Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BBLR

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

ALFAN HARTOMO 0432950422060


DEVITAH SEFRAINI 0432950422052
FEBRIAN JODI PRATAMA 0432950422057
SITI SARAH IZMY 0432950422056
TAUFIK HIDAYAT 0432950422086

PROGRAM S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG TAHUN 2022/2023

UNIVERSITAS BANI SALEH BEKASI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada bayi BBLR” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tujuan kelompok membuat makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
keperawatan anak serta merupakan bentuk tanggung jawab kami sebagaii mahasiswa pada
tugas yang telah diberikan. Pada kesempatan kali ini, kami ingin berterima kasih kepada ibu
Ns. Rika Harini., S.Kep., M.Kep An selaku dosen mata kuliah keperaawatan anak dan pihak-
pihak lain yang membantu menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu.

Dalam pembuatan Makalah ini kelompok menyadari bahwa masih banyak nya kekurangan.
Oleh sebab itu, kelompok mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca.

Bekasi, 16 Maret 2023

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah Kesehatan yang sering
dialami pada Sebagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500
gram. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi
pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak factor dan lebih utama
pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan makan pun
berkurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya aspek perekonomian,
dimana kejadian BBLR juga dapat saja terjadi pada mereka dengan status perekonomian
yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan jarak kelahiran, kadar hhemoglobin dan
pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk factor utama dalam peningkatan
mortalitas, morbiditas, dan diabilitas neonates bayi dan anak serta memberikan dampak
jangka Panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.
BBLR tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan masalah pada semua system organ
tubuh meliputi ; gangguan pada pernafasan (aspirasimekonium, asfiksianeonatorum),
gangguan pada system pencernaan (lambung kecil), ganguuan system perkemihan (ginjal
belum sempurna), gangguan system persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu
bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh
kembang. BBLR berkaitan dengan tiingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat
berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat
pertumbuhan dan perkembangana anak, serrta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar
tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian BBLR ?
2. Apakah Patofisiologi BBLR ?
3. Apa saja tanda dan gejala BBLR ?
4. Apa saja komplikasi BBLR ?
5. Bagaimana penanganan BBLR ?
6. Apa Asuhan Keperawatan pada BBLR ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR)


Bayi baru lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam
setelah lahhir. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan.
Lama kelamaan ternyata bahwa mordibitas dan mortalitas neonates tidak hanya
tergantung pada berat badannya., tetapi juga pada maturitas bayi. Bayi berat lahir rendah
(BBLR) berdasarkan Batasan berat badan dapat dibagi menjadi 3, yaitu ;
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500 gram
sampai dengan 2500 gram.
2. Bayi berat lahir sangar rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1000
gram sampai kurang dari 1500 gram.
3. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 1000 gram.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitats, yaitu ;

1. Prematuritas Mumi
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat
badan untuk masa gestasinya itu atau biasa disebut neonates kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan (NKB-SMK)
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuuk masa
gestasi. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi
yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).

Untuk merawat bayi baru lahir digunakanlah kurva Lubchenco, kurva Lubchenco adalah
kurva pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk tabel. Definisi untuk bayi premature
adalah setiap bayi baru lahir dengan berar lahir < 2500 gram. Definisi ini
direkomendasikan oleh American Academy Of Pediatrics dan World Health Assembly.
Dokter ahli pediatrics dihadapkan pada masalah hubungan antara usia kehamilan dan
pertumbuhan janin. Dengan kurva Lubchenco diharapkan dapat menunjukkan hubungan
pertumbuhan janin dan usia kehamilan. Dari kurva Lubchenco dimungkinkan definisi
yang lebih tepat lahir premature dan adopsi luas dari istilah kecil untuk usia kehamilan,
besar untuk usia kehamilan, kelambatan pertumbuhan intrauterine dan janin dimasturi.
Hal ini juga membentuk dasar untuk memeriksa bayi dengan berat badan lahir lebih
besar dari nilai persentil lebih 90% atau berat badan lahir kurang dari persentil 10%
sehingga dapat diprediksi masalah medis.

Setiap bayi baru lahir (premature, matur, postmature) mungkin saja mempunyai berat
badan yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Istilah lain yang dipergunakan untuk
menunjukkan KMK adalah IUGR (intraurine growth retardation = retardasi pertumbuhan
intraurine). Untuk menentukkan bayi itu lahir premature SMK (sesuai masa kehamilan),
matur normal, KMK atau BMK (besar untuk masa kehamilan) dapat dengan
membandingkan berat badan bayi dalam gram dengan usia kehamilan dalam minggu
yang kemudian diplot dikurva pertumbuhan dan perkembangan intraurine dan battaglia
dan Lubchenco. Dari kurva ini didapatkan :

1. Pertumbuhan janin normal / berat badan bayi matur normal dan premature (SMK)
terlentak diantara persentil ke-10 dan persentil ke-90
2. Bayi KMK beratnya dibawah persentil ke-10
3. Bayi BMK beratnya diatas persentil ke-90

B. Patofisiologi BBLR
1. Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup
bulan (premature) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram. Biasanya hal ini
terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang
disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
2. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami
hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat badan normal. Dengan
kondisi Kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dann
tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan
bayi lebih besar dan lebiih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan
bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia.
3. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada dibawah normal.
Anemia difisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi
selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya
memberi sedikit zat besi pada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu
turun sampai dibawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh
maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin ddalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan mordibitas dan mortalitas ibu serta kematian perinatal secara bermakna
lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
mordibitas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
premature juga lebih besar.

C. Tanda dan Gejala BBLR


Tanda dan gejala bayi premature
1. Kulit tipis dan mengkilap
2. Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk sempurna.
3. Lanugo (Rambutt halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama bagian punggung.
4. Jaringan payudara belum terlihat, putting masih berupa titik
5. Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora sedangkan bayi
laki-laki skrotum belum banyak lipatan, serta testis kadang belum turun.
6. Rajah tepalak kaki kurang dari 1/3 bagian belum terbentuk
7. Kadang disertai pernafasan tidak teratur
8. Aktifitas dan tangisannya lemah
9. Refleks menghisap dan menelan tidak efektif/melemah

Tanda dan gejala bayi dismaturitas

1. Gerakan cukup aktif, tangisan cukup kuat


2. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
3. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, putting kecil. Apabila cukup bulan
payudara dan putting sesuai kehamilan.
4. Bayi perempuan bila mencukupi bulan labia mayora menutupi labia minora
sedangkan laki-laki testis mungkin sudah turun
5. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
6. Menghisap cukup kuat

D. Komplikasi BBLR
Komplikasi langsung dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah yaitu :
1. Hipotermi
Hipotermi adalah penurunan suhu tubuh dibawah 36°C. Suhu normal bayi baru lahir
bekisar 36,5°C-37,5°C (suhu aksila).
Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :
a. Radiasi : dari objek ke panas bayi
Contoh (timbangan bayi dingin tanpa alas)
b. Evaporasi : karena penguapan cairan yang melekat pada kulit.
Contoh (air ketuban pada bayi baru lahir tidak cepat dikeringkan)
c. Konduksi : panas tubuh diambil oleh suatu pemurkaan yang melekat ditubuh
Contoh (pakaian bayi yang basah tidak cepat diganti)
d. Konveksi : penguapan dari tubuh ke udara
Contoh (angin dari tubuh bayi baru lahir)
2. Hipoglikemia
Kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah rata-rata bayi seusia dengan berat
badam yang sama. Sebagai batasannya bayi aterm (cukup bulan) berat badan 2500
gram atau lebih, kadar glukosa plasma darah lebih rendah dari 30 mg/dl dalam 72 jam
pertama dan 40 mg/dl pada hari berikutnya, sedangkan berat badan bayi rendah
dibawah 25 mg/dl.
Glukosa merupakan sumber energi utama pada kehidupan janin, walaupun asam
amino dan laktat iku berperan dalam kehamilan lanjut. Kecepatan glukosa yang
diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu, kadar gula darah janin sekitar 2/3
dari kadar gula darah ibu. Karena terputusnya hubungan plasenta dan janin, maka
terhenti juga pemberian glukosa. Bayi aterm dapat mempertahankan gula darah
berkisar 50-60 mg/dl dalam 72 jam pertama, sedangkan bayi berat lahir rendah sekitar
40 mg/dl.
Dikatakan juga hipoglikemia apabila kadar gula darah kurang dari 30 mg/dl pada
semua neonates tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya hipoglikemi. Biasanya
terdapat pada bayi makrosomia. Umumnya hipoglikemi terjadi pada neonatus
berumur 1-2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak lagi mendapatkan glukosa
dari ibu, sedangkan insulin plasma darah masih tinggi dengan kadar glukosa darah
yang menurun. Hipoglikemi jarang terjadi pada ibu yang dipantau glukosa darahnya
dengan baik.
3. Gangguan cairan dan elektrolit pada BBLR dapat mengakibatkan dehidrasi
4. Hiperbilirubinemia
Hyperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubinemia dalam
mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern icterus jika
tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai keadaan yang patologis.
5. Sindroma yang gawat nafas dapat juga disebut membrane hialin yaitu terjadi akibat
pematangan baru yang kurang sempurna akibat kekurangan surfaktan terjadi pada
bayi yang kurang bulan.
6. Paten ductus arteriosus adalah kegagalan menurupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal
yang bertekanan rendah.
7. Infeksi
Karena antibody pada bayi baru lahir rendah belum berkembang memungkinkan
bakteri, virus atau jamur mudah menginfeksi bayi tersebut.
8. Perdarahan intraventrikuler
Yaitu terdapatnya darah hanya dalam sisten ventrikuler, tanpa ada rupture atau
laserasi dinding ventrikel. Disebutkan pula bahwa PIVH merupakan perdarahan
intraserebral nontraumatic yang terbatas pada system ventrikel.
9. Apnea of prematurity
Penghentian pernafasan dengan seorang premature bayi yang berlangsung selama
lebih dari 15 detik dan atau ini diisertai dengan hipoksia atau bradycardi.
10. Anemia
Anemia sering terjadi pada bayi premature, ditandai dengan penurunan nilai
hematokrit, retikulosit, dan kadar eritropoetin endogen rendah. Masalah jangka
Panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain
:
a. Gangguan perkembangan
Kadang bayi premature rentan mengalami Kelainan pada otak yang
mengakibatkan kesulitan belajar, gangguan penglihatan dan pendengaran.
b. Gangguan pertumbuhan
Dapat ditangani dengan anak dapat distimulasi, antara lain dengan mengajak
bicara serta melatih berdiri, juga memberikan perhatian yang lebih besar. Lakukan
kegiatan ini secara intensif. Selain itu, dapat diberikan makanan yang banyak
mengandung zat besi seperti : kangkong juga multivitamin dan mineral, terutama
yang mengandung zat besi, mengingat cadangan zat besi untuk anak yang lahir
dengan berat 1 kg hanya sedikit. Zat besi penting bagi perkembangan anak.
c. Gangguan penglihatan (Retinopati)
Penyebab kebutaan bayi premature adalah yaitu kelainan pada mata yang
disebabkan oleh adanya gangguan perkembangan selaput saraf yang melapisi
dinding dalam bola mata atau retina. Perkembangan aktif bola mat aitu aktif sejak
janin memasuki usia 4 minggu hingga minggu ke-40. Pada saat masa kahir
kehamilan perkembangan mata janin ukurannya mencapai setengah mata orang
dewasa dan terus berkembang sampai usia 2 tahun.
Tidak semua bayi premature terlahir dengan RoP. Kalopun ada gejala kebanyakan
Rop tersebut membaik tanpa pengobatan pada stadium yang awal. Akan tetapi
pada bayi premature dengan RoP berkembang ke stadium yang lanjur butuh
penanganan secepatnya. Kelainan itu terjadi pada umunya dengan kedua bola
mata, tetapi perkembangan stadium tidak sama. Bisa jadi salah satu matanya
menjadi lebih buruk. Factor resiko RoP terjadi bila berat lahir bayi kurang dari
1500 gram engan umur kelahirann kurang dari 32 minggu atau dikenal dengan
nama bayi lahir premature. Bayi premature dengan pertumbuhan bola mata yang
tida sempurna akan mengakibatkan RoP sampai stadium 5 dapat disampaikan bayi
menjadi buta, karena itu bayi dengan kelahiran premature penangana medis harus
dilakukan dengan secepatnya.
d. Gangguan Pendengaran karena saat pembentukan organ dalam kendungan belum
sempurna
e. Penyakit paru kronis karena saat pembentukan organ dalam kendungan belum
sempurna
f. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit karena pembentukan
organ yang belum sempurna bayi premature rentan terkena penyakit.
g. Kenaikan frekuensi kelamin bawaan
Misalnya pada laki-laki testisnya belum turun pada skrotum sedangkan pada bayi
perempuan labiya mayora belum menutupi labia minora atau bahkan pada bayi
belum terbentuknya organ genital.

E. Penanganan BBLR
1. BBLR yang menangis termasuk kedalam kriteria bayi lahir tanpa asfiksia. Bayi
tersebut dalam keadaan bernafas baik dan warna air ketuban jernih. Untuk BBLR
yang lahir menangis atau bernapas spontan ini dilakukan asuhan BBLR tanpa asfiksia
sebagai berikut :
a. Bersihkan lendir secukupnya kalua perlu
b. Keringkan dengan kain yang kering dan hangat
c. Segera berikan pada ibu untuk kontak kulit ibu dengan kulit bayi
d. Segera memberi ASI dini dengan membelai
e. Memandikan bayi dilakukan dengan 24 jam atau lebih 24 jam jika bayi hipotermi
< 36,5°C suhu lingkungan dingin ada penyulit yang lain
f. Profiklasis suntikan vitamin K1 satu mg dosis tunggal, IM pada paha kiri
anterolateral
g. Salep mata antibiotic
h. Perawatan tali pusat ; kering, bersih, tidak diibubuhi apapun dan terbuka
i. Bila berat lahir lebih dari 2000 gram dan tanpa masalah atau penyuli, dapat
diberikan vaksinasi hepatitis B pertama pada paha kanan

2. BBLR yang tidak bernafas spontan dimasukkan kedalam kategori lahir dengan
asfiksia dan harus segera dilakukan Langkah awal resusitasi dan tahapan resusitasi
berikutnya bila diperlukan.
Resusitasi :
a. Diputuskan berdasarkan penilaian keadaan bayi baru lahir yaitu bila :
1) Air ketuban bercampur mekonium (letak kepala/gawat janin)
2) Bayi tidak menangis atau tidak bernafas spontan atau bernafas megap-megap
Catatan : untuk memulai tindakan resusitasi BBLR asfiksia tidak perlu menunggu
hasil penilaian skor APGAR
b. Langkah awal resusitasi
1) Jaga bayi dalam keadaan hangat
2) Atur posisi kepala bayi sedikit tengadah
3) Hisap lendir dimulur kemudian hidung
4) Keringkan sambil dirangsang taktil
5) Reposisi kepala
6) Nilai keadaan bayi dengan meilihat parameter : usaha nafas bila setelah dilakukan
penilaian, bayi tidak menangis atau tidak bernafas sepontan dan teratur
a) Lakukan ventilasi sesuai dengan tatalaksana manajemen asfiksia bayi baru lahir
b) Bila setelah ventilasi selama 2 menit, tidak berhasil siapkan rujukan
c) Bila bayi tidak bisa dirujuk dan tidak bisa bernafas hentikan ventilasi selama 10
menit denyut jantung tidak ada/tidak terdengar. Kemudian siapkan konseling
dukungan emosianal dan pencatatan bayi meninggal.

F. Asuhan Keperawatan BBLR


1. Diagnosa Keperawatan sesuai dengan SDKI
a. Kesiapan peningkatan nutrisi d.d mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan
nutrisi (D.0026)
b. Termoregulasi tidak efektif b.d prematuritas (D.0149)
c. Resiko ketidakstabilan glukosa darah b.d penambahan berat badan prematuitas
(D.0038)

2. Intervensi

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Lanjut (SIKI)


Keperawatan Hasil (SLKI)

1. Kesiapan Setelah dilakukan Intervensi :


peningkatan nutrisi tindakan a. Periksa program diet, kebutuhan
d.d keperawatan dan pemenuhan kebutuhan gizi
mengekspresikan selama 3x24 jam b. Identifikasi kemampuandan waktu
keinginan untuk diharapkan perilaku ibu bayi yang tepat menerima
meningkatkan peningkatan berat informasi
nutrisi (D.0026) badan pada bayi Terapeutik :
meningkat dengan a. Persiapkan materi dan media seperti
kriteria hasil : : jenis-jenis nutrisi serta cara menakar
a. Mengidentifikasi makanan
kebutuhan kalori b. Jadwalkan penkes sesuai
meningkat kesepakatan
b. Menetapkan c. Berikan kesempatan untuk bertanya
target berat badan Edukasi :
yang sehat a. Jelaskan pada ibu makanan yang
meningkat dihindari untuk bayi dan apa saja jenis
c. Mempertahankan makanan yang dibutuhkan oleh bayi
asupan nutrisi b. Jelaskan hal-hal yang dilakukan
meningkat sebelum memberi makanan
d. Memonitor berat c. Demonstrasikan posisi untuk
badan meningkat memberikan makanan
nutris parental (I.12395)
sesuai rekomendai
meningkat
(L.03026)

2. Termoregulasi Setelah dilakukan Intervensi :


tidak efektif b.d tindakan a. Monitor suhu tubuh bayi sampai
prematuritas keperawatan stabil (36,5-37,5°C)
(D.0149) selama 3x24 jam b. Monitor frekuensi pernafasan dan
diharapkan suhu nadi
tubuh bayi dalam c. Monitor warna dan suhu kulit
rentan keadaan Terapeutik :
normal dengan a. Tingkatkan asupan dan cairan yang
kriteria hasil : adekuat
a. Suhu tubuh b. Bedong bayi segera untuk
membaik mencegah kehilangan panas
b. Suhu kulit c. Masukan bayi BBLR kedalam
membaik incubator
c. Frekuensi nadi d. Gunakan topi bayi untuk mencegah
membaik kehilangan panas
d. Mengigil e. Pertahankan suhu incubator
menurun Edukasi :
(L.14135) a. Demonstrasikan teknik perawatan
metode kangguru (PMK) untuk bayi
BBLR.
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antiseprik (bila
perlu)

3. Resiko Setelah dilakukan Intervensi :


ketidakstabilan tindakan a. Identifikasi tanda dan gejala
glukosa darah b.d keperawatan hipoglikemia
penambahan berat selama 3x24 jam b. Identfikasi kemungkinan penyebab
badan prematuitas diharapkan kadar hipoglikemia
(D.0038) glukosa darah tetap Teraputik :
pada rentan normal a. Berikan karhidrat sederhana, bila
dengan kriteria perlu
hasil : b. Berikan karbohidrat kompleks dan
a. Kesadaran protein sesuai diet
meningkat c. Pertahankan kepatenan jalan nafas
b. Keluhan lapar d. Pertahankan akses IV jika perlu
menurun Edukasi :
c. Mulut kering a. Anjurkan membawa karbohidrat
menurun sederhana setiap saat
d. Rasa haus Kolaborasi :
menurun Kolaborasi pemberian dexstorse jika
(L.050022) perlu
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa
rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik.
Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan dengan penyakit lain sehingga
sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainan yang timbul banyak yang
berkaitan dengan masa kehamilan persalinan sehingga perlu penanganan segera dan
khusus. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perintal.

B. SARAN
1. Meningkatan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada bayi dengan
BBLR
3. Meningkatkan pelayanan pada bayi lahir dengan BBLR
DAFTAR PUSTAKA

ismawati, P. d. (2010). BBLR (berat badan lahir rendah), Yogyakarta : Nusa Medika.

Proveranti Atikah, C. I. (n.d.). bblr .

Yulianti, R. A. (2010). Asuhan Neonatur Bayi dan Anak Balita, Jakarta, Trans Info medika.

Anda mungkin juga menyukai