Anda di halaman 1dari 2

NAMA : RIZATUL UMAMI

NIM : 15017

1. Mengapa agama Katolik melarang Aborsi, hukuman apa bagi pelaku aborsi

Jawaban : aborsi merupakan salah satu sifat kejahatan yaitu pembunuhan, di dalam agama
Katolik melarang akan adanya aborsi, karena allah lah yang menghendaki kematian bukan
manusia. Jika umat Katolik melakukan perbuatan aborsi akan dikenakan hukuman yaitu putus
komunikasi dengan gereja dan tidak di akui sebagai umat Katolik dan diasingkan atau di
keluarkan dari agama Katolik.

2. Berikan ulasan bagaimana ajaran Katolik untuk keluarga-keluarga yang tidak bias menggunakan
KBA ?

Jawaban : Ajaran Katolik untuk keluarga keluarga yang tidak bias menggunakan KBA menurut
Romo Jeremias, Gereja katolik menyadari sepenuhnya berbagai kesulitan yang dihadapi
keluarga katolik dalam usaha mengatur kelahiran. Dalam keadaan demikian, mereka bias
bertindak secara tanggung jawab dan tidak perlu merasa berdosa apabila menggunakan cara
lain. Asal, cara tersebut tidak merendahkan martabat suami atau istri, tidak berlawanan dengan
hidup manusia (pengguguran dan pemandulan) dan dapat dipertanggung jawabkan secara
medis.

3. Peraturan Pemerintah (PP) nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Produksi menimbulkan
kontroversi, jelaskan kontroversi yang dimaksud, dan apa penilaian anda!

Jawaban : PP nomor 61 2014 tentang kesehatan reproduksi menuai kontroversi karena


mengizinkan aborsi, dalam hal ini aborsi yang diperbolehkan karena indikasi kedaruratan medis,
yaitu kehamilan yang membahayakan keselamatan nyawa dan kesehatan ibu serta janin dalam
kandungan, juga kehamilan akibat perkosaan.
Banyak yang mengkhawatirkan PP akan disalah gunakan oleh mereka yang hamil karena
hubungan perselingkuhan dan seks bebas untuk menggugurkan kandungan. Sebenarnya poin ini
tidak perlu di khawatirkan karena jelas dalam PP tersebut aborsi dengan kondisi ini tidak di
ijinkan.

4. Buatlah sebuah opini singkat mengenai peranan agama dalam pendidikan kesehatan reproduksi
dalam masyarakat (minimal 3 paragraf)

Jawaban :
Pendidikan di perkotaan menyebabkan remaja memiliki pengetahuan yang lebih
rendah. Sebaliknya pengetahuan agam di pedesaan menyebabkan pengetahuan metode
kontrasepsi remaja lebih tinggi. Aspek pengetahuan infeksi menular seksual (IMS) dan HIV/AIDS
menunjukan tidak adanya interaksi yang signifikan dari dua variable berpengaruh.
Pada variable persepsi remaja terkait kesehatan reproduksi, secara keseluruhan
terdapat interaksi yang signifikan antara pengaruh lokasi sekolah dan intensitas kesehatan
reproduksi. Oleh karena itu dilakukan uji simple main effect. Uji simple effect menunjukan
bahwa pendidikan agama terhadap remaja di perkotaan terbukti berpengaruh terhadap
persepsi remaja, sedangkan pengaruhnya di perdesaan tidak signifikan.
Hal ini berarti meskipun pendidikan agama di perkotaan menyebabkan pengetahuan
metode kontrasepsi menjadi lebih rendah, namun pengetahuan mereka lebih tinggi dari pada
remaja yang mendapatkan pendidikan agama di perdesaan. Pengetahuan tentang metode
kontrasepsi berhubungan dengan keyakinan seseorang mengenai kemampuan mereka untuk
bias menghindari diri dari perilaku berisiko yang mengakibatkan perilaku reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai