PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian bayi di Indonesia berkisar 7,7 juta setiap tahun lebih dari
10% terjadi pada waktu perinatal atau usia di bawah satu bulan. Tiga
perempat dari kematian ini terjadi pada minggu pertama kehidupan. Penyebab
kelainan bawaan, dan sebab-sebab lain. Jika tidak meninggal, keadaan ini
neonatal yaitu, Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat badan lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan.
Penyebab terjadinya bayi BBLR secara umum bersifat multifaktorial baik itu
dari faktor ibu, faktor plasenta, faktor janin maupun faktor yang lain
(Nugroho, 2015).
kali lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500
1
2
Ismawati, 2014).
Kejadian bayi berat lahir rendah di Indonesia tahun 2014 yaitu 14%
atau 710.000 dari 5 juta bayi lahir per tahun. Sedangkan menurut Survei
Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2015 terdapat 7,5% atau 355.000
bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. Angka ini lebih besar dari target
Persentase BBLR di Jawa Tengah pada tahun 2015 sebesar 5,1 persen,
lebih tinggi dibandingkan persentase BBLR tahun 2014 yaitu 3,9 persen.
Persentase BBLR cenderung meningkat sejak tahun 2011 sampai tahun 2014
meskipun tidak terlalu signifikan. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang
neonatal periode 2011 sudah mencapai 36 bayi dari 768 kelahiran dan
meningkat menjadi 79 kematian bayi dari 689 ibu melahirkan pada tahun
RSUD dr. Moewardi pada Januari 2017 sebesar 30% dari 76 kasus dan
otot yang belum cukup memadai, lemak subcutan yang sedikit, belum
matangnya system saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relative
lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas.
utama energi selama masa janin. Kecepatan glukosa yang diambil janin
tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusya hubungan plasenta dan
(Pantiawati, 2010).
Prognosis BBLR akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah.
kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan
tubuh yaitu asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kualitas bayi lahir sangat tergantung pada asupan gizi ibu hamil tersebut.
4
kematian.
(ASI) secara ekslusif. ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang sangat
melemahnya reflek menghisap dan reflek menelan maka dari itu, BBLR
feeding), Sendok (spoon feeding), bolus feeding, oral gastric tube (Riordan
&Wambach, 2010).
selain aman digunakan, mudah dicari dan sering digunakan dirumah sakit ini
juga membantu melatih bayi untuk merangsang reflek menghisap dan reflek
menelan bayi dan dapat melakukan pengaturan kebutuhan minum yang sesuai
dengan perkembangan neurologis bagi bayi berat lahir rendah, sehingga tidak
Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian makan dengan botol dalam Pemenuhan
B. Rumusan Masalah
dengan BBLR?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BBLR.
keperawatan BBLR.
BBLR.
6
1. Manfaat Teoritis
Hasil karya tulis ini dapat dijadikan sebagai referensi dan pengembangan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
keperawatan anak.
d. Bagi Pasien
7