PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Keperawatan).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Sembiring, 2019). Penyebab
bayi dengan berat badan lahir rendah kebanyakan karena penyakit ibu, aktivitas
ibu dan status sosial ibu termasuk komplikasi pada saat ibu hamil. Selain itu,
BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
menyusul kemudian Myanmar 15% dan Laos 14%, sedangkan yang terendah di
Indonesia kejadian BBLR yaitu 7% dari seluruh jumlah kelahiran, angka ini
lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan
gizi menuju Indonesia sehat yakni 6,2% pada tahun 2016. Menurut riset
sebesar 6,2 %. Angka kejadian tertinggi BBLR di Indonesia tahun 2018 yaitu
1
di Sulawesi Tengah dengan persentase sebesar 8,9%, angka kejadian BBLR di
namun BBLR merupakan komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani
secara benar dapat menyebabkan kematian, untuk itu penulis tertarik meneliti
dan menerapkan Asuhan Keperawatan pada bayi I.R dengan Berat Badan Lahir
Minahasa Selatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
Tareran Kabupaten Minahasa Selatan.
C. Manfaat Penulisan
2. Bagi Penulis
keperawatan pada bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
D. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
bahasan.
2. Studi Kasus
keperawatan.
3
3. Studi Dokumentasi
E. Sistematika Penulisan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Sembiring, 2019). Berat
bayi lahir rendah (BBLR) adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam
2. Etiologi
Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta
eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm. Usia ibu (< 20 tahun
dan > 35 tahun) dan paritas. Kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti
5
3. Klasifikasi
antara lain; Berat badan lahir rendah (BBLR) atau low birth weight
(LBW) dengan berat lahir 1500 – 2499 gram, Berat badan lahir sangat
rendah (BBLSR) atau very low birth weight (VLBW) dengan berat
badan lahir 1000 – 1499 gram, Berat badan lahir ekstrem rendah
(BBLER) atau extermely low birth weight (ELBW) dengan berat badan
golongan, yaitu :
dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau sering disebut
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
4. Manifestasi Klinis
Berat Badan (BB) < 2500 gram, Panjang Badan (PB) < 45 cm, Lingkar
6
Kepala < 33 cm, Lingkar Dada (LD) < 30 cm, kepala bayi lebih besar dari
pada badan, rambut kepala tipis dan halus, elastisitas daun telinga. Dada :
5. Patofisiologi
disebabkan karena respon menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga
tidak dapat menambah aktivitas. Bila ada stres dingin atau suhu
(hipoksia), dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk karena volume paru
yang imatur keadaan ini dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga
bayi dapat bertahan lama pada kondisi oksigen yang kurang. Bayi
7
prematur umumnya kurang mampu mempertahankan hidup karena struktur
anatomi dan fisiologi yang imatur dan fungsi biokimia belum bekerja
dalam batas normal. Karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum
matur, kurangnya lemak subkutan dan permukaan tubuh yang relatif lebih
banyak. Respon menggigil pada bayi kurang atau tidak, sehingga bayi
tidak dapat meningkatkan suhu tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol
8
6. Patofisiologi dan Penyimpangan KDM Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR)
BBLR
Resiko
ketidakseimba
Resiko Asfiksia
ngan nutrisi Termoregul Resiko
kurang dari asi tubuh gangguan infeksi
kebutuhan tidak efektif integritas Pasokan O2
tubuh kulit kurang
adekuat
Pola nafas
tidak efektif
9
7. Pemeriksaan Penunjang
skor ballard, tes kocok/shake test (dianjurkan untuk bayi kurang bulan),
darah rutin, glukosa darah (kalau perlu dan tersedia fasilitas), kadar
elektrolit, dan analisa gas darah, foto dada ataupun babygram diperlukan
pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan dimulai pada usia
kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan kurang bulan (Sembiring,
2019).
8. Penatalaksanaan
ketat.
sempurna oleh karna itu pemberian nutrisi harus dilakukan sedikit demi
bayi.
10
e. Perawatan Metode Kanguru (PMK); Merupakan perawatan untuk bayi
kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact dimana ibu
sebagai berikut; Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram, tidak ada
kelainan atau penyakit yang menyertai, refleks dan kordinasi isap dan
1) Beri bayi pakaian, topi popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan
lebih dahulu.
2) Letakan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu
dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan
dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di
3) Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu,
4) Bila baju ibu tidak dapat menyongkong bayi, dapat digunakan handuk
11
atau kain lebar yang elastis atau kantong yang dibuat sedemikian
berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur, posisi
bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI, dan kebersihan ibu dan
bayi.
setelah lahir, Sangat awal, setelah 10-15 menit, Awal, setelah umur 24
12
f. Perawatan Inkubator; Perawatan inkubator antara lain Perawatan khusus
mengatur suhu tubuhnya sendiri. Bila bayi premature lahir dengan berat
badan di bawah 2000 gram, maka suhu dalam inkubator harus berkisar
antara 32°C. Di rumah sakit, bayi yang lahir prematur akan diletakan
dalam alat khusus, yaitu inkubator. Bila berat badanya > 2500 gram,
secara bertahap setiap 10-14 hari sebanyak satu derajat Celcius, sehingga
1) Suhu Bayi
13
yang cukup. Bila dirawat di dalam inkubator maka suhunya untuk
kg adalah 34℃.
2) Nutrisi
daya isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui
yang steril untuk bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gr, 2-4
bayi dengan berat lebih dari 1500 gr. Apabila dengan pemberian
3) Perawatan Kulit
diri sebelum dan sesudah menyentuh bayi. Hal ini dikarenakan oleh
14
kondisi bayi berat lahir rendah yang rentang akan infeksi.
(Walyani, 2015).
9. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat
penyakit paru kronis, kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah
15
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Keperawatan).
1. Pengkajian Keperawatan
keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual
dapat ditentukan. Tahap ini mencakup tiga kegiatan yaitu pengumpulan data,
2012).
a. Data demografi meliputi biodata pasien yaitu nama bayi, umur bayi,
tanggal lahir, jam lahir, tanggal pengkajian, jenis kelamin, nomor register,
keadaan bayi, BB, PB, LK, dan biodata penanggung jawab yaitu nama ibu,
16
c. Anamnesa : tanggal, riwayat kehamilan, perdarahan, pre-eklamsia,
persalinan, ketuban, komplikasi ibu/ bayi, keadaan bayi baru lahir : nilai
apgar.
Berat Badan (BB) < 2500 gram, Panjang Badan (PB) < 45 cm, Lingkar
Kepala : fontanel anterior bentuk berlian 2,5 sampai 4,0 cm, fontanel
posterior bentuk segitiga 0,5 sampai 1 cm, fontanel harus datar, lunak, dan
padat. Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke tulang bukan dari
sutura ke sutura. Pada BBLR Kepala : kepala bayi lebih besar dari pada
Mata : kelopak biasanya edema, mata biasanya tertutup warna agak abu-
abu, biru gelap, coklat, tidak ada air mata, adanya refleks merah, refleks
sentuhan.
Telinga : posisi puncak pinna berada pada garis horizontal bersama bagian
Hidung : patensi nasal, rabas nasal, mukus putih encer dan bersin.
17
Mulut : tenggorokan utuh, palatum arkus- tinggi, uvula di garis tengah,
Leher : pendek, biasanya dikelilingi oleh lipatan kulit, refleks leher tonik,
batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1-2 hari, bunyi napas bronkial sama
sebelah lateral batas kiri sternum, nada S2 sedikit lebih tajam dan lebih
tinggi dari pada S1. Pada BBLR Dada : dinding thorax elastis, puting susu
belum terbentuk.
umbilikus. Pusat umbilikus putih kebiruan pada saat lahir dengan dua arteri
dan satu vena, nadi femoral bilateral sama. Pada BBLR Abdomen : distensi
Genitalia wanita : labia dan klitoris biasanya edema, labia minora lebih
besar dari labia mayora, meatus uretral di belakang klitoris, verniks kaseosa
Genitalia pria : lubang uretra pada puncak glen penis, testis dapat diraba di
dalam setiap skrotum. Skrotum biasanya besar, edema, dan tertutup dengan
18
rugae, biasanya pigmentasi lebih gelap pada kulit kelompok etnik,
berkemih dalam 24 jam. Punggung dan rektum, spina utuh, tidak ada
lubang anal paten, lintasan mekonium dalam 36 jam. Pada BBLR Genetalia
Ekstremitas : sepuluh jari tangan dan jari kaki, rentang gerak penuh,
lahir, fleksi ekstremitas atas dan bawah, telapak biasanya datar, ekstremitas
biasanya simetris, tonus otot sama secara bilateral, terutama tahanan pada
kekuatan tonus otot, kemampuan reflek dan warna kulit, yang dapat
ditunjukkan dengan Tabel 1. Penilaian Apgar Score ini ditemukan oleh Dr.
Virginia Apgar, penilaian ini dapat dilakukan pada menit pertama setelah
(asfiksia ringan hingga sedang) dan 0-3 (asfiksia berat), kemudian penilaian
19
Tabel 1. Apgar Score
Tanda Klinis 0 1 2
jantung)
(seringai/refleks)
otot) sedikit
(Pernapasan) teratur
refleks
20
Lengan ekstensi, ekstrapiramidal.
jari-jari
medula spinalis.
21
botol/dot, karena ulnar, refleks ini yang menetap
menetap sampai
umur 12 bulan
khususnya selama
tidur.
terhadap kelambatan
2. Diagnosa Keperawatan
22
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
Adapun diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada bayi berat badan
kurang.
hipotermi.
3. Perencanaan Keperawatan
23
dokumentasi. Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan harus
secara ilmiah).
( Nursalam, 2013).
Hasil yang diharapkan : Pola napas kembali efektif, frekuensi dan pola
napas dalam batas normal, gas darah arteri dan keseimbangan asam
jaringan adekuat.
24
Intervensi :
makan ditoleransi dengan lebih baik dan lebih mengatur pola tidur/
istirahat.
berlebihan.
25
7) Gunakan teknik pengisapan dua orang.
diafragma.
miring.
Intervensi :
26
Rasional : untuk meningkatkan personal hygiene dan agar
basah.
Intervensi :
terpenuhi.
27
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan, tetapi harus dengan hati- hati
4) Susukan bayi pada payudara ibu bila pengisapan kuat, serta menelan
Intervensi :
mengakibatkan sepsis.
berkenan dengan tidak adanya masukan oral atau efek kering dari
terapi oksigen.
28
3) Hindari penggunaan agen topical keras : cuci dengan hati- hati
pelindung epidermal.
tulang.
karena kohesi antara plester dan korneum stratum lebih kuat dari pada
hipotermi.
terjadi hipotermi.
Hasil yang diharapkan : Suhu tetap dalam batas normal 36,70C - 37,50C,
Intervensi :
29
1) Observasi tanda-tanda vital.
asidosis.
4. Implementasi Keperawatan
yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan intruksi dari dokter
30
Asuhan keperawatan independen terdiri dari tindakan diagnostik, tindakan
keadaan klien dan kemampuan perawat untuk bekerja sama dengan profesi
kerja sama dengan profesi kesehatan lainnya seperti tenaga sosial, dan
5. Evaluasi Keperawatan
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
31
S : Data subjektif adalah perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa
O : Data objektif adalah perkembangan yang bisa diamati dan rawat atau
A : Analisis adalah penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun
O : Data objektif adalah perkembangan yang bisa diamati dan rawat atau
A : Analisis adalah penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun
32
R : Reassesment yaitu bila hasil evaluasi menunjukkan masalah belum
2012).
33
BAB III
TINJAUAN KASUS
keperawatan neonatus pada bayi I.R dengan berat badan lahir rendah di Desa
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Demografi
a. Identitas Bayi
No. Register :-
LK : 32 cm
LK : 32 cm
34
b. Penanggung Jawab
Umur : 28 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Minahasa Selatan
Umur : 34 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Minahasa Selatan
2. Status Gravida
35
pre eklamsia, dan tidak ada penyakit
kelamin
merokok.
a. Apgar Score
nadi
bernapas kuat
sedikit aktif
fleksibel
kemerahan
tangan/kaki
36
kebiruan
Jumlah 7 9
kecil
e. Komplikasi
4. Pemeriksaan Fisik
RR : 42x/m
1) Kepala
37
2) Mata
3) Telinga
4) Hidung
5) Mulut
lemah.
6) Leher
leher.
7) Dada
x/menit .
38
8) Abdomen
9) Genetalia
berkembang.
10) Anus
12) Kulit
c) Pemeriksan Refleks
39
Refleks Menghisap : (+) refleks menghisap masih lemah.
6. Terapi Medis
7. Pengelompokan Data
Data Subjektif :-
Data Objektif :
g. SB : 36⸰C
8. Analisa Data
DS : - Refleks/kemampuan Resiko
40
kebutuhan tubuh
- Kulit masih
muda
efektif
DO : - Tali pusat
merah mudah
Resiko gangguan
integritas kulit
41
B. Diagnosa Keperawatan
hipotermi.
kurang.
penyakit
Hasil
42
diharapkan : penambahan atau
membrane hiperglikemia
hati untuk
menghindari
43
kelebihan cairan.
meningkatkan
volume dan
konstansi
formula.
ASI. mempertahankan
laktasi sampai
bayi dapat
menyusui.
juga mengetahui
penanganan
COVID-19.
44
2. Termoregulasi Setelah 1. Observasi 1. Hipotermi
yang
meningkatkan
konsumsi
oksigen dan
kalori serta
membuat bayi
45
cenderung pada
asidosis
5. Ajarkan 5. Menghindari
kanguru hipotermi
46
3. Resiko infeksi Setelah 1. Pastikan 1. Untuk
DS : - infeksi, melakukan
DO : nosokomial. prosedur.
basah.
3. Observasi 3. Untuk
tanda-tanda mengetahui
tanda infeksi.
47
gangguan dilakukan perhatikan area potensial
DS : - dari terapi
DO : oksigen.
povidon-
iodine sesuai
prosedur
48
4. Berikan 4. Membantu
latihan mencegah
perubahan nekrosis
dengan edema
dermis atau
kurangnya lemak
subkutan diatas
tonjolan tulang.
5. Minimalkan 5. Melepaskan
lapisan
epidermis,
karena kohesi
antara plester
dan korneum
stratum lebih
antara dermis
dan epidermis.
49
menggunakan beberapa sifat
karena pH asam.
Sering
menggunakan
sabun atau
pelembab dapat
meningkatkan
pH kulit
menurunkan
mekanisme
pertahanan
ilmiah yang
melindungi
patogen invasif.
/jam Diagnosa
Jumat, I
17-07-2020
50
dehidrasi, perhatikan tanda dehidrasi seperti
kulit baik
menghisap dan
menelan
bayi R : 42 x/menit
BAK
sianosis.
51
bayi
baik
19
52
08..18 II 1. Mengobservasi 1. SB : 36,2⸰C
sianosis.
bayi
tanda-tanda tekanan
kemerahan
53
Minggu, I 1. Menimbang berat 1. Berat badan 2.670
baik
mengeluarkan ASI
bayi R : 40 x/menit
sianosis
BAB
54
sesudah melakukan tangan menjadi
bayi
tanda-tanda tekaanan
kemerahan
mengeluarkan ASI
bayi R : 42 x/menit
55
sianosis
BAB
melakukan tindakan
perawatan
bayi
tanda-tanda tekanan
kemerahan
56
mengeluarkan ASI mengeluarkan ASI
bayi R : 42 x/menit
sianosis
bayi
tanda-tanda tekanan
kemerahan
57
mengeluarkan ASI
2. Memperhatikan R : 42 x/menit
tindakan perawatan
bayi
tanda-tanda tekanan
kemerahan
58
Tabel. 8 E. Evaluasi Keperawatan
Jam
Jumat, I S:-
P : Pertahankan intervensi
II S :-
- SB : 36⸰C
A : Termoregulasi efektif
P : Pertahankan intervensi
P : Pertahankan intervensi
08.42 IV S:-
59
A : Resiko gangguan integritas kulit tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
Sabtu, I S:-
P : Pertahankan intervensi
08.27 II S :-
- SB : 36,2⸰C
A : Termoregulasi efektif
P : Pertahankan intervensi
P : Pertahankan intervensi
08.25 IV S:-
60
P : Pertahankan intervensi
Minggu, I S:-
P : Pertahankan intervensi
10.40 II S :-
- SB : 36,2⸰C
A : Termoregulasi efektif
P : Pertahankan intervensi
P : Pertahankan intervensi
61
10.45 IV S:-
P : Pertahankan intervensi
Senin, I S:-
P : Pertahankan intervensi
08.27 II S :-
- SB : 36⸰C
A : Termoregulasi efektif
P : Pertahankan intervensi
P : Pertahankan intervensi
62
09.14 IV S:-
P : Pertahankan intervensi
Selasa, I S:-
P : Pertahankan intervensi
08.36 II S :-
- SB : 36,2⸰C
A : Termoregulasi efektif
P : Pertahankan intervensi
P : Pertahankan intervensi
08.40 IV S:-
63
O : - Kulit masih tipis
P : Pertahankan intervensi
Rabu, I S:-
P : Pertahankan intervensi
10.12 II S :-
- SB : 36⸰C
A : Termoregulasi efektif
P : Pertahankan intervensi
P : Pertahankan intervensi
64
A : Resiko gangguan integritas kulit tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
65
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, akan di bahas tentang kesenjangan antara teori dan
yang terdapat pada teori atau tidak. Demikian, penulis melakukan asuhan
keperawatan pada bayi I.R di Desa Wuwuk Kecamatan Tareran mulai tanggal 17
sampai 22 Juli 2020. Untuk dapat memudahkan pembahasan, maka penulis akan
A. Pengkajian Keperawatan
wawancara/ anamnesa dan pemeriksaan fisik secara khusus pada bayi berat
mendapatkan data seperti : BB 2.400 gram, bayi dirawat di rumah, tali pusat
masih basah, tali pusat belum terlepas, bentuk kepala bulat, kepala lebih
besar daripada badan, tidak ada benjolan, tidak ada caput succedeum, tidak
ada chepal hematoma, rambut tipis dan halus, sutura lebar, terdapat lanugo di
seluruh tubuh, ubun-ubun masih teraba lunak, mata simetris kiri dan kanan,
sclera tidak icterus, refleks pupil ada, telinga simetris kiri dan kanan, tidak
ada serumen, posisi puncak pinna lurus dengan bagian luar katus mata, daun
utuh, palatum utuh, mukosa bibir lembab, ada refleks rooting, refleks
menghisap masih lemah, leher pendek, terdapat lipatan kulit dileher, putting
66
susu belum terbentuk sempurna, dinding thoraks elastis, pernafasan
tertutup oleh labia mayora, labia mayora belum berkembang, terdapat anus,
jari-jari tangan dan kaki lengkap, kulit masih terlihat tipis, berwarna merah
muda dan terdapat lanugo ditepian lengan. Menurut teori secara umum bayi
dengan berat badan lahir rendah akan ditemukan data seperti BB < 2500
gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, kepala bayi lebih besar daripada badan,
rambut kepala tipis dan halus, elastisitas daun telinga, dinding thorax elastis,
putting susu belum terbentuk, distensi abdomen, kulit perut tipis, pembuluh
hamper seluruhnya sama dengan teori dan tanda gejala yang lain akan
B. Diagnosa Keperawatan
BBLR ada 5 (lima) yaitu pola napas tidak efektif berhubungan dengan
67
teori yaitu Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dan atau penyakit yang ditandai dengan : BB : 2.400 gram, bayi mengisap
hipertermi dan hipotermi yang ditandai dengan : pusat pengatur suhu imatur.
kurang, yang ditandai dengan faktor resiko : penurunan daya tahan tubuh.
(satu) diagnosa lainnya yang ada dalam teori, karena penulis tidak
C. Perencanaan
kriteria berisi tujuan yang spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda, M :
jangka waktu yang ditentukan. Waktu yang direncanakan pada tujuan adalah
disesuaikan dengan masalah yang ada pada bayi yaitu 4 (empat) diagnosa
68
keperawatan, walaupun ada beberapa yang tidak dimasukkan lagi karena di
19. Penulis merasa bahwa walaupun subjek penelitian adalah bayi namun
dianggap perlu untuk memberikan Health Education pada ibu, karena yang
D. Implementasi Keperawatan
sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat, dan mulai melaksanakan
E. Evaluasi Keperawatan
69
pemberian asuhan keperawatan selama 6 (enam) hari, penulis tidak
yang ditentukan pada kasus bayi I.R yaitu : Resiko ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi karena setelah dilakukan evaluasi tidak
terjadi penurunan berat badan dan berat bayi bertambah setiap hari dengan
dievaluasi suhu badan bayi dalam keadaan normal, resiko infeksi tidak terjadi
karena tidak ada tanda-tanda infeksi, dan resiko gangguan integritas kulit
tidak terjadi karena tidak terdapat tanda-tanda iritasi pada kulit bayi.
sama yang baik dengan keluarga klien, serta asuhan keperawatan dilakukan
dengan tepat dan benar agar ada kepuasan serta saling percaya antara perawat
dan keluarga.
70
BAB V
PENUTUP
Kabupaten Minaahasa Selatan pada tanggal 17 sampai 22 Juli 2020 maka penulis
A. Kesimpulan
Objektif : Berat badan 2.400 gram, refleks menghisap masih lemah, Suhu
Badan : 36⸰C, tali pusat terbungkus dengan kassa steril, tali pusat belum
terlepas, kulit masih tipis, kulit masih berwarna merah muda. Faktor resiko
71
4. Dalam melakukan implementasi, keluarga kooperatif dalam program
dengan ketentuan.
B. Saran
72
73
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, Reni dan Dwi Ertiana. 2018. Anemia dalam Kehamilan. Jember: CV.
Pustaka Abadi
Mendri, 2015. Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit & Bayi Risiko Tinggi.
I-Yogyakarta
Nursalam, 2013. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Sembiring, 2019. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Sleman:
Deepublish Publisher
74