Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELACAKAN KEMATIAN BALITA

NOMOR : KAK/2.0037
TANGGAL TERBIT : 5 Januari 2023
NOMOR REVISI : -

KEPALA PUSKESMAS KEMRANJEN I

dr. DRI KUSRINI


NIP. 19720112 200212 2 004

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KEMRANJEN I
TAHUN 2023
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PELACAKAN KEMATIAN BALITA

A. PENDAHULUAN
Angka Kematian Balita adalah jumlah penduduk yang meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama.
Tahun 2021 status kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Banyumas
masih jauh dari harapan, ditandai dengan masih tingginya angka kematian
balita yaitu 9 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan target RPJMD
Kabupaten Banyumas adalah 7 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka kematian merupakan indikator penting dalam mengukur
keberhasilan pembangunan khusunya di bidang kesehatan. Mengingat
angka kematian merupakan data statistik yang dapat digunakan untuk
menentukan masalah-masalah kesehatan, menentukan prioritas masalah,
sehingga dapat juga digunakan untuk menentukan seberapa jauh dan
bagaimana intervensi dalam bidang kesehatan masyarakat sebagai
penyelesaiannya.
Sebagai terobosan untuk mendapatkan data kematian dan sebab
kematian di Indonesia, dikembangkan sistem pencatatan kematian melalui
pelacakan kematian.

B. LATAR BELAKANG
Pelacakan kematian adalah suatu penelusuran rangkaian peristiwa,
keadaan, gejala dan tanda penyakit yang mengarah pada kematian melalui
wawancara dengan keluarga atau pihak lain yang mengetahui kondisi sakit
almarhum/ah.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran data kematian balita di wilayah Puskesmas
Kemranjen I.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kronologi kematian balita.
b. Mengetahui penyebab kematian balita.
c. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak
yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan
dalam kasus.

KAK PELACAKAN KEMATIAN BALITA 1


D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok
Menelusuri sebab kesakitan dan kematian balita dengan maksud
mencegah kesakitan dan kematian di masa yang akan datang.
2. Rincian Kegiatan
Kegiatan pelacakan kematian balita dilakukan dengan metode
wawancara menggunakan formulir pelacakan kematian kepada
keluarga atau orang lain yang mengetahui riwayat penyakit atau gejala
serta tindakan yang diperoleh sebelum penderita meninggal sehingga
dapat diketahui perkiraan sebab kematian.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Bidan wilayah menerima laporan kematian balita dari RS/klinik/PMB di
wilayah kerjanya, termasuk laporan dari kader kesehatan.
2. Bidan wilayah mencatat kasus kematian balita dan melaporkannya
kepada koordinator pelayanan kesehatan anak dan bidan koordinator.
3. Bidan koordinator melaporkan ke Dinas Kesehatan paling lama 1x24
jam (via grup wa MPDN).
4. Bidan wilayah melakukan pelacakan kematian balita kepada keluarga
paling lama 3x24 jam.
5. Bidan wilayah membuat laporan hasil pelacakan kematian balita dan
mengirimkannya ke Dinas Kesehatan.

F. SASARAN
1. Orangtua
2. Keluarga yang tinggal serumah

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan pelacakan kematian balita dilaksanakan secara situasional
apabila ada kasus kematian balita.

H. BIAYA
Pelaksanaan kegiatan pelacakan kematian balita menggunakan anggaran
BOK Puskesmas Kemranjen I Tahun 2023 obyek belanja perjalanan dinas
dalam daerah.

KAK PELACAKAN KEMATIAN BALITA 2


I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan dengan melakukan
monitoring pelaksanaan kegiatan dan identifikasi faktor-faktor penghambat.

J. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Kegiatan pelacakan kematian balita dibuat catatan dalam bentuk risalah
kegiatan. Selain itu diharapakan ada dokumentasi berupa foto kegiatan.
Hasil dari kegiatan dilakukan pelaporan kepada penanggung jawab UKM
dan diteruskan ke Kepala Puskesmas Kemranjen I dan dilakukan evaluasi
untuk kelanjutan kegitan di tahun yang akan datang.

KAK PELACAKAN KEMATIAN BALITA 3

Anda mungkin juga menyukai