Anda di halaman 1dari 19

KESEHATAN

REPRODUKSI
PT 10PKDB
NURUL ASMA ZAKYYAH(226110904)
Daftar Isi
Topik Bahasan

PELAYANAN KESEHATAN BESARAN MASALAH KESEHATAN IBU


1 3
REPRODUKSI ESSENSIAL DAN ANAK DIDUNIA DAN INDONESIA

PELAYANAN KESEHTAN SITUASI KESEHATAN IBU DAN


2 4
REPRODUKSI KONPREHENSIF ANAK DIDUNIA DAN INDONESIA
1 PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
ESSENSIAL

Pelayanan kesehatan reproduksi yang terdiri dari 4

komponen esensial:

(1) kesehatan ibu dan anak (KIA)

(2) Keluarga Berencana(KB)

(3) kesehatan reproduksi remaja (KRR)

(4) Pencegahan dan Penanganan Infeksi Saluran Reproduksi

(ISR),Termasuk Penyakit Menular Seksual (PMS) dan


PELAYANAN KESEHTAN
2 REPRODUKSI KONPREHENSIF

• Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


• Keluarga Berencana (KB)
• Pengobatan ISR/IMS/HIV/AIDS secara terpadu yang
berkolaborasi dengan KIA dan KB
• Konseling dan pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja
(KRR)
• kesehatan reproduksi bagi lanjut usia termasuk deteksi
3 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Diperlukan upaya pendekatan secara Continuity of Care (COC) atau


asuhan secara holistik dan berkesinambungan sejak masa kehamilan,
persalinan, nifas dan siklus kehidupan perempuan.

Hal kedua yang dapat dilakukan ialah menghubungkan tempat-tempat


layanan kesehatan sehingga jika terjadi suatu kegawatdaruratan dapat
ditangani secara cepat dan tepat. Tidak hanya itu, peran aktif masyarakat
serta ketersediaan informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi
juga dapat mendukung program kesehatan ibu dan anak.
Keluarga Berencana (KB)
Salah satu upaya penyelesaian permasalahan dalam mengatur
jarak kelahiran adalah diaktifkannya program KB. dan beberapa
manfaat ketika kita melaksanakan program KB untuk kesehatan
reproduksi yaitu:
1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
2. Mengurangi risiko aborsi
3. Menurunkan angka kematian ibu
4. Mengurangi angka kematian bayi
5. Membantu mencegah HIV/AIDS
Pencegahan dan Penanganan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),Termasuk
Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS
Pencegahan dan penanganan IMS dan PMS difokuskan pada
penyakit dan gangguan kesehatan yang berdmpak pada saluran
reproduksi seperti Tubercolosis (TBC), Malaria, Filariasis,
Gonorhe, Sifilis, Chlamydia, Herpes Genital dan kondisi infeksi
yang dapat mengakibatkan Infeksi rongga panggul (Pelvic
Inflammatory Diseases /PID).
Pencegahan dan Penanganan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),Termasuk
Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS

Kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS sesuai dengan PMK


Nomor 21 adalah dilakukannya promosi kesehatan, pencegahan
terhadap penularan HIV, pemeriksaan diagnosis pada kasus
suspect HIV, perawatan. pengobatan, dukungan serta rehabilitasi
yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan.
Konseling dan pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

Remaja merupakan salah satu kelompok masyarakat yang


memerlukan perhatian khusus dalam bidang kesehatan reproduksi
karena mereka adalah kelompok yang rentan terhadap
penyalahgunaan sikap dan perilaku menyimpang dari konsep-konsep
kesehatan reproduksi.
Selain itu, remaja juga jarang menerima akses informasi/
konseling mengenai kesehatan reproduksi, sehingga banyak dari
kalangan remaja yang mengalami masalah kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi bagi lanjut usia

Dalam peningkatan kualitas hidup tersebut dapat dilakukan


sebuah upaya skrining keganasan pada organ reproduksi seperti
kanker rahim dan serviks, kanker kelenjar prostat serta
pencegahan terjadinya defisiensi hormonal dan juga kerapuhan
tulang. Hasil dari skrining tersebut diharapkan mampu
meningkatkan akses pelayanan kesehatan
Pencegahan dan Penanggulangan Komplikasi Aborsi
Tindakan aborsi yang diizinkan sesuai dengan PP No 1 tahun 2014
adalah tindakan aborsi yang berdasar pada indikasi kedaruratan medis
dan kehamilan akibat perkosaan. Tindakan tersebut dilakukan dengan
aman, bermutu dan bertanggung jawab oleh tenaga medis profesional.
Kriteria praktik aborsi yang aman, bermutu dan bertanggung jawab
tersebut sesuai dengan standar yaitu:
Pencegahan dan Penanggulangan Komplikasi Aborsi

• Dilakukan oleh dokter sesuai dengan standar


• Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi
syarat yang ditetapkan oleh Menteri
• Atas permintaan atau persetujuan yang bersangkutan
• Dengan izin suami kecuali korban perkosaan
• Tidak diskriminatif
• Tidak mengutamakan imbalan materi.

Tindakan aborsi yang berdasarkan pada indikasi kedaruratan medis


dan kehamilan akibat perkosaan hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling yang dilakukan oleh konselor
BESARAN MASALAH KESEHATAN IBU
3
DAN ANAK DIDUNIA DAN INDONESIA
DUNIA
Menurut data terbaru World Health Organization (WHO),
angka kematian ibu di dunia pada tahun 2017 setiap harinya
adalah 817 jiwa. WHO memperkirakan angka kematian
ibu(AKI) di dunia adalah 211 per 100.000 angka kelahiran hidup.
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurut Survei Angka
Sensus (Supas) pada tahun 2015 adalah 305 per 100.000
kelahiran hidup.

beberapa faktor penyebab kematian ibu adalah perdarahan 28%,


eklamsia 24% dan infeksi 11%. Diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% kematian ibu
terjadi dalam 24 jam pertama masa nifas
BESARAN MASALAH KESEHATAN IBU
3
DAN ANAK DIDUNIA DAN INDONESIA
INDONESIA
Kelangsungan hidup anak telah meningkat secara substansial di
Indonesia selama beberapa dekade terakhir, dengan angka kematian
bayi dan balita yang berkurang lebih dari separuh antara tahun 1990
dan 2017. Selain itu, saat ini lebih dari separuh kabupaten sudah bebas
malaria; sejak tahun 2014 jumlah wanita hamil yang dites HIV
meningkat lima kali lipat dan jumlah wanita hamil yang memulai
pengobatan antiretroviral meningkat dua kali lipat; dan 201 juta orang
telah terdaftar dalam program asuransi kesehatan pembayar tunggal
(BPJS) terbesar saat ini di dunia.
4 SITUASI KESEHATAN IBU DAN ANAK DIDUNIA DAN INDONESIA

DUNIA
• Kematian Ibu
Kematian ibu merupakan kematian ibu selama kehamilan, melahirkan, atau dalam 42
hari setelah melahirkan. Diperkirakan ada 342.900 (interval 302.100-394.300) kematian ibu
di seluruh dunia pada tahun 2008, turun dari 526.300 (446.400-629.600) pada tahun 1980.
• Angka Kematian Bayi
Tingkat kematian di seluruh dunia untuk anak balita menurun terus menerus dari dasar
MDG pada tahun 1990 untuk hadir pada tingkat tahunan sebesar 2,2% (Interval
ketidakpastian 1,8 -2,6). Pada tahun 2011, ada 7.2 (6.6 -7,8) juta kematian pada anak balita.
• Gizi kurang, stunting, dan wasting (The Lancet, 2008)
Prevalensi gizi kurang, pendek, dan kurus di seluruh dunia dan untuk daerah PBB
didasarkan pada analisis 388 dari survei nasional dari 139 negara, menerapkan metode
perbandingan, termasuk penggunaan Standards Pertumbuhan Anak baru WHO tahun 2005,
20% dari anak-anak balita di negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki berat
badan menurut umur Z skor kurang dari -2.
4 SITUASI KESEHATAN IBU DAN ANAK DIDUNIA DAN INDONESIA

DUNIA
• Defisiensi Seng
Negara beresiko tinggi defisiensi seng adalah
negara dengan prevalensi stunting > 20% dan prevalensi estimasi asupan seng tidak memadai
> 25%, negara-negara yang berisiko rendah defi siensi seng adalah negara dengan prevalensi
stunting < 10% dan asupan seng tidak memadai <dari 15%;
• BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Bayi yang dilahirkan prematur (yaitu, yang telah menyelesaikan 37 minggu
kehamilan), tetapi berat lahir rendah (<2500 g) cenderung memiliki perlambatan
pertumbuhan intrauterin, kami akan mengacu kelompok ini sebagai pembatasan pertumbuhan
intrauterin berat lahir rendah.
• ASI Ekslusif
Rekomendasi makanan untuk anak adalah ASI ekslusif pada 6 bulan pertama
kehidupan dan dilanjutkan ASI sampai 2 tahun kehidupan . di Afrika, Asia dan Amerika
Latin dan Karibia hanya 47-57% bayi di bawah 2 tahun yang menyusui secara ekslusif.
Untuk anak usia 2-5 bulan persentase jatuh menjadi 25-30%. Untuk anak usia 6-11 bulan, 6%
di Afrika dan 10% di Asia telah berhenti menyusui, 32% di Amerika latin dan Karibia.
4 SITUASI KESEHATAN IBU DAN ANAK DIDUNIA DAN INDONESIA

INDONESIA • Kemiskinan
Kesenjangan tingkat kemiskinan antarprovinsi di Indonesia masih perlu ditangani
secara tingkat. Dari 33 provinsi, 17 provinsi memiliki tingkat kemiskinan di bawah rata-rata
nasional, sementara 16 provinsi lainnya masih memiliki tingkat kemiskinan di atas rata-rata
nasional
• Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan
kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai
¾ resiko jumlah kematian ibu
• Kematian Anak
Kesehatan anak Indonesia terus membaik yang ditunjukkan dengan menurunnya
angka kematian balita, bayi maupun neonatal. Angka kematian balita menurun dari 97 pada
tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI).
• Keadaan Gizi Bayi dan Balita
Data sementara Riskesdas 2010
menunjukkan terjadinya penurunan prevalensi kekurangan gizi pada anak balita menjadi 17,9
persen. Dengan melihat kecenderungan ini diharapkan target MDG sebesar 15,5 persen dapat
tercapai pada tahun 2015
REFERENSI
• Kemenkes RI. 2015. Pedoman Pelayanan Kesehatan Reproduksi terpadu diTingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar.
• https://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian/article/viewFile/1889/897

• BUKU: Kesehatan Reproduksi Wanita di Sepanjang Daur Kehidupan


Oleh Ade Tyas Mayasari, Hellen Febriyanti, Inggit Primadevi
THANK YOU
NURUL ASMA ZAKYYAH(226110904)

Anda mungkin juga menyukai