Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa melihat usia gestasi sedangkan Bayi berat lahir sangat rendah adalah bayi
dengan berat lahir kurang dari 1500 gram tanpa melihat usia gestasi. BBLSR dapat
terjadi pada bayi kurang dari 37 minggu atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction /IUGR), (Sudarti & Fauziah, 2013).
Factor penyebab terjadi BBLR/BBLSR diantaranya faktor ibu, factor janin dan
faktor plasenta. Factor Ibu: Penyebab lainnya berat ibu yang rendah, usia ibu
remaja, kehamilan ganda, riwayat kelahiran premature, perdarahan antepartum,
penyakit sistemik akut. Ibu kekurangan gizi, hipertensi, toksemia, anemia, penyakit
kronik dan merokok. Factor plasenta: solosio plasenta, plasenta previa. Factor
janin: kehamilan ganda, cacat bawaan, infeksi, (Handriana, 2016).
UNICEF mengemukakan lebih dari 20.000.000 juta bayi lahir di dunia dengan
berat badan rendan (kurang dari 2500 gram) pada tahun 2015. WHO dari tahun
2014 sampai dengan saat ini masih berusaha menurunkan presentasi kelahiran bayi
dengan berat badan rendah hingga tahun 2025 dengan target 30%.pada tahun 2015
didapatkan sedikit hasil sebanyak 14.6% presentasi BBLR di dunia menurun.
Presentasi BBLSR di Indonesia berbeda setiap tahun. Hasil Riskesdas 2018
memaparkan proporsi BBLR di Indonesia dari Tahun 2007 –2018 yaitu pada Tahun
2007 sebanyak5,4%, Tahun 2010 sebayak 5,8%, Tahun 2013 sebanyak 5,7% dan
pada Tahun 2018 mengalami peningkatan yang berarti sebanyak 6,2% (Kemenkes
RI,2018).
Ibu dengan kehamilan ganda memiliki resiko lebih besar untuk bayi
BBLR/BBLSR. Hal ini dikarenakan dalam kandungan bayi yang sau dan lainnya
akan memiliki perbedaan berat badan berbeda dengan kehamilan tunggal. Saat
kehamilan ganda asupan nutrisi terbagi dan adanya beberapa hormone atau
penggunaan obat untuk mempercepat proses melahirkan atau menekan hormone.
Hal lain juga disebabkan karena perbedaan usia gestasi dan masa persalinan.

1
2

Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah / Berat Bayi Lahir Ssangat Rendah dapat
menimbulkan komplikasi diantaranya bayi lahir premature, hipotermi resiko
hiperbilirubin, hipertermia, hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, sindroma
gawat nafas, paten duktus arteriosus, infeksi, perdarahan intraventrikuler, apnea of
prematury, dan anemia (Sembiring, 2019). BBLR erat kaitannya dengan mordibitas
dan mortilitas neonatal, gizi kurang pada awal kehidupan, gangguan laju
pertumbuhan, gangguan kognitif dan motorik anak, (Nuryani, 2017).
Terapi keperawatan yang diberikan kepada neonatus dengan BBLSR sebagian
besar dengan mengontrol asupan gizi dan pemberian gizi. Asupan gizi yang masuk
dapat berupa ASI dari ibu atau susu sesuai dengan usia neonatus. Pemberian gizi
juga dipantau berdasarkan waktu pemberian dan takaran cairan yang didapat bayi.
Angka Kematian Bayi karena BBLR/BBLSR masih tidak stabil. Ditahun tahun
tertentu AKB terus bertambah ataupun menurun. Pembahasan asuhan keperawatan
pada bayi BBLR diperlukan untuk menekan tingkat morbiditas dan resiko cacat
pada bayi. Hal ini juga dibutuhkan untuk menstabilkan asuhan keperawatan pada
bayi dengan BBLSR.
Berdasrakan studi kasus yang telah dilakukan oleh mahasiswa Ners pada tanggal
15 februari 2021 pukul 11.00 di Ruang Perinatologi RSUD Kanjuruhan Kepanjen,
telah dilakukan pengkajian pad Bayi Ny.S (usia 4 hari) yang merupakan salahsatu
pasien dengan BBLSR yang dirawat di ruangan tersebut. Saat dilakukan pengkajian
KU pasien tampak lemah, kulit terlihat pucat, pasien terpasang CPAP. Pasien
dirujuk ke RSUD setelah dilahirkan di Puskesmas Godangan. Berdasrkan hasil
wawancara kepada perawat ruangan telah melakukan pengkajian sesuai format,
menegakkan diagnose sesuai keadaan umum dan hasil pemeriksaan penunjang.
Rencana dan tindakan yang telah dibuat berdasarkan SLKI dan SIKI.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan keperawatan pada neonatus dengan bblsr Di ruang cut
nya’ dien (perinatologi) RSUD kanjuruhan kabupaten malang ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum

2
3

Tujuan penulisan dari Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah untuk menganalisis
Asuhan Keperawatan pada neonatus dengan masalah kesehatan BBLSR selama
satu minggu di Ruang Perinatologi RSUD kanjuruhan kabupaten malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Pengkajian pada neonatus dengan bblsr Di ruang cut
nya’ dien (perinatologi) rsud kanjuruhan kabupaten malang.
2. Untuk mengetahui diagnose Keperawatan pada neonatus dengan bblsr Di
ruang cut nya’ dien (perinatologi) rsud kanjuruhan kabupaten malang.
3. Untuk mengetahuan rencana Asuhan Keperawatan pada neonatus dengan
bblsr Di ruang cut nya’ dien (perinatologi) rsud kanjuruhan kabupaten
malang.
4. Untuk mengetahui implementasi yang telah dilakukan pada neonatus
dengan bblsr Di ruang cut nya’ dien (perinatologi) rsud kanjuruhan
kabupaten malang.
5. Untuk mengetahui hasil evaluasi pada neonatus dengan bblsr Di ruang cut
nya’ dien (perinatologi) rsud kanjuruhan kabupaten malang.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penulisan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan
Keperawatan khususnya Bagi keperawatan Anak. Laporan ini diharapkan dapat
menjadi dasar untuk pengembangan ilmu mengenai intervensi keperawatan pada
pasien neonatus dengan BBLSR dan Hiperbilirubin, selain itu penelitian ini juga
dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi terbaru bagi pendidikan agar
menerapkan intervensi yang telah diterapkan oleh penulis sebagai salah satu
pemevahan masalah. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi masukan
atau ide untuk mengenai tindakan keperawatan pada pasien BBLSR.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi bagi
bidang Keperawatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, mengenai intervensi
yang dapat dilakukan pada pasien dengan BBLR/BBLSR. Laporan ini juga
diharapkan dapat menjadi masukan bagi bidang Keperawatan anak mengenai
penerapan intervensi pada pasien BBLSR.

Anda mungkin juga menyukai