Disusun oleh :
IZHATI CHOIRINA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup.
b. Tujuan Khusus
Agar dapat memahami nilai-nilai pancasila dalam pandangan hidup bangsa
Indonesia
Mahasiswa mampu menerapkan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan
sehari - hari
C. Rumusan Masalah
a. Bagaimana arti Pancasila sebagai dasar negara?
b. Bagaimana Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa?
c. Bagaimana Pengamalan Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Bangsa?
BAB I
PEMBAHASAN
A. ARTI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
(Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia) – Pancasila
dalam kehidupannya ini rering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar
falsafah negara (philosoficche Gronslag) dari negara, idiologi negara atau
(Staatsidee.
Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma
untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan
pencasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan
negara. Konsekuensinya seluruh pelaksana dan penyelenggara negara
segala peraturan terutama segala peraturan perundang-undangan
termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini, dijabarkan
diderivasikan dari nilai-nilai pancasila.
Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum,
pancasila merupakn sumber kaidah hukum negara yang secara
konstitusional mengatur negara Republik Indonesia berserta seluruh unsur-
unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta pemerintahan negara. Sebagai dasar
negara, Pancasila merupakan suatu asa kerokhanian yang meliputi suatu
kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai
hukumdasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang
tidak tertulis atau convensi. Dalam kehidupannya sebagaidasar negara,
pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dan
segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian
pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam
pembukaan UUD 1945 di jelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok
pikiran. Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD
1945. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum
dasar tertulis maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang
mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan
lain-lain penyelenggara negara (termasuk para penyelenggara dan
golongan fungsional) memegang tegus cita-cita moral rakyat yang luhur.
Secara umum dapat dirumuskan bahwa mengamalkan pancasila
dalam kehidupan shari-hari apabila kita mempunyai sikap mental, pola
berfikir dan tingkah laku (amal perbuatan) yang dijiwai sila-sila pancasila
secara kebulatan, bersumber kepada pembukaan dan batang tubuh UUD
1945, tidak bertentang dengan norma-norma agama, norma kesusilaan,
norma kesopanan, dan adat istiadat serta tidak bertentangan dengan
norma hokum yang berlaku.
Secara konkrit norma-norma itu dapat digali dan dikembangkan dari
:
1. Sila-sila Pancasila (termasuk didalamnya ajaran-ajaran agama)
2. Pembukaan UUD 1945 (4 pokok pikiran)
3. Batang tubuh UUD 1945 (prinsip-prinsip)
4. Ketetapan-ketetapan MPR/S dan segala peraturan perundang-
undangan yang belaku
5. Norma-norma perjuangan bangsa Indonesia (jiwa dan nilai-nilai 1945)
6. Norma-norma lainnya yang bersumber kpada kepribadian bangsa
Indonesia
Sebagai dikemukakan diatas, pengamalan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari dapat disebut pengamalan pancasila secara suyektif
(pelaksanaan subyektif pancasila). Pengamalan Pancasila secara subyektif
ini meliputi bidang-bidang yang luas, antara lain bidang politik, ekonomi,
sosial, kebudayaan, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, juga meliputi lingkungan hidup pribadi, hidup keluarga, hidup
kemasyarakatan dan sebagainya
B. Wujud pancasila
Wujud pancasila sebagai berikut :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Percaya dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusian yang adil dan beradap
b. Hormat meghormati dan bekerja sama antar pemeluk dan
penganut kepercayaan yang bebeda sehingga terbina keukunan hidup
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan kepercayaannya
d. Tidak memaksa suatu agama kepada orang lain
2. Sila Kemanusian yang Adil dan Beradap
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antar manusia
b. Saling mencintai sesama manusia
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
g. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
3. Sila Persatuan Indonesia
a. Menempatkan persatuan , kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan
b. Rela berkorban untuk kepentingn bangsa
c. Cinta tanah air dan bangsa
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
Bhineka Tunggal Ika
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
b. Tidak memaksakan kehendak orang lain
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan
e. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabakan
secara moral
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan
b. Besikap adil
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. Menghormati hak-hak orang lain
e. Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
C. Ketulusan dalam praktek kebidanan
Bidan adalah profesi yang mulia dan tidak ringan namun dengan
profesionalisme,ketulusan dan pengabdian seorang bidan dapat
mempermudah Bidan dalam menjalankan tugas profesinya.profesi Bidan
seharusnya mendapatkan penghargaan dan perhatian untuk meningkatkan
prospek kerja Bidan,dan stigma negative tentang Bidan hendaknya
dihapus,tidak adil bagi profesi dan pengabdian bidan selama ini jika
kematian dikaitkan dengan banyaknya Bidan.
Tingginya AKI dan AKB bukan sepenuhnya kesalahan Bidan,Bidan
yang telah menjalankan tugas sesuai standar profesi serta sesuai
kewenanganya namun tetap teerjadi kematian mungkin saja pengaruh
komplikasi pada Bayi ataupun Ibu.Perlu dilakukan penelitian lebih
mendalam tentang penyebab utama kematian itu terjadi sehingga perlu
dilakukan program-program serta inovasi baru untuk menanggulangi AKI
dan AKB agar dicegah.
Tingginya angka kematian ini seharusnya menjadi pr bagi semua
pihak bukan saja Bidan tetapi nakes serta berbagai pihak. Langkah yang
efektif yang dapat dilakukan bidan untuk penurunan angka kematian
diantaranyadeteksi dini kelainan ataupun masalah yang dialami oleh ibu
dan bayi melalui ANC, deteksi dini komplikasi kala 1,kala II,kala III serta
kala IV adalah manajemen yang efektif untuk mencegah serta antisipasi
terjadinya komplikasi yang berpotensi mengarah kepatologi hingga
kematian Bidan masa depan yang modern yang diharapkan dapat
memberikan inovasi baru untuk menurunkan angka kematian,karena
seiring perkembangan zaman maka semakin berkembang dan kritisnya
pemikiran orang,dengan berkembangnya pikiran manusia ,diharapkan
akan lahir Bidan-Bidan yang cerdas serta inovativ dalam menangani
masalah-masalah ibu dan anak.
Ketika Bidan menjadi sorotan public serta angka kematian Ibu dan
Bayi yang menunjukan angka yang sangat drastis mendorong saya untuk
menjadi seorang Bidan masa depan yang dapat menjadi ”kunci penurunan
AKI dan AKB” di Indonesia yang mampu bekerja secara professional serta
dapat menurunkan angka kematian Ibu dan anak.Cita-cita tertinggi saya
adalah Indonesia yang sehat serta pada tahun 2014 AKI dan AKB di
Idonesia menurun menjai 0 per 100.000 kelahiran hidup.Saya tidak ingin
terkenal namun saya ingin berguna dan dapat menyelamatkan nyawa
manusia.
Banyak hal yang ingin sala lakukan ketika nanti saya menjadi Bidan
di Indonesia,saya Ingin terjun langsung kemasyarakat,mengabdi kepada
masyarakat terutama untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan Ibu
dan anak,agar Indonesia dapat menjadi rangking terakhir AKI dan AKB di
Dunia dan menjadi peringkat pertama dalam kategori kesehtan Ibu dan
Anak dan Stigma negative Bidan dapat diubah menjadi”Bidan Peri
penyelamat nyawa manusia”.
D. Bentuk pengamalan dari sila-sila Pancasila dalam memberikan
pelayanan kebidanan kepada pasien, sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
a) Ikut mendoakan kesembuhan pasien meskipun berbeda keyakinan.
b) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berdoa atau sembahyang
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing sebelum dan
sesudah melakukan tindakan keperawatan.
c) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah masing-masing jika antara perawat maupun dokter berbeda
keyakinan dengan pasien.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
a) Memberikan pelayanan yang adil tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit dan sebagainya sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.
b) Dalam merawat pasien hendaknya menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusian dengan tidak memperlakukan pasien dengan semena-mena.
c) Bidan merawat pasien dengan penuh perasaan cinta, serta sikap
tenggang rasa dan tepa selira.
d) Membela pasien (Patien Advocate) pada saat terjadi pelanggaran hak-hak
pasien, sehingga pasien merasa aman dan nyaman.
e) Bidan memberikan informasi dengan jujur dan memperlihatkan sikap
empati yaitu turut merasakan apa yang dialami oleh pasien
f) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasan positif dan negatif pasien
dengan memberikan waktu untuk mendengarkan semua keluhan dan
perasaan pasien.
3. Persatuan Indonesia
a) Mengembangkan kerjasama sebagai tim dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan.
b) Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien daripada
kepentingan pribadi.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
a) Sebelum melakukan tindakan perawatan kepada pasien perawat
hendaknya mengutamakan musyawarah dengan pasien dan keluarga
pasien dalam mengambil keputusan.
b) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur serta dapat dipertanggung jawabkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a) Mengembangkan sikap adil dengan menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban terhadap semua pasien.
b) Perawatan pasien dilaksanakan dengan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotong-royongan antara pasien, keluarga pasien, perawat, dokter
serta tim paramedis dan medis lainnya.
E. Pengamalan Butir-Butir Pancasila Dalam Merawat Pasien
Menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa
pelayanan perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat/bidan
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai dengan
aspek-aspek dasar perawatan. Aspek-aspek tersebut meliputi:
1. Aspek penerimaan
Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu
tersenyum, menyapa semua pasien tanpa membedakan golongan,
pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh.
Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus
memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan yang luas.
2. Aspek perhatian
Aspek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan perlu bersikap sadar, murah hati dalam arti bersedia
memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela
tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap
setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan
ketakutan pasien.
3. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang
saling berinteraksi antara pasien dengan perawat dan adanya hubungan
baik dengan keluarga pasien.
4. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
5. Aspek tanggung jawab
Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta
tepat dalam bertindak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan
negara Republik Indonesia, maka manusia Indonesia menjadikan
pengamalan pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kermasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu
pengamalannya harus dimuai setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelengara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengamalan pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan baik dipusat maupun didaerah.
Dalam menjalankan profesi sebagai bidan, memberikan pelayanan
yang terbaik untuk pasien merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-
mata hanya karena uang. Ketulusan melayani tanpa membeda- bedakan
satu sama lain merupakan salah satu implementasi dari sila yang
terkandung dalam pancasila.
B. Saran
Berdasarkan uraian diatas kiranya kita dapat menyadari bahwa
pancasila merupakan falsafah negara kita Republik Indonesia, maka kita
harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut
dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA