PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian bayi di Indonesia berkisar 7,7 juta setiap tahun lebih dari 10 terjadi
pada waktu perinatal, atau usia di bawah satu bulan. Tiga perempat dari kematian ini
terjadi pada minggu pertama kehidupan. Lebih jauh, untuk setiap bayi baru lahir
meninggal, terjadi pula 1 lahir mati. Penyebab kematian adalah asfiksia,trauma
kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan, dan sebab-sebab lain. Jika tiidak
meninggal, keadaan ini akan meninggalkan masalah bayi dengan cacat (Prawirohardjo,
2014).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Penyebab terjadinya bayi
BBLR secara umum bersifat multifactorial baik itu dari faktor ibu, faktor plasenta, faktor
janin maupun faktor yang lain. Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal atau neonatal.
(Nugroho,dkk, 2015).
Menurut WHO kejadian bayi berat lahir rendah dalam tahun 2014-2016 tertinggi
di philipina 20%, menyusul kemudian myanmar 15% dan laos 14%, sedangkan yang
terendah di singapura 8%, menyusul kemudian thailand dan vietnam sebesar 9%
sedangkan di indonesia kejadian berat bayi lahir rendah yaitu 7,5%. Angka ini lebih
besar dari target bblr yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju
indonesia sehat yakni 7% (Anonim, 2016).
Berdasarkan survei lainnya, yaitu Riset Departemen Kesehatan 2016, di negara-
negara berkembang kematian bayi baru lahir (neonatus) merupakan penyumbang
kematian terbesar pada tingginya angka kematian balita (AKB). Setiap tahun sekitar 20
bayi per 1.000 kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12 hari pasca
kelahirannya. Parahnya dalam rentang tahun 2014-2016 (data terakhir), angka neonates
tidak pernah mengalami penurunan. Penyebab kematian terbanyak pada periode ini,
menurut Depkes, disebabkan oleh sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan dan infeksi
saluran pernapasan atas yang pada umumnya terjadi pada bayi berat lahir rendah
(Dewiyanti, 2015).
Selaras dengan target pencapaian Millennium Development Goals (MDGs),
tahun 2015 sebesar 3 per 1.000 kelahiran hidup maka masih perlu kerja keras untuk
mencapainya (Latifah, 2015).
Kejadian bayi berat lahir rendah di indonesia tahun 2014 yaitu 14% atau 710.000
dari 5 juta bayi lahir per tahun. Sedangkan menurut survei demografi dan kesehatan
(SDKI) tahun 2015 terdapat 7,5% atau 355.000 bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah (Depkes RI, 2015).
Menurut data dari RSUD KOJA
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan bayi baru lahir rendah, maka penulis
akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan bagaimanakah asuhan keperawatan
pada neonatus dengan diagnosa medis “BBLR di RSUD Koja Jakarta Utara”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini dapat memberi manfaat :
1. Dari segi akademis, Tugas akhir ini merupakan pembekalan bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada neonatus dengan diagnosa BBLR.
2. Dari segi praktisi, Tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi :
a. Bagi pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Hasil Studi kasus ini dapat menjadi
Hasil studi ini dapat menjadi salah satu acuan baik penulis berikutnya yang akan
melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada neonatus dengan diagnosa
BBLR
d. Bagi profesi kesehatan
1. Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan
pemahaman yang
2. lebih baik tentang asuhan keperawatan pada neonatus dengan diagnosa
BBLR.
E. Metode Penulisan
Metode Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa atau
gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang
mempelajari, mengumpulkan, membahas data dan menggunakan studi pendekatan proses
keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
1. Tehnik pengumpulan data
2. Wawancara data diambil atau diperoleh melalui rekam medis pasien (bayi).
3. Observasi data diambil melalui pengamatan pada klien.
4. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat menunjang,
penegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya.
5. Sumber data
6. Data primer, Data yang diperoleh oleh klien.
7. Data sekunder data yang diperoleh dari kluarga klien, catatan medis, hasil-hasil
pemeriksaan dan tim kesehatan lain
8. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan judul
studi kasus dan masalah yang di bahas.
F. Sistematika Penulisan
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi 3 bagian :
1. Bagian Awal Bagian inti ini membuat judul, abstrak penelitian, persetujuan komisi
pembimbing, pengesahan motto dan persembahan, kata pengantar daftar isi, daftar
table, daftar gambar dan daftar lampiran dan abstraksi.
2. Bagian Inti Bagian ini terdiri dari 5 bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-
bab berikut ini :
a. BAB 1 : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan, manfaat penelitian & sistematika penulisan.
b. BAB 2 : Landasan teori, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis dan
asuhan keperawatan pada neonatus dengan diagnosa BBLR
c. BAB 3 : Hasil tentang berisi deskripsi data hasil pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
d. BAB 4 : Pembahasan yang berisi perbandingan antara teori dengan
perbandingan yang ada dilapangan.
e. BAB 5 : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
f. Bagian Akhir Terdiri dari daftar pustaka dan lampiran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
Banyak faktor yang terkait dengan kelahiran BBLR, sedangkan untuk memisahkan
secara sempurna faktor-faktor yang terkait dengan prematuritas dengan bayi KMK adalah
sangat sulit. Bayi lahir prematur yang berat lahirnya sesuai dengan umur gestasinya,
biasanya dihubungkan dengan keadaan medis dimana terjadi ketidakmampuan uterus untuk
mempertahankan janin, gangguan dalam perjalanan kehamilan, pelepasan plasenta prematur,
rangsangan tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif pada uterus sebelum kehamilan
mencapai umur cukup bulan. Bayi KMK dihubungkan dengan keadaan medik yang
mengganggu, misalnya sirkulasi dan efisiensi plasenta, perkembangan atau 8 pertumbuhan
janin, atau kesehatan umum dan nutrisi ibu (Purnamaningrum, 2014).
Menurut Lestari (2016), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
BBLR yaitu sebagai berikut:
a. Faktor ibu, seperti riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum,
malnutrisi, hidramnion, penyakit jantung/penyakit kronis lainnya, umur ibu kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak dua kehamilan yang terlalu dekat,
infeksi dan penderita diabetes mellitus berat.
b. Faktor janin, seperti cacat bawaan, kehamilan ganda (gemeli) dan ketuban pecah
dini/KPD.
c. Keadaan sosial ekonomi yang rendah sehingga akses terhadap kecukupan dan kualitas
nutrisi menjadi menurun.
d. Kebiasaan misalnya konsumsi makanan dengan nilai nutrisi yang buruk karna
berpantang makan tertentu.
e. Idiopatik yaitu kondisi medis yang belum dapat terungkap jelas penyebabnya.
Manifestasi klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013). Tanda dan gejala dari bayi berat badan lahir
rendah adalah :
1. Sebelum lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abosrtus, partus prematuritas, dan
lahir mati
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
c. Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya, sering
dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan
anterpartum.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya
Pencegahan BBLR
Ada beberapa langkah positif yang abl ibu lakukan untuk awal yang sehat bagi
pertumbuhan janin, antara lain jika ibu memiliki gangguan kesehatan seperti diabetes dan
tekanan darah tinggi, maka ibu harus selalu mengontrol kondisi kesehatan Ibu dan rajin
berkonsultasi dengan dokter. Kemudian berhenti merokok dan meminum alcohol.
Mengonsumsi makanan yang sehat dengan nutrisi seimbang, dan menaikkan berat badan
secara bertahap. Memonitor kondisi kehamilan secara rutin dengan rajin melakukan
pemeriksaan kehamilan ke sarana pelayanan kesehatan serta mengonsumsi vitamin dan
mineral yang penting untuk perkembangan janin (Nutriclub, 2017).
Patofisologi
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu,ibu hamil
yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir rendah.apabila dilihat
dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada dasarnya
janin berkembang dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh
dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal,yang mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi
yang didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang salah satu dari janin pada hamil ganda
juga mengalami BBLR.
Kemudian jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam rahim
yang mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa
mengakibatkan BBLR pada bayi. (Manggiasih dan Jaya.2016).
Pathway
P e
le rm Prematuritas
bi
h
uk Dismaturitas
lu aan
as tu
bu
h
re
la
tiv Retardasi pertumbuhan
e
Faktor ibu: Umur (20 th) Ba Faktor placenta: Penyakit Faktor janin: Kelainan intra uterin
( y
Paritas, Ras, Infertilitas, BBL i lavaskuler, kehamilan ganda, kromosom, Malformasi,
R/ hir TORCH, kehamilan
Riwayat kehamilan tak BB pr
LS em
R) a t
baik, Rahim abnormal, ur
e
Pr
em
at
ur
ita
s
Menurut Mitayani (2013) Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir
4. Aspiksia neonatrum
6. Angka kejadian
a. Amerika serikat : prematur murni (7,1% orang kulit putih dan 17,9 orang kulit
b. RSCM pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73%
disebabkan BBLR
A. Penatalaksanaan BBLR
Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut Nurafif & Hardi
(2016)
a. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi,diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan
handuk atau lampu petromak didekat tidur bayi.bayi dalam inkubator hanya
b. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi
hiperbilirubinia.bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba
minum melalui mulut.umumnya bayi dengan berat kurang dari 1500 gram
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan steril untuk bayi dengan
berat kurang dari 1000 gram, 2-4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500
gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500 gram.
c. Mencegah infeksi
tubuh bayi terhadap infeks kurang antibody relatif belum terbentuk dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.prosedur pencegahan
1) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2
2) Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah
Pengkajian
1. Identitas pasien
Identitas pasien berupa: nama, tanggal lahir, usia, pendidikan, alamat, nama ayah
dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, agama, alamat, suku bangsa.
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga
professional.
Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama.
a. Munculnya keluhan
b. Karakteristik
Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), loksai dan radiasi, timing (terus
berhubungan
a. Prenatal
Keluhan saat hamil, tempat ANC, kebutuhan nutrisi saat hamil, usia kehamilan
(preterm, aterm, post term), kesehatan saat hamil dan obat yang diminum.
b. Natal
digunakan.
c. Post natal
Kondisi kesehatan, apgar score, Berat badan lahir, Panjang badan lahir,
anomaly kongenital.
g. Alergi
Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang, obat, tanaman, produk
rumah tangga.
h. Imunisasi ( imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi)
5. Riwayat keluarga
Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik berhubungan
/ tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita klien), gambar genogram dengan
6. Riwayat sosial
keamanan tempat bermain anak dari kendaraan, praktek keamanan orang tua
b. Nutrisi metabolik
Pemberian ASI / PASI, jumlah minum, kekuatan menghisap, makanan yang
c. Pola eliminasi
dalam / diapers (bayi), pola eliminasi urin (frekuensi ganti popok basah/hari,
f. Pola kognitif-persepsi
Responsive secara umum anak, respons anak untuk bicara, suara, objek
i. Sexualitas
Apa yang menyebabkan stress pada anak, tingkat stress, toleransi stress, pola
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
c. Ukuran anthropometric
d. Mata
Kebersihan, kelainan
f. Mulut
g. Telinga
h. Dada
i. Abdomen
j. Punggung
Ada/tidak kelainan
k. Genetalia
l. Ekstremitas
m. Kulit
e. Kecepatan tumbuh
3) Pelaksanaan DDST
b. Motorik halus
dilakukan oleh otot halus sehingga tidak perlu tenaga, namun perlu
d. Motorik kasar
Kemampuan anak untuk menggunakan dan melibatkan sebagian besar
Jika usia> 6 tahun tanyakan tumbuh kembang secara umur sebagai berikut:
pertumbuhan gigi
Diagnosis Keperawatan
mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko
tinggi.Diagnosa keperawatan dalam NANDA (2015) yang mungkin muncul pada kasus
dari klien dan tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.tindakan keperawatan dipilih
untuk membantu klien dalam mencapai hasil klien diharapkan dan tujuan pemulangan
(Doenges,2012).
Intervensi :
1) Kaji frekuensi dan pola pernafasan,perhatikan adaya apnea dan perubahan frekuensi
jantung
serangan apnetik sejati, terutama sering terjadi pada gestasi minggu ke-30
3) Posisikan bayi pada abdomen atau posisi telentang dengan gulungan popok dibawah
hiperkapnea
4) Tinjauan ulang riwayat terhadap obat-obatan yang dapat memperberat depresi
Rasional : magnesium sulfat dan narkotik menekan pusat pernapasan dan aktivitas
pernafasan
1. Natrium bikarbonat
2. Antibiotik
3. Aminopilin
Intervensi :
kebutuhan nutrisi
bayi.
Implementasi Keperawatan
yang telah disusun, dimana tindakan keperawatan memenuhi klien sehingga tujuan
keperawatan dapat tercapai dengan baik. Hal ini terlaksana karena adanya kerjasama yang
baik dan partisipasi klien, keluarga dan keperawatan suatu tim medis lainnya.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh
mana dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. (Hidayat,2011) tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemapuan klien dalam mencapai tujuan.hal ini dapat dilaksanakan dengan
CATATAN
1. semua kalimat harus ada sitasinya contoh (Casman, 2021), dan tiap sitasi harus
2. menulis harus sesuai panduan, misal rata kiri rata kanan, spasi 1,5 dsb
3. dalam menulis, baca tulisan orang lain, kemudian tulis dalam bahasa sendiri, bukan
copas, misal ada tulisan: alti adalah mahasiswa yang rajin. Maka jangan ditulis
sama, tulis dengan bahasa kita tapi tidak merubah arti, misal kita tuli. Perempuan