Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017,
Angka kematian neonatal mengalami penurunan (AKN), angka kematian neonatal
adalah dari 20 kematian /1000 kelahiran hidup dali SDKI 2002 menjadi 15
kematian /1000 kelahiran hidup tahun 2017, menyirat bahwa 1 dari 67 anak
meninggal dalam bulan petama kehidupanya. Sedangkan angka kematian bayi
(AKB). Hasil SDKI tahun 2017 menunjukan penurunan juga pada angka kematian
bayi (AKB) yang lebih banyak (31 %)disbanding AKN yaitu dari 35/1000
kelahiran hidup dahil SDKI 2012 dan turun menjadi 24/1000 kelahiran hidup
hasil SDKI 2017. Salah satu penyebab kematian anak meninggal akan lebih tinggi
pada anak yang dilahirkan oleh ib yang terlalu tua atau terlalu muda , dilahirkan
dengan jarak pendek atau dilahirkan oleh ibu paritas yang tinggi (SDKI 2017,
135-140).
Berdasarkan data jawa tengah tahun 2017 Angka Kematian Neonatal
(AKN) sebesar 6,5/1000kelahiran hidup yang paling tertinggi adalah
Rembang11,6/1000 kelahiran hidup ddiikuti grobogan 11/1000 kelahiran hidup,
temanggung 6,6/1000 kelahiran hidup, salatiga 10.7/1000 kelahiran hiup dan yang
tererndah adalah surakarta 2,2/1000 kelahiran hidup. ( Profil kesehatan JAteng
2017 h 52-54)
Kabupaten Temanggung tahun 2017 (AKN/ Angka Kematian Neonatal 8.9
%, Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu asfiksia, BBLR
dan infeksi. Komplikasi ini sebenarnya dapat dicegah dan ditangani.(Dinkes
temanggung 2017)
Ditinjau data diatas, periode neonatal merupakan periode paling kritis,
pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, terutama pada bayi berat
lahir rendah, ikterik, pemberian air susu ibu (ASI) dalam usaha menurunkan
angka kematian oleh karena diare, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan
kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok pemantau
kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat
dipengaruhi oleh ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Manajemen yang baik
pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah
dilahirkan, pemantauan pertumbuhan, dan perkembangan selanjutnya akan
menghasilkan bayi sehat. Upaya kesehatan anak diharapkan mampu menurunkan
angka kematian anak.Berdasarkan hal diatas, maka penulis mengambil asuhan
kebidanan pada By.. M usia 13 hari dengan ikterik derajat dua, yang dapat
dijadikan pembelajaran bagi penulis dalam tindakan asuhan pada bayi baru lahir.
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan asuhan bayi baru lahir normal pada By. M usia 13 hari
dengan ikterik derajat dua neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian/pengumpulan data dasar pada pada Bayi
baru lahir By. M baik data subyektif maupun data obyektif.
b. Mampu merumuskan diagnose dan atau masalah pada asuhan bayi baru
lahir pada By. M .
c. Mampu mengidentifikasi diagnos/masalah potensial pada Bayi baru lahir
By.. M.
d. Mampu mengidentifikasi /menetapkan kebutuhan yang memerlukan
tindakan penanganan segera pada Bayi baru lahir By..M.
e. Mampu menentuan perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada Bayi
baru lahir By.M
f. Mampu melakukan tindakan yang telah direncanakan untuk bayi baru lahir
pada By. M
g. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada bayi baru
lahir By. M.
B. Manfaat Penulisan
Dapat meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dalam proses manajemen
asuhan pada bayi baru lahir sesuai dengan standar profesi dan Memberikan
kesempatan pada penulis untuk dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari institusi yang berkaitan dengan manajemen kebidanan pada BBL
khususnya dengan bentuk dokumentasi SOAP serta meningkatkan kemampuan
berfikir dalam meneliti kesenjangan dalam teori dan dilahan praktik.

Anda mungkin juga menyukai