DINAS KESEHATAN
Jl. Pasteur No. 25 Telp. (022) 4212800, 4213151, 4218572 Fax. (022)4236721 BANDUNG 40171
Website: diskes.jabarprov.go.id, E-Mail: tikdiskesjabar@gmail.com
Tempat
Ji^fWSi^WA BARAT
SKM.M.Epid
Tk. I
NIP>t96tt
f7 98503 1 011
Tembusan
Lampiran Surat :
Nomor : 441.8/ ?73
Tanggal : l*f Juli 2016
-Yankes
JS SUK|MRl SKM.M.Epid
NO
KABUPATEN
Karawang
ASALINSTITUSI
RSUDCibinonq
RSUDCiawi
RSUD Cibinonq
RSUD Cibinonq
RSUD Ciawi
RSUDCiawi
PKM Cigombong
PKM Citeureup
Dinkes
RSUDCibinonq
RSUDCiawi
RSUD Ciawi
Indramayu
Fitri SriWahyuni,AMK
dr. Sukarni
TetyAmaliah S.ST
dr. Dede Agung Priatna
Ari Sandakila
drYukieMeistisia, MHKes
drItySulawati SpAMKes
dr. Unggul Yudatmo, SpOG
RSUD Karawang
RSUD Karawanq
RSUD Karawang
Dedeh Hernawati
RSUD Karawang
PKM Cikampek
PKM Klari
Orebon
RSUD Karawanq
PKM Panqkalan
PKM Cikampek
NAMAPESERTA
dr. Supriyadi, SpA
dr. Jonas Nara S., SpOG
Nuril Ambiya, S.TR., Keb
Cucu Susana
RSUD Karawang
Dinkes
Dinkes
RSUDWaled
RSUDWaled
RSUDWaled
RSUDWaled
RSUDWaled
RSUDWaled
PKM Plumbon
dr. Liza
dr. Hijrah
Astri Puspitasari, Amd.Keb
Dinkes
Dinkes
RSUDWaled
PKM Plumbon
Tasriah
Dinkes
RSUDIndramayu
RSUD Indramayu
Bandung RSUDMajalaya
RSUD Majalaya
RSUD Majalaya
PKM Ciparay
RSUD Majalaya
RSUDMajalaya
RSUD Majalaya
RSUD Majalaya
Dinkes
Dinkes
PKM Cikancunq
dr. MeldawatySimamora
KEGIATAN
PEMBICARA
MODERATOR
TANGGAL
Hari ke 1,Tanggal 20Juli 2016
12.00-13.00
Registrasi
ISHOMA
13.00-14.00
14.00-15.00
Pembukaan
15.00- 15.30
15.30-17.00
Gambaran
Gizi
Proses
Pertemuan
Gambaran Implementasi
MPH
Gizi
Panel ke 1
Dinkes Bandung
Seksi Yandasus
Pelaksanaan
dan
Pengembangan Program
Model Penyelamatan Ibu
Dinkes Indramayu
Barat
09.00- 10.00
Coffe Break
10.15-12.00
Pelaksanaan
dan
Pengembangan Program
Model Penyelamatan Ibu
Dinkes Karawang
Dinkes Bogor
Dinkes Cirebon
Seksi RS
ISHOMA
12.00-13.00
13.00- 15.00
Mentoring Cycle
- Jadwal
Mentoring
- Laporan
- Tim Mentor
- Topik-topik materi
SpOG(K)
dr. Firda
dr. Prima
Review Kasus
15.00-15.15
Coffe Break
TIM EMAS
Drill Emergensi
Instrumen Klinis
Coffe Break
Pengisian Matrik
12.30 -13.30
TIM EMAS
TIM EMAS
TIM EMAS
ISHOMA
13.30-15.00
Komunuikasi Efektif
JNPK-KR
15.00-16.30
TeknikFasilitasi
JNPK-KR
Fasilitasi
JNPK-KR
/Pendampingan
Pedoman Pendampingan
Peserta di bagi 4
Kelompok
RTLdan Kesepakatan
Penutupan
KabidYankes
Penyempurnaan
Draft
Kerangka Acuan
Pertemuan Peer Review dan Evaluasi Kabupaten Model Program
Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir bagi 5 Kabupaten di Tingkat Provinsi
Tahun 2016
I. Penduluan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia sehingga derajat kesehatan merupakan
salah satu indicator keberhasilan pembangunan suatu negara. untuk mencapai derajat
kesehatan tersebut, salah satu upayanya adalah menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, sehingga program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada
kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan nifas serta bayi
pada masa perinatal.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut Survei
Demografi Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI menunjukkan angka 359 per 100.000
kelahiran hidup, mengalami peningkatan yang semula 228 per 100.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat berdasarkan hasil Survei Badan Pusat Statistik
(BPS) tahun 2003 menunjukan sebesar 321,15 per 100.000 KH. Penyebab langsung
kematian ibu di Jawa Barat disebabkan oleh perdarahan, pre-eklamsi dan eklamsi dan
infeksi dan penyebab Iain-Iain. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah pendidikan
ibu yang rendah, gizi yang dikonsumsi ibu kurang, ibu hamil terlalu muda atau terlalu
tua.
Berdasarkan laporan rutin dari kabupaten/kota data kematian ibu , tahun 2010
berjumlah 804, tahun 2011 berjumlah 850, tahun 2012 berjumlah 804 dan tahun 2013
berjumlah 781 dan tahun 2015 meningkat kembali menjadi 832 kasus. Sedangkan
jumlah kematian bayi tahun 2010 berjumlah 4982, tahun 2011 berjumlah 5142, tahun
2012 berjumlah 4803, tahun 2013 berjumlah 4306, tahun 2014 berjumlah 3982 dan
tahun 2015 meningkat juga yaitu berjumlah 4.124. Jumlah kematian ibu dan bayi di
Jawa Barat sudah mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir namun di tahun 2015
baik kematian ibu maupun kematian bayi terjadi peningkatan. Penyebab kematian ibu
terbesar adalah hipertensi dalam kehamilan, dan perdarahan, sedangkan penyebab
kematian bayi disebabkan karena BBLR dan asfiksia.
Diperkirakan 15-20% kehamilan, persalinan dan nifas akan mengalami
komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa ibu, tetapi sebagian besar
komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ke tenaga
kesehatan; tenaga kesehatan melakukan prosedur prosedur penanganan yang sesuai
dan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi kebidanan. Apabila komplikasi terjadi,
tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan
stabilisasi pasien di PPK 1 (Pusk,Pusk PONED) sebelum melakukan proses rujukan efektif
sehingga ibu dengan komplikasi dapat segera mendapatkan pelayanan di RS yang cepat
dan tepat guna.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tingginya angka
kematian ibu dan bayi di Jawa Barat, antara lain dengan mendekatkan akses pelayanan
kebidanan bagi setiap ibu yang membutuhkan pada system pelayanan kesehatan primer
melalui penempatan bidan di seluruh desa dan pengebangan puskesmas mampu
PONED,melakukan pelatihan secara berkala dan meningkatkan pendidikan tenaga bidan
sehingga mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak dapat terstandarisasi dengan baik.
Keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat
baik dari aspek kuantitas maupun kualitas menyebabkan pelaksanaan pelatihan dan
pendidikan tenaga kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak
harus diselenggarkan secara bertahap, di pihak lain kualitas pelayanan kesehatan ibu
dan anak yang diberikan oleh tenaga kesehatan di lapangan harus diupayakan agar
memenuhi standar tertentu agar pelayanan kesehatan ibu dan anak dapat berlangsung
secara aman, penerapan standar pelayanan kesehatan ibu dan anak diharapkan selain
dapat memberikan pelayanan yang bermutu juga dapat melindungi tenaga kesehatan
dari berbagai aspek tuntutan masyarakat termasuk hukum.
Disamping itu upaya lain yang dilakukan untuk akselerasi penurunan AKI dan
akan menjadi jejaring pelayanan di suatu kabupaten. Jejaring yang disiapkan sebagai
vanguard/garda utama ini seianjutnya akan membantu beberapa jejaring pelayanan
kabupaten lain pada tahun berikutnya selama program berlangsung sampai tahun 2016
atau bahkan seterusnya bagi kabupaten diluar program.Tahun 2016 merupakan tahun
terakhir intervensi EMAS di Jawa Barat. Sejak tahun 2015 sudah mulai ada keterlibatan
provinsi dan kabupaten dengan anggaran APBD I dan APBD II dalam meninndaklanjuti
upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh EMAS dengan melakukan replikasi bahkan di
tahun 2016 melakukan replikasi di 5 kabupaten prioritas dengan nama Gerakan
Penyelamatan Ibu dann Bayi Baru lahir.
Untuk melihat pencapaian hasil kinerja dan pemantapan di 5 kabupaten model
dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir maka perlu dipandang perlu adanya
suatu pertemuan evaluasi dan melakukan peer review dari 5 kabupaten model tersebut
dengan tujuan untuk tetap memjaga mutu dan kesinambungan pelayanan serta bisa
dijadikan model pelaynaan yang berkualitas dan mampu melakukan pendampingan bagi
kabupaten yang melakukan replikasi gerakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir.
II. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Terevaluasinya Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir di 5 Kabupaten
Model dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan KIA secara komprehensif dan
berkesinambungan baik di tingkat pelayanan primer muapun sekunder melalui upaya
penerapan tata kelola klinik dan manajemen yang baik dalam rangka menurunkan
AKI dan AKB.
b. Tujuan Khusus :
1. Terpenuhinya SDM terampil dalam melaksanakan pelayanan dan pendampingan
standar pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat primer dan rujukan
2. Kabupaten Model Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru lahir mampu melakukan
replikasi dan mempertahankan mutu layanan di wilayahnya
III. Materi
a. Kebijakan program kesehatan ibu dan anak
b. Pencapaian Program EMAS di 5 Kabupaten
Waktu Pertemuan
Tempat Pertemuan
VI. Narasumber
a. JNPK-KR ( P2KT-KR/P2KS-KR)
b. Dinkes Provinsi
c. Kabupaten Model
d. EMAS
VII. Luaran
a. Terlaksananya pertemuan peer review dan evaluasi program penyelamatan ibu
program penyelamatan ibu dan bayi baru lahir bagi 5 kabupaten di tingkat provinsi
bersumber dari anggaran APBN Tahun Anggaran 2016
1. Peserta wajib registrasi di tempat pertemuan pada tanggal 20 Juli 2016 pada pukul
12.00 WIB dilanjutkan pembukaan,
2. Peserta check in hotel pada tanggal 20 Juli 2016 pada pukul 14.00 WIB yang diatur
oleh panitia penyelenggara,
3. Peserta wajib hadir di ruang pertemuan 15 menit sebelum acara dimulai dan
mengikuti acara pertemuan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,
4. Semua peserta pada saat registrasi hari pertama harus menyerahkan Surat tugas
sebanyak 1 (satu) lembar yang telah di stampel dan ditandatangani pejabat yang
berwenang sesuai dengan contoh format,
5. Biaya akomodasi, transport dan uang harian peserta dibebankan pada DIPA APBN
Satker (03) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Program Pembinaan Kesehatan
Masyarakat Kegiatan Kesehatan Keluarga (5832) tahun anggaran 2016,
6. Panitia tidak menerima klaim (kwitansi/ bon) diluar tanggal per
temuan atau setelah
acara per
temuan selesai,
7. Penggunaan fasilitas hotel seperti laundry, telepon, fax, mini bar dll yang tidak
berhubungan dengan acara per
temuan dan tanpa sepengetahuan dan izin panitia,
Panitia,
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Provinsi Jawa Barat
NIP
SURAT PERINTAH
Nomor :
Dasar
2016
MEMERINTAHKAN
Nama
NIP
Pangkat/ Golongan
Jabatan
:
:
:
Instansi
Untuk
Demikian Surat Perintah ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.
Padatanggal
Pangkat/ Golongan
2016