Anda di halaman 1dari 27

Neonatus

Hiperbilirubinemia
CASE 1
CASE 1
DATA ANALISIS

Bayi A, laki-laki, umur 7 hari anak kedua, DD/ ikterus fisiologis


KU : tampak kuning sejak usia 3 hari Ikterus patologis

Riw Persalinan : lahir spontan ditolong


bidan, segera menangis BB 3500 gr, PB Riwayat persalinan baik
52cm.
Kuning terlihat dari kepala sampai
pergelangan kaki Kremer 4
Bayi dirawat di ruang perinatologi RS D.
(x) Panas/kejang /penurunan kesadaran. Tidak ada tanda-tanda ensefalopati
BAB (x) tampak seperti dempul
BAK (x) tampak berwarna teh pekat. Atresia biliaris (x)
Prehepatik (x)
DATA ANALISIS

Ibu memeriksakan kehamilannya pada Riwayat ANC baik


bidan 4x , BB naik 12 kg. Selama hamil ibu
merasa sehat, pernah minum obat
penurun panas 2x serta vitamin dari
bidan dan dokter kandungan. Riwayat ibu
menderita tekanan darah tinggi, kencing
manis, sakit kuning, tidak ada. Riwayat (x) Kelainan hematologi genetik
kelainan darah dalam keluarga tidak ada.
Golongan darah ibu adalah A sedangkan DD/ ikterus patologis e.c inkompatibilitas
golongan darah ayah adalah B rhesus ABO/Rh
tidak diketahui. Bayi mendapatkan
imunisasi Hepatitis B pada umur 1 hari. Riwayat imunisasi baik
Kakak ada riwayat kuning dan disinar Faktor risiko mayor ikterus
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Alert, menangis kuat, Riwayat persalinan baik
gerak aktif.
LK: 34 cm; LD: 23,1cm.
N:120x/menit, RR: 52 x/menit, regular, tipe
abdominal.
Suhu:36,9oC
Kepala: cephal hematome (+) Sklera ikterik FR patologis
+/+, konjungtiva: tdk anemis. Hiperbilirubinemia

Abdomen: datar, ikterik (+), tali pusat Hiperbilirubinemia


terawat, palpasi: lembut, hepar dan lien (x) Hepatomegali
tidak teraba. Pemeriksaan Kremer : 4
Kadar Bilirubin total 15,2 mg/dl, Bil Direk
Hiperbilirubinemia prehepatik
0,4 mg/dl.
Gol darah bayi A DD/inkompatibilitas ABO/Rh (x)
Diagnosis Differensial
Ikterus patologis e.c sefalhematom
Ikterus patologis e.c defisiensi G6PD
Ikterus patologis e.c breast milk jaundice

Diagnosis Kerja
Ikterus patologis e.c sefalhematom
Definisi
 
• Ikterus neonatorum merupakan keadaan klinis pada bayi yang
ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit & sklera akibat
akumulasi bilirubin tdk terkonjugasi yg berlebih. Ikterus secara
klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar
bilirubin darah >5 mg/dL.
Dasar diagnosis

- Mulai timbul pada hari ke 2 atau 3 pada kasus : ikterus pada


hari ke 3
- Kadar bilirubin indirek <12 mg/dL (BCB) dan <10 mg/dL (BKB)
-Pada kasus bilirubin hari ke 3 meningkat menjadi 15,2 mg/dL
kemungkinan ditambah dengan adanya cephalhematome (f.risk
mayor)sehingga proses hemolysis meningkat, tetapi jumlah
peningkatan masih dalam range normal
- Kadar bilirubin direk <1 mg/dL pada kasus 0,4 mg/dL
IKTERUS FISIOLOGIS IKTERUS PATOLOGIS
• Awitan terjadi setelah 24 • Awitan sblum 24 jam
jam • Tingkat kenaikan >5
• Memuncak 3-5 hari, mg/dL/jam
menurun dalam 7 hari • Tingkat cutoff >15 mg/dL
(BCB) • Faktor patologis :
• Faktor fisiologis : usia SDM sefalhematom, hematom
pendek, peningkatan masa hati dan limpa
SDM, imaturitas hepar
(ligandin,
glukoroniltransferase)
Etiologi
Hiperbilirubinemia Indirek Hiperbilirubinemia Direk

• Inkompatibilitas ABO, Rh • Hepatitis neonatus


• Ikterus fisiologis • Infeksi CMV
• Perdarahan organ • Infeksi Congenital (TORCH)
• Polisitemia • Atresia bilier
• Bayi dari ibu DM
• Crigler-Najjar
• Defisiensi enzim UDPGT
• Perdarahan tertutup
(sefalhematom)
• Sferositosis herediter
• Polisitemia
• Keterlambatan klem tali pusat
HEMOGLOBIN METABOLISM
Patogenesis dan komplikasi
Usulan pemeriksaan
penunjang
• Kadar bilirubin total dan direk
• Gol.darah dan tipe Rh
• Uji coomb
• Sediaan apus darah tepi Hb dan retikulosit
Penatalaksanaan
1. Lakukan perawatan bayi sehari-hari

2. Pemberian ASI tetap diteruskan supaya nutrisi tetap adekuat, pengelolaan :

- Segera mulai menyusu dan beri sesering mungkin (menyusu sering dengan waktu yang

singkat >efektif dibandingkan dgn menyusui lama dgn frekuensi yg jarang walaupun total waktu yg

diberikan sama

- Tidak dianjurkan pemberian air, dektrosa, atau formula pengganti

-Observasi BB, BAK, BAB yg berhub. dgn pola menyusui

- Ketika kadar bilirubin mencapai 15 mg/dL,tingkatkn pemberian ASI, rangsang

pengeluran/produksi ASI dgn cara mempompa, dan menggunakan pedoman penggunaan fototerapi

yg dikeluarkan AAP

-Tidak terdpt bukti bahwa jaundice berhub. dgn abnormalitas ASI, sehingga penghentian

menyusui sbg upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap> 6 hari / meningkat di atas 20 mg/dL/

ibu memiliki riw.bayi sblmnya terkena kuning

3. Pemberian sinar dengan Fototerapi


Penyulit terapi
PENCEGAHAN

Primer

• Menganjurkan ibu menyusui min.8-12x / pada beberapa hari pertama

• Tdk memberikan cairan tambahan rutin lain, seperti dextrose/air pada bayi

yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi

Sekunder

• Penilaian sistematis terhadap resiko kemungkinan terjadinya

hyperbilirubinemia

- Semua wanita hamil dilakukan pemeriksaan gol darah dan Rh

• Melakukan penilaian klinis terhadap icterus untuk memeriksa tingkat

bilirubin secara transkutan / memeriksa bilirubin seru total

- Penilaian klinis setiap 8-12 jam.


• Evaluasi Laboratorium

- Cek bilirubin, pada 24 jam pertama dan lakukan penilaian


ulang

• Penilaian risiko sebelum dipulangkan, usia ˂ 72 jam

- Menilai apakah terdapat risiko hiperbilubinermia berat


- Pengukuran bilirubin sebelum pulang
EPIDEMILOGI
• Ikterus pada BCB 60-70%, BKB 80%
• Sering pada ibu gol.darah O
• Insidensi Kerena Ikterik ↑ jika bilirubin >25 mg/dL
PROGNOSIS
QAV : ad bonam
QAF : ad bonam
Pada BCB bisa menurun pada 7 hari pertama toleransi
sampai 14 hari, meningkat pd hari ke 2, puncak hari ke 3-5

Anda mungkin juga menyukai