Anda di halaman 1dari 2

Tujuan Ambulasi

Sedangkan Menurut Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah:

A.Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi :

1. Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti Abrasi, sirkulasi yang terlambat yang
menyebabkan terjadinya Atropi akut dan perubahan turgor kulit.
2. Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve, peningkatan beban kerja jantung, hipotensi
ortostatic, phlebotrombosis.
3. Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan
ventilasi/perfusi setempat, mekanisme batuk yang menurun.
4. Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi, Penurunan Metabolisme.
5. Sistem Perkemihan : Menyebabkan perubahan pada Eliminasi Urine, infeksi saluran kemih,
hiperkalsiuria
6. Sistem Muskulo Skeletal : Penurunan masa otot, osteoporosis, pemendekan serat otot
7. Sistem Neurosensoris : Kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan syaraf pada bagian distal,
nyeri yang hebat.

Manfaat ambulasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis (thrombosis vena
profunda/DVT). Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi, mempercepat pemulihan peristaltic
usus, mempercepat pasien pasca operasi.

Ambulasi sangat penting dilakukan pada pasien pasca operasi karena jika pasien membatasi
pergerakannya di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi pasien akan semakin sulit
untuk memulai berjalan (Kozier, 2010).

Manfaat Tindakan

Ambulasi dini merupakan komponen penting dalam perawatan paska operasi fraktur karena jika pasien
membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi pasien akan
semakin sulit untuk mulai berjalan (Kozier, 1989). Menurut beberapa literatur manfaat ambulasi adalah:

1. Menurunkan insiden komplikasi immobilisasi paska operasi  meliput i: sistem kardiovaskuler;


penurunan curah jantung, peningkatan beban kerja jantung, hipotensi ortostatik,
thrombopeblitis/deep vein trombosis/DVT dan  atelektasis, sistem respirasi; penurunan
kapasitas vital, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme batuk yang menurun,
embolisme pulmonari. Sistem perkemihan; infeksi saluran kemih. Iritasi kulit dan luka yang
disebabkan oleh penekanan, sistem muskuloskeletal; atropy otot, hilangnya kekuatan otot,
kontraktur, hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan osteoporosis. Sistem gastrointestinal; paralitik
ileus, konstipasi, stress ulcer, anoreksia dan gangguan metabolisme 
2. Mengurangi komplikasi respirasi dan sirkulasi 
3. Mempercepat pemulihan peristaltik usus dan kemungkinan distensi abdomen 
4. Mempercepat proses pemulihan pasien paska operasi 
5. Mengurangi tekanan pada kulit/dekubitus 
6. Penurunan intensitas nyeri 
7. Frekuensi nadi dan suhu tubuh kembali normal (Asmadi, 2008 )

Anda mungkin juga menyukai