di bawah
pertengahan unit fototerapi) dan diarahkan ke permukaan kulit bayi seluas-luasnya.
TERIMA KASIH……

Anda mungkin juga menyukai