P
DI PUSKESMAS SIMPANG TIGA
KOTA PEKANBARU
OLEH :
PENDAHULUAN
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal care sesuai dengan standart yang paling
sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan tiap trimester. Indikator tersebut
2019). Situasi pandemi Covid-19 pada pelaksanaan ANC dilakukan sesuai dengan
(Kemenkes RI 2020).
indikator untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. Secara umum telah
terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305
yaitu dengan target pada tahun 2030 mengurangi tingkat AKI hingga dibawah 70
per 100.000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia sudah mulai mencapai target
SDGs yaitu 25 per 1000 kelahiran hidup dimana AKB saat ini di Indonesia adalah
negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Kejadian
anemia di dunia menduduki urutan ke tiga dengan prevalensi anemia pada ibu
hamil 74%. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
2013). Pravalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 wanita
Provinsi riau cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe tahun 2018 sebesar
82,8%, data tersebut masih dibawah target yang ditentukan yaitu 95%. Sedangkan
sebesar 100% diikuti oleh Kabupaten Kuantan Singingi (96,85%), dan Kota
66,24%, diikuti oleh Kabupaten Indragiri Hilir sebesar &1,7%, dan Kabupaten
Anemia umumnya disebabkan oleh kurang gizi, kurang zat besi dalam diet,
malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak pada persalinan yang lalu, haid, dll,
penyakit kronik; TBC, paru, cacing usus, malaria, dll (Nugraheny, 2010). Bahaya
anemia bagi ibu hamil yaitu dapat menyebabkan perdarahan waktu persalinan
kandungan, berat badan bayi dibawah dibawah berat normal (Pudiastuti, 2012).
Pencegahan dan pengobatan untuk ibu hamil terhadap anemia yaitu dapat
dilakukan dengan meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi termasuk
kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD), mengobati penyakit
tahun 2017 tentang “Gambaran Anemia Pada Kehamilan di Bagian Obsstertri dan
kehamilan sebanyak 75 kasus (2,2%) dari 3396 kehamilan. Derajat anemia pada
kasus (60%) diikuti oleh derajat ringan sebanyak 20 kasus (27%), dan derajat
Rahayu Ningsih, Fitri Melina, & Ina Kuswanti pada tahun 2018 tentang
terdapat peningkatan hemaglobin ibu hamil antara sebelum dan sesudah diberikan
sayur bayam dan Tablet Fe. Dengan nilai asymp. Sig (2-tailed) adalah sebesar
sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada
trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. (Mochtar, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas mengingat pentingnya memberikan
asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil, maka penulis akan melakukan
asuhan kebidanan pada ibu hamil normal trimester III di Puskesmas Simpang Tiga
2021.
1.2 Tujuan
metode SOAP.
1.3 Manfaat
khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
SOAP.
kehamilan dengan anemia pada trimester III yang diberikan kepada ibu hamil
Asuhan yang diberikan bertujuan untuk memastikan ibu dan janin sehat
dan selama masa kehamilan dan mengurangi angka kematian ibu dan bayi pada
masa kehamilan. Asuhan yang diberikan ke ibu yaitu asuhan kebidanan kepada
3.1.1 Tempat
3.1.2 Waktu
kemudian dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan bimbingan oleh
3.1 Instrumen
lembar observasi berupa format pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil.
asuhan ANC.
BAB IV
yang dapat mengancam jiwa. Pada kasus Ny. P saat kontak pertama penulis
Skor Sri Poedji Rochjati dari hasil jumlah skor adalah 6, ibu termasuk kedalam
untuk ibu maupun janin tetapi masih bisa ditangani oleh bidan dengan syarat
bidan harus tetap memantau kehamilan ibu. Hal ini sesuai dengan teori
berdasarkan jumlah Kartu Skor Sri Poedji Rochjati (KSPR) dengan jumlah skor 6-
10 merupakan kehamilan dengan satu atau lebih faktor resiko, baik dari pihak ibu
maupun janinnya yang member dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu
minimal 4 kali kunjungan selama kehamilan (Pusdinakes, 2015), dari data yang
pada trimester I sebanyak 2 kali, trimester II sebanyak 2 kali, dan pada trimester
III sebanyak 1 kali yaitu sehingga frekuensi pemeriksaan kehamilan Ny. P sudah
menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,001 lebih kecil daripada nilai
(0,05), maka ada pengaruh konsumsi Fe terhadap kejadian anemia. Keluhan Ny,
P anemia dikarenakan kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah
Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang
paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi
besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada
saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III
(Waryana, 2010). Dalam menangani keluhan ini yaitu dengan diatasi dengan rajin
daging merah, kacang-kacangan, hati, buah-buahan (buah naga, buah bit, jeruk),
dan dengan mengkonsumsi tablet Fe rutin setiap harinya minimal 90 tablet selama
kehamilan, karena pada wanita hamil cenderung mengalami defisiensi baik zat
besi maupun folat. Kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan
plasenta dan sel darah merah sebesar 200- 300%. Zat besi yang diperlukan selama
hamil ialah 1040 mg. dan diminum pada malam hari, meminumnya dapat
dibarengi dengan vitamin C, jus buah, atau air jeruk, hindari mengkonsumsi
dengan susu, teh, kopi atau kalsium. Karena dapat menghambat penyerapan zat
besi.
Pada pemeriksaan head to toe didapatkan hasil tinggi badan ibu 158 cm.
Tinggi badan ibu diatas 145 cm tidak mempunyai faktor resiko pangggul sempit,
sehingga kemungkinan persalinan normal dapat terjadi. Dari hasil anamnesa berat
badan ibu sebelum hamil 53 kg. Dari perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT),
IMT ibu sebelum hamil didapatkan hasil 21,2. Untuk IMT 21.2 termasuk dalam
kategori berat badan ideal sehingga penambahan berat badan ibu hamil selama
penambahan berat badan ibu dari sebelum hamil sampai pemeriksaan kehamilan
terakhir yaitu 8 kg, sehingga dapat disimpulkan penambahan berat badan Ny.P
Pada saat pemeriksaan palpasi abdomen didapatkan tinggi fundus uteri ibu
adalah 30 cm atau pertengahan Pst dan Px dan tafsiran berat janin adalah 2.635
gram. Pada pemerIksaan TFU pada Ny.P sesuai dengan teori Mc. Donald dan
Mochtar dimana dalam TFU Ny.P di dapatkan hasil 30 cm dengan usia kehamilan
HPHT, TFU dalam cm, yang normal harus sama dengan usia kehamilan dalam
minggu yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir. Jika hasil
pengukuran berbeda 1-2 cm, masih bisa ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil
sedangkan bila deviasi lebi besar dari 2 cm kemungkinan terjadinya bayi kembar,
polihidramion atau janin besar (Mandriwati, 2007). Dari data tersebut penulis
pemeriksaan auskultasi DJJ selama diberi asuhan, DJJ Ny.P keadaan batas
normal.
Pada Ny.P telah di tegakan diagnose G1P0A0H0, usia kehamilan 33-34 minggu
pada kunjungan pertama dengan keadaan umum ibu baik, sedangkan diagnosa
janin yaitu janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala, keadaan umum
baik. Pada Ny.P juga ditegakan masalah yaitu anemia. Masalah ini ditegakan
karena adanya keluhan saat pengkajian, Hal ini sesuai dengan teori
Pada kunjungan ini, diberikan penkes untuk Ny. P seperti untuk tetap
mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang dan mengonsumsi tablet
Fe untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200- 300%, Ibu
hamil yang kurang minum tablet besi atau dalam seminggu hanya mengkonsumsi
satu tablet memiliki resiko mengalami anemia dua belas kali lipat dibanding
dengan ibu hamil yang mengkonsumsi tablet rutin setiap hari (Khatijah, 2010).
karena pada trimester ke III pertumbuhan janin akan semakin baik sehingga janin
membutuhkan nutrisi yang baik juga dari ibu. Menurut Sacket (dalam Kamidah,
2015) bahwa kepatuhan pasien merupakan sejauh mana perilaku ibu hamil sesuai
mengonsumsi tablet besi (Fe) oleh ibu hamil mempunyai pengaruh terhadap
kejadian anemia (Lindung dan Yuliana, 2013). Pola konsumsi ibu hamil
berhubungan dengan rendahnya kadar hemoglobin ibu hamil, status gizi, dan
konsumsi tablet besi (Fe). Upaya peningkatan konsumsi ibu hamil harus
status gizi ibu hamil dan konsumsi tablet besi (Fe) sesuai dengan program
tanda bahaya dalam kehamilan karna pada kehamilan sering terjadi beberapa
kasus seperti perdarahan hebat, bengkak pada kaki, muka dan wajah, sakit kepala
hebat, nyeri abdomen yang hebat, dan ketuban pecah sebelum waktunya itu bisa
terjadi kapan saja oleh karena itu menyarankan ibu untuk tidak melakukan kerja
ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan. Hal ini sesuai dengan teori yang
terdapat pada kunjungan ideal selama kehamilan yaitu, 2 minggu setiap bulan