A. PENDAHULUAN
Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu
prioritas program kesehatan karena merupakan indikator
keberhasilan pembangunan di sektor kesehatan. Sejalan dengan
tujuan nomor 3 SDG’s tahun 2030, yaitu menjamin kehidupan yang
sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia,
pemerintah bertekad untuk menurunkan Angka Kematian Neonatal
setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per
1.000 KH.
Situasi Kematian Bayi dan Balita di Kota Semarang cenderung
menurun secara lambat tiap tahun sehingga masih perlu
mendapatkan perhatian. Jika dibandingkan dengan angka kematian
bayi di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 24 per 1.000 kelahiran
hidup, AKB di Kota Semarang sudah jauh lebih rendah dan
menempati ranking 5 di Jawa Tengah di tahun 2020. Pada tahun
2021 Angka Kematian Bayi di Kota Semarang turun dari 6,09/ 1000
Kelahiran Hidup tahun 2020 menjadi 6,04/ 1000 Kelahiran Hidup
(133 kasus) dan Angka Kematian Balita (AKABA) turun dari 7,01 pada
tahun 2020 menjadi 6,95/1000 Kelahiran Hidup (153 kasus).
Berdasarkan hasil rekomendasi AMP kasus perinatal tahun
2021, sebesar 70% kasus yang dikaji dapat dicegah. Penyebab
Kematian bayi diantaranya karena Asfiksia sebesar 39% BBLR
sebesar 10%, Infeksi 7% dan kelainan Kongenital sebesar 22%, dan
penyebab lainnya 22% (muntah, aspirasi ASI, diare, kejang, sepsis,
KPD pada ibu, konstipasi). Penyebab kematian Post Neonatal antara
lain karena Pneumonia 7,14%, Diare sebesar 10,71%, Covid-19
sebesar 7,14% dan penyebab lain sebesar 75% meliputi dehidrasi,
tersedak, gagal nafas, hipertermi). Penyebab kematian anak balita
diantaranya adalah 15% karena Diare, 5% karena Demam Berdarah
dan penyebab lainnya sebesar 80% meliputi gangguan liver, tumor,
gangguan napas, infeksi, dehidrasi).
Sedangkan penyebab tidak langsung kematian bayi dan anak
balita di Kota Semarang antara lain kurangnya informasi/ pencatatan
hasil pelayanan kesehatan yang lengkap sehingga menjadi kendala
saat AMP, kurangnya komunikasi, kerjasama tim, sistem rujukan di
fasilitas kesehatan dan antar fasilitas kesehatan, kurangnya analisis
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan Angka Kematian Bayi dan Balita di Kota
Semarang
2. Tujuan Khusus
a. melakukan penelusuran data dan kronologi dan identifikasi
kasus lahir mati, kematian bayi dan anak balita
b. memperoleh kelengkapan data lahir mati, kematian bayi dan
balita sebagai bahan Audit Medik
c. meningkatkan peran aktif puskesmas dalam proses
pembelajaran kasus dan analisis lahir mati, kematian bayi dan
anak balita.
d. Meningkatkan perbaikan pelayanan kesehatan ibu, bayi dan
balita.
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah Pemerintah, Dinas
Kesehatan, Puskesmas, Pemberi layanan KIA di fasilitas kesehatan,
masyarakat.
D. TAHAPAN DAN WAKTU PELAKSANAAN
1. Notifikasi informasi kasus Lahir Mati, Kematian Bayi dan Anak
Balita dan dicatat dalam daftar informasi kematian.
2. Verifikasi kasus melalui Data base Puskesmas (Sigaspol), Kader
dan Pembina wilayah setempat
3. Menyiapkan Formulir Pencatatan, Formulir OVP, Surat Penugasan
4. Kunjungan Surveilans/ Pelacakan
5. Melengkapi format Daftar Informasi kematian, OVP dan Kronologi
berdasarkan hasil pelacakan
6. Melakukan identifikasi penyebab kasus kematian melalui audit
medik/ pengkajian kasus.
7. Mengarsip dan melaporkan Daftar Informasi kematian, OVP,
Kronologi, hasil Audit Medik dan rekomendasi ke dinas kesehatan.
E. METODE
H. PETUGAS
1. A
2. B
F. SASARAN (menyesuaikan, diisi nama, alamat, tanggal meninggal)
1. LAHIR MATI :
2. NEONATAL DINI :
3. NEONATAL LANJUT :
4. POST NEONATAL :
5. ANAK BALITA :
G. SUMBER DANA
Biaya pelaksanaan kegiatan ini dibebankan pada Dana Alokasi
Khusus BOK Puskesmas …. Kota Semarang Tahun 2022