Anda di halaman 1dari 37

Kolesistitis E.

C Susp
Kolelitiasis
Pembimbing:
Prof. Pisi Lukitto,dr., Sp.B(K)Onk., Sp.B-KBD

DEPARTEMEN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
JENDERAL ACHMAD YANI
OKTOBER
2020
IDENTITAS

No RM : 54322
Nama : Ny. AT
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : jl. Ibu Ganirah no 29, Cibeber, Cimahi Selatan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
MASALAH
Pasien mengeluhkan nyeri di perut kanan atas yang dirasakan
hilang timbul.
DIAGNOSIS BANDING

c -
I 1. KOLESISTITIS
2. KOLANGITIS
3. HEPATITIS
4. DUODENITIS
5. KOLITIS
6. NEFROLITIASIS
N 7. KARSINOMA KANTUNG EMPERDU
8. KARSINOMA SALURAN EMPEDU
9. KARSINOMA KAPUT PANKREAS
10. KARSINOMA KOLON
T 11. TRAUMA TUMPUL HEPAR
A 12. KOLELITIASIS
13. KOLEDOLITHIASIS
ANAMNESIS

■Keluhan Utama :
■Terdapat nyeri di perut kanan atas
yang hilang timbul sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit.
ANAMNESIS LANJUTAN

Pasien datang ke IGD RS Dustira dengan keluhan nyeri perut kanan atas
yang dirasakan hilang timbul sejak 2 minggu SMRS.
Selain nyeri di perut kanan atas, pasien juga mengeluhkan nyeri menjalar ke
punggung sisi kanan dan dirasakan hilang timbul selama lebih dari 15 menit dan
baru menghilang dalam beberapa jam kemudian. Ketika nyeri muncul, pasien
berjalan membungkuk untuk mengurangi rasa sakitnya dan dirasakan semakin
berat saat pasien menarik nafas panjang saat merasa lelah. Nyeri juga dirasakan
terutama setelah pasien mengonsumsi makanan berlemak.
Keluhan lainnya terkadang disertai mual tanpa muntah. Pasien merasakan
demam selama 2 hari namun pasien tidak mengukur suhunya.
ANAMNESIS LANJUTAN

Pasien tidak merasakan perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning.
Tidak ada keluhan nyeri perut hebat hingga menembus ke belakang. Tidak ada
sering bersendawa maupun perut merasa cepat kenyang. Keluhan tidak disertai
dengan nyeri pinggang maupun nyeri yang menjalar lipat paha.
Pasien tidak mengeluhkan adanya benjolan di perut kanan atas yang
dirasakan membesar, tidak ada gatal-gatal di kulit, tidak ada keluhan rasa lemas
badan, tidak ada penurunan nafsu makan, serta tidak ada penurunan berat
badan. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya perut membesar maupun
bengkak pada kaki. Tidak ada keluhan kembung maupun sulit buang angin. Tidak
ada riwayat terbentur pada perut.
ANAMNESIS LANJUTAN

BAK tidak ada keluhan, tidak ada nyeri, tidak ada riwayat keluar batu atau
pasir, tidak berdarah dan tidak berwarna seperti teh pekat. Pasien tidak
mengeluhkan BAB seperti dempul, sulit BAB, diare, ataupun BAB berdarah.
Keluhan seperti ini dirasakan pertama kali oleh pasien. Sehari-hari pasien
tidak mengontrol asupan makanan nya seperti makan makanan berminyak,
bersantan.
Riwayat penggunaan obat terlarang dengan jarum suntik bersama, riwayat
transfusi, maupun mengonsumsi alkohol tidak ada. Tidak ada keluarga yang
memiliki keluhan serupa.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tanda Vital
Kesadaran : Compos Mentis Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Kesan Sakit : Sakit Sedang Nadi : 98x/m
Respirasi : 19x/m
TB : 155 cm Suhu : 37,6oC
IMT : 31,2 (Obesitas II) BB : 85 kg
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis :
Kepala : Mata : Konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-
Leher : Dalam batas normal
Thorax : Dalam batas normal
Abdomen : Datar, Bunyi peristaltik usus (+) normal, Nyeri
tekan a/r hipokondrium dextra, murphy sign (+)
Ekstremitas : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK

Status Lokalis : Ad regio hipokondrium dextra


Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bunyi Peristaltik Usus (+)
Palpasi : Nyeri tekan (+), Murphy sign (+),
Hepar dan lien tidak teraba
Resume
 Dari anamnesis didapatkan adanya nyeri di perut kanan atas yang dirasakan hilang timbul
sejak 2 minggu SMRS. Nyeri dirasakan memberat terutama 1 jam setelah makan makanan
yang berminyak. Keluhan nyeri dirasakan menjalar hingga ke punggung sisi kanan dirasakan
selama lebih dari 15 menit dan baru menghilang dalam beberapa jam kemudian. Keluhan
terkadang disertai mual dan muntah. Pasien merasakan demam sejak 2 hari yang lalu namun
tidak terlalu tinggi.

 Keluhan tidak disertai perubahan warna kulit ataupun mata menjadi kuning. Tidak ada
keluhan nyeri perut hebat hingga menembus ke belakang.Pasien tidak mengeluhkan adanya
benjolan di perut kanan atas yang dirasakan membesar, tidak ada keluhan lemas badan, tidak
ada penurunan nafsu makan, serta tidak ada penurunan berat badan. Tidak ada riwayat
terbentur pada perut.
Resume

 BAK tidak ada keluhan, tidak ada nyeri BAK, tidak ada riwayat keluar batu atau pasir,
BAK tidak berdarah dan tidak berwarna the pekat. Pasien tidak mengeluhkan BAB
seperti dempul, sulit BAB, diare, ataupun BAB berdarah.
Resume

Pemeriksan Fisik
Tanda Vital : Suhu : 37,7°C (Subfebris)
Status Generalis : DBN
Status Lokalis : ad regio hipokondrium dextra
Nyeri tekan (+)
Murphy sign (+)
Kesimpulan

Nyeri perut kanan atas yang hilang timbul disebabkan akibat


adanya sumbatan batu yang berada di duktus sistikus.
Rencana Pemeriksaan

1.Pemeriksaan laboratorium darah rutin


2.USG Abdomen (kolelitiasis)
3.Pemeriksaan enzim pancreas (karsinoma kaput pancreas)
4.Barium Meal (duodenitis)
DIAGNOSIS

• DD/
1. KOLESISTITIS EC KOLELITIASIS
2. DUODENITIS

DK/
KOLESISTITIS EC KOLELITIASIS
Non
Farmakologi Operatif
Farmakologi

• Pemasangan infus • Cefoperazone IV Rencana dilakukan


3 x 1 gram
laparoskopik
• Diet lunak rendah kolesistektomi
lemak 1700 • Ketoprofen supp

kkal/hari • Paracetamol PO 3
x 500 mg
TERIMA KASIH
Definisi

• Kolelitiasis merupakan peradangan akut atau kronis yang diakibatkan


karena adanya batu pada empedu,saluran empedu, atau pada kedua-
duanya. Kolelitiasis biasanya terjadi saat batu empedu keluar dari
kandung empedu dan masuk ke duktus biliaris komunis.
• Jenis batu empedu dapat terdiri dari batu kolesterol, batu bilirubin
(batu kalsium bilirubinat), dan batu campuran.
Letak Batu
Empedu
Anatomi
• Merupakan kantong berbentuk buah pir
yang terletak di bagian scissura hepar
• Panjang kurang lebih 7,5 – 12 cm,
dengan kapasitas normal sekitar 35-50
ml.
• Sistim biliaris ekstra hepatik dimulai
dari duktus hepatikus dan diakhiri di
stoma duktus kholedokus.
Fisiologi

Fungsi dari kandung empedu adalah sebagai wadah dari cairan empedu
dan memekatkan empedu dengan absorpsi air dan natrium.
Cairan empedu diproduksi oleh sel hepatosit sebanyak 500-1000 ml/hari

Komposisi cairan empedu

Komponen Dari Hati Dari Empedu


Air 97,5 gm% 95 gm%
Garam empedu 1,1 gm% 6 gm%
Bilirubin 0,04 gm% 0,3 gm%
Kolesterol 0,1 gm% 0,3 – 0,9 gm%
Asam lemak 0,12 gm% 0,3 – 1,2 gm%
Lecithin 0,04 gm% 0,3 gm%
Etiologi dan Faktor Risiko

Etiologi Faktor Risiko


Etiologi masih belum • Pertambahan usia
diketahui secara pasti. • Efek hormon
Kolelitiasis dapat terjadi
dengan atau tanpa faktor • Gangguan metabolisme
resiko. Semakin banyak • Faktor makanan
seseorang memiliki faktor • Penurunan berat badan yang
resiko semakin besar cepat
kemungkinan untuk terjadinya
kolelitiasis. • Stasis kandung empedu
• Penyakit hati
• Faktor genetik
Epidemiologi

• Batu empedu sekitar 90-95% disebabkan oleh kolesistitis.


• Di amerika serikat, insidensi kolelitiasis diperkirakan sebanyak 20jt
org, dengan 70% didominasi batu kolesterol dan 30% terdiri dari batu
pigmen dan campuran.
• Kasus batu empedu umumnya ditemukan pada wanita, di Amerika
Serikat ditemukan 20% pada wanita dan 8% pada pria.
• Sekitar 15% pasien dengan batu kantung empedu memiliki
koledokolitiasis (batu saluran empedu).
• Sebagian besar kejadian kolelitiasis di asia adalah yang tidak
mempunyai keluhan maupun gejala (asimptomatik)
Manifestasi Klinis
• Gejala lainnya :
A. Local sign
- Mual muntah
murphy’s sign, RUQ
mass/pain/tenderness - Peningkatan enzim alkali
B. Systemic sign fosfatase, transaminase
demam, peningkatan - Bilirubin > 4mg/dl
CPR(>3mg/dl), Leukositosis
(>10.000mm3/d)
C. Imaging findings
Susp diagnosis : 1 poin A + 1
poin B
Diagnosis pasti : 1 poin A + 1
poin B + C
Pemeriksaan Fisik

• Nyeri tekan perut kanan atas


• Terkadang disertai ikterik
• Murphy’s sign (+)

Adapun batu empedu yang bersifat asimptomatik (silent


stone) sehingga tidak menimbulkan gejala
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium
- Leukositosis : >10.000 mm3/dl
- Peningkatan kadar bilirubin : >4mg/dl
- Terkadang terjadi peningkatan CRP, enzim alkali fosfatase,
transaminase dan amilase
2. Pemeriksaan Radiologi
USG, CT-Scan, ERCP, MRCP
Komplikasi

1. Kolesistitis 5. Perforasi bilier


2. Kolangitis 6. Peritonitis bilier
3. Empiema
4. Perikolesistik abses komplikasi kolangitis:
7. Sirosis bilier sekunder
8. Sepsis
Penatalaksanaan

Non farmakologi Farmakologi


Perbaiki gaya hidup, olahraga, Ceftriaxon inj 1x2 gr
menurunkan berat badan dan
diet rendah kolesterol. • Asam mefenamat tab 500 mg
3x1
Penatalaksanaan

Bedah Non bedah


Kolesistektomi laparoskopi pada • Litotripsi Gelombang
pasien dengan gejala berat atau Elektrosyok (ESWL)
frekuensi sering, ukuran batu • Endoscopic Retrograde
sangat besar (>3 cm). Atau disertai Cholangiopancreatography
komplikasi. (ERCP)
Terapi
• Kolelithiasis
- Profilaksis cholecystectomy pada asimptomatic pasien jarang
dilakukan.
- Pada pasien usia tua dengan diabetes, pasien yang memerlukan
waktu penyembuhan lama, dan pada pasien yang risiko tinggi
kanker galbbladder disarankan profilaksis cholecystectomy
- Cholecystectomy = open / laparoscopic dilakukan pada pasien
yang bergejala gallstone (nyeri kolik bilier)
- Elective cholecystectomy dilakukan pada pasien yang bergejala.
- Persiapan pasien sebelum operasi : hindari memakan makanan
berlemak dan makanan berat
• Wanita hamil bergejala gallstone yang tidak dapat dimodifikasi
dengan diet aman dilakukan cholecystectomy pada trimester 2
• Koledokolitiasis
- Laparoscopic cholecystectomy
• Kolesistitis
- Laparoscopic cholecystectomy
- Gallbladder drainage pada acute cholecystitis
• Kolangitis
Prognosis

Quo ad vitam: ad bonam


Quo ad functionam: ad bonam

Anda mungkin juga menyukai