Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TRAUMA AMPUTASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

NAMA ANGGOTA :

1. DIAH AYU OKTARIANI


2. RAHMALIA AYU PRATIWI
3. SELVI AGUSTRIA
4. SISSY LESTARI
5. THALIA NADIRA NORDI

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Eva Susanti S.Kep., M.Kep.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
DIV KEPERAWATAN
TAHUN 2019
1. Definisi

Amputasi berasal dari kata “Amputase” yang kurang lebih diartikan “pacung”. Amputasi dapat
diartikan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini
merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakalah masalah organ
yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan tehnik
lain dan kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh. (Daryadi,
2012)

Trauma amputasi adalah hilangnya bagian tubuh biasanya jari, jari kaki, lengan, atau kaki yang
terjadi sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma. Sebuah amputasi traumatik dapat melibatkan
bagian tubuh, termasuk lengan, tangan, jari tangan, kaki, jari kaki, telinga, hidung, kelopak mata
dan alat kelamin. Anggota tubuh bagian atas termasuk jari-jari (falang), tangan (metakarpal),
pergelangan tangan (carpals), lengan (radius/ulna), lengan atas (humerus), tulang belikat (tulang
belikat) dan tulang kerah (klavikula). Amputasi ekstremitas lebih dari 65% dari traumatik
amputasi, sementara orang yang dapat terlibat dalam amputasi korban kebanyakan antara usia
15 dan sebagian besar korban 80% adalah laki-laki.

2. Etiologi

Penyebab utama amputasi ekstremitas atas adalah trauma berat (cedera akut, luka bakar listrik,
luka bakar dingin), tumor ganas, infeksi gas ganggren fulminal, osteomielitis kronis dan
malforasi kongenital. (Smeltzer, 2002: 2387).

Trauma amputasi biasanya hasil langsung dari pabrik, peternakan, atau kecelakaan perkakas
listrik atau dari kecelakaan kendaraan bermotor. Bencana alam, perang, dan serangan teroris juga
bisa menyebabkan amputasi traumatik. Trauma adalah penyebab paling sering dari suatu
amputasi, cedera terkait pekerjaan, aktivitas di alam bebas, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan
kendaraan bermotor dan cedera terkait pekerjaan. Terdapat suatu insiden yang lebih besar dari
hilangnya ekstermitas bawah, meliputi hampir 10% tindakan amputasi, terutama pada kecelakaan
kerja.

3. Patofisiologi

Terjadinya amputasi (kehilangan bagian tubuh) pada seseorang dapat disebabkan karena
berbagai faktor antara lain penyakit vaskuler perifer yaitu penyakit pada pembuluh darah,
trauma disebabkan kerena kecelakaan, tumor ganas seperti osteosarkoma (tumor tulang) serta
congenital (bawaan sejak lahir). Amputasi sendiri bisa diartikan sebagai diskontinuitas
jaringan tulang dan otot yang dapat mengakibatkan terputusnya pembuluh darah dan syaraf
serta kehilangan bagian tubuh, dimana pada terputusnya pembuluh darah dan syaraf ini akan
menimbulkan rasa nyeri yang sering kali berdampak pada resiko terjadinya infeksi pada luka
yang ada dan gangguan mobilitas fisik yang dapat menimbulkan resiko kontraktur fleksi
pinggul. Selain disebabkan oleh nyeri, gangguan mobilitas fisik juga bisa disebabkan oleh
kehilangannya bagian tubuh terutama pada ekstremitas bawah. Kehilangan bagian tubuh juga
dapat menimbulkan stress emosional dikarenakan gangguan psikologis yang disebabkan oleh
adanya perubahan dari struktur tubuh yang berdampak pada timbulnya gangguan citra diri
dan penurunan intake oral. Pada penurunan intaka oral ini biasanya akan menimbulkan resiko
kurangnya pemenuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh dan akan terjadi kelemahan fisik
serta resiko penyembuhan luka yang lambat.

4. Jenis-Jenis Amputasi
Berdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi:
a. Amputasi selektif atau terencana, amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiognosis
dan mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara terus-menerus. Amputasi dilakukan
sebagai salah satu tindakan alternatif terakhir.
b. Amputasi akibat trauma, ini merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan tidak
terencana. Kegiatan tim kesehatan adalah memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta
memperbaiki kondisi umum klien.
c. Amputasi darurat, kegiatan amputasi ini dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan. Biasanya
merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti trauma dengan patah tulang
multiple dan kerusakan kulit yang luas.
Komplikasi amputasi meliputi perdarahan, infeksi, dan kerusakan kulit. Karena ada pembuluh darah
besar yang dipotong, dapat terjadi perdarahan masif. Infeksi merupakan infeksi pada semua
pembedahan. Dengan peredaran darah yang buruk atau kontaminasi luka setelah amputasi
traumatika, risiko infeksi meningkat. Penyembuhan luka yang buruk dan iritasi akibat prostesis
dapat menyebabkan kerusakan kulit. (Smeltzer, 2002:2389)
5. Komplikasi
Komplikasi amputasi meliputi perdarahan, infeksi, dan kerusakan kulit. Karena ada
pembuluh darah besar yang dipotong, dapat terjadi perdarahan masif. Infeksi merupakan
infeksi pada semua pembedahan. Dengan peredaran darah yang buruk atau kontaminasi luka
setelah amputasi traumatika, risiko infeksi meningkat. Penyembuhan luka yang buruk dan
iritasi akibat prostesis dapat menyebabkan kerusakan kulit. (Smeltzer, 2002:2389)
6. Dampak Masalah Terhadap Sistem Tubuh
Adapun pengaruhnya meliputi:
a. Kecepatan metabolisme
Jika seseorang dalam keadaan immobilisasi maka akan menyebabkan penekanan pada fungsi
simpatik serta penurunan katekolamin dalam darah sehingga menurunkan kecepatan
metabolisme basal.
b. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Adanya penurunan serum protein tubuh akibat proses katabolisme lebih besar dari anabolisme,
maka akan mengubah tekanan osmotik koloid plasma, hal ini menyebabkan pergeseran cairan
intravaskuler ke luar ke ruang interstitial pada bagian tubuh yang rendah sehingga menyebabkan
oedema. Immobilitas menyebabkan sumber stressor bagi klien sehingga menyebabkan
kecemasan yang akan memberikan rangsangan ke hypotalamus posterior untuk menghambat
pengeluaran ADH, sehingga terjadi peningkatan diuresis.
c. Sistem respirasi
1) Penurunan kapasitas paru
Pada klien immobilisasi dalam posisi baring terlentang, maka kontraksi otot intercosta relatif
kecil, diafragma otot perut dalam rangka mencapai inspirasi maksimal dan ekspirasi paksa.
2) Perubahan perfusi setempat
Dalam posisi tidur terlentang, pada sirkulasi pulmonal terjadi perbedaan rasio ventilasi dengan
perfusi setempat, jika secara mendadak maka akan terjadi peningkatan metabolisme (karena
latihan atau infeksi) terjadi hipoksia.
3) Mekanisme batuk tidak efektif
Akibat immobilisasi terjadi penurunan kerja siliaris saluran pernafasan sehingga sekresi mukus
cenderung menumpuk dan menjadi lebih kental dan mengganggu gerakan siliaris normal.
d. Sistem kardiovaskuler
1) Peningkatan denyut nadi
Terjadi sebagai manifestasi klinik pengaruh faktor metabolik, endokrin dan mekanisme pada
keadaan yang menghasilkan adrenergik sering dijumpai pada pasien dengan immobilisasi.
2) Penurunan cardiac reserve
Dibawah pengaruh adrenergik denyut jantung meningkat, hal ini mengakibatkan waktu pengisian
diastolik memendek dan penurunan isi sekuncup.
3) Hipotensi
Pada keadaan immobilisasi terjadi perubahan sirkulasi perifer, dimana anterior dan venula
tungkai berkontraksi tidak adekuat, vasodilatasi lebih panjang dari pada vasokontriksi sehingga
darah banyak berkumpul di ekstremitas bawah, volume darah yang bersirkulasi menurun, jumlah
darah ke ventrikel saat diastolik tidak cukup untuk memenuhi perfusi ke otak dan tekanan darah
menurun, akibatnya klien merasakan pusing pada saat bangun tidur serta dapat juga merasakan
pingsan.

e. Sistem muskuloskeletal
1) Penurunan kekuatan otot
Dengan adanya immobilisasi dan gangguan sistem vaskuler memungkinkan suplai O 2 dan nutrisi
sangat berkurang pada jaringan, demikian pula dengan pembuangan sisa metabolisme akan
terganggu sehingga menjadikan kelelahan otot.
2) Atropi otot
Karena adanya penurunan stabilitas dari anggota gerak dan adanya penurunan fungsi persarafan.
Hal ini menyebabkan terjadinya atropi dan paralisis otot.
3) Kontraktur sendi
Kombinasi dari adanya atropi dan penurunan kekuatan otot serta adanya keterbatasan gerak.
4) Osteoporosis
Terjadi penurunan metabolisme kalsium. Hal ini menurunkan persenyawaan organik dan
anorganik sehingga massa tulang menipis dan tulang menjadi keropos.
f. Sistem pencernaan
1) Anoreksia
Akibat penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi sekresi kelenjar
pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi serta penurunan kebutuhan kalori yang
menyebabkan menurunnya nafsu makan.
2) Konstipasi
Meningkatnya jumlah adrenergik akan menghambat peristaltik usus dan spincter anus menjadi
konstriksi sehingga reabsorbsi cairan meningkat dalam colon, menjadikan feces lebih keras dan
orang sulit buang air besar.
g. Sistem perkemihan
Dalam kondisi tidur terlentang, renal pelvis ureter dan kandung kencing berada dalam keadaan
sejajar, sehingga aliran urine harus melawan gaya gravitasi, pelvis renal banyak menahan urine
sehingga dapat menyebabkan: Akumulasi endapan urine di renal pelvis akan mudah membentuk
batu ginjal, tertahannya urine pada ginjal akan menyebabkan berkembang biaknya kuman dan
dapat menyebabkan ISK (Infeksi Saluran Kemih).
h. Sistem integumen
Tirah baring yang lama, maka tubuh bagian bawah seperti punggung dan bokong akan tertekan
sehingga akan menyebabkan penurunan suplai darah dan nutrisi ke jaringan. Jika hal ini
dibiarkan akan terjadi ischemia, hyperemis dan akan normal kembali jika tekanan dihilangkan
dan kulit dimasase untuk meningkatkan suplai darah.
7. Penatalaksanaan
Tujuan bedah utama adalah mencapai penyembuhan luka amputasi, menghasilkan sisa amputasi
(puntung) yang tidak nyeri tekan dengan kulit yang sehat untuk penggunaan prostesis.
Penyembuhan dipercepat dengan penanganan lembut terhadap sisa amputasi, pengontrolan
edema, dengan balutan kompres lunak atau rigit dan menggunakan teknik aseptik dalam
perawatan luka untuk meghindari infeksi.
a. Balutan rigit tertutup, ini sering digunakan untuk mendapat kompresi yang merata, menyangga
jaringan lunak dan mengontrol nyeri dan mencegah kontraktur.
b. Balutan lunak, dengan atau tanpa kompresi dapat digunakan bila diperlukan inspeksi berkala
sesuai kebutuhan. Bidai imobilisasi dapat dibalutkan dengan balutan. Hematoma (luka) puntung
dikontrol dengan alat drainase luka untuk meminimalkan infeksi. (Smeltzer, 2002:2388-2389)
c. pre hospital
1) bersihkan kotoran yang ada pada daerah luka
2) jagalah agar luka tidak mengeluarkan banyak darah dengan menggunakan kain
3) simpan bagian tubuh / jari yang terputus ke dalam plastik bersih / steril, lalu plastik tersebut
diletakkan didalam tumpukan es batu
4) posisikan tangan / jari yang terluka harus lebih tinggi dari jantung untuk memperlambat
aliran darah
5) tenangkan pasien dan segera bawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut
8. Contoh soal kasus
Tn B berusia 45 tahun bekerja sebagai pemotong kayu dirumahnya. Pada hari itu, terjadi
kecelakaan saat Tn B memotong kayu dengan mesin pemotong. 3 jari kirinya terpotong
yaitu jari telunjuk dan jari tengah tetapi jari manisnya sedikit terluka Tn B syok dan
berteriak memanggil keluarganya

DAFTAR PUSTAKA
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Salemba Medika, Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8 Vol. 3 Brunner & Suddarth. EGC. Jakarta
After Birth Amputations:Trauma Setelah Amputasi Lahir Trauma, [online], diunduh dari
http:library.thinkquest.org/00021/after birth trauma.html2007 [Accessed 07 Agustus 2010]

Aryono, A. Mufid, 2010. Kasus Kecelakaan Kerja Terjadi Di Indonesia.[online]. diunduh dari:
http://m.solopos.com [Accessed 13 Agustus 2010]

EMS Magazine. 2008. Tramautic Amputasi [online], diunduh dari: http://www.emsresponder.com


[Accessed 13 Agustus 2010]

Kecelakaan lalu-lintas. 2010. diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaan_ lalu-


lintas2010 [Accessed 13 Agustus 2010]

Pike, Rockville.2001. Amputation-Traumatic, [online] diunduh dari :


http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000006.html [Accessed 12 Agustus 2010]

Trauma, [online] diunduh dari http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php.trauma. html [Accessed 12


Agustus 2010]

Anda mungkin juga menyukai