Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA MATARAM

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KARANG TALIWANG
Jl. Ade Irma Suryani No : 60 Telp : 0370-635974

KERANGKA ACUAN
PELACAKAN KASUS KEMATIAN

I. LATAR BELAKANG
Statistik kematian merupakanbagian integral dari sistem statistik vital ( kelahiran,
kematian, perkawinan, perpindahan ). Kelahiran, kematian dan perpindahan
merupakan komponen utama yang mempengaruhi perubahan penduduk. Lebih lanjut,
angka kematian spesifik menurut penyebab dan umur merupakan salah satu indikator
kunci untuk menggambarkan status kesehatan di suatu populasi. Statistik penyebab
kematian sangat penting bagi perencana kesehatan, administrator dan profesi medis.
Ada beberapa kelebihan dari statistik kemetian jika dibandingkan dengan statistik
morditas. Statistik kematian dapat dikumpulkan secara efisien pada kegiatan rutin
melalui sistem registrasi vital. Kematian bersifat unik, terdefinisi secara jelas dan
merupakan kejadian final untuk setiap individu, sehingga memudahkan dalam
perhitungan dan analisis dibandingkan dengan statistik morbiditas yang mempunyai
periode sakit yang dapat timbul berulang ulang. Dari sudut pandang epidemiologi,
informasi mortalitas memberikan gambaran keadaan status kesehatan berdasarkan
paparan penyakit atau perjalanan penyakit dimasa lampau. Sedangkan data mobiditas
memberikan informasi mengenai keadaan kesehatan saat ini dan kecenderungan
untuk masa depan. Data mortalitas dan morbiditas seharusnya tersedia dari sistem
informasi kesehatan.
Data penyebab kematian akan lebih efektif jika dikumpulkan melalui sistem
registrasi vital. Pada sistem ini secra hukum setiap kematian aka dicatat sesuai
dengan pendapat medis untuk penyebab kematiannya. Sistem registrasi vital yang
lengkap membutuhkan sumber daya yang besar baik finansial maupun sumber daya
manusia. Alternatif untuk mendapatkan pencatatan kematian yang efiensi adalah dai
sampel yang representatif menggambarkan populasi secara nasional, yang akan
memberikan informasi tingkat dan kecenderungan kematian di masyarakat.
Akan tetapi, tidak adanya perhatian medis pada saat kematian, akan menghabat
informasi yang dihasilkan dari sertifikat medis penyebab kematian.
Di Indonesia data penyebab kematian tidak dilaporkan dengan baik karena
sebagian besar kematian terjadi di rumah tanpa memiliki catatan medis yang
memadai, Untuk melengkapi catatan medis tersebut metode autopsi verbal menjadi
pilihan yang terbaik. Autopsi Verbal ( AV ) adalah wawancara yang dilakukan terhadap
keluarga almarhum/ah untuk mendapatkan informasitentang gejala / tanda riwayat
penyakit dari awal sakit sampai meninggal. Informasi yang dikumpulkan dapat
menuntun doktermenyusun resume penyakit dan menentukan diagnosis penyebab
kematian.
II. DASAR HUKUM
Otopsi verbal di Indonesia diatur dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Kesehatan NOMOR 15 TAHUN 2010, NOMOR 162 /MENKES/PB/I/2010 pasal
6.
1. Setiap kematian yang terjadi diluar fasilitas pelayanan kesehatan harus dilakukan
penelusuran penyebab kematian.
2. Penelusuran penyebab kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan metode autopsi verbal.
3. Autopsi verbal sebagimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh dokter.
4. Dalam hal tidak ada dokter sebagimana dimaksud pada ayat (3) autopsi verbal dapat
dilakukan oleh bidan atau perawat yang terlatih.
5. Autopsi verbal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4) dilakukan melalui
wawancara dengan keluarga terdekat dari almarhum atau pihak lain yang mengetahui
peristiwa kematian.
6. Pelaksanaan autopsi verbal sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikoordinasikan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah setempat.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum :
Untuk mengidentifikasi jumlah dan penyebab kematian pada masyarakat di mana tidak
terdapat atau kurangnya pencatatan angka kematian berdasar sertifikasi medik.
B. Tujuan Khusus :
1. Sebagai sistem pencatatan angka kematian pada suatu wilayah.
2. Mengidentifikasi jumlah dan penyebab kematian, dan dapat memberikan data
tentang karakteristik dasar seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dll orang yang
meninggal, serta faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kematian sehingga instansi
kesehatan suatu negara dapat menentukan prioritas dan menentukan intervensi yang
tepat.

IV. KELUARAN (OUTPUT)


Teridentifikasinya masalah/hambatan dalam pencatatan dan pelaporan mengenai data
kematian dan kesakitan di wilayah kerja

V. HASIL (OUTCOME)
1. Laporan dari puskesmas  ke dinas kesehatan kabupaten/kota :
2. Laporan bulanan yang berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta
sebab kematian ) dan jumlah kasus yang dirujuk ke RS kabupaten/kota.
VI. MEKANISME
A. Alur Pelaksanaan
Langkah-langkah dan kegiatan otopsi verbal :
1.   Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai kejadian kasus
kematian.
2.   Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian dan penanganan atau
rujukan nya ,untuk kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
3. Melakukan pelacakan sebab kematian (otopsi verbal ) selambat-lambatnya 7 hari
setelah menerima laporan.
4. Melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota selambat-lambatnya dalam waktu
1 bulan hasil autopsi verbal.
5. Temuan otopsi verbal dibicarakan dalam pertemuan audit di Kabupaten / Kota.

B. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan otopsi verbal menggunakan metode wawancara dengan menggunakan
kuesioner Autopsi verbal yang terstandar. Terdapat 3 jenis kuesioner yang dibuat
khusus menurut kelompok umur yaitu :
1. Kuesioner AV-1 ( Kuesioner Autopsi Verbal Kematian Neonatal ) yang digunakan
untuk mencatat informasi kematian perinatal dan neonatal ( 0-28 hari ).
2. Kuesioner AV-2 ( Kuesioner Autopsi Verbal Kematian Post Natal dan Anak Balita )
digunakan untuk mencatat informasi kematian post neonatal dan anak balita ( 29
hari sampai < 5 tahun ).
3. Kuesioner AV-3 ( Kuesioner Autopsi Verbal Kematian ≥ 5 tahun ) digunakan untuk
mencatat informasi kematian umur 5 tahun ke atas.

VII. NARA SUMBER


1. Petugas Kesehatan
2. Kader
3. Keluarga

VIII. PESERTA
a. Petugas Kesehatan : Dokter / Bidan / Perawat Terlatih
b. Keluarga Terdekat
c. Kader

IX. WAKTU DAN TEMPAT


1. Waktu pelaksanaan : Setiap ada kasus Kematian .
2. Tempat Pelaksanaan : Di Rumah Sakit, Puskesmas dan Rumah Pasien
X. ANGGARAN
Anggaran Pelacakan kasus kematian ini dibebankan pada Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK)

Karang Taliwang, Januari 2015


Kepala Puskesmas Karang Taliwang,

dr. Hj. Wiwin Nurhasida


NIP 19700213 200112 2 002

Anda mungkin juga menyukai