Anda di halaman 1dari 10

PEMERENTAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS KESEHATAN
Jl. Pasteur No. 25 Telp. (022) 4212800, 4213151, 4218572 Fax. (022)4236721 BANDUNG 40171
Website: diskes.jabarprov.go.id, E-Mail: tikdiskesjabar@gmail.com

Bandung, 1^ Juli 2016


Kepada
441.8/ 7?24 -Yankes
Yth. TERLAMPIR
Biasa
Sifat
1 (satu) berkas
Lampiran
Per
temuan Peer Review dan Evaluasi
Hal
Kabupaten Model Program Penyelamatan
Ibu dan Bayi Baru Lahir
Nomor

Dalam upaya akselerasi penurunan AKI dan AKB di Provinsi


Jawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah mendapatkan
intervensi Program Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir melalui program
EMAS di 5 Kabupaten model di Provinsi Jawa Barat. Sebagai bentuk
evaluasi pelaksanaan program, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

melalui pendanaan Dekonsentrasi Kegiatan Pembinaan Kesehatan


Keluarga Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat Provinsi Jawa Barat

tahun Anggaran 2016 akan melaksanakan Pertemuan Peer Review dan


Evaluasi Kabupaten Model Program Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
bagi 5 Kabupaten di Provinsi.
Sehubungan dengan hal tersebut kami mohon Saudara dapat
menugaskan staff/mentor (sebagaimana terlampir) untuk dapat mengikuti
pertemuan yang akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Rabu - Sabtu/ 20 Juli - 23 Juli 2016
Waktu

: 12.00 - selesai (jadwal terlampir)

Tempat

: Hotel Aston Tropicana


Jalan Cihampelas, No. 125-129 Bandung

Sebagai bahan pelengkap kami sampaikan kerangka acuan


dan jadwal kegiatan. Peserta diharapkan membawa surat tugas.
Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan
terimakasih.

an. KEPALA DINAS KESEHATAN

Ji^fWSi^WA BARAT

SKM.M.Epid
Tk. I

NIP>t96tt
f7 98503 1 011

Tembusan

1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat di Bandung (sebagai laporan)


2. PTL Program EMAS Jawa Barat

Lampiran Surat :
Nomor : 441.8/ ?73
Tanggal : l*f Juli 2016

-Yankes

Perihal : Pertemuan Peer Review


Kepada Yth. :

1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung


2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang

5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu


6. Direktur RSUD Majalaya Kabupaten Bandung
7. Direktur RSUD Waled Kabupaten Cirebon
8. Direktur RSUD Kabupaten Karawang
9. Direktur RSUD Kabupaten Indramayu
10.Direktur RSUD Cibinong Kabupaten Bogor
11.Direktur RSUD Ciawi Kabupaten Bogor

an. KEPALA DINAS KESEHATAN

^gf5CR7J3j UAWA BARAT

JS SUK|MRl SKM.M.Epid

fF*=4d&4w13 198503 1 011

DAFTAR LAMPIRAN PESERTA PERTEMUAN PEER REVIEW DAN EVALUASI KABUPATEN


MODEL PROGRAM PENYELAMATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR

NO

KABUPATEN

Karawang

ASALINSTITUSI
RSUDCibinonq
RSUDCiawi
RSUD Cibinonq
RSUD Cibinonq
RSUD Ciawi
RSUDCiawi
PKM Cigombong
PKM Citeureup
Dinkes
RSUDCibinonq
RSUDCiawi
RSUD Ciawi

Indramayu

Fitri SriWahyuni,AMK
dr. Sukarni

TetyAmaliah S.ST
dr. Dede Agung Priatna

Ari Sandakila
drYukieMeistisia, MHKes

drItySulawati SpAMKes
dr. Unggul Yudatmo, SpOG

RSUD Karawang
RSUD Karawanq

dr. Ade Amelia, SpA


dr. Dwi Susilo, MH.Kes
dr. Ahmad Rosikin
dr. Darwinsyah

RSUD Karawang

Dedeh Hernawati

RSUD Karawang

Ning Nurul Safitri, SST


Wiwi Dwi Gayantini, SST

PKM Cikampek
PKM Klari

Orebon

Yunita Ariani, Am.Kep


Tita Rahmayani, Amd.Keb

RSUD Karawanq

PKM Panqkalan
PKM Cikampek

NAMAPESERTA
dr. Supriyadi, SpA
dr. Jonas Nara S., SpOG
Nuril Ambiya, S.TR., Keb

Cucu Susana

RSUD Karawang

Zahid Abdullah, S.Kep

Dinkes
Dinkes

dr. Yayu Sri Rahayu, MKM

RSUDWaled
RSUDWaled
RSUDWaled
RSUDWaled
RSUDWaled
RSUDWaled
PKM Plumbon

dr. Deni Wiharna, SpOG

Rina Listiana, SST

dr. Ineu Novita, SpA


Srie Nurlaela, S. Kep., Ners
Yayah, AM.Keb
Nonie Sri Yanti, Amd.Keb

PKM Karang Sembung

dr. Liza
dr. Hijrah
Astri Puspitasari, Amd.Keb

Dinkes

dr. Ayu Meliasari

Dinkes

Yuswati, SKM, MKM

RSUDWaled
PKM Plumbon

Tasriah

Dinkes

Yadi Hidayat, MKM

RSUDIndramayu
RSUD Indramayu

dr. Siswono, SpOG

Bandung RSUDMajalaya

Ida Saidah, SST

dr. Rizal Agustiansyah, SpA


dr. Triana, SpOG

RSUD Majalaya
RSUD Majalaya
PKM Ciparay
RSUD Majalaya
RSUDMajalaya
RSUD Majalaya
RSUD Majalaya

dr. Indira, SpA., M.Kes

Dinkes

drq. Pradiba Pradjna, MKM

Dinkes
PKM Cikancunq

Sri Indarsih, Amd.Keb., SPd

dr. Yuli Imawati, MM


dr. Rikmasari
Mila Amelia, Amd.Kep
H. Lili Rusli, S.Kep
Titin Maryati, Amd.Keb
Rika Rosana, AMK

dr. MeldawatySimamora

JADWAL TENTATIF PERTEMUAN PEER REVIEW DAN EVALUASI KABUPATEN

MODEL PROGRAM PENYELAMATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR BAGI 5


KABUPATEN DI TINGKAT PROVINSI
TAHUN 2016
HARI/

KEGIATAN

PEMBICARA

MODERATOR

TANGGAL
Hari ke 1,Tanggal 20Juli 2016
12.00-13.00

Registrasi

ISHOMA

13.00-14.00
14.00-15.00

Pembukaan

Ka. Dinkes Prov


Jabar

15.00- 15.30

Kebijakan Kesga dan Gizi

Kabid Bina Yankes

15.30-17.00

Gambaran

Kasi Kesga dan Gizi

Kasi Kesga dan

Gizi
Proses

Pertemuan

Hari ke2,Tanggal 21Juli 2016


08.00-09.00

Gambaran Implementasi

Dr. Djoko Soetikno,

Kasi Kesga dan

Program EMAS di Jawa

MPH

Gizi

Panel ke 1

Dinkes Bandung

Seksi Yandasus

Pelaksanaan
dan
Pengembangan Program
Model Penyelamatan Ibu

Dinkes Indramayu

Barat
09.00- 10.00

dan Bayi baru Lahir di


Kabupaten
10.00-10.15

Coffe Break

10.15-12.00

Pelaksanaan
dan
Pengembangan Program
Model Penyelamatan Ibu

Dinkes Karawang
Dinkes Bogor
Dinkes Cirebon

Seksi RS

dan Bayi baru Lahir di


Kabupaten

ISHOMA

12.00-13.00
13.00- 15.00

Mentoring Cycle
- Jadwal

Dr. dr. Dini Hidayat,


setiap

Mentoring
- Laporan
- Tim Mentor
- Topik-topik materi

SpOG(K)
dr. Firda
dr. Prima

Review Kasus
15.00-15.15

Coffe Break

15.15 - 17.15 Dashboard

TIM EMAS

Hari ke3,Tanggal 22Juli 2016


08.00-09.30
09.30-10.30
10.30-10.45
11.15-12.30

Drill Emergensi
Instrumen Klinis

Coffe Break
Pengisian Matrik

12.30 -13.30

TIM EMAS
TIM EMAS

TIM EMAS
ISHOMA

13.30-15.00

Komunuikasi Efektif

JNPK-KR

15.00-16.30

TeknikFasilitasi

JNPK-KR

Seksi Kesga dan


Gizi
Seksi Kesga dan
Gizi

Hani ke4,Tamggai 23Juli 2014


Pelaksanaan

Fasilitasi

JNPK-KR

/Pendampingan
Pedoman Pendampingan

Peserta di bagi 4
Kelompok

RTLdan Kesepakatan

Kasi Kesga dan Gizi

Penutupan

KabidYankes

Penyempurnaan

Draft

Seksi Kesga dan


Gizi
TIM EMAS

Kerangka Acuan
Pertemuan Peer Review dan Evaluasi Kabupaten Model Program
Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir bagi 5 Kabupaten di Tingkat Provinsi

Tahun 2016
I. Penduluan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia sehingga derajat kesehatan merupakan
salah satu indicator keberhasilan pembangunan suatu negara. untuk mencapai derajat
kesehatan tersebut, salah satu upayanya adalah menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, sehingga program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada
kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan nifas serta bayi
pada masa perinatal.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut Survei

Demografi Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI menunjukkan angka 359 per 100.000
kelahiran hidup, mengalami peningkatan yang semula 228 per 100.000 kelahiran hidup

di tahun 2007 (SDKI). Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development


Goals/MDG's 2000) pada tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu menurun menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup.. Angka ini masih tinggi dan jauh dari target dalam
Rencanan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) maupun tujuan
pembangunan millennium (MGDs).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat berdasarkan hasil Survei Badan Pusat Statistik
(BPS) tahun 2003 menunjukan sebesar 321,15 per 100.000 KH. Penyebab langsung
kematian ibu di Jawa Barat disebabkan oleh perdarahan, pre-eklamsi dan eklamsi dan
infeksi dan penyebab Iain-Iain. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah pendidikan
ibu yang rendah, gizi yang dikonsumsi ibu kurang, ibu hamil terlalu muda atau terlalu
tua.

Berdasarkan laporan rutin dari kabupaten/kota data kematian ibu , tahun 2010

berjumlah 804, tahun 2011 berjumlah 850, tahun 2012 berjumlah 804 dan tahun 2013
berjumlah 781 dan tahun 2015 meningkat kembali menjadi 832 kasus. Sedangkan
jumlah kematian bayi tahun 2010 berjumlah 4982, tahun 2011 berjumlah 5142, tahun
2012 berjumlah 4803, tahun 2013 berjumlah 4306, tahun 2014 berjumlah 3982 dan
tahun 2015 meningkat juga yaitu berjumlah 4.124. Jumlah kematian ibu dan bayi di
Jawa Barat sudah mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir namun di tahun 2015
baik kematian ibu maupun kematian bayi terjadi peningkatan. Penyebab kematian ibu
terbesar adalah hipertensi dalam kehamilan, dan perdarahan, sedangkan penyebab
kematian bayi disebabkan karena BBLR dan asfiksia.
Diperkirakan 15-20% kehamilan, persalinan dan nifas akan mengalami
komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa ibu, tetapi sebagian besar
komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ke tenaga
kesehatan; tenaga kesehatan melakukan prosedur prosedur penanganan yang sesuai

dan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi kebidanan. Apabila komplikasi terjadi,
tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan

stabilisasi pasien di PPK 1 (Pusk,Pusk PONED) sebelum melakukan proses rujukan efektif
sehingga ibu dengan komplikasi dapat segera mendapatkan pelayanan di RS yang cepat
dan tepat guna.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tingginya angka
kematian ibu dan bayi di Jawa Barat, antara lain dengan mendekatkan akses pelayanan
kebidanan bagi setiap ibu yang membutuhkan pada system pelayanan kesehatan primer
melalui penempatan bidan di seluruh desa dan pengebangan puskesmas mampu
PONED,melakukan pelatihan secara berkala dan meningkatkan pendidikan tenaga bidan
sehingga mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak dapat terstandarisasi dengan baik.
Keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat
baik dari aspek kuantitas maupun kualitas menyebabkan pelaksanaan pelatihan dan
pendidikan tenaga kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak
harus diselenggarkan secara bertahap, di pihak lain kualitas pelayanan kesehatan ibu
dan anak yang diberikan oleh tenaga kesehatan di lapangan harus diupayakan agar
memenuhi standar tertentu agar pelayanan kesehatan ibu dan anak dapat berlangsung
secara aman, penerapan standar pelayanan kesehatan ibu dan anak diharapkan selain

dapat memberikan pelayanan yang bermutu juga dapat melindungi tenaga kesehatan
dari berbagai aspek tuntutan masyarakat termasuk hukum.
Disamping itu upaya lain yang dilakukan untuk akselerasi penurunan AKI dan

AKB di Jawa Barat adalah melakukan replikasi atau pengembanagan program


penyekamatan ibu dan bayi baru lahir di 5 (lima) kabupaten prioritas lainnya, dimana
Jawa Barat memiliki 10 (sepuluh) kabupaten prioritas dan sudah di intervensi oleh
Program EMAS sebanyak 5 (lima) kabupaten yang di mulai dari tahun 2012 - 2016
sebanyak 5 (lima) yaitu; Kabupaten Bandung, Cirebon (Fase I), Bogor, Karawang (Fase
II) dan Indramayu Fase ke III. Indramayu di intervensi pada tahun 2015 melalui
kolaborasi anggaran APBD provinsi dan Program EMAS.

Program EMAS (Expanding Maternaland Newborn Survival) bantuan USAID


dilaksanakan oleh beberapa institusi mitra yaitu JHPIEGO, Save the Children, RTI
(Research Triangle Intitute, Muhammadiyah dan LKBK (Lembaga Kesehatan Budi
Kemuliaan) bertujuan meningkatkan kelangsungan hidup Ibu dan bayi baru lahir di
Indonesia melalui penguatan sistim rujukan penanganan kegawat-daruratan maternal
dan neonatal. Kegiatan ini dilaksanakan di di 6 (enam) provinsi dengan jumlah
penduduk besar (60% penduduk ada di 6 provinsi tersebut), yaitu Provinsi Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.
Program ini memakai pendekatan "Vanguard" yang artinya mempunyai fungsi
sebagai "garda utama" pada tahun pertama. Beberapa rumah Sakit baik pemerintah
maupun swasta dan puskesmas atau balkesmas akan dipilih sebagai suatu jejaring yang

akan menjadi jejaring pelayanan di suatu kabupaten. Jejaring yang disiapkan sebagai
vanguard/garda utama ini seianjutnya akan membantu beberapa jejaring pelayanan

kabupaten lain pada tahun berikutnya selama program berlangsung sampai tahun 2016
atau bahkan seterusnya bagi kabupaten diluar program.Tahun 2016 merupakan tahun
terakhir intervensi EMAS di Jawa Barat. Sejak tahun 2015 sudah mulai ada keterlibatan
provinsi dan kabupaten dengan anggaran APBD I dan APBD II dalam meninndaklanjuti
upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh EMAS dengan melakukan replikasi bahkan di
tahun 2016 melakukan replikasi di 5 kabupaten prioritas dengan nama Gerakan
Penyelamatan Ibu dann Bayi Baru lahir.
Untuk melihat pencapaian hasil kinerja dan pemantapan di 5 kabupaten model
dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir maka perlu dipandang perlu adanya
suatu pertemuan evaluasi dan melakukan peer review dari 5 kabupaten model tersebut
dengan tujuan untuk tetap memjaga mutu dan kesinambungan pelayanan serta bisa

dijadikan model pelaynaan yang berkualitas dan mampu melakukan pendampingan bagi
kabupaten yang melakukan replikasi gerakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir.
II. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Terevaluasinya Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir di 5 Kabupaten
Model dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan KIA secara komprehensif dan
berkesinambungan baik di tingkat pelayanan primer muapun sekunder melalui upaya
penerapan tata kelola klinik dan manajemen yang baik dalam rangka menurunkan
AKI dan AKB.

b. Tujuan Khusus :
1. Terpenuhinya SDM terampil dalam melaksanakan pelayanan dan pendampingan
standar pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat primer dan rujukan
2. Kabupaten Model Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru lahir mampu melakukan
replikasi dan mempertahankan mutu layanan di wilayahnya

3. Kabupaten Model berkomitmen melakukan pendampingan bagi kabupaten/kota


replikasi di provinsi Jawa Barat

III. Materi
a. Kebijakan program kesehatan ibu dan anak
b. Pencapaian Program EMAS di 5 Kabupaten

c. Paparan 5 Kabupaten dalam Pengembanagan Model EMAS


d. Penguatan Tim Pendamping Kabupaten Model
1. Mentor
ing Cycle
2. Dashboard
3. Instrumen Klinis
4. Pengisian Matrik
5. Komunikasi Efektif
6. Teknik Fasilitasi
7. Pelaksanaan Fasilitasi
e. Pembahasan Draf
t Modul Pendampingan
f. Rekomendasi dan RTL
IV. Peserta
Peserta pertemuan dari 60 orang yaitu :

a. Provinsi 10 orang terdiri dari ; (Sesuai SK)


1. Subag Perencanaan 1 orang
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Seksi KIA 2 orang


Seksi Promkes 1 orang
Seksi TIK 1 orang
Seksi LKK 1 orang
Seksi Yandas 2 orang
Seksi RS 2 orang

b. Peserta Kabupaten 50 orang terdiri dari ; (Sesuai SK)


1. Kabupaten Bogor 12 orang (Terlampir)
2. Kabupaten Karawang 12 orang (Terlampir)

3. Kabupaten Bandung 11 orang (Terlampir)


4. Kabupaten Cirebon 12 orang (Terlampir)
5. Kabupaten Indramayu 3 orang (Terlampir)
V. Waktu dan Tempat Pertemuan

Waktu Pertemuan

: Tanggal 20 sd 23 Juli 2016 (Jadwal Terlampir)

Tempat Pertemuan

: Hotel Aston Tropicana Cihampelas No 125-129 Bandung

VI. Narasumber

a. JNPK-KR ( P2KT-KR/P2KS-KR)
b. Dinkes Provinsi
c. Kabupaten Model

d. EMAS
VII. Luaran
a. Terlaksananya pertemuan peer review dan evaluasi program penyelamatan ibu

dan bayi baru lahir bagi 5 kabupaten model


b. Adanya kesepakatan dan RTL dari 5 kabupaten dalam pengembangan

penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di kabupaten/kota


c. 5 kabupaten replikasi akan dilakukan pendampingan (PI) oleh kabupaten model
(jaduai terlampir)
VIII. Biaya
Pelaksanaan kegiatan pertemuan peer review dan evaluasi kabupaten model

program penyelamatan ibu dan bayi baru lahir bagi 5 kabupaten di tingkat provinsi
bersumber dari anggaran APBN Tahun Anggaran 2016

Bandung, 20 Juli 2016


Kepala S^si Ke ga dan Gizi

drg. Juanita Faticia Fatma, MKM

TATA TERTIB PESERTA PERTEMUAN


PEER REVIEW DAN EVALUASI KABUPATEN MODEL PROGRAM PENYELAMATAN
IBU DAN BAYI BARU LAHIR BAGI 5 KABUPATEN Dl TINGKAT PROVINSI

1. Peserta wajib registrasi di tempat pertemuan pada tanggal 20 Juli 2016 pada pukul
12.00 WIB dilanjutkan pembukaan,
2. Peserta check in hotel pada tanggal 20 Juli 2016 pada pukul 14.00 WIB yang diatur
oleh panitia penyelenggara,
3. Peserta wajib hadir di ruang pertemuan 15 menit sebelum acara dimulai dan
mengikuti acara pertemuan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,
4. Semua peserta pada saat registrasi hari pertama harus menyerahkan Surat tugas

sebanyak 1 (satu) lembar yang telah di stampel dan ditandatangani pejabat yang
berwenang sesuai dengan contoh format,

5. Biaya akomodasi, transport dan uang harian peserta dibebankan pada DIPA APBN
Satker (03) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Program Pembinaan Kesehatan
Masyarakat Kegiatan Kesehatan Keluarga (5832) tahun anggaran 2016,
6. Panitia tidak menerima klaim (kwitansi/ bon) diluar tanggal per
temuan atau setelah
acara per
temuan selesai,

7. Penggunaan fasilitas hotel seperti laundry, telepon, fax, mini bar dll yang tidak
berhubungan dengan acara per
temuan dan tanpa sepengetahuan dan izin panitia,

ditanggung oleh peser


ta.

Panitia,
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Provinsi Jawa Barat

NIP

CONTOH SURAT TUGAS


(Dl TIK D! KOP SURAT)

SURAT PERINTAH
Nomor :

Dasar

2016

: Surat dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nomor

: 441.8/7736-Yankes tanggal 14 Juli 2016, hal :


Per
temuan Peer Review dan Evaluasi Kabupaten
Model Program Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir

Yang bertanda tangan di bawah ini

MEMERINTAHKAN
Nama

NIP
Pangkat/ Golongan
Jabatan

:
:
:

Instansi

Untuk

: Menjadi peserta aktif pada Pertemuan Peer Review dan Evaluasi


Kabupaten Model Program Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir bagi 5
Kabupaten di Tingkat Provinsi pada tanggal 20 s.d 23 Juli 2016 di Hotel
Aston Tropicana Jl. Cihampelas No. 125 - 129 Bandung.

Biaya Dibebankan kepada DIPA Satuan Kerja (03) Dinas Kesehatan


Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2016 untuk kegiatan Pembinaan
Kesehatan Keluarga (5832)

Demikian Surat Perintah ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.

Padatanggal

Pangkat/ Golongan

2016

Anda mungkin juga menyukai