Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny ”S“

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang Rawat : 11 (Larasati)


Tanggal Dirawat : 10 Oktober 2016
No RM : 064406
A. Identitas Klien
Nama : Ny S
Umur : 43 th
Alamat : Ponorogo
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl Pengkajian : 10 Oktober 2016
Dx Medis : Depresi berat dengan gangguan psikotik

B. Alasan Masuk dan Faktor Presipitasi


Keluarga pasien mengatakan satu minggu sebelum masuk rumah RSJ pasien
merasa mendengar suara atau bisikan yang menyuruh pasien untuk selalu
sholat. Serimg melamun dan berbicara sendiri. Pasien sering keleyuran dan
berteriak-teriak saat mendengar bisikan. Pasien marah-marah sambil
memukul tembok dan orang yang disekitarnya.

C. Faktor Predisposisi
1.Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?

Ya

Tidak
Pasien mengatakan semenjak anaknya meninggal pasien sering mendengar
suara atau bisikan yang menyuruh pasien untuk sholat. Pasien baru pertama
kali dirawat di RSJ. sebelum dirawat di RSJ pasien hanya mendapatkan obat
dari dokter terdekat. Pasien juga mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang
mengalami sakit seperti klien.

D. Pemeriksaan fisik
1. Tanda vital
TD : 120/90 mmHg HR : 76x/menit

S : 36,5 C RR : 20x/menit

2. Antropometri
BB : 54 kg TB : 162 cm

E. PSIKOSOSAL
1. Genogram
Keterangan

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

: Tinggal serumah

: Pasien Ny S.
2. Konsep Diri
a. Citra Diri
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Saat ditanya
bagian tubuh yang paling disukai adalah tangannya
b. Identitas Diri
Pasien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama, alamat, hobi).
Pasien mengatakan setiap harinya sebagai Ibu rumah tangga yang
hanya mengasuh kedua anaknya. Pasien suka dengan statusnya
sebagai seorang wanita
c. Peran Diri
Sebelum sakit dirumah pasien mempuyai tanggung jawab sebagai Ibu
rumah tangga. Pasien dapat melakukan pekerjaannya sendiri, tapi
setelah dirawat di RSJ pasien tidak melakukan aktivitas seperti
dirumah
d. Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul dengan
keluarga seperti dulu. Pasien juga mengatakan ingin segera sembuh
dan tidak ingin lagi nmendengar suatu suara atau bisikan-bisikan
e. Harga Diri
Pasien mengatakan merasa percaya diri dengan dirinya. Pasien juga
mengatakan dia mampumengasuh anaknya dengan baik. Dan mampu
melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik. Pasien mengatakan
tidak ada gangguan dengan harga dirinya.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan sebelum anaknya meninggal yaitu orang
terdekatnya adalah kedua dua anaknya karena sering bertemu
dirumah, namun setelah anak yang pertama meninggal pasien hanya
dekat dengan anaknya yang ke 2.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Sebelum dirawat di RSJ sering bergaul dengan ibu-ibu sekitar
rumahnya, namun setelah dirwat di RSJ pasien tidak mau bergaul
dengan pasien lainnya karena alasannya malu dengan kondisinya,
pasien tampak sering menyendiri, kontak mata pasien kurang saat
berinteraksi dan pasien sering melamun.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan merasa kehilangan anak pertama yang menjadikan
tidak mau bergaul dengan orang lain.
4. Spiritual
Pasien mengatakan sebelum sakit rajin sholat 5 waktu dan sering
mengikuti pengajian di kampungnya, setelah dirawat di RSJ pasien tetap
rajin sholat 5 waktu.

F. Status Mental
1. Penampilan
Rapi
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penampilan dalam cara berpakaian rapi dan sesuai, postur tubuh sedang,
rambut ikal agak panjang, ekspresi wajah kadang serius saat bercerita,
cara berjalan baik, pasien saat duduk bersama teman-temanya terkadang
hanya melamun.
2. Pembicaraan
Cepat Apatis
Keras Lambat
Gagap Membisu
Inkoherensi Tidak mampu memulai pembicaraan
Pasien dalam berbicara intonasinya kurang jelas dan pelan, dalam
pembicaraan sesuai atau nyambung dengan pertanyaan, pasien terkadang
terdiam ditengah pembicaraan seperti mendengar sesuatu.
3. Aktivitas Motorik
Fleksibilitas serea TIK
Tegang Grimasem
Gelisah Tremor
Agitasi Kompulsif
Automatisma Common Automatisma
Negativisme
Pasien tampak mau melakukan aktivitas sehari-hari di RSJ secara
mandiri, saat berinteraksi tampak pasien mengerak-gerakkan tanganya,
tangannya tampk seperti mengepal. Masalah Keperawatan : Resiko
menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
4. Alam Perasaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Pasien mengatakan masih mendengar suara suara bisikan yang
menggangunya, pasien mengatakan terkadang merasa sedih dengan
keaadanyan sekarang, yang tidak bisa berkumpul dengan keluarga seperti
dahulu.
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Saat di wawancari kadang pasien menunjukan ekspresi mendengar
sesuatu, respon emosional pasien sudah stabil, pasien tenang saat
diakukan interaksi.
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Kontak mata kurang
Curiga
Pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang di ajukan dengan
sesuai/ baik, kontak mata dengan pasien perawat sedikit kurang, pasien
cenderung menatap kedepan padahal perawat ada di sampingnya,
pembicaraan pasien keheranan saat ditanyai, kadang pasien terdiam
sebentar seperti mendengar sesuatu.
7. Persepsi
Halusinasi/ilusi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidung
Pasien mengatakan sering mendengar bisikan suara saat ingin tidur dan
sholat, isi suara tersebut yaitu menyuruh klien untuk sholat, suara
tersebut kadang muncul kadang tidak, suara itu muncul lamanya biasa 5
detik, respon pasien untuk mengontrol halusinasinya tersebut hanya
dengan cara berkeluyuran dan bicara sendiri.
8. Proses Pikir
a. Isi Pikir
Obsesi Depersonalisasi Isolasi sosial
Phobia Ide yang terkait Pesimisme
Hipokondria Pikiran Magis Bunuh Diri
Waham :
Agama Nihilistik
Somatik Sisip pikir
Kebesaran Siar Pikir
Curiga Kontrol pikir

Pasien mengatakan tidak ada yang mengendalikan pikiranya. Pasien tidak


mampunyai pikiran yang aneh-aneh kalaupun sering mendengar suara
atau bisikan palsu.

b. Arus Pikir
Sirkumstansial Flight of idea
Tangensial Blocking
Kehilangan asosiasi Pengulangan
pembicaraan/perseverasi
Inkoheren Logorea
Perkataan pasien dapat dimengerti dengan baik oleh perawat, selama
interaksi berangsung dapat diketaui bahwa pembicaraan sudah terarah.
Tingkat Kesadaran
Bingung Disorientasi waktu
Sedasi Disorientasi orang
Stupor Disorientasi tempat
Pasien menyadari bahwa dirinya berada di RSJ, pasien mampu
mengingat nama temannya di RSJ yang sudah diajak berkenalan,
orientasi waktu dan tempat
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabusi
Untuk Memori segera menjawab dengan baik tidak ada gangguan ingatan
dalam jangka panjang dan pendek untuk saat ini.
- Jangka panjang : Pasien mengatakan lahir tahun 1980
- Jangka pendek : Pasien mengatakan yang membawa kerumah sakit
adalah suaminya
- Jangka saat ini : Pasien masih ingat tadi pagi makan dengan nasi
dan sayur
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Pasien mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung secara sederhana
misalnya berhitung dari 1 sampai 10.
11. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Pasien mengatakan menyadari bahwa dirinya sakit dan dibawa ke RSJ
pasien mengatakan pasien sudah sembuh dan segera ingin pulang.
G. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Makanan disiapkan oleh perawat dirumah sakit pasien mau makan 3x
sehari 1 porsi habis, pasien dapat makan sendiri.
2. BAB/BAK
Klien BAB 1 hari sekali kalau dirumah, selama dirumah sakit pasien
BAB 1kali sehari dan dapat dilakukan ditoilet dan BAK 4-5 x/hari dan
dapat dilakukan sendiri di toilet.
3. Mandi
4. Pasien mengatakan sehari mandi 2-3 x/hari dan dapat melakukan sendiri
dikmar mandi memakai sabun tetapi tidak handukan , gosok gigi 1kali
sehari dapat dilakukan sendiri dikamar mandi.
5. Berpakaian/berhias
Pasien mampu menggunakan baju sendiri, ganti pakaian 1 kali dalam 2
atau 3 hari sekali.
6. Istirahat Tidur
Pasien mengatakan tidur sekitar jam 21.00 wib & kadang-kadang
terbangun ditengah malam, serta gelisah karena sering mendengar suara
bisikan.
7. Penggunaan obat
Pasien minum obat yang diberikan oleh perawat dan dimonitor oleh
perawat , pasien selalu meminum obatnya sampai habis, pasien
mengatakan mendapatkan obat sejumlah 2

8. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan ingin segera pulang, pasien mengatakan jika nanti
sudah pulang pasien akan ingin minum obat yag akan diberikan oleh
rumah sakit, pasien engatakan bila sudah keluar dari rumah sakit pasien
tidak mau dibawa ke RSJ.
9. Aktifitas dalam rumah
Pasien mengatakan di rumah melakukan pekerjaan rumah.
10. Aktifitas di luar Rumah
Pasien mengatakan tidak suka kegiatan diluar rumah.
H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping saat ini pasien yaitu maladaptif, pasien menghindar
dari orang lain.
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah berhubungan dengan lingkungan, pasien tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain
J. Kurang pengetahuan tentang
Pasein mengatakan ada maslah dengan lingkungan, pasien tidak suka
berbicara dengan orang lain dan lebih suka di rumah.
K. Aspek Medik
Diagnosa Medik : Depresi berat dengan gangguan psikotik
Terapi Medik : Risperidone 2 x 2 mg
Merlopam 2 x 2 mg
ANALISA DATA

N DATA FOKUS MASALAH


O
1. DS:
Pasien mengatakan sering mendengar Gangguan persepsi sensori:
bisikan suara saat ingin tidur dan halusinasi pendengaran
sholat, isi suara tersebut yaitu
menyuruh untuk sholat, suara tersebut
kadang muncul kadang tidak, suara itu
muncul lamanya biasa 5 detik
DO:
Klien saat interaksi kadang ketawa
sendiri dan sering mondar-mandir,
kadang bicara sendiri.
2. DS:
Pasien mengatakan tidak suka Isolasi sosial : menarik diri
bergaul, di rumah pasien sering
melamun, berdiam diri dan tidak mau
bergaul dengan orang lain.
DO:
Kontak mata kurang saat diajak
berinteraksi
3. DS:
Pasien mengatakan kadang saat Resiko mencederai diri, orang lain,
mendengar bisikan “cepat sholat” dan lingkungan sekitar
rasanya ingin marah dan saat tidak
terkontrol langsung memukul tembok
DO:
Klien tampak gelisah, tangan klien
kadang tampak mengepal dan ingin
memukul sesuatu
Pohon Masalah

Akibat
Resiko menyiderai diri, orang lain dan
lingkungan

Perubahan persepsi sensori : halusinasi


Core (Masalah Utama)

Isolasi sosial : menarik diri


Penyebab

Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
2. Isolasi social : menarik diri
3. Resiko menyiderai diri orang lain dan lingkungan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Gangguan TUM: Klien Setelah 1x interaksi klien 1. Bina hubungan saling


sensori dapat mengontrol menunjukkan tanda – percaya dengan
persepsi: halusinasi yang tanda percaya kepada menggunakan prinsip
dialaminya perawat : komunikasi terapeutik :
halusinasi
Tuk 1 : 1. Ekspresi wajah a. Sapa klien dengan
(lihat/dengar/p bersahabat. ramah baik verbal maupun
enghidu/raba/k Klien dapat 2. Menunjukkan rasa non verbal
ecap) membina senang. b. Perkenalkan nama,
hubungan saling 3. Ada kontak mata. nama panggilan dan
percaya 4. Mau berjabat tujuan perawat berkenalan
tangan. c. Tanyakan nama
5. Mau menyebutkan lengkap dan nama
nama. panggilan yang disukai
6. Mau menjawab klien
salam. d. Buat kontrak yang
7. Mau duduk jelas
berdampingan dengan e. Tunjukkan sikap jujur
perawat. dan menepati janji setiap
8. Bersedia kali interaksi
mengungkapkan f. Tunjukan sikap empati
masalah yang dihadapi. dan menerima apa adanya
g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
h. Tanyakan perasaan
klien dan masalah yang
dihadapi klien
i. Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan klien
TUK 2 : Setelah 1x interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering
Klien dapat menyebutkan : dan singkat secara
mengenal 1. Isi bertahap
halusinasinya 2. Waktu 2.2. Observasi tingkah
3. Frekunsi laku klien terkait
4. Situasi dan kondisi dengan halusinasinya
yang menimbulkan (* dengar /lihat
halusinasi /penghidu /raba
/kecap), jika
menemukan klien yang
sedang halusinasi:
1. Tanyakan apakah
klien mengalami
sesuatu ( halusinasi
dengar/ lihat/
penghidu /raba/ kecap
)
2. Jika klien menjawab
ya, tanyakan apa
yang sedang
dialaminya
3. Katakan bahwa
perawat percaya klien
mengalami hal
tersebut, namun
perawat sendiri tidak
mengalaminya
( dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
4. Katakan bahwa ada
klien lain yang
mengalami hal yang
sama.
5. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
2.3 Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya
pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien :

1. Isi, waktu dan


frekuensi terjadinya
halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang – kadang )
2. Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
2. Setelah 1x interaksi 2.4Diskusikan dengan klien
klien menyatakan apa yang dirasakan jika
perasaan dan responnya terjadi halusinasi dan beri
saat mengalami kesempatan untuk
halusinasi : mengungkapkan
 Marah perasaannya.
 Takut 2.3. Diskusikan dengan
 Sedih klien apa yang
 Senang dilakukan untuk
 Cemas mengatasi perasaan
 Jengkel tersebut.
2.4. Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila klien
menikmati
halusinasinya.

TUK 3 : 3.1. Setelah 1x interaksi 3.1. Identifikasi bersama


Klien dapat klien menyebutkan klien cara atau tindakan
mengontrol tindakan yang biasanya yang dilakukan jika
halusinasinya dilakukan untuk terjadi halusinasi (tidur,
mengendalikan marah, menyibukan diri
halusinasinya dll)
3.2. Setelah 1x 3.2. Diskusikan cara yang
interaksi klien digunakan klien,
menyebutkan cara baru  Jika cara yang
mengontrol halusinasi digunakan adaptif
beri pujian.
3.3. Setelah 1x interaksi  Jika cara yang
klien dapat memilih digunakan
dan memperagakan maladaptif
cara mengatasi diskusikan kerugian
halusinasi cara tersebut
(dengar/lihat/penghidu/ 3.3. Diskusikan cara baru
raba/kecap ) untuk memutus/
mengontrol timbulnya
3.4. Setelah 1x interaksi halusinasi :
klien melaksanakan j. Katakan pada diri
cara yang telah dipilih sendiri bahwa ini tidak
untuk mengendalikan nyata ( “saya tidak
halusinasinya mau dengar/ lihat/
3.5. Setelah 1x penghidu/ raba /kecap
pertemuan klien pada saat halusinasi
mengikuti terapi terjadi)
aktivitas kelompok k. Menemui orang lain
(perawat/teman/anggot
a keluarga) untuk
menceritakan tentang
halusinasinya.
l. Membuat dan
melaksanakan jadwal
kegiatan sehari hari
yang telah di susun.
m. Meminta
keluarga/teman/
perawat menyapa jika
sedang berhalusinasi.
3.4 Bantu klien memilih cara
yang sudah dianjurkan
dan latih untuk
mencobanya.

3.5 Beri kesempatan untuk


melakukan cara yang
dipilih dan dilatih.
3.6. Pantau pelaksanaan
yang telah dipilih dan
dilatih , jika berhasil beri
pujian
3.7. Anjurkan klien
mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi
realita, stimulasi persepsi

TUK 4 : 4.1. Setelah 1x 4.1 Buat kontrak dengan


Klien dapat pertemuan keluarga, keluarga untuk
dukungan dari keluarga menyatakan pertemuan ( waktu,
keluarga dalam setuju untuk mengikuti tempat dan topik )
mengontrol pertemuan dengan 4.2 Diskusikan dengan
halusinasinya perawat keluarga ( pada saat
4.2. Setelah 1x interaksi pertemuan keluarga/
keluarga menyebutkan kunjungan rumah)
pengertian, tanda dan n. Pengertian halusinasi
gejala, proses o. Tanda dan gejala
terjadinya halusinasi halusinasi
dan tindakan untuk p. Proses terjadinya
mengendali kan halusinasi
halusinasi q. Cara yang dapat
dilakukan klien dan
keluarga untuk
memutus halusinasi
r. Obat- obatan
halusinasi
s. Cara merawat anggota
keluarga yang
halusinasi di rumah
( beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan
bersama, bepergian
bersama, memantau
obat – obatan dan cara
pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi )
t. Beri informasi waktu
kontrol ke rumah sakit
dan bagaimana cara
mencari bantuan jika
halusinasi tidak tidak
dapat diatasi di rumah
TUK 5 : 1.2 Setelah 1x interaksi 5.1 Diskusikan dengan klien
Klien dapat klien menyebutkan; tentang manfaat dan
memanfaatkan 2. Manfaat minum obat kerugian tidak minum
obat dengan baik 3. Kerugian tidak minum obat, nama , warna,
obat dosis, cara , efek terapi
4. Nama,warna,dosis, dan efek samping
efek terapi dan efek penggunan obat
samping obat
4.2 Setelah 1x interaksi
klien 5.2 Pantau klien saat
mendemontrasikan penggunaan obat
penggunaan obat dgn 5.3 Beri pujian jika klien
benar menggunakan obat
4.3 Setelah 1x interaksi dengan benar
klien menyebutkan 5.4 Diskusikan akibat
akibat berhenti minum berhenti minum obat
obat tanpa konsultasi tanpa konsultasi dengan
dokter dokter
5.5 Anjurkan klien untuk
konsultasi kepada
dokter/perawat jika terjadi
hal – hal yang tidak di
inginkan .

Isolasi Sosial TUM: Klien


dapat berinteraksi
dengan orang lain

TUK:
1. Klien dapat 1. Setelah 1X interaksi
membina klien menunjukkan tanda-
hubungan saling tanda percaya kepada /
percaya terhadap perawat:
o Wajah cerah,
tersenyum 1.1.Bina hubungan saling
o Mau berkenalan percaya dengan:
o Ada kontak mata • Beri salam setiap
o Bersedia berinteraksi.
menceritakan perasaan • Perkenalkan nama,
o Bersedia nama panggilan perawat
mengungkapkan dan tujuan perawat
masalahnya berkenalan
o Bersedia • Tanyakan dan panggil
mengungkapkan nama kesukaan klien
masalahnya • Tunjukkan sikap jujur
dan menepati janji setiap
kali berinteraksi
• Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi kllien
• Buat kontrak interaksi
yang jelas
• Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan klien

2. Klien mampu 2.Setelah 1 x interaksi 2.1 Tanyakan pada klien


menyebutkan klien dapat menyebutkan tentang:
penyebab menarik minimal satu penyebab • Orang yang tinggal
diri menarik diri dari: serumah / teman
o diri sendiri sekamar klien
o orang lain • Orang yang paling dekat
o lingkungan dengan klien di rumah/
di ruang perawatan
• Apa yang membuat
klien dekat dengan
orang tersebut
• Orang yang tidak dekat
dengan klien di
rumah/di ruang
perawatan
• Apa yang membuat
klien tidak dekat
dengan orang tersebut
• Upaya yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
2.2 Diskusikan dengan klien
penyebab menarik diri
atau tidak mau bergaul
dengan orang lain.
2.3 Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
3. Klien mampu 3. Setelah 1x interaksi 3.1. Tanyakan pada klien
menyebutkan dengan klien dapat tentang :
keuntungan menyebutkan keuntungan • Manfaat hubungan
berhubungan berhubungan sosial, sosial.
sosial dan misalnya • Kerugian menarik diri.
kerugian menarik o banyak teman 3.2. Diskusikan bersama
diri. o tidak kesepian klien tentang manfaat
o bisa diskusi berhubungan sosial dan
o saling menolong, kerugian menarik diri.
dan kerugian menarik diri, 3.3. Beri pujian terhadap
misalnya: kemampuan klien
o sendiri mengungkapkan
o kesepian perasaannya.
o tidak bisa diskusi

4. Klien dapat 4. Setelah 1x interaksi 4.1 Observasi perilaku klien


melaksanakan klien dapat melaksanakan saat berhubungan
hubungan hubungan sosial secara sosial .
sosial secara bertahap dengan: 4.2 Beri motivasi dan bantu
bertahap o Perawat klien untuk berkenalan /
o Perawat lain berkomunikasi dengan :
o Klien lain • Perawat lain
• Klien lain
• Kelompok
4.3 Libatkan klien dalam
4.4 Diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi
4.5 Beri motivasi klien
untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan
jadwal yang telah
dibuat.
4.6 Beri pujian terhadap
kemampuan klien
memperluas
pergaulannya melalui
aktivitas yang
dilaksanakan.
5. Klien mampu 5. Setelah 1x interaksi
menjelaskan klien dapat menjelaskan
perasaannya perasaannya setelah
setelah berhubungan sosial dengan 5.1.Diskusikan dengan klien
6. Klien 6.1. Setelah 1X 6.1. Diskusikan pentingnya
mendapat pertemuan keluarga dapat peran serta keluarga
dukungan menjelaskan tentang : sebagai pendukung
keluarga o Pengertian menarik untuk mengatasi prilaku
dalam diri menarik diri.
memperluas o Tanda dan gejala 6.2. Diskusikan potensi
hubungan menarik diri keluarga untuk
sosial o Penyebab dan membantu klien
akibat menarik diri mengatasi perilaku
o Cara merawat klien menarik diri
menarik diri 6.3. Jelaskan pada keluarga
tentang :
• Pengertian menarik diri
• Tanda dan gejala
menarik diri
• Penyebab dan akibat
menarik diri
• Cara merawat klien
menarik diri
6.4. Latih keluarga cara
merawat klien menarik
diri.
6.5. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
6.6. Beri motivasi keluarga
agar membantu klien
untuk bersosialisasi.
6.7. Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya merawat
klien di rumah sakit.
7. Klien dapat 7.1. Setelah 1x interaksi 7.1. Diskusikan dengan klien
memanfaatka klien menyebutkan; tentang manfaat dan
n obat dengan • Manfaat minum kerugian tidak minum
baik. obat obat, nama , warna,
• Kerugian tidak dosis, cara , efek terapi
minum obat dan efek samping
• Nama,warna,dosis, penggunan obat
efek terapi dan efek 7.2. Pantau klien saat
samping obat penggunaan obat
7.2. Setelah 1x interaksi 7.3. Beri pujian jika klien
klien mendemontrasikan menggunakan obat
penggunaan obat dgn dengan benar
benar 7.4. Diskusikan akibat
7.3. Setelah 1x interaksi berhenti minum obat
klien menyebutkan akibat tanpa konsultasi dengan
berhenti minum obat tanpa dokter
Resiko TUM: Klien 1. Setelah 1 x pertemuan 1. Bina hubungan saling
Perilaku dapat mengontrol klien menunjukkan tanda- percaya dengan:
Kekerasan perilaku tanda percaya kepada 0. Beri salam setiap
perawat: berinteraksi.
kekerasan
 Wajah cerah, a. Perkenalkan nama,
TUK: tersenyum nama panggilan
 Mau perawat dan tujuan
8. Klien dapat berkenalan perawat berinteraksi
membina  Ada kontak b. Tanyakan dan panggil
mata nama kesukaan klien
hubungan
 Bersedia c. Tunjukkan sikap
saling percaya empati, jujur dan
menceritakan
perasaan menepati janji setiap
9. Klien dapat
kali berinteraksi
mengidentifik d. Tanyakan perasaan
1. Setelah 1x
asi penyebab klien dan masalah yang
pertemuan klien
perilaku dihadapi klien
menceritakan
kekerasan e. Buat kontrak interaksi
penyebab perilaku yang jelas
yang
kekerasan yang Dengarkan dengan penuh
dilakukannya
dilakukannya: perhatian ungkapan perasaan
10. Klien dapat klien
 Menceritakan
mengidentifik
penyebab perasaan 2. Bantu klien
asi tanda- mengungkapkan perasaan
jengkel/kesal baik
tanda perilaku marahnya:
dari diri sendiri
kekerasan f. Motivasi klien untuk
maupun
menceritakan
11. Klien dapat lingkungannya penyebab rasa kesal
mengidentifik atau jengkelnya
2. Setelah 1x
asi jenis g. Dengarkan tanpa
pertemuan klien menyela atau memberi
perilaku
menceritakan tanda- penilaian setiap
kekerasan
tanda saat terjadi ungkapan perasaan
yang pernah
perilaku kekerasan klien
dilakukannya 3. Bantu klien
12. Klien dapat  Tanda fisik : mata mengungkapkan tanda-
merah, tangan tanda perilaku kekerasan
mengidentifik mengepal, ekspresi yang dialaminya:
asi akibat tegang, dan lain-
perilaku lain. h. Motivasi klien
kekerasan  Tanda emosional : menceritakan kondisi
perasaan marah, fisik (tanda-tanda fisik)
13. Klien dapat jengkel, bicara saat perilaku kekerasan
mengidentifik kasar. terjadi
asi cara  Tanda sosial : i. Motivasi klien
konstruktif bermusuhan yang menceritakan kondisi
dalam dialami saat terjadi emosinya (tanda-tanda
mengungkapk perilaku kekerasan. emosional) saat terjadi
an kemarahan perilaku kekerasan
3. Setelah 1x Motivasi klien menceritakan
14. Klien dapat pertemuan klien kondisi hubungan dengan
mendemonstr menjelaskan: orang lain (tanda-tanda
asikan cara sosial) saat terjadi perilaku
Jenis-jenis ekspresi kekerasan
mengontrol
kemarahan yang 4. Diskusikan dengan klien
perilaku
selama ini telah perilaku kekerasan yang
kekerasan
dilakukannya dilakukannya selama ini:
15. Klien  Perasaannya saat
melakukan j. Motivasi klien
mendapat menceritakan jenis-
kekerasan
dukungan  Efektivitas cara jenis tindak kekerasan
keluarga yang dipakai dalam yang selama ini pernah
untuk menyelesaikan dilakukannya.
mengontrol masalah k. Motivasi klien
perilaku 4. Setelah 1x menceritakan perasaan
pertemuan klien klien setelah tindak
kekerasan
kekerasan tersebut
menjelaskan akibat
16. Klien terjadi
tindak kekerasan Diskusikan apakah dengan
menggunakan yang dilakukannya tindak kekerasan yang
obat sesuai dilakukannya masalah yang
program yang  Diri sendiri : luka, dialami teratasi
telah dijauhi teman, dll 5.Diskusikan dengan klien
ditetapkan akibat negatif (kerugian)
 Orang
cara yang dilakukan pada:
lain/keluarga :
luka, tersinggung, l. Diri sendiri
m. Orang lain/keluarga
5. Setelah 1x Lingkungan
pertemuan klien : 6. Diskusikan dengan klien:

 Menjelaskan cara- n. Apakah klien mau


cara sehat mempelajari cara baru
mengungkapkan mengungkapkan marah
yang sehat
marah
o. Jelaskan berbagai
6. Setelah 1x alternatif pilihan untuk
mengungkapkan marah
pertemuan klien
selain perilaku
memperagakan cara kekerasan yang
mengontrol perilaku diketahui klien.
kekerasan: p. Jelaskan cara-cara
sehat untuk
 Fisik: tarik nafas mengungkapkan
dalam, memukul marah:
bantal/kasur  Cara fisik: nafas
dalam, pukul bantal
 Verbal: atau kasur, olah
mengungkapkan raga.
perasaan  Verbal:
kesal/jengkel pada mengungkapkan
orang lain tanpa bahwa dirinya
menyakiti sedang kesal
 Spiritual: zikir/doa, kepada orang lain.
meditasi sesuai  Sosial: latihan
agamanya asertif dengan
orang lain.
7. Setelah 1x interaksi Spiritual: sembahyang/doa,
keluarga: zikir, meditasi, dsb sesuai
 cara merawat klien keyakinan agamanya
dengan perilaku masing-masing
kekerasan
 Mengungkapkan 7. 1. Diskusikan cara yang
rasa puas dalam mungkin dipilih dan
merawat klien anjurkan klien memilih
Menjelaskan cara yang mungkin untuk
mengungkapkan
kemarahan.
8. Setelah 3x interaksi
pertemuan klien dapat 7.2. Latih klien
menjelaskan: memperagakan cara yang
dipilih:
 Manfaat minum
obat q. Peragakan cara
 Kerugian tidak melaksanakan cara
minum obat yang dipilih.
 Nama obat r. Jelaskan manfaat cara
 Bentuk dan warna tersebut
obat s. Anjurkan klien
 Dosis yang menirukan peragaan
diberikan yang sudah dilakukan.
kepadanya t. Beri penguatan pada
 Waktu pemakaian klien, perbaiki cara
 Cara pemakaian yang masih belum
 Efek yang sempurna
dirasakan 7.3. Anjurkan klien
menggunakan cara yang
8. Setelah 1x sudah dilatih saat
pertemuan klien marah/jengkel
menggunakan obat
8.1. Diskusikan pentingnya
sesuai program
peran serta keluarga sebagai
pendukung klien untuk

perilaku kekerasan.

8.2. Diskusikan potensi


keluarga untuk
membantu klien
mengatasi perilaku
kekerasan

8.3. Jelaskan pengertian,


penyebab, akibat dan
cara merawat klien
perilaku kekerasan yang
dapat dilaksanakan oleh
keluarga.

8.4. Peragakan cara merawat


klien (menangani
perilaku kekerasan)

8.5.Beri kesempatan keluarga


untuk memperagakan
ulang

8.6. Beri pujian kepada


keluarga setelah
peragaan

8.7. Tanyakan perasaan


keluarga setelah mencoba
cara yang dilatihkan
9.1. Jelaskan manfaat
menggunakan obat
secara teratur dan
kerugian jika tidak
menggunakan obat

9.2. Jelaskan kepada klien:

u. Jenis obat (nama,


warna dan bentuk obat)
v. Dosis yang tepat untuk
klien
w. Waktu pemakaian
x. Cara pemakaian
y. Efek yang akan
dirasakan klien
9.3. Anjurkan klien:

z. Minta dan
menggunakan obat
tepat waktu
aa. Lapor ke
perawat/dokter jika
mengalami efek yang
tidak biasa
Beri pujian terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny S
Umur : 43 th

Hari /
Implementasi Evaluasi
tanggal

Senin Data : S:
10/10/2016 DS : Pasien mengatakan sering Pasien mengatakan mendengar
(SP I) mendengar bisikan suara saat ingin tidur suara atau bisikan yang isinya
dan sholat, isi suara tersebut yaitu pasien disuruh untuk sholat.
menyuruh untuk sholat, suara tersebut Pasien mendengar suara tersebut
kadang muncul kadang tidak, suara itu saat ingin sholat dan tidur, suara
muncul lamanya biasa 5 detik. tersebut bisa muncul sehari bisa
DO : Klien saat interaksi kadang 3 x dan lamanya -/+ 5 detik.
ketawa sendiri dan sering mondar- Respon pasien untuk
mandir, kadang bicara sendiri. mengontrol halusinasinya
Tx : dengan berkluyuran dan
1. Membina hubungan saling berbicara sendiri.
percaya Pasien mengatakan mau
2. Membantu klien untuk dalam diajarkan mengontrol
mengenal halusinasinya ( isi, halusinasinya dengan cara
situasi, frekuensi, durasi, dan menghardik, dan prasaan pasien
respon) setelah di ajarkan sedikit lebih
3. Membantu klien untuk nyaman
mengontrol halusinasinya dengan
cara pertama yaitu menghardik. O:
RTL: Mengajarkan pasien untuk pasien tampak tenang, kontak
menghardik suara palsu. mata sedikit menurun, bicara
Membuat kontrak waktu untuk kurang jelas, pasien mau di ajak
pertemuan SP II komunikasi, pasien tampak
mempraktikan cara mengontrol
halusinasinya secara mandiri
dengan baik
A:
Halusinasi dengar
P:
Mengahardik setiap mendengar
suara palsu.

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Pan. 2014. Konsep Halusinasi Dan Strategi Pelaksanaan Halusinasi.


www.academia.edu diakses Oktober 2016.

Yusalia, Refiazka. 2015. Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan


Halusinasi. www.academia.edu diakses Oktober 2016

Zelika, Alkhosiyah A. Dermawan, Deden. 2015. Kajian Asuhan Keperawatan


Jiwa Halusinasi Pendengaran Pada Sdr. D Di Ruang Nakula Rsjd
Surakarta. Jurnal Poltekkes Bhakti Mulia.

Darmaja, I Kade. 2014. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn.
“S” Dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Diruang
Kenari Rsj Dr. Radjiman Wedioningrat Lawang Malang. Program Studi
Profesi (Ners) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti Indonesia
Banyuwangi
Pambayun, Ahlul H. 2015. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. S Dengan
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Ruang 11 (Larasati)
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Asuhan Keperawatan Psikiatri
Akademi Keperawatan Widya Husada Semarang.
.”

Anda mungkin juga menyukai