Anda di halaman 1dari 17

Sebab Kematian

Sebab kematian :

 penyakit/cedera/luka yang bertanggungjawab atas terjadinya kematian.

 Berdasarkan WHO:

Part I : a. immediate cause; b. intermediate cause; c. underlying cause.

Part II: kondisi lain yang signifikan yang tidak berhubungan dengan underlying cause.
Cara Kematian

 Cara kematian: macam kematian yang menimbulkan kematian.

 Di Indonesia : Wajar atau tidak wajar.

o Wajar: bila kematian terjadi sebagai akibat luka/cedera/pada seseorang yang


semula telah mengidap suatu penyakit.

o Tidak wajar: akibat kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, tidak dapat


ditentukan.

 Di luar negeri : a) Natural; b)Accident; c) Suicide; d) Homicide; e) Undetermined


Mekanisme Kematian

 Gangguan fisiologis dan/atau biokimiawi yang ditimbulkan

oleh penyebab kematian sedemikian rupa sehingga seseorang


tidak dapat terus hidup.
BST

Surat Keterangan Kematian


Surat Keterangan Kematian

 Surat keterangan kematian merupakan suatu keterangan tentang kematian yang


dibuat oleh dokter. Hal ini penting sehingga dokter harus bertanggungjawab
sepenuhnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan surat keterangan
kematian.2

 Surat keterangan kematian biasa/ alamiah ini penting dibuat untuk kepentingan
berbagai kalangan seperti pihak ahli waris (asuransi), statistic/ sensus penduduk
dan instansi tempat korban bekerja serta untuk penguburan.2
Surat Keterangan Kematian

Pada waktu menuliskan surat keterangan kematian, maka keadaan orang tersebut
sebelum meninggal dapat diperoleh dari keluarga yang meninggal sebelum jenazahnya
dikuburkan atau dikremasi.2

Peran dokter dalam hal ini adalah:1


o Menentukan seseorang telah meninggal dunia (berhenti secara permanen:
sirkulasi, respirasi dan neurologi)
o Melengkapi surat keterangan kematian bagian medis (menuliskan sebab
kematian, jika diperlukan otopsi)
o Jika jenazah tidak dikenal, membantu identifikasi.
Fungsi Surat Keterangan Kematian

 Untuk kepentingan pemakaman jenazah


 Kepentingan pengurusan asuransi
 Kepentingan pengurusan warisan
 Pengurusan pensiunan janda/duda
 Persyaratan menikah lagi
 Pengurusan hutang piutang
 Untuk tujuan hukum, pengembangan kasus kematian tidak wajar
 Kepentingan statistik
Landasan Hukum Surat Keterangan Kematian
Peraturan bersama Mendagri dan Menkes No.15 tahun 2010, nomor
162/MENKES/PB/I/2010, tentang Pelaporan Kematian dan Penyebab Kematian.3
Dasar hukum surat keterangan kematian :
 Bab I pasal 7 KODEKI, ‘‘Setiap dokter hanya memberikan keterangan dan pendapat
yang telah diperiksa sendiri kebenarannya’’
 Bab II pasal 12 KODEKI, ‘’Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien meninggal dunia’’
 Pasal 267 KUHP : Ancaman pidana untuk surat keterangan palsu
 Pasal 179 KUHAP: Wajib memberikan keterangan ahli demi pengadilan, keterangan
yang akan diberikan didahului dengan sumpah jabatan atau janji
Landasan Hukum Surat Keterangan Kematian
 PASAL 2
1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh keluarganya atau yang mewakili kepada Instansi Pelaksana
atau UPTD Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian.
2) Pelaporan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan persyaratan:
• surat pengantar dari RT dan RW untuk mendapatkan surat keterangan kepala desa/lurah;
dan/atau
• KK dan/atau KTP yang bersangkutan;
• Surat keterangan kematian dari dokter yang berwenang dari fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat.
3) Dalam hal tidak ada dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2), surat keterangan kematian dapat
diberikan oleh perawat atau bidan.
4) Dalam hal kematian terjadi ditempat domisili, pelaporan kematian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan kepada Instansi Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana melalui petugas
registrasi di desa/kelurahan.
Landasan Hukum Surat Keterangan Kematian
 PASAL 6
1. Setiap kematian yang terjadi diluar fasilitas pelayanan kesehatan harus dilakukan penelusuran
penyebab kematian.
2. Penelusuran penyebab kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
metode autopsi verbal .
3. Autopsi verbal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh dokter.
4. Dalam hal tidak ada dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (3) autopsi verbal dapat
dilakukan oleh bidan atau perawat yang terlatih.
5. Autopsi verbal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4) dilakukan melalui
wawancara dengan keluarga terdekat dari almarhum atau pihak lain yang mengetahui
peristiwa kematian.
6. Pelaksanaan autopsi verbal sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikoordinasikan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah setempat.
Macam Surat Keterangan Kematian

a. Surat Keterangan Kematian Biasa (Ordinary Death Certificate)

b. Surat Keterangan Kematian yang dikeluarkan oleh dokter forensic (Medical


Examiner’s Death Certificate)

Jika dokter tidak dapat menentukan kematian ini disebabkan karena alamiah atau
tidak alamiah maka dapat disarankan sebelum memberi surat keterangan kematian
dibuat dapat menanyakan pada penyidik yang akan memberikan petunjuk yang
terbaik untuk diikuti.2
Instruksi Pengisian Surat Keterangan
Kematian

 Menggunakan formulir ter-update yang diterbitkan pemerintah


 Isi semua item, ikuti petunjuk pengisian setiap item
 Buat surat dengan jelas dengan tinta hitam
 Jangan gunakan singkatan kecuali ada instruksi khusus pada pengisian item
 Konfirmasikan ejaan penulisan nama terutama nama yang homofon (beda ejaan
penulisan tapi sama pengucapannya) seperti : Edi, Edy, Eddie dsb
 Dapatkan semua tanda tangan yang diperlukan. Tidak boleh menggunakan
tanda tangan cap atau print
 Jangan mengubah formulir
 Jangan menduplikasi/membuat 2 surat keterangan kematian yang sama
Isi Surat Keterangan Kematian

Semua informasi yang berhubungan dengan kematian dan adanya


keterangan dokter secara terperinci.
 Nama, usia, tempat dan tanggal kematian
 Penyebab kematian
 Kehadiran dokter saat melihat kritis penyakit penderita
U.S. Standard Certificate
of Death
Kesimpulan

 Surat keterangan kematian adalah surat yang menerangkan bahwa seseorang telah
meninggal dunia. Surat keterangan kematian ini berisi identitas, saat kematian, dan
sebab kematian. Kewenangan penerbitan surat keterangan kematian ini adalah
dokter yang telah diambil sumpahnya dan memenuhi syarat administratif untuk
menjalankan praktik kedokteran. Selain itu, pembuatan surat kematian telah diatur
dan mempunyai landasan hukum.

 Dalam dunia kesehatan, pencatatan atau pembuatan surat kematian penting


dilakukan sebagai salah satu cara pengumpulan data statistik penentuan penyakit
dan penyebab kematian yang umum pada masyarakat.
Daftar Isi

1. Suciningtyas, Martiana. 2008. Death Certification.


2. Gani, M. Husni. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik
3. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kementrian Kesehatan Nomor 15
Tahun 2010 Nomor 162/MENKES/PB/I/2010

Anda mungkin juga menyukai