Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA DENGAN HALUSINASI

Tn.F dibawa keluarga pada tanggal 8 September 2019 ke RSJ karena klien sering mengamuk
dan keluyuran. Klien sering marah-marah sambil memukul tembok dan orang yang berada
disekitarnya. Tn.F mengalami perubahan setelah anaknya meninggal, klien sering mendengar
suara atau bisikan yang menyuruh klien untuk sholat Klien juga mengatakan bahwa keluarga
tidak ada yang mengalami sakit seperti klien. setiap harinya Tn.F sebagai pakruh harian yang
memiliki satu orang anak.

Ruang Rawat :4(K)


Tanggal Dirawat : 8 September 2019
A. Identitas Klien
Nama : Tn.F
Umur : 51 th
Alamat : Desa A
Pekerjaan : Buruh Harian
Tgl Pengkajian : 8 September 2019
Dx Medis : Depresi berat dengan gangguan psikotik
B. Alasan Masuk dan Faktor Presipitasi
Keluarga klien mengatakan satu minggu sebelum masuk rumah RSJ klien merasa
mendengar suara atau bisikan yang menyuruh klien untuk selalu sholat. Sering
melamun dan berbicara sendiri. Klien sering keluyuran dan berteriak-teriak saat
mendengar bisikan. Klien marah-marah sambil memukul tembok dan orang yang
disekitarnya.
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya Tidak

Klien mengatakan semenjak anaknya meninggal klien sering mendengar suara atau
bisikan yang menyuruh klien untuk sholat. Klien baru pertama kali dirawat di RSJ.
sebelum dirawat di RSJ klien hanya mendapatkan obat dari dokter terdekat. Klien juga
mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti ini.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
TD : 140/90 mmHg HR : 82 Kali /menit
S : 37, 4 ° C RR : 24 kali /menit
2. Antropometri
BB : 59 kg TB : 168 cm
E. Psikososial
1. Konsep Diri
a. Citra diri
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Saat ditanya bagian
tubuh yang paling disukai adalah jari tangannya.
b. Identitas diri
Klien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama, dan alamat rumah). Klien
mengatakan setiap harinya ia bekerja sebagai buruh harian.
c. Peran diri
Sebelum sakit dirumah klien mempuyai tanggung jawab sebagai Kepala
Rumah tangga. Klien dapat melakukan pekerjaannya sendiri, tapi setelah
dirawat di RSJ klien tidak melakukan aktivitas seperti dirumah.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul dengan keluarga seperti
dulu. Klien juga mengatakan ingin segera pulang dan tidak ingin lagi
nmendengar suatu suara atau bisikan-bisikan.
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa percaya diri dengan dirinya. Klien juga mengatakan
dia mampu menggasuh anaknya dengan baik. Dan mampu melakukan
pekerjaan Buruh Harian dengan baik. Klien mengatakan tidak ada gangguan
dengan harga dirinya.
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan sebelum anaknya meninggal yaitu orang terdekatnya adalah
kedua dua anaknya karena sering bertemu dirumah, namun setelah anak yang
pertama meninggal klien hanya dekat dengan anaknya yang ke 2.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Sebelum dirawat di RSJ sering bergaul dengan bapak-bapak sekitar rumahnya,
namun setelah dirwat di RSJ klien tidak mau bergaul dengan klien lainnya
karena alasannya malu dengan kondisinya, klien tampak sering menyendiri,
kontak mata klien kurang saat berinteraksi dan klien sering melamun.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan merasa kehilangan anak pertama yang menjadikan tidak
mau bergaul dengan orang lain.
3. Spiritual
Klien mengatakan sebelum sakit rajin sholat 5 waktu dan sering mengikuti majlis
ta’lim di kampungnya, setelah dirawat di RSJ klien tetap rajin sholat 5 waktu.
F. Status Mental
1. Penampilan
Rapi

Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penampilan dalam cara berpakaian rapi dan sesuai, postur tubuh sedang, rambut ikal
agak panjang, ekspresi wajah kadang serius saat bercerita, cara berjalan baik, klien
saat duduk bersama teman-temanya terkadang hanya melamun.
2. Pembicaraan
Cepat Apatis
Keras √ Lambat
Gagap Membisu
Inkoherensi Tidak mampu memulai pembicaraan
Klien dalam berbicara intonasinya kurang jelas dan pelan, dalam pembicaraan sesuai
atau nyambung dengan pertanyaan, klien terkadang terdiam ditengah pembicaraan
seperti mendengar sesuatu.
3. Aktivitas Motorik
Fleksibilitas serea TIK
Tegang Grimasem
Gelisah Tremor

Agitasi Kompulsif
Automatisma Common Automatisma
Negativisme
Klien tampak mau melakukan aktivitas sehari-hari di RSJ secara mandiri, saat
berinteraksi tampak klien mengerak-gerakkan tanganya, tangannya tampk seperti
mengepal. Masalah Keperawatan : Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
4. Alam Perasaan
Sedih

Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Klien mengatakan masih mendengar suara suara bisikan yang menggangunya, klien
mengatakan terkadang merasa sedih dengan keadaannya sekarang, yang tidak bisa
berkumpul dengan keluarga seperti dahulu.
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Saat di wawancari kadang klien menunjukan ekspresi mendengar sesuatu, respon
emosional klien sudah stabil, klien tenang saat diakukan interaksi.
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Kontak mata kurang
Curiga
Klien mampu menjawab semua pertanyaan yang di ajukan dengan sesuai/ baik,
kontak mata dengan klien perawat sedikit kurang, klien cenderung menatap kedepan
padahal perawat ada di sampingnya, pembicaraan klien keheranan saat ditanyai,
kadang klien terdiam sebentar seperti mendengar sesuatu.
7. Persepsi
Halusinasi/ilusi
Pendengaran

Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidung
Klien mengatakan sering mendengar bisikan suara saat ingin tidur dan sholat, isi
suara tersbut yaitu menyuruh klien untuk sholat, suara tersebutt kadang muncul
kadang tidak, suara itu muncul lamanya biasa 5 detik, respon klien untuk mengontrol
halusinasinya tersebut hanya dengan cara berkeluyuran dan bicara sendiri.
G. Kebutuhan persiapan pulang
1. Makan
Makanan disiapkan oleh perawat di rumah sakit klien mau makan 3x sehari 1
porsi habis, klien dapat makan sendiri.
2. BAB/BAK
Klien BAB 1 hari sekali kalau dirumah, selama di rumah sakit klien BAB 1kali
sehari dan dapat dilakukan ditoilet dan BAK 4-5 x/hari dan dapat dilakukan
sendiri di toilet.
3. Mandi
Klien mengatakan sehari mandi 2-3 x/hari dan dapat melakukan sendiri di kamar
mandi memakai sabun tetapi tidak handukan , gosok gigi 1 kali sehari dapat
dilakukan sendiri di kamar mandi.
4. Berpakaian/berhias
Klien mampu menggunakan baju sendiri, ganti pakaian 1 kali dalam 2 atau 3 hari
sekali.
5. Istirahat Tidur
Klien mengatakan tidur sekitar jam 21.00 wib & kadang-kadang terbangun
ditengah malam, serta gelisah karena sering mendengar suara bisikan.
6. Penggunaan obat
Klien minum obat yang diberikan oleh perawat dan dimonitor oleh perawat , klien
selalu meminum obatnya sampai habis, klien mengatakan mendapatkan obat
sejumlah 2.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan ingin segera pulang, klien mengatakan jika nanti sudah pulang
klien akan ingin minum obat yang akan diberikan oleh rumah sakit, dan klien
mengatakan bila sudah keluar dari rumah sakit klien tidak mau dibawa ke RSJ.
8. Aktifitas dalam rumah
Klien mengatakan di rumah melakukan pekerjaan rumah.
9. Aktifitas di luar Rumah
Klien mengatakan tidak suka kegiatan diluar rumah.
H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping saat ini klien yaitu maladaptif, klien menghindar dari orang lain.
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah berhubungan dengan lingkungan, klien tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain
J. Kurang pengetahuan tentang
Klien mengatakan ada masalah dengan lingkungan, klien tidak suka berbicara dengan
orang lain dan lebih suka di rumah.
ANALISA DATA

N DATA FOKUS MASALAH


O
1. DS:
Klien mengatakan sering mendengar Gangguan persepsi sensori:
bisikan suara saat ingin tidur dan halusinasi pendengaran
sholat, isi suara tersebut yaitu
menyuruhnya untuk sholat, suara
tersebut kadang muncul kadang tidak,
suara itu muncul lamanya biasa 3- 5
detik
DO:
Klien saat interaksi kadang ketawa
sendiri dan sering mondar-mandir,
kadang bicara sendiri.
2. DS:
Klien mengatakan kadang saat Resiko mencederai diri, orang lain,
mendengar bisikan “cepat sholat” dan lingkungan sekitar
rasanya ingin marah dan saat tidak
terkontrol langsung memukul tembok
DO:
Klien tampak gelisah, tangan klien
kadang tampak mengepal dan ingin
memukul sesuatu

Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
2. Resiko menciderai diri orang lain dan lingkungan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Dx Perencanaan
No
Tgl Keperawata Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Dx
n

Gangguan TUM: Klien Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan saling


sensori dapat mengontrol klien menunjukkan tanda percaya dengan
persepsi: halusinasi yang – tanda percaya kepada menggunakan prinsip
halusinasi dialaminya perawat : komunikasi terapeutik :
pendengaran Tuk 1 : 1. Ekspresi wajah a. Sapa klien dengan
bersahabat. ramah baik verbal
Klien dapat
2. Menunjukkan maupun non verbal.
membina
rasa senang. b. Perkenalkan nama,
hubungan saling
3. Ada kontak mata. nama panggilan dan
percaya
4. Mau berjabat tujuan perawat
tangan. berkenalan.
5. Mau c. Tanyakan nama
menyebutkan lengkap dan nama
nama. panggilan yang disukai
6. Mau menjawab klien.
salam. d. buat kontrak yang
7. Mau duduk jelas.
berdampingan e. Tunjukkan sikap jujur
dengan perawat. dan menepati janji
8. Bersedia setiap kali interaksi.
mengungkapkan f. Tunjukan sikap empati
masalah yang dan menerima apa
dihadapi. adanya.
g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kepaktuhan dasar
klien.
h. Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien.
i. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
klien.
TUK 2 : Setelah 1x interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering
Klien dapat menyebutkan : dan singkat secara
mengenal 1. Isi bertahap
halusinasinya 2. Waktu 2.2. Observasi tingkah
3. Frekunsi laku klien terkait
4. Situasi dan dengan halusinasi
kondisi yang pendengarannya
menimbulkan menemukan klien yang
halusinasi sedang halusinasi:
1. Tanyakan apakah
klien mengalami
sesuatu ( halusinasi
pendengaran )
2. Jika klien menjawab
ya, tanyakan apa
yang sedang
dialaminya
3. Katakan bahwa
perawat percaya klien
mengalami hal
tersebut, namun
perawat sendiri tidak
mengalaminya
( dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
4. Katakan bahwa ada
klien lain yang
mengalami hal yang
sama.
5. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
2.3 Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya
pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien :

1. Isi, waktu dan


frekuensi terjadinya
halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang – kadang )
2. Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
2. Setelah 1x interaksi 2.1 Diskusikan dengan klien
klien menyatakan apa yang dirasakan jika
perasaan dan terjadi halusinasi dan beri
responnya saat kesempatan untuk
mengalami mengungkapkan
halusinasi : perasaannya.
 Marah 2.2 Diskusikan dengan klien
 Takut apa yang dilakukan untuk
 Sedih mengatasi perasaan
 Senang tersebut.
 Cemas 2.3 Diskusikan tentang
 Jengkel dampak yang akan
dialaminya bila klien
menikmati halusinasinya.

TUK 3 : 3.1. Setelah 1x 3.1 Identifikasi bersama


Klien dapat interaksi klien klien cara atau tindakan
mengontrol menyebutkan yang dilakukan jika
halusinasinya tindakan yang terjadi halusinasi (tidur,
biasanya dilakukan marah, menybakan diri
untuk mengendalikan dll)
halusinasinya 3.2 Diskusikan cara yang
3.2. Setelah 1x digunakan klien,
interaksi klien  Jika cara yang
menyebutkan cara digunakan adaptif beri
baru mengontrol pujian.
halusinasi  Jika cara yang
digunakan maladaptif
3.3. Setelah 1x diskusikan kerugian
interaksi klien dapat cara tersebut
memilih dan 3.3 Diskusikan cara baru
memperagakan cara untuk memutus/
mengatasi halusinasi mengontrol timbulnya
nya halusinasi :
1. Katakan pada diri
3.4. Setelah 1x sendiri bahwa ini tidak
interaksi klien nyata ( “saya tidak
melaksanakan cara mau dengar/ lihat/
yang telah dipilih penghidu/ raba /kecap
untuk mengendalikan pada saat halusinasi
halusinasinya terjadi)
3.5. Setelah 1x 2. Menemui orang lain
pertemuan klien (perawat/teman/anggot
mengikuti terapi a keluarga) untuk
aktivitas kelompok menceritakan tentang
halusinasinya.
3. Membuat dan
melaksanakan jadwal
kegiatan sehari hari
yang telah di susun.
4. Meminta
keluarga/teman/
perawat menyapa jika
sedang berhalusinasi.
3.4 Bantu klien memilih cara
yang sudah dianjurkan
dan latih untuk
mencobanya.
3.5 Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang
dipilih dan dilatih.
3.6 Pantau pelaksanaan yang
telah dipilih dan dilatih ,
jika berhasil beri pujian
3.7 Anjurkan klien
mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi
realita, stimulasi persepsi

TUK 4 : 4.1 Setelah 1x pertemuan 4.1 buat kontrak dengan


Klien dapat keluarga, keluarga keluarga untuk pertemuan
dukungan dari menyatakan setuju ( waktu, tempat dan
keluarga dalam untuk mengikuti topik )
mengontrol pertemuan dengan 4.2 Diskusikan dengan
halusinasinya perawat keluarga ( pada saat
4.2 Setelah 1x interaksi pertemuan keluarga/
keluarga kunjungan rumah)
menyebutkan a. Pengertian halusinasi
pengertian, tanda dan b. Tanda dan gejala
gejala, proses halusinasi
terjadinya halusinasi c. Proses terjadinya
dan tindakan untuk halusinasi
mengendali kan d. Cara yang dapat
halusinasi dilakukan klien dan
keluarga untuk
memutus halusinasi
e. Obat- obatan
halusinasi
f. Cara merawat anggota
keluarga yang
halusinasi di rumah
( beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri,
makan bersama,
bepergian bersama,
memantau obat –
obatan dan cara
pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi )
g. Beri informasi waktu
kontrol ke rumah
sakit dan bagaimana
cara mencari bantuan
jika halusinasi tidak
tidak dapat diatasi di
rumah
TUK 5 : 5.1 Setelah 1x interaksi 5.1 Diskusikan dengan klien
Klien dapat klien menyebutkan; tentang manfaat dan
memanfaatkan 1. Manfaat minum kerugian tidak minum
obat dengan baik obat obat, nama , warna, dosis,
2. Kerugian tidak cara , efek terapi dan efek
minum obat samping penggunan obat.
3. Nama,warna,dosi 5.2 Pantau klien saat
s, efek terapi dan penggunaan obat.
efek samping 5.3 penggunakan obat dengan
obat benar.
5.2 Setelah 1x interaksi 5.4 Diskusikan akibat
klien berhenti minum obat
mendemontrasikan tanpa konsultasi dengan
penggunaan obat dgn dokter.
benar 5.5 Anjurkan klien untuk
5.3 Setelah 1x interaksi konsultasi kepada
klien menyebutkan dokter/perawat jika terjadi
akibat berhenti hal – hal yang tidak di
minum obat tanpa inginkan .
konsultasi dokter

Resiko TUM: Klien 1. Setelah 1 x pertemuan 1. Bina hubungan saling


Perilaku dapat mengontrol klien menunjukkan percaya dengan:
Kekerasan perilaku tanda-tanda percaya a. Beri salam setiap
kekerasan kepada perawat: berinteraksi.
 Wajah cerah, b. Perkenalkan nama,
TUK:
tersenyum nama panggilan
1. Klien dapat  Mau berkenalan perawat dan tujuan
membina  Ada kontak mata perawat
hubungan  Bersedia berinteraksi
saling percaya menceritakan c. Tanyakan dan

perasaan panggil nama


2. Klien dapat
kesukaan klien
mengidentifik 2. Setelah 1x pertemuan
klien menceritakan d. Tunjukkan sikap
asi penyebab
penyebab perilaku empati, jujur dan
perilaku
kekerasan yang menepati janji
kekerasan
dilakukannya: setiap kali
yang
dilakukannya  Menceritakan berinteraksi
penyebab perasaan e. Tanyakan perasaan
3. Klien dapat
jengkel/kesal baik klien dan masalah
mengidentifik
dari diri sendiri yang dihadapi klien
asi tanda-
maupun f. buat kontrak
tanda perilaku
lingkungannya interaksi yang jelas
kekerasan
3. Setelah 1x pertemuan g. Dengarkan dengan
4. Klien dapat klien menceritakan penuh perhatian
mengidentifik tanda-tanda saat ungkapan perasaan
asi jenis terjadi perilaku klien
perilaku kekerasan 2. Bantu klien
kekerasan  Tanda fisik : mata mengungkapkan
yang pernah merah, tangan perasaan marahnya:
dilakukannya mengepal, ekspresi a. Motivasi klien
tegang, dan lain- untuk menceritakan
5. Klien dapat
lain. penyebab rasa kesal
mengidentifik
 Tanda emosional : atau jengkelnya
asi akibat
perasaan marah, b. Dengarkan tanpa
perilaku
jengkel, bicara menyela atau
kekerasan
kasar. memberi penilaian
6. Klien dapat  Tanda sosial : setiap ungkapan
mengidentifik bermusuhan yang perasaan klien
asi cara dialami saat terjadi 3. Bantu klien
konstruktif perilaku kekerasan. mengungkapkan
dalam 4. Setelah 1x pertemuan tanda-tanda perilaku
mengungkapk klien menjelaskan: kekerasan yang
an kemarahan  Jenis-jenis ekspresi dialaminya:

kemarahan yang a. Motivasi klien


7. Klien dapat
selama ini telah menceritakan
mendemonstr
dilakukannya kondisi fisik (tanda-
asikan cara
 Perasaannya saat tanda fisik) saat
mengontrol
melakukan perilaku kekerasan
perilaku
kekerasan terjadi
kekerasan
b. Motivasi klien
8. Klien  Efektivitas cara menceritakan
mendapat yang dipakai kondisi emosinya
dukungan dalam (tanda-tanda
keluarga menyelesaikan emosional) saat
untuk masalah terjadi perilaku
mengontrol kekerasan
5. Setelah 1x pertemuan
perilaku c. Motivasi klien
klien menjelaskan
kekerasan menceritakan
akibat tindak
kondisi hubungan
9. Klien kekerasan yang
dengan orang lain
menggunakan dilakukannya
(tanda-tanda sosial)
obat sesuai
 Diri sendiri : saat terjadi perilaku
program yang
luka, dijauhi kekerasan
telah
teman, dll 4. Diskusikan dengan
ditetapkan
klien perilaku
 Orang
kekerasan yang
lain/keluarga :
dilakukannya selama
luka, tersinggung,
ini:
6. Setelah 1x pertemuan a. Motivasi klien
klien : menceritakan jenis-
jenis tindak
 Menjelaskan
kekerasan yang
cara-cara sehat
selama ini pernah
mengungkapkan
dilakukannya.
marah
b. Motivasi klien
7. Setelah 1x pertemuan menceritakan
klien memperagakan perasaan klien
cara mengontrol setelah tindak
perilaku kekerasan: kekerasan tersebut
terjadi
 Fisik: tarik nafas
5. Diskusikan apakah
dalam, memukul
dengan tindak
bantal/kasur
kekerasan yang
dilakukannya masalah
 Verbal: yang dialami teratasi
mengungkapkan 6. Diskusikan dengan
perasaan klien akibat negatif
kesal/jengkel (kerugian) cara yang
pada orang lain dilakukan pada:
tanpa menyakiti a. Diri sendiri
 Spiritual: b. Orang lain/keluarga
zikir/doa, c. Lingkungan
meditasi sesuai 7. Diskusikan dengan
agamanya klien:
a. Apakah klien mau
8. Setelah 3x interaksi
mempelajari cara
pertemuan klien dapat
baru
menjelaskan:
mengungkapkan
 Manfaat minum
marah yang sehat
obat
b. Jelaskan berbagai
 Kerugian tidak
alternatif pilihan
minum obat
untuk
 Nama obat
mengungkapkan
 Bentuk dan warna marah selain
obat perilaku kekerasan
 Dosis yang yang diketahui
diberikan klien.
kepadanya c. Jelaskan cara-cara
 Waktu pemakaian sehat untuk
 Cara pemakaian mengungkapkan
 Efek yang marah:
dirasakan  Cara fisik: nafas
9. Setelah 1x pertemuan dalam, pukul bantal
klien menggunakan atau kasur, olah
obat sesuai program raga.
 Verbal:
mengungkapkan
bahwa dirinya
sedang kesal
kepada orang lain.
 Sosial: latihan
asertif dengan
orang lain.
 Spiritual:
sembahyang/doa,
zikir, meditasi, dsb
sesuai keyakinan
agamanya masing-
masing
8.1 Jelaskan manfaat
menggunakan obat
secara teratur dan
kerugian jika tidak
menggunakan obat
8.2 Jelaskan kepada klien:
 Jenis obat (nama,
warna dan bentuk
obat)
 Dosis yang tepat
untuk klien
 Waktu pemakaian
 Cara pemakaian
 Efek yang akan
dirasakan klien
9.1 Anjurkan klien:
 Minta dan
menggunakan obat
tepat waktu
 Lapor ke
perawat/dokter jika
mengalami efek
yang tidak biasa
9.2 Beri pujian terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama klien : Tn.F

Umur : 51 th

Hari /
Implementasi Evaluasi
tanggal

Minggu Data : S: Klien mengatakan mendengar


8/9/2019 DS : Klien mengatakan sering suara atau bisikan yang isinya klien
(SP I) mendengar bisikan suara saat ingin disuruh untuk sholat. Klien
tidur dan sholat, isi suara tersebut mendengar suara tersebutt saat ingin
yaitu menyuruh untuk sholat, suara sholat dan tidur, suara tersebut bisa
tersebutt kadang muncul kadang muncul sehari bisa 3 x dan lamanya -/
tidak, suara itu muncul lamanya + 5 detik. Respon klien untuk
biasa 5 detik. mengontrol halusinasinya dengan
DO : Klien saat interaksi kadang berkluyuran dan berbicara sendiri.
ketawa sendiri dan sering mondar- Klien mengatakan mau diajarkan
mandir, kadang bicara sendiri. mengontrol halusinasinya dengan
Tx : cara menghardik, dan prasaan klien
1. Membina hubutngan saling setelah di ajarkan sedikit lebih
percaya nyaman
2. Membantu klien untuk
O: Klien tampak tenang, kontak mata
dalam mengenal
sedikit menurun, bicara kurang jelas,
halusinasinya ( isi, situasi,
klien mau di ajak komunikasi, klien
frekuensi, durasi, dan
tampak mempraktikan cara
respon)
mengontrol halusinasinya secara
3. Membantu klien untuk
mandiri dengan baik
mengontrol halusinasinya
A: Halusinasi dengar
dengan cara pertama yaitu
P : Mengahardik setiap mendengar
menghardik.
suara palsu.
RTL: Mengajarkan klien untuk
menghardik suara palsu.
Membuat kontrak waktu untuk
pertemuan SP II
STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI

SP 1

1. Orientasi

Salam Terapeutik : “Selamat pagi, Assalamualaikum bapak, bolehkah saya berkenalan


dengan bapak? Nama saya Agustian. Panggil saja saya agus pak, Saya mahasiswa
keperawatan Poltekkes Pangkalpinang. Saya sedang praktek disini dari pukul 07.00 WIB
sampai dengan pukul 14.00 WIB siang. Kalau boleh saya tau nama bapak siapa dan senang
dipanggil siapa?”

Validasi : “Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada
keluhan atau tidak?”

Kontrak : “Apakah bapak tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut bapak
sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang
selama ini bapak dengar tetapi tidak tampak wujudnya? Berapa lama kira-kira kita bisa
ngobrol? Bapak maunya berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa? Dimana kita
duduk? Di teras? Di kursi panjang itu? Atau mau dimana?”
2. Kerja :

“Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?
Apakah bapak melihat sesuatu /orang/bayangan/makhluk? Seperti apa yang kelihatan?
Apakah terus menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja? Kapan paling
sering bapak melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut? Berapa kali sehari bapak
mengalaminya? Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri? Apa yang bapak rasakan pada
saat mendengar suara itu? Apa yang bapak rasakan pada saat melihat sesuatu? Apa yang
bapak lakukan saat melihat sesuatu tersebut? Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara
tersepakt? Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang? Bagaimana kalau kita
belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan supaya tidak muncul?

“ Bapak ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua, minum obat dengan teratur. Ketiga, dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Keempat, melakukan kegiatan sesuai jadwal. Bagaimana kalau kita belajar
1 cara dulu, yaitu dengan menghardik. Caranya seperti ini, saat suara-suara itu muncul
langsung bapak bilang pergi saya tidak mau dengar..saya tidak mau dengar kamu suara
palsu. Begitu di ulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba bapak peragakan!
Nah begitu..bagus! coba lagi! Iya bagus bapak sudah bisa.”

3. Terminasi :

“Bagaimana perasaan bapak dengan obrolan kita tadi? Bapak merasa senang tidak dengan
latihan tadi? Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang bapak simpulkan pembicaraan
kita tadi? Coba sepaktkan cara untuk mencegah suara agar tidak muncul lagi. Kalau suara-
suara itu muncul lagi, silahkan bapak coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita pakat jadwal
latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?”

“bapak, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara minum obat yang teratur. Kira-
kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalu besok jam 09.00 WIB, bisa? Kira-kira tempat yang
enak untuk kita ngobrol dimana ya, apa masih disini atau cari tempat yang nyaman? Sampai
jumpa besok. Assalamualaikum.”

Anda mungkin juga menyukai