KERANGKA ACUAN
PELACAKAN KEMATIAN IBU,BAYI DAN BALITA
DI PUSKESMAS TEGAL TIMUR KOTA TEGAL
A. PENDAHULUAN
Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) masih tergolong tinggi. Indonesia pun salah satu negara yang
memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang
masih sangat tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2002 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 307/ 100.000
kelahiran hidup, dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35/ 1000
kelahiran hidup, sedangkan tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
(AKB) sebesar 34/ 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian Ibu saat
melahirkan telah ditargetkan dalam MDGs pada tahun 2015 yaitu
nilainya 110. Tiap tahun terdapat 14.778 kematian ibu atau tiap dua jam
terdapat dua ibu hamil, bersalin, maupun nifas yang meninggal karena
berbagai penyebab. Pada tahun 1990 Angka Kematian Ibu 450 per 1000
kelahiran hidup, namun target dari MDGs tahun 2015 senilai 110 per
1000 kelahiran hidup sangat berat dalam pencapaiannya, jika tanpa
dilakukan upaya percepatan penurunan. Percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) sangat dibutuhkan, karena untuk mencapai target
tersebut nilainya masih cukup jauh, sehingga diperlukan upaya untuk
percepatan penurunan.
B. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan ibu, perinatal dan neonatal merupakan masalah
nasional yang perlu mendapat prioritas utama karena sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang.
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
serta lambatnya penurunan kedua angka tersebut menunjukkan bahwa
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangat mendesak untuk
ditingkatkan dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya. Upaya
peningkatan pelayanan KIA tersebut perlu dilakukan bersama-sama dan
berkesinambungan oleh para pelaksana pelayanan KIA di tingkat
pelayanan dasar dan di tingkat pelayanan rujukan.
Pelacakan kematian ibu,bayi dan balita merupakan suatu program yang
turut berpartisipasi dalam menurunkan AKI dan AKB dengan
memberikan informasi penyebab kematian ibu dan bayi baik secara medis
dan sosial. Oleh karena itu, perlu dibentuk Tim pelacakan kematian
ibu,bayi dn balita yang anggotanya perwakilan dari lintas sektor dan
lintas program sebagai pelaksananya. Tim pelacakan kematian ibu,bayi
dan balita ini akan membuat rencana kerja, pelaksanaan dan monitoring
serta tindak lanjut dari pemecahan masalah penyebab kematian ibu dan
anak. Hal ini perlu didukung dengan adanya pembagian tugas dan fungsi
yang jelas sebagai anggota Tim pelacakan kematian ibu,bayi dan balita
sesuai dengan sektor dan programnya masing-masing. Sehingga setiap
anggota Tim pelacakan kematian ibu,bayi dan balita memahami tugas
dan fungsinya
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah Kab/Kota
dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
perinatal.
b. Tujuan Khusus:
Mendapatkan data dan sebab kematian ibu, bayi dan balita
Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan
perinatal secara teratur dan berkesinambungan di Puskesmas
Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing
pihak yang di perlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang di
temukan dalam pembahasan kasus.
Mengembangkan mekanisme koordinasi antara Puskesmas, RS,
RB dan BPS dalam perencanaan,pelaksanaan,pemantauan dan
evaluasi terhadap intervensi yang di sepakati.
A. TATA NILAI
S Santun ( Senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
E Empati (empati dalam melayani masyarakat yaitu memberikan
perhatian yang tulus dan bersifat individual kepada
masyarakat yang dilayani)
H Hubungan harmonis antara petugas dengan petugas, petugas
dengan masyarakat, serta hubungan petugas dengan stage
holder terkait)
A Apresiatif (memberikan penghargaankepda masyarakat
maupun yang berprestasi, dapat memberikan contoh kepada
generasi muda)
T Teknologi dan Informasi ( Data yang diambil berbasis Simpus,
pendaftaran, PISPK)
I Inovatif (menyikapi maslah kesehatanmasyarakat yaitu
mencurahkan segala kemampuan diri dalam berfikir untuk
menciptakan sesuatu yang baru bagi kesehatan masyarakat
dan lingkungan)
D. KEGIATAN
a. Kegiatan Pokok
Menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal dengan
maksud mencegah kesakitan dan kematian dimasa yang akan datang.
b. Rincian Kegiatan
Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan
cara otopsi verbal, yaitu wawancara kepada keluatga atau orang lain
yang mengetahui riwayat penyakit atau gejala serta tindakan yang
diperoleh sebelum penderita meninggal sehingga dapat diketahui
perkiraan sebab kematian.
E. CARA PELAKSANAAN
a. Bidan Wilayah menerima laporan kematian ibu, bayi dan balita dari
RS/RB/BPS di wilayah kerjanya, termasuk laporan dari kader
kesehatan.
G. SASARAN
a. Keluarga
b. Puskesmas
c. BPS
d. RB/RS
H. JADWAL PELAKSANAAN
Bila ada kasus kematian ibu, bayi dan balita diwilayah Puskesmas Tegal
Timur.
I. SEKTOR TERKAIT
Pelaksanaan Pelacakan Otovsi Verbal Kasus Kematian Ibu, Bayi dan
balita yang dilaksanakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh tenaga
kesehatan tetapi harus melibatkan lintas sektoral yaitu :
1. Bapak Camat Tegal Timur, selaku pemegang kebijakan di wilayah
Kec. Tegal Timur yang mempunyai Tugas dan fungsi untuk
memberikan dukungan atas setiap Pelacakan Otovsi Verbal Kasus
Kematian Ibu, Bayi dan balita yang dilaksanakan diwilayah
Puskesmas Tegal Timur
2. Kepala Kelurahan dan Ketua TP PKK Kelurahan selaku pemangku
kebijakan dikelurahan, memberikan motivator dan dorongan dalam
kegiatan Pelacakan Otovsi Verbal Kasus Kematian Ibu, Bayi dan
balita dimasyarakat.
3. Masyarakat
4. Layanan Kesehatan (BPM,RS, RB)
Dr. Luluk
NIP. 19731015 200501 2 001 Susilowati, AmdKeb
NIP. 19770627 200604 2 006