Anda di halaman 1dari 2

Alif Pascal Al Fitra

4151201403

1. Kesimpulan VeR pada skenario 1


Pada pemeriksaan korban berjenis kelamin laki-laki, delapan belas tahun berdasarkan Surat
Permintaan Visum dari penyidik di atas terdapat luka tusuk pada leher kiri yang diakibatkan
oleh kekerasan tajam. Luka tersebut menyebabkan gangguan atau halangan melakukan
aktivitas sehari-hari untuk sementara waktu sehingga luka tersebut termasuk kualifikasi luka
sedang.

2. Alasan hasil kesimpulan dan dasar hukum VeR


Luka derajat II adalah apabila luka tersebut menyebabkan penyakit atau menghalangi
pekerjaan korban untuk sementara waktu dan dilihat dari tanda vital serta status generalis
nya masih dalam batas normal. Hukuman bagi pelakunya menurut KUHP pasal 351 ayat 1.

3. Apabila pada kasus keadaan pasien memburuk apa yang harus dilakukan? Menarik VeR
buat baru atau menggunakan VeR yang sudah diterbitkan?
Menggunakan VeR sementara yaitu VeR yang dibuat untuk sementara waktu karena korban
memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga menghalangi pekerjaan korban.
Kualifikasi luka tidak ditentukan dan tidak ditulis pada kesimpulan.

4. Penanganan pasien skenario 2 pada saat ditemukan


Menentukan tanda-tanda kematian pada korban.
Tanda tidak pasti pada skenario: pernafasan berhenti, sirkulasi berhenti, pucat
Tanda pasti kematian pada skenario: Livor Mortis hilang dengan penekanan , Ligor mortis
ditemukan pada seluruh tubuh dan sukar dilawan

5. Dasar hukum dokter dapat membuat Surat keterangan kematian


Peraturan Bersama mendagri dan Menkes no 15 tahun 2010 tentang laporan kematian dan
penyebab kematian.
Pasal 2:

(1)  Setiap kematian wajib dilaporkan oleh keluarganya atau yang mewakili kepada
Instansi Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal kematian.

(2)  Pelaporan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan
persyaratan:

-surat pengantar dari RT dan RW untuk mendapatkan surat keterangan kepala


desa/lurah; dan/atau

-KK dan/atau KTP yang bersangkutan;

-Surat keterangan kematian dari dokter yang berwenang dari fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat.
(3)  Dalam hal tidak ada dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2), surat keterangan
kematian dapat diberikan oleh perawat atau bidan.

(4)  Dalam hal kematian terjadi ditempat domisili, pelaporan kematian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Instansi Pelaksana atau UPTD Instansi
Pelaksana melalui petugas registrasi di desa/kelurahan.

6. Jika kaku mayat ditemukan seluruh tubuh sukar dilawan, lebam hilang saat ditekan.
Pada kasus mana yang lebih valid untuk menentukan kasus kematian
Lebih valid menggunakan Kaku mayat (Rigor Mortis) karna pada lebam mayat bisa
dipengaruhi posisi tubuh dan perdarahan. Perkiraan waktu kematian 12 jam karna belum
ditemukan tanda pembusukan.

7. bagaimana perkiraan cara kematian pada pasien Skenario 2


Kematian tidak wajar karna pada korban masih berusia muda dan korban tidak memiliki
riwayat penyakit apapun.

8. Apabila jenazah dipulangkan lalu dicurigai ada tanda tidak wajar lalu lapor ke polisi lalu
polisi menyarankan ke Spesialis Forensik untuk otopsi. Dengan hasil semua organ pucat,
kepala tidak ada kelainan, thoraks gambaran kedua paru edema, abdomen ditemukan
darah 1500 cc, ada rupture uteri, perlukaan di porsio sebesar 2cm. Bagaimana mekanisme
kematian?
Sebab kematian dikarnakan Abortus provokatus atau KET yang menyebabkan rupture uteri
sehingga terjadi perdarahan intraabdomen.

Anda mungkin juga menyukai