PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah kematin bayi dalam usia 28
hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup, Angka kematian bayi
merupakan salah satu dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Dalam
millennium development goals (MGDs), derajat kesehatan suatu bangsa diukur
dengan tiga indikator utama, yaitu angka kematian ibu (AKI), angka kematian
bayi (AKB), dan usia harapan hidup (UHH). Menurunkan angka kematian bayi
merupakan salah satu target yang telah ditentukn dalam tujuan pembangunan
Millenium Development Goals (MDGs) . Pembangunan Millenium
Development Goals (MDGs) memiliki 8 tujuan, yaitu memberantas kemiskinan
dan mencapai pendidikan untuk semua, mendorong kesetaraan jender dan
pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan
kesehatan ibu, memerangi HIV / AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya,
memastikan kelestarian lingkungan hidup dan mengembangkan kemitraan global
untuk pembangunan. Menurunkan angka kematian anak merupakan target ke
empat, dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 mengurangi sampai
dengan tiga perempat jumlah kematian anak.
Seperti yang dimaksud dalam MDGs pada pilar 4 dan 5 yang berisikan :
Tujuan ke-5 ini juga menjadi salah satu dari 5 indikator kesehatan
target menurunkan angka kematian anak dibawah lima tahun (balita) sebesar dua
pertiga jumlahnya selama periode tahun1990 sampai dengan tahun 2015. AKI di
Indonesia sampai saat ini relatif masih tinggi yaitu sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup begitu juga untuk AKB sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup
(KH).1 Target yang ingin dicapai oleh pemerintah pada MDGs tahun 2025 yakni
AKI 102 per 100.000 KH dan AKB 17 per 1000 KH. Salah satu penyebab
yang ditolong oleh dukun bayi, AKI pada masa persalinan di Indonesia cukup
tinggi antara lain disebabkan karena persalinan yang ditolong oleh tenaga yang
tidak kompeten dalam bidang kebidanan. Indikator Angka Kematian Balita yang
sangat penting adalah Angka Kematian Bayi (AKB) karena bayi lebih rentan
terhadap penyakit dan kondisi tubuh yang tidak sehat. Selain itu AKB merupakan
masih tinggi dari negara asean lainya, jika di banding dengan target dari
millenium development goals (MDGS) Tahun 2015 yaitu 23 per 100 kelahiran
hidup hasil ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, meskipun demikian
penurunan yang terjadi tidak berlangsung cepat, tetapi turun perlahan. Berdasar
kan pola ini, diperkirakan ditahun 2020 AKB di Indonesia mencapai 21 kematian
bayi per 1000 kelahiran maka salah satu tolak ukur adalah menurunnya angka
mortalitas dan morbiditas neonatus, dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB
dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab mortalitas
pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebaga ikern
paling berat. Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi, juga dapat
menyebabkan gejala sisa berupa cerebralpalsy, tulin ada tinggi, paralisis dan
dysplasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup (SDKI tahun 2007).
dari 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup pada periode waktu tertentu. Menurut data
laporan SP3 dan seksi Kesga (Tabel profil 5), angka kematian bayi tahun 2014
sebesar 7,5 per 1.000 kelahiran hidup, meski angka ini masih dibawah target
angka nasional tahun 2013 (23 per 1.000 kelahiran hidup), sedangkan jumlah
bayi lahir mati sebesar 95 bayi. Jika dibandingkan dengan jumlah bayi yang lahir
hidup, maka jumlah bayi yang lahir mati sebesar 0.006% .(Profil Kesehatan Kota
Kudus,2014).
masalah pemberian minum pada bayi, Asfiksia pada bayi, Gangguan nafas pada
bayi, Kejang pada bayi baru lahir Infeksi neonatal, Persiapan umum sebelum
Standar (Bappenas,2008)
memadai sesuai dengan kompetensi dan fasilitas yang tersedia. Bidan dan
perawat yang terampil dan kompeten dalam manajemen Ikterus diharapkan dapat
menangani kasus Ikterus dengan baik dan benar, serta dapat menyebarkan
darah, sehingga kulit (terutama) dan atau sclera bayi (neonatus) tampak
kekuningan. Pada sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu
pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. (Risa,2006)
Sampai saat ini ikterus masih merupakan masalah pada neonatus yang
sering dihadapi tenaga kesehatan terjadi pada sekitar 25-50% neonatus cukup
bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan. Oleh sebab itu memeriksa
ikterus pada neonatus harus dilakukan pada waktu melakukan kunjungan neonatal
tanggal 27 april 2018 dengan melihat data sekunder untuk data tahun 2017
satunya yaitu Ikterus maupun komplikasi lebih lanjut agar dapat menekan
dan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, maka penulis merasa
Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Dengan Ikterus Neonatorum di BPM Tri
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
ikterus
ikterus.
dokter anak
2. Bagi Institusi
komprehensif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi bidan
5. Bagi pengguna
a. Orang Tua
Diharapkan bagi para ibu untuk lebih waspada kepada kesehatan anaknya
dan para orang tua dapat mengenal ciri–cirri ikterus pada anaknya.
b. Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, membangun
kerangka empiri (hasil lapangan) dan sebagai masukan bagi pihak yang
E. Ruang Lingkup
teori dan praktik nyata yang menjadi fokus utama dalam penelitian.
2. Ruang LingkupTempat
3. Ruang LingkupWaktu
Subyek dari pengambilan kasus ini adalah Bayi Baru Lahir Dengan Ikterus
Neonatorum.
Batasan dalam pengambilan kasus Laporan Tugas Akhir ini adalah Bayi
F. Metodologi Penulisan
1. Metode Penulisan
a. Data Primer
1) Wawancara
(Notoatmojo,2005)
2) Observasi
pemeriksaan penunjang.
asuhan kebidanan.
b. Data Sekunder
1) Studi Kepustakaan
2) Studi Dokumentasi
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
a. Manajemen
dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak
b. Manajemen Kebidanan
c. Asuhan Kebidanan
atau maslah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan ,
Pelayanan Kebidanan)
jelas
7) Jika perlu ditambah dengan WHICH : Siapa yang akan terkait dengan
(Syafudin,2009).
3. Fungsi Manajemen
a. Fungsi Perencanaan
1) Pengorganisasian ( Organiszing )
3) Pengarahan ( Directing )
4) Pengkordinasi Laporan ( Development )
(Syamsi, 2009 )
a. Pengertian
1) Menurut Kosim (2007), bayi baru lahir adalah berat badan antara 2500
gram sampai 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung mengangis dan
2) Menurut Varney (2002), bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir
3) Menurut Arief dan Kristiyanasari (2009), bayi baru lahir adalah bayi
kepala.
ini bayi berada dalam tahap tidur yang nyenyak. Denyut jantung
periode ini bayi lebih mudah untuk tidur dan terbangun. Tanda-
bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai adalah frekuensi jantung
(heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone),
Setiap penilaian diberi nilai angka 0,1, dan 2. Dari hasil penilaian tersebut
dapat diketahui apakah bayi normal (nilai apgar (0-3). Penilaian dilakukan
Reaksi
rangsangan tidak ada Sedikit batuk/bersin
1) Pernafasan
2) Suhu sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada di tempat yang suhunya
lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah, suhu
2001).
4) Urine
Bayi berkemih hanya sesekali atau dua kali selama 24 jam pertama.
Urine sering disekresikan pada saat lahir dan kejadian ini mungkin
dengan sering yaitu sekitar 10-12 kali per hari. Mungkin urine
2001).
5) Feses
hari ke 2-3. Pada hari ke-4 sampai hari ke-5 warna tinja menjadi coklat
6) Tali Pusat
Pada umumnya tali pusat akan puput pada waktu bayi berumur 6-7
hari. Bila tali pusat (lepas) maka setiap sesudah mandi tali pusat harus
pangkal tali pusat yang ada di perut bayi dan daerah sekitarnya dengan
Menurut Ferrer (2001), reflex yang terdapat pada neonatorum normal yaitu :
b) Reflek tonicneck
c) Reflek rooting
Sentuhan pipi atau bibir yang menyebabkan kepala menoleh kea rah
sentuhan.
Bila jari diletakkan pada telapak tangan anak akan menutup telapak
tangan tadi.
f) Reflek babinsky
Bila ada rangsangan dari telapak tkaki, ibu jari kaki akan bergerak ke
g) Reflek stapping
Jika bayi dibuat posisi berdiri maka aka nada gerakan spontan kaki
1. Pengertian
50% bayi aterm yang mengalami peningkatan progresif pada kadar bilirubin
Kata ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis ‘jaune’ yang berarti
kuning. Ikterus adalah perubahan warna kulit, sclera mata atau jaringan
merupakan produk utama pemecahan sel darah merah oleh sistem reti
kuloendotelial. Kadar bilirubin serum normal pada bayi baru lahir <2
berupa pewarnaan kuning pada kulit dan membrane mukosa yang disebut
Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 50% bayi cukup
2. Klasifikasi ikterus
a. Ikterus yang timbul pada hari kedua atau ketiga lalu menghilang
b. Tidakmempunyaidasarpatologis
darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbu lkan
dan 15mg% pada bayi kurang bulan. Utelly menetapkan 10mg% dan 15mg%.
(Sarwono,2002).
b. Ikterus dengan kadar bilirubin >12,5 mg% pada neonatus cukup bulan atau
muka
24jam
a) Beratlahirkurangdari2000gram
d) Infeksi
f) Hipoglikemia,
g) Hiperosmolaritas darah
h) Proseshemolisis
4) Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia kurang dari 8 hari
atau 14 hari
5) Tabel1.KlasifikasiI kterus
Klasifikasi Ikterus
ikterus? bulan
Ikterus usia 3-13 hari Ikterus fisiologis
3. Tanda DanGejala
1. Gejala akut:
2. Gejala kronik:
(ikterik) pada kulit, membrane mukosa dan bagian putih (sclera) mata terlihat
muntah-muntah)
koledokus)
ikterusobstruktif.
4. Etiologi
Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir,karena
a. Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak
sepsis.
(karena infeksi atau kerusakan sel liver). Gangguan ini dapat terjadi
hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.
5. Penyebab Ikterus
intrauterin.
c. Polisitemia.
e. Ibu diabetes.
f. Asidosis.
g. Hipoksia/asfiksia.
enterohepatik.
dengan ibunya.
fungsi liver.
bilirubin.
6. Penegakan Diagnosis
a. Visual
dapat digunakan apabila tidak ada alat. Pemeriksaan ini sulit diterapkan
skrining dan bayi dengan skrining positif segera dirujuk untuk diagnostic
parah bila dilihat dengan pencahayaan buatan dan bisa tidak terlihat
b. Bilirubin Serum
Bilirubin bebas secara difusi dapat melewati sawar darah otak. Hal ini
dan gas CO dalam jumlah yang ekuivalen. Berdasarkan hal ini maka
Bilirubin bebas secara difusi dapat melewati sawar darah otak. Hal ini
dan gas CO dalam jumlah yang ekuivalen. Berdasarkan hal ini maka
7. Faktor Resiko
1) Faktor Maternal :
2) FaktorPerinatal :
3) Faktor Neonatus
a. Prematuritas
b. Faktor genetic
c. Polisitemia
f. Hipoglikemia
g. Hipoalbuminemia
8. Patofisiologi
retikuloen dotelial,
3) Bilirubin yang tak terkonjugasi dalam hati diubah atau terkonjugasi oleh
enterohepatik.
5) Warna kuning dalam kulit akibat dari akumulasi pigmen bilirubin yang
yang terdapat dalam ASI terjadi 4- 7 hari setelah lahir dimana terdapat
akan menurun berangsur angsur dapat menetap selama 3-10 minggu pada
kadar yang lebih rendah. jika pemberian ASI dihentikan, kadar bilirubin
serum akan turun dengan cepat biasanya 1-2 hari dan pengganti ASI
dengan susu formula mengakibatkan penurunan bilirubin serum dengan
9. Penatalaksanaan Ikterus
bayi kita masih dalam batas normal (fisiologis) atau kah sudah patologis.
yang mungkin. Bila diduga kadar bilirubin bayi sangat tinggi atau tampak
Terapi sinar tidak hanya bermanfaat untuk bayi kurang bulan tetapi juga
a. Kedua mata dan kemaluan harus ditutup dengan penutup yang dapat
reproduksi bayi.
b. Bayi diletakkan 8 inci dibawah sinar lampu. Jarak ini dianggap jarak
hemolisis.
g. Pengawasan nutisi/ASI
11. Komplikasi
terapi sinar terhadap tumbuh kembang bayi. Efek samping hanya bersifat
c. Timbul kelainan kulit yang bersifat sementara pada muka, badan, dan
alat gerak.
kehamilan dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi
pada janin, dan hipoksia (kekurangan oksigen) pada janin di dalam rahim.
Pada masa persalinan, jika terjadi hipoksia, misalnya karena kesulitan lahir,
lilitan tali pusat, dan lain-lain, segera diatasi dengan cepat dan tepat.
Sebaiknya, sejak lahir, biasakan anak dijemur dibawah sinar matahari pagi
sekitar jam 7– jam 8 pagi setiap hari selama 15 menit dengan membuka
pakaiannya.
Bila kuning terlihat pada bagian tubuh manapun pada hari pertama dan
terlihat pada lengan, tungkai, tangan dan kaki pada hari kedua, maka digolongkan
sebagai ikterus sangat berat dan memerlukan terapi sinar secepatnya. Tidak perlu
menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum untuk memulai terapi sinar.
Tabel2.DerajatKremerIkterus
tungkai.
dan kaki.
Tanda-Tanda ning pada kulit dan sclera mata (tanpa hepatomegali, perdarahan kulit,
Penilaian
1. Daerah ikterus 1 1+2 1sampai4 1sampai5 1sampai5
(rumus kremer)
bilirubin
Nasihat bila Waspadai Tukar darah
semakin bilakadar
,kembali >0.5mg/jam
15. Patway Iketerus
evaluasi (Asri.2009).
yang cocok dalam situasi kesehatan seseorang pada saat bersangkutan. Data
yang tepat adalah data yang relefan dengan situasi yang sedang ditinjau.Data
ditinjau.
dan objektif.
klien bidan diharapkan dan bersiap siap bila diagnosa/ masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
diagnose atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi, pada langkah
langkah 5 dilaksanakan secara efesien dan aman. Dalam langkah ini bidan
1. Data subyektif :
b. Alasan dadatang/kunjungan
Pada pengkajian alas an kunjungan meliputi apa yang menjadi
alasan pasien untuk datang ke rumah sakit yaitu apakah bayi baru lahir
atau kah ada alasan bahwa pasien datang dengan keluhan seperti malas
minum, warna kulit bayi kuning atau ada alas an yang lainnya.
c. Keluhan utama
misalnya orang tua mengeluh tubuh bayi kuning ataupun bayi malas
minum.
d. Riwayat perkawinan
pernikahan, menikah berapa kali, dan status pernikahan syah atau tidak.
e. Riwayat obstetri
f. RiwayatKehamilan
g. Riwayat persalinan
dukun, cara kelahiran misalnya spontan, dibantu dengan alat, atau secara
SC, umur kehamilannya (UK) apakah < 37 minggu (preterem) atau > 37
lahir dan morbiditas pada kelahiran pada hari pertama misalnya apakah
kehamilan pasien juga perlu ditanyakan apakah cukup bulan atau tidak.
h. Riwayat imunisasi
DPT, Polio, Campak dan hepatitis B. Kemudian dapat dilihat pada Kartu
i. Riwayat penyakit
tidak 3 jam sekali, pola eliminasi pada bayi dengan ikterus biasanya
k. Data psikososial
disambut dengan baik atau tidak, siapa yang merawatnya apakah bayi
dirawat oleh kedua orang tua kandung, oleh neneknya, atau diasuh oleh
orang lain
2. Data obyektif :
a. Pemeriksaan umum
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
suturanya.
atau biru.
merah muda.
Mulut dan gigi : Apakah terdapat karies atau tidak, mulut bersih atau
Dada : Ada tarikan dinding dada atau tidak, simetris atau tidak,
kemerahan
Abdomen : Kembung atau tidak, keadaan tali pusat apakah kering
3. Analisa/Diagnosa :
masalah atau diagnose yang spesifik. Interpretasi data pada bayi seperti:
ikterus
Dasarnya:
1) Data subyektif
2) Data obyektif
4. Diagnosa potensial
bilirubin dalam darah sehingga kulit (terutama) dan atau sclera bayi
5. Antisipasi
memberikan asi secara ekslusif, serta bila kadar bilirubin <10mg/dl pada bayi
prematur dan <12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan maka lakukan fototerapi.
6. Rencana
Rencana tindakannya dengan cara Jemur dimatahari pagi jam 7-9 selama
10 menit, badan bayi telanjang, mata ditutup, terus diberi ASI dan banyak
patologis.
7. Evaluasi
Evaluasi atau hasil yang diharapkan dari asuhan pada neonatus adalah
tidak terjadi akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit (terutama) dan
yang lebih berat, dan adakah kesenjangan antara teori dengan praktik atau
tidak.
INTRUMEN PENELITIAN
KESENJANGAN TEORI DG PRAKTIK
FORMAT ASKEB NEONATUS, BAYI DAN BALITA
ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL NORMAL/ DENGAN….
By Ny… UMUR….
DI ………
Tanggal pengkajian :
Jam :
Tempat Pengkajian :
I. IDENTITAS
Nama bayi :
Umur bayi :
Tgl/jam/lahir :
No. Reg :
III. OBJEKTIF
Bayi lahir tanggal……………jam……ditolong oleh………
Keadaan umum : baik/ tidak
TTV : N: ,P: ,R:
Kepala : ada kelainan atau tidak
Ubun-ubun : cekung atau tidak
Muka : ada kelainan atau tidak
Mata : ada kelainan ada tidak
Kulit : warna merah muda/ kebiru-biruan
THT : ada kelainan/ tidak
Mulut : bersih/ masih ada lendir
Leher : ada pembesaran kelenjar tiroid/ tidak
Dada : simetris/ tidak simetris
Paru : ada Ronkhi/ tidak
Jantung : normal/ tidak, ada mur-mur/ tidak
Abdomen : supel/tidak, kembung/ tidak
Genitalia : bersih/ tidak, ada kelainan/ tidak
Anus : normal/ tidak, lubang (+/-)
Ekstremitas : lengkap/ tidak
Pengeluaran air kemih : (+/-)
Pengeluaran mekonium: (+/-)
Reflek
Reflek Moro
Reflek Rooting
Reflek Walking
Reflek Graphs/plantar
Reflek Sucking
Reflek Toning neck
V. Antropometri
Lingkar kepala
Lingkar dada
Lingkar lengan atas
IV. ANALISA
a. Diagnosa Kebidanan
Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan umur…… jam/ hari (dengan…..)
b. Diagnosa Masalah
V. PENATALAKSANAAN (contoh )
a. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi, bayi menangis kuat.
b. Menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat.
c. Bounding attachment dan memberikan ASI pada bayi segera dan bayi mau menghisap, bayi di
bungkus dengan kain flannel.
d. Mengidentifikasi bayi, bayi laki-laki, BB 3100 gram, PB 50 cm, anus ada.
e. Memberikan vitamin K sebanyak 1 mg/ oral selama 3 hari.
f. Merawat mata.
CONTOH
Puskesmas/ RS/ RB : No. RM :
Nama Pasien :
KUESIONARE BIDAN ,
BAB 3 PENUTUP