Anda di halaman 1dari 36

TUGAS TAKEHOME MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA

DENGAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HALUSINASI

OLEH :
SHANTY MARIA LISSANORA FERNANDA
NIM : 211211970

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTI JAYA PADANG

TAHUN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

A. Pengkajian
I. Identitas Klien
Inisial, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Alamat, Tgl. Dirawat, Tgl. Pengkajian,
No. MR, Informan

II. Keluhan Saat Ini


Adanya keluhan gelisah, emosi labil, marah tanpa sebab, mengganggu
lingkungan dan duduk di depan rumah orang lain tidak kenal waktu, mendengar
suara-suara bisikian, klien banyak bermenung, bicara ngaur dan ketawa-ketawa
sendiri, bernyanyi-nyanyi tengah malam.
Saat pengkajian, klien akan mengatakan sering mendengar bisik-bisikan, saat
klien bermenung dan melihat bayangan-bayangan yang mengajak klien untuk
berjalan-jalan. Bayang-bayangan tersebut datangnya saat pagi dan malam hari
saat klien sendirian. Klien mengatakan jika suara-suara dan bayang-bayangan
tersebut datang klien mengikuti bayangan tersebut dan menikmati suara-suara
tersebut. Klien mengatakan terkadang jika mendengar suara-suara bisikan
tersebut klien akan marah dan memukul mukul namun, rasa takut dan kesal
membuat klien malas untuk berada dirumah dan lebih suka duduk dirumah
orang. Klien mengatakan jika marah akan menangis dan sesekali memukul
barang-barang.

III. Faktor Predisposisi


1. Gangguan Jiwa dimasa Lalu
Klien akan mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu dan
klien pernah di rawat, adanya trauma masa lalu yang selalu membebani
pikiran klien dan klien tidak bisa terima dan tidak bisa mencari jalan
solusinya, mengakibatkan klien banyak bermenung sendiri dan tertawa-
tawa sendiri seperti tidak percaya dengan kenyataan hidup yang akan
dijalani. Biasanya klien agak susah makan obat.
2. Pengobatan Sebelumnya
Klien biasanya pernah dirawat beberapa kali di RSJ dan minum obat secara

1
teratur. Namun dengan klien tidak teratur minum obat maka penyakit klien
akan kambuh kembali dan Trauma yang dialaminya akan selalu
membayang di pikirannya
3. Dilakukan pembahasan tentang riwayat trauma yang dialami klien yang
biasanya pencetus klien mengalami gangguan jiwa
a. Aniaya Fisik.
b. Aniaya Seksual.
c. Penolakan.
d. Kekerasan dalam Keluarga
e. Tindakan Kriminal

Masalah Keperawatan : Respon


pasca trauma
4. Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa
Biasanya tidak tergantung ada atau tidaknya anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa seperti klien.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
5. Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Menyenangkan
Biasanya mempunyai pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Masalah Keperawatan : Gangguan proses keluarga
6. Biasanya klien mempunyai masalah dalam keluarga

IV. Pemeriksaan Fisik


1. Tanda tanda vital, Keluhan Fisik lainnya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

V. Psikososial

1. Genogram

2
: laki- laki : Klien

: perempuan : Hubungan keluarga

: Meninggal --------- : Tinggal serumah

Genogram di atas merupakan genogram 3 generasai

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan


2. Konsep diri
a. Citra Tubuh : biasanya klien menyukai seluruh anggota tubuhnya dan
klien sangat berterimakasih kepada Allah SWT telah memberikan
kelengkapan anggota tubuhnya.
b. Identitas Diri : Posisi klien dalam keluarga dan latar belakang pendidikan
sekolah terakhir klien dan Status perkawinan klien
c. Peran Diri : klien berperan apapun dalam keluarga. tugas nya di rumah
tetaplah mengurus rumah dan mengantar anak ke sekolah. Namun
perannya juga yang terkadang membuat klien mengalami gangguan
katena danya tekanan
d. Ideal diri : Harapan klien selalu ingin sembuh dari penyakitnya agar bisa
melakukan kegiatan seperti biasanya. Jika dirawat klien ingin cepat
pulang dan ingin mengurus rumah tangga dan anak-anaknya.
e. Harga diri : klien merasa selalu tidak di hargai. Klien sering merasa sedih
karena sering disalahkan, Kadang klien merasa tidak berarti bagi
keluarganya.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Tempat klien menceritakan segala sesuatunya yang dirasakan dan
dialaminya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien biasanya ikut peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat

3
seperti mengikuti arisan dan sesekali klien mengikuti pengajian di sekitar
rumah. Tidak ada kendala dalam bersosialisasi
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mempunyai kepercayaan terhadap ajaran agama yang di
anutnya, adanya Allah SWT. Pandangan dan keyakinan klien terhadap
gangguan Jiwa sesuai dengan norma dan budaya yang di anut
b. Kegiatan ibadah
Klien biasanya baik di rumah maupun dirawat ada mengerjakan sholat 5
waktu sehari semalam dan mengerjakan kegiatan ibadah lainnya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

VI. Status Mental


1. Penampilan
Biasanya klien kurang rapi. Penampilannya dari ujung kepala sampai ujung
kaki kurang rapi atau bahkan sebaliknya baju tampak bersih dan diganti,
penggunaan baju yang dipakai sesuai dengan alirannya dan tidak terbalik.
Rambut klien tidak di rapikan. kuku kurang bersih dan tidak rapi jika
dipotong.
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien biasanya jelas dan tampak kooperatif. Saat di lakukan
pengkajian, klien dapat menjawab dengan jelas. Isi pembicaraan klien sesuai
dengan topik pembicaraan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas Motorik:
Biasanya klien tampak gelisah. Klien sering meminta keluar dari kamar
dengan alasan bosan didalam kamar.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam perasaaan

4
klien mengatakan sedih jika dirawat, Karena klien tidak bisa bertemu dengan
keluarganya. Klien kalau di rumah bisa mengurus keluarganya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Afek
Afek klien tumpul. Biasanya klien hanya beraksi bila ada stimulus emosi
yang kuat. Misalnya klien akan marah jika dimarahi dan dipukul oleh
suaminya. Klien melawan saat di pukul oleh suaminya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. lnteraksi selama wawancara
Saat wawancara klien koperatif. Kontak mata sulit dipertahankan dan jika
berbicara klien menatap lawan bicara namun sesekali menunduk.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
7. Persepsi
klien suka melihat bayangan-bayangan yang menuntunnya untuk melangkah.
Sering dialami klien pada pagi dan malam hari. Klien melihat bayangan
tersebut datang saat klien bermenung dan menyendiri. Klien merasa takut
saat bayangan itu datang. Klien mengatakan ada suara-suara bisikkan dan
klien akan merasa ketakutan dan sedih.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
Penglihatan
8. Proses Pikir
Pembicaraan klien tidak ada yang melompat-lompat dari satu topik ke topik
lain. Berbicara dengan klien nyambung. Klien kadang-kadang pembicaraan
klien ngaur dan tidak jelas disaat pembicaraan.
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
9. Isi Pikir
Saat di lakukan wawancara, klien dapat menjawabnya dengan cepat dan
nada sedikit keras. Terkadang klien berfikir dan menyampaikan
pendapatnya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
10. Tingkat kesadaran
Saat di lakukan wawancara klien dalam keadaan sadar (compos mentis).
Klien tidak ada mengalami gangguan kesadaran.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

5
11. Memori
Biasanya klien memiliki daya ingat yang bagus. Klien dapat mengingat
kejadian yang terjadi lebih dari 1 bulan. Selain itu, klien juga mampu
mengingat kemampuan yang terjadi 1 Minggu terakhir.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Biasanya klien memiliki kosentrasi yang bagus. Klien dapat mengulang
kembali pembicaraan yang telah di bicarakan. Klien juga mampu berhitung
yaitu klien dapat melakukan penambahan dan pengurangan.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
13. Kemampuan penilaian
Biasanya klien mampu mengambil keputusan sederhana seperti mandi dan
ganti baju. Klien mengatakan mandi terlebih dahulu dan setelah mandi klien
ganti baju.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
14. Daya tilik diri
Klien biasanya menyadari gejala penyakit yang ada pada dirinya. Klien tidak
mengingkari penyakit yang dideritanya dan klien mengetahui tentang
penyakitnya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1) Makan
Klien makan 3x sehari yaitu pagi, siang dan malam. Klien makan secara
teratur dan menghabiskan makan satu porsi dengan konsistensi nasi
biasa, lauk, sayur yang disediakan oleh rumah sakit. Klien makan secara
mandiri, bisa merapikan alat makan secara baik dan mandiri.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
2) BAB atau BAK
Klien mampu membersihkan wc setelah digunakan dan klien mampu
merapikan pakaian setelah kembali dari wc.

6
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

3) Mandi
Klien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Klien mencuci rambut
dipagi hari. Dan klien mengatakan suka mandi siang hari biasanya klien
mandi berulang-ulang atau tidak mandi sama sekali.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
4) Berpakaian
Klien berpakaian tidak rapi seperti kerah baju tidak rapi dan baju sering
basah.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
5) Istirahat dan Tidur
Klien biasanya tidur siang dan malam serta tidur akan terganggu bila
halusinasinya datang.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
6) Pemeliharaan kesehatan
Pemeliharaan kesehatan klien tidak mampu menjaga kesehatan seperti
minum obat teratur dan makan jika dirumah tidak teratur namun dirumah
sakit makan dan minum obat klien teratur.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
7) Aktifitas dalam rumah
Klien mengatakan aktivitas didalam rumah yang sering dilakukan yaitu
kegiatan ibu rumah tangga seperti menyapu, mencuci, mencuci piring,
dan mengerjakan semua pekerjaan rumah.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
8) Aktifitas luar rumah
Aktivitas diluar rumah yang sering dilakukan yaitu sesekali mengikuti
arisan dan wirid pengajian.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

VIII. Mekanisme Koping


1. Koping Adaptif
Jika ada masalah klien membicarakan masalahnya dengan keluarganya.

7
Klien mampu menyelesaikan masalahnya dengan keluarganya. Jika ada
masalah, klien di sarankan oleh keluarga untuk tarik nafas dalam. Jika ada
masalah klien tidak boleh marah.
2. Koping Maladaptif
Jika ada masalah dan ada sesuatu keinginannya tidak terpenuhi klien
cendrung marah dan emosi.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

VIII. Masalah Psikososial dan Lingkungan:


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Klien mengatakan tidak ada masalah di lingkungan tempat tinggalnya dan
klien suka bersosialisasi dengan teman dan tetangga umahnya.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien mengatakan tidak ada masalah berhubungan dengan lingkungan, klien
juga mengatakan mengikuti kegiatan masyarakat seperti arisan dan wirid
pengajian.
3. Masalah dengan pendidikan
Klien mengatakan tidak ada mengalami permasalahan di lingkungan
pendidikannya. Klien hanya tamat SMP karena orang tua dan keluarganya
kurang mampu.
4. Masalah dengan Pekerjaan
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan pekerjaan karena
klien sesehari hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
5. Masalah dengan perumahan
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan perumahan karena klien
merasa nyaman tinggal dirumahnya dan tetangga baik-baik.
6. Masalah dengan ekonomi
Klien mengatakan ada sedikit kesulitan ekonomi karena hanya
mengandalkan suami dan sedangkan klien hanya ibu rumah tangga yang
tidak menghasilkan uang
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam memperoleh pelayanan
kesehatan, jika ingin kontrol klien datang ke poliklinik RSJ

8
8. Masalah dengan Pekerjaan
Klien mengatakan tidak ada mengalami permasalahan di pekerjaan karena
klien hanya seorang ibu rumah tangga.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

X. Pengetahuan Kurang Tentang:


Klien memahami tentang masalah orang dengan gangguan jiwa (OODJ).
Klien juga memahami faktor penyebab gangguan jiwa. Klien mengetahui sistem
pendukungnya ketika sakit yaitu keluarganya yang mendukung pengobatan dan
perawatan klien.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

XI. Aspek Medik


Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid
Terapi Medik : Lorazepam (1x0,5mg),
Risperidon 3 ml (2x3mg),

B. Analisa Data
No Data Masalah
1. DO: klien tampak binggung, tertawa Gangguan persepsi
sendiri, tampak mondar mandir, sensori halusinasi :
tampak berbicara sendiri. penglihatan

DS: klien mengatakan ada melihat bayangan


yang menuntunnya untuk melangkah
tanta arah.

2. DO: klien tampak mudah tersinggung dan Resiko perilaku


marah jika ditanya tentang suaminya. kekerasan
Nada suara tinggi, mata melotot.

DS: klien mengatakan susah untuk


mengontrol rasa marah apabila ada yang
membuatnya emosi. Klien mengatakan
jengkel dan marah saat suaminya
memukulnya.

9
3. DO: klien tampak kurang rapi, gigi tampak Defisit perawatan diri
kuning

DS: klien mengatakan mandi tidak


memakai sabun, klien mengatakan
jarang gosok gigi

4. DO: Klien tampak sedih dan murung Gangguan proses


keluarga
DS: Klien mengatakan pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan yaitu klien sering
dimarahi ibunya.

5. DO: Klien sesekali menunduk, dan tidak ada Harga Diri Rendah
kontak mata
DS: klien mengatakan merasa tidak di hargai
oleh suaminya.
Klien mengatakan merasa sedih karena sering
disalahkan oleh suaminya hingga dipukul.
Klien mengatakan kadang klien merasa tidak
berarti bagi keluarganya.

XIII. Daftar Masalah


1. Gangguan persepsi sensori halusinasi : penglihatan
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Defisit perawatan diri
4. Gangguan proses keluarga
5. Harga Diri Rendah

10
XIV. Pohon Masalah
Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan persepsi sensori halusinasi : penglihatan

Harga Diri Rendah Defisit Perawatan Diri

Gangguan Proses Keluarga

XV. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori halusinasi : penglihatan
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Defisit perawatan diri

11
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan


Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Pasien mampu Setelah dilakukan 2-4 SP 1 pasien :
persepsi mengontrol x pertemuan 1. Identifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi,
sensori halusinasi diharapkan klien pencetus, perasaan, respon
: halusinasi sesuai strategi mampu mengontrol 2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi minum obat teratur ,
pelaksanaan halusinasi dengan cara meghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas sehari-hari
tindakan : 3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan minum obat teratur
keperawatan 1. Minum obat dan jelaskan 6 benar minum obat
secara teratur 4. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien
2. Dengan cara
latihan menghardik Sp 2 pasien :
3. Dengan cara 1. Evaluasi kegiatan minum obat, beri pujian
latihan bercakap- 2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
cakap 3. Masukkan pada jadwal kegiatan harian pasien
4. Dengan cara
latihan melakukan
aktivitas
sehari-hari
Sp 3 pasien
1. Evaluasi kegiatan latihan minum obat teratur dan latihan
menghardik
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

12
3. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian pasien

Sp 4 pasien :
1. Evaluasi kegiatan latihan minum obat, menghardik dan
bercakap- cakap. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian
3. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian pasien
Keluarga Setelah dilakukan Sp 1 keluarga
mampu pertemuan 2-4 x 1. Diskusikan masalah yang dirasakan merawat pasien halusinasi
mengenal pertemuan keluarga 2. Jelaskan pengertian, tanda gejala, dan proses terjadinya halusinasi
masalah mampu mengarahkan 3. Jelaskan cara merawat pasien halusinasi
halusinasi, pasien dalam 4. Latih cara merawat halusinasi :minum obat teratur
mampu mengontrol 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal. beri pujian
merawat halusinasi
pasien Sp 2 keluarga
halusinasi 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien
dengan baik, minum obat secara teratur, beri pujian
memanfaatkan 2. Jelaskan cara latihan menghardik
fasilitas 3. Latih cara menghardik
pelayanan 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal , beri pujian
kesehatan
untuk folow Sp 3 keluarga
up pasien 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/ melatih pasien
secara teratur minum obat teratur, menghardik, beri pujian
2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan

13
untuk mengontrol halusinasi
3. Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan pasien
terutama saat halusinasi
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal , beri pujian

Sp 4 keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien
minum obat teratur, menghardik, dan bercakap-cakap, beri pujian
2. Latih cara merawat pasien dengan mengontrol halusinasi
melalui kegiatan sehari-hari
3. Jelaskan follow up PKM tanda kambuh, rujukan
4. Anjurkan membantu pasien sesuai dengan jadwal dan berikan pujian
Resiko Pasien mampu Setelah dilakukan 2-4 SP 1 Pasien
perilaku mengontrol x pertemuan
kekerasan rasa marah diharapkan klien 1. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan
sesuai strategi mampu mengontrol dan akibat perilaku kekerasan
pelaksanaan rasa marah dengan cara 2. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik,
tindakan : minum obat secara teratur, verbal dan spiritual
keperawatan 1. .Minum obat secara 3. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik
teratur tarik napas dalam dan pukul bantal
2. Dengan cara latihan 4. Masukkan pada jadwal kegiatan harian
fisik tarik napas
dalam dan pukul SP 2 Pasien
bantal 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik tarik napas dalam dan pukul
3. Dengan cara latihan bantal. Beri pujian
verbal 2. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat

14
(mengungkapkan, teratur (jelaskan 6 benar minum obat, jenis, guna, dosis,
meminta dan frekuensi dan cara kontinuitas minum obat)
menolak dengan cara 3. Masukkan pada jadwal kegiatan harian
yang baik)
4. Dengan cara spiritual SP 3 Pasien
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1, 2 dan minum obat. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
verbal (mengungkapkan, meminta, menolak dengan cara
yang baik)
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 4 Pasien
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 dan minum obat serta
latihan verbal. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan spiritual
3. Masukkkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga Setelah dilakukan SP 1 Keluarga
mampu pertemuan 2-4 x
mengenal pertemuan keluarga 1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
masalah resiko mampu 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses
perilaku mengarahkan pasien terjadinya perilakun kekerasan
kekerasan, dalam mengontrol 3. Jelaskan cara merawat perilaku kekerasan‟
mampu perilaku kekerasan 4. Latih cara merawat perilaku kekerasan dengan latihan fisik 1,2
merawat 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
pasien
SP 2 Keluarga

15
perilaku 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/ melatih pasien
kekerasan latihan fisik 1,2. Beri pujian
dengan baik, 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
memanfaatkan 3. Latih cara memberikan/membimbing minum obat
fasilitas 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
pelayanan
kesehatan
untuk folow up SP 3 Keluarga
pasien secara
teratur
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien
latihan fisik 1,2 dan memberikan obat. Beri pujian
2. Latih cara membimbing verbal/bicara
3. Latih cara membimbing kegiatan spiritual
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

SP 4 Keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/ melatih pasien
latihan fisik 1,2 dan memberikan obat, verbal dan spiritual. Beri
pujian.
2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

16
Defisit Pasien mampu Setelah dilakukan 2-4 SP 1 Pasien
perawatan menjaga x pertemuan
diri kebersihan diharapkan klien 1. Identifikasi masalah perawatan diri, kebersihan diri,
diri sesuai mampu menjaga berdandan, makan/minum, BAB/BAK
strategi kebersihan diri dengan 2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
pelaksanaan cara : 3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri
tindakan 1. Mandi, sikat 4. Latih cara menjaga kebersihan diri mandi dan ganti pakaian,
keperawatan gigi, cuci rambut sikat gigi, cuci rambut, potong kuku,
dan potong kuku 5. Masukkan dalam jadwal kegiatan
2. Berdandan harian
yang benar
3. SP 2 Pasien
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian
Makan/minu 2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan setelah kebersihan
m yang benar diri, sisiran, rias muka untuk wanita
4. BAB/BAK 3. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
yang benar

17
SP 3 Pasien
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian
2. Jelaskan cara dan alat makan/minum yang baik
3. Masukkan pada jadwal kegiatan
harian

SP 4 Pasien
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan/minum.
Beri pujian
2. Jelaskan cara BAB/BAK yang baik
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga Setelah dilakukan SP 1 Keluarga
mampu pertemuan 2-4 x
mengenal pertemuan keluarga 1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
masalah mampu mengarahkan 2. Jelskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya
defisit pasien dalam menjaga defisit perawatan diir
perawatan kebersihan diri 3. Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri
diri, mampu 4. Latih cara merawat kebersihan diri
merawat 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
pasien defisit memberikan reinforcement
perawatan diri
dengan baik, SP 2 Keluarga
memanfaatkan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien
fasilitas kebersihan diri. Beri pujian
pelayanan

18
kesehatan 2. Bimbing keluarga membantu pasien berdandan
untuk folow up 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
pasien secara memberikan reinforcement
teratur
SP 3 Keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
pasien kebersihan diri, dan berdandan. Beri pujian
2. Bimbing keluarga membantu makan/minum pasien
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan reinforcement

SP 4 Keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
pasien kebersihan diri,berdandan, makan/minum. Beri
pujian
2. Bimbing keluarga merawat BAB/BAK pasien
3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan

19
D. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Ganggun SP 1 klien S : klien mengatakan ada melihat bayangan
persepsi 1. Membina hubungan saling percaya yang menuntunnya untuk melangkah tanpa
sensori 2. Membantu pasien menyadari gangguan persepsi arah.
halusinasi sensori halusinasi Klien mengatakan halusinasi datangnya pagi
- menanyakan pendapat klien mengenai : halusinasi dan malam hari
- mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi, Klien mengatakan jika da bayang-bayangan
situasi pencetus, respon, perasan , upaya yang dan suara-suara klien akan mengikutinya
dilakukan untuk mengontrol halusinasi dan tertawa sendiri
3. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi Klien mengatakan belum mampu
4. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik menghardik
5. Masukkan ke dalam kegiatan harian pasien O: klien tampak binggung, tertawa sendiri,
tampak mondar mandir, tampak berbicara
sendiri.
A: klien belum mampu melakukan
menghardik secara mandiri masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan dengan
mengoptimalkan SP 1
2. Ganggun SP 1 klien S : klien mengatakan masih ada melihat

20
persepsi 1. Membina hubungan saling percaya bayangan yang menuntunnya untuk
sensori 2. Membantu pasien menyadari gangguan persepsi melangkah tanpa arah.
halusinasi sensori halusinasi Klien mengatakan mampu mengontrol
- menanyakan pendapat klien mengenai : halusinasi halusinasi dengan menghardik
- Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi, O: klien tampak binggung, tertawa sendiri,
situasi pencetus, respon, perasan , upaya yang tampak mondar mandir, tampak berbicara
dilakukan untuk mengontrol halusinasi sendiri. Klien tampak melakukan kegiatan
3. menjelaskan kembali cara mengontrol halusinasi menghardik
dengan menghardik A: klien belum mampu melakukan
4. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik secara mandiri masalah teratasi
menghardik sebagian
5. Masukkan ke dalam kegiatan harian pasien P : intervensi dilanjutkan dengan
mengoptimalkan SP 1, dan Lanjut SP 2
3. Ganggun Sp 2 pasien S : klien mengatakan mampu mengontrol
persepsi sensori 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi 2. Menjelaskan dan melatih pasien cara minum Klien mengatakan tau kapan minum obat,
obat yang benar dan teratur (6 benar minum warna obat namun masih lupa nama obat
obat) yang diminum
3. Memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian O: klien tampak binggung
klien A: Masalah halusinasi belum teratasi
P :intervensi dilanjutkan dengan
mengoptimalkan SP 2 atau ulang kembali SP
2
4. Ganggun Sp 2 pasien S : klien mengatakan mampu mengontrol
persepsi sensori 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi 2. Menjelaskan dan melatih pasien cara minum Klien mengatakan tau kapan minum obat,

21
obat yang benar dan teratur (6 benar minum warna obat namun sulit mengingat nama
obat) obat yang diminum
3. Memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian O: klien tampak binggung, dan kadang
klien bicara ngaur
A: masalah halusinasi teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan dengan
mengoptimalkan SP 2
5. Ganggun Sp 2 pasien S : klien mengatakan mampu mengontrol
persepsi sensori 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi 2. Menjelaskan dan melatih kembali cara minum Klien mengatakan tau kapan minum obat,
obat yang benar dan teratur (6 benar minum warna obat dan klien sudah mampu
obat) mengingat nama dan manfaat obat yang
3. Memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian diminum
klien O: klien tampak binggung
A: masalah halusinasi teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan ke SP3
6. Ganggun Sp 3 pasien S : klien mengatakan mampu mengontrol
persepsi sensori 1. Mengevaluasi kegiatan minum obat dan latihan halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi menghardik Klien mengatakan tau kapan minum obat,
2. Menjelaskan dan melatih mengontrol halusinasi warna obat dan klien sudah mampu
dengan cara bercakap-cakap mengingat nama dan manfaat obat yang
3. Memasukkkan ke dalam jadwal kegiatan harian diminum
pasien Klien mengatakan malas untuk bercakap-
cakap dengan teman hanya mau bercakap-
cakap dengan perawat
O: klien tampak kurang mengerti tentang

22
cara latihan bercakap-cakap.
A: masalah teratasi sebagian
P : mengoptimalkan lahitan bercakap-cakap
7. Sp 3 pasien S : klien mengatakan mampu mengontrol
1. Mengevaluasi kegiatan minum obat dan latihan halusinasi dengan cara menghardik
menghardik Klien mengatakan tau kapan minum obat,
2. Menjelaskan dan melatih mengontrol halusinasi warna obat dan klien sudah mampu
dengan cara bercakap-cakap mengingat nama dan manfaat obat yang
3. Memasukkkan ke dalam jadwal kegiatan harian diminum
pasien Klien mengatakan ingin melatih untuk
bercakap-cakap dengan teman dan klien
mengatakan mengerti manfaat bercakap-
cakap
O: klien tampak mengerti tentang cara
latihan bercakap-cakap dan mampu
melakukannya
A: masalah halusinasi teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan ke SP4 yaitu
melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal
kegiatan harian
8. Ganggun Sp 4 pasien S : klien mengatakan mampu mengontrol
persepsi sensori 1. Mengevaluasi kegiatan minum obat, latihan halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi menghardik dan bercakap-cakap Klien mengatakan tau kapan minum obat,
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan warna obat dan klien sudah mampu
melakukan kegiatan sehari-hari mengingat nama dan manfaat obat yang
3. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian diminum

23
pasien Klien mengatakan sudah melatih untuk
bercakap-cakap dengan teman dan klien
mengatakan mengerti manfaat bercakap-
cakap
Klien mengatakan bisa melatih melakukan
kegiatan terjadwal seperti merapikan tempat
tidur dan menyapu
O: klien tampak mengerti tentang cara
latihan melakukan kegiatan sehari-hari dan
mampu melakukannya
A: masalah halusinasi teratasi sebagian
P : mengoptimalkan SP 4
9 Ganggun Sp 4 pasien S : klien mengatakan mampu mengontrol
persepsi sensori 1. Mengevaluasi kegiatan minum obat, latihan halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi menghardik dan bercakap-cakap Klien mengatakan tau kapan minum obat,
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan warna obat dan klien sudah mampu
melakukan kegiatan sehari-hari mengingat nama dan manfaat obat yang
3. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian diminum
pasien Klien mengatakan sudah melatih untuk
bercakap-cakap dengan teman dan klien
mengatakan mengerti manfaat bercakap-
cakap
Klien mengatakan bisa melatih melakukan
kegiatan terjadwal seperti merapikan tempat
tidur dan menyapu
O: klien tampak mengerti tentang cara

24
latihan melakukan kegiatan sehari-hari
dan mampu melakukannya
A: masalah halusinasi teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan, pasien pulang.
10. Ganggun Sp keluarga S: Keluaraga mengatakan mengerti tentang
persepsi sensori 1. Membina hubungan saling percaya penjelasan mengenai halusinasi, dan cara
halusinasi 2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga merawat pasien halusinasi
dalam merawat pasien O: keluaraga tampak memahami penjelasan
3. Menjelaskan pengertian, tanda gejala, proses yang diberikan dengan , mampu mengulangi
terjadinya halusinasi kembali
4. Melatih keluarga merawat pasien halusinasi A : keluarga mampu merawat pasien dengan
5. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga mandiri masalah teratasi sebagian
dan lingkungan untuk mengontrol halusinasi P : intervensi dihentikan, pasien pulang.
6. Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan
gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan
segera ke fasilitas kesehatan
7. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur
1. Resiko SP 1 klien S : klien mengatakan susah untuk
perilaku 1. Membina hubungan saling percaya mengontrol rasa marah apabila ada yang
kekerasan 2. Mendiskusikan dan mengidentifikasi penyebab membuatnya emosi. Klien mengatakan
rasa marah yang menyebabkan perilaku jengkel dan marah saat suaminya
kekerasan, tanda dan gejala, seeta cara yang memukulnya. Klien mengatakan tidak bisa
dilakukan untuk mengontrol marah dan akibat melakukan memukul bantal dan tarik nafas
dari cara yang dilakukan tersebut. dalam
3. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan O: klien tampak mudah tersinggung dan

25
dengan latihan fisik, minum obat teratur, cara marah jika ditanya tentang suaminya. Nada
verbal dan spiritual suara tinggi, mata melotot.
4. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan A: masalah RPK belum teratasi
dengan latihan fisik tarik napas dalam dan pukul P : mengoptimalkan SP 1
bantal
5. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
pasien
2. Resiko SP 1 klien S : klien mengatakan susah untuk
perilaku 1. Membina hubungan saling percaya mengontrol rasa marah apabila ada yang
kekerasan 2. Mendiskusikan dan mengidentifikasi penyebab membuatnya emosi. Klien mengatakan
rasa marah yang menyebabkan perilaku jengkel dan marah saat suaminya
kekerasan, tanda dan gejala, seeta cara yang memukulnya. Klien mengatakan ingin
dilakukan untuk mengontrol marah dan akibat melakukan memukul bantal dan tarik nafas
dari cara yang dilakukan tersebut. dalam
3. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan O: klien mampu melakukan latihan fisik
dengan latihan fisik, minum obat teratur, cara tarik napas dalam dan pukul bantal
verbal dan spiritual A: masalah RPK teratasi sebagian
4. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan P : intervensi dilanjutkan ke SP2 bagaimana
dengan latihan fisik tarik napas dalam dan pukul minum obat 6 benar
bantal
5. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian pasien
3. Resiko perilaku SP 2 Pasien S: klien mengatakan bisa mengontrol
kekerasan 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik tarik napas marah dengan memukul bantal dan
dalam dan pukul bantal. Memberikan pujian tarik nafas dalam
2. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol Klien mengatakan bisa menginat
perilaku kekerasan dengan minum obat teratur warna, nama, waktu, dosis, dan

26
(menjelaskan 6 benar minum obat, jenis, guna, kapan harus minum obat
dosis, frekuensi dan cara kontinuitas minum O : klien mampu mengetahui cara minum
obat) obat yang benar
3. Masukkan pada jadwal kegiatan harian A : masalah RPK Teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan ke SP 3 yaitu
mengontrol PK secara Verbal
4. Resiko perilaku SP 3 Pasien S: klien mengatakan bisa mengontrol
kekerasan 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik 1, 2 dan marah dengan memukul bantal dan
minum obat. Memberi pujian tarik nafas dalam
2. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol Klien mengatakan bisa menginat
perilaku kekerasan dengan cara verbal warna, nama, waktu, dosis, dan
(mengungkapkan, meminta, menolak dengan cara kapan harus minum obat
yang baik) Klien mengatakan sulit untuk
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian berprilaku secara verbal
O : klien tampak tidak menerapkan atau
melakukan latihan cara verbal
A : masalah teratasi sebagian
P : mengoptimalkan SP 3. Dan ulang
kembali SP 3
5. Resiko perilaku SP 3 Pasien S: klien mengatakan bisa mengontrol
kekerasan 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik 1, 2 dan marah dengan memukul bantal dan
minum obat. Memberi pujian tarik nafas dalam
2. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol Klien mengatakan bisa menginat
perilaku kekerasan dengan cara verbal warna, nama, waktu, dosis, dan
(mengungkapkan, meminta, menolak dengan cara kapan harus minum obat
yang baik) Klien mengatakan akan berprilaku

27
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian secara verbal
O : klien mampu melakukan latihan cara
verbal
A : masalah RPK teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan SP 4 yaitu
mengontrol RPK dengan spiritual
6. Resiko perilaku SP 4 Pasien S: klien mengatakan bisa mengontrol
kekerasan 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 dan marah dengan memukul bantal dan
minum obat serta latihan verbal. Memberi pujian tarik nafas dalam
2. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol Klien mengatakan bisa menginat
perilaku kekerasan dengan spiritual warna, nama, waktu, dosis, dan
3. Masukkkan dalam jadwal kegiatan harian kapan harus minum obat
Klien mengatakan akan berprilaku
secara verbal
Klien mengatakan mampu melakukan
kegiatan spiritual dan ingin
melatihnya untuk mengontrol rasa
marah
O : klien mampu memahami dan melakukan
latihan spiritual dengan berdzikir
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan dengan
mengevaluasi SP1-SP4 dan melakukan
kegiatan sesuai jadwal kegiatan harian

28
7. Resiko perilaku SP 4 Pasien S: klien mengatakan bisa mengontrol
kekerasan 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 dan marah dengan memukul bantal dan
minum obat serta latihan verbal. Memberi pujian tarik nafas dalam
2. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol Klien mengatakan bisa menginat
perilaku kekerasan dengan spiritual warna, nama, waktu, dosis, dan
3. Masukkkan dalam jadwal kegiatan harian kapan harus minum obat
Klien mengatakan akan berprilaku
secara verbal
Klien mengatakan mampu melakukan
kegiatan spiritual dan ingin
melatihnya untuk mengontrol rasa
marah
O : klien mampu mengontrol rasa marah,
klien tampak rileks dan tenang
A : masalah RPK teratasi
P : intervensi di hentikan, pasien pulang.

29
8. Resiko perilaku SP keluarga S: Keluaraga mengatakan mengerti tentang
kekerasan 1. Membina hubungan saling percaya penjelasan mengenai resiko perilaku
2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga kekerasan, dan cara merawat pasien resiko
dalam merawat pasien perilaku kekerasan
3. Menjelaskan pengertian, tanda gejala, proses O: keluaraga tampak memahami penjelasan
terjadinya perilaku kekerasan yang diberikan dengan , mampu mengulangi
4. Melatih keluarga cara merawat pasien resiko kembali
perilaku kekerasan A : keluarga mampu merawat pasien dengan
5. Membimbing keluarga merawat resiko perilaku mandiri masalah teratasi sebagian
kekerasan P : intervensi dihentikan, pasien pulang
6. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga
dan lingkungan untuk mengontrol emosinya
7. Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala
kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas kesehatan
8. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur
1. Defisit SP 1 Pasien S : klien mengatakan mandi tidak memakai
perawatan 1. Membina hubungan saling percaya sabun, klien mengatakan jarang gosok gigi
diri 2. Mengidentifikasi masalah perawatan O : klien tampak kurang rapi, gigi tampak
diri, kebersihan diri, berdandan, makan/ kuning
minum, BAB/BAK A : masalah teratasi sebagian
3. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri P : mengoptimalkan SP 1
4. Menjelaskan cara dan alat kebersihan diri
5. Menjelaskan dan melatih cara menjaga kebersihan
diri mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci

30
rambut, potong kuku,
6. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Defisit SP 1 Pasien S : klien mengatakan mandi memakai
perawatan 1. Membina hubungan saling percaya sabun, namun klien mengatakan masih
diri 2. Mengidentifikasi masalah perawatan jarang gosok gigi
diri, kebersihan diri, berdandan, makan/ O : klien tampak kurang rapi, gigi tampak
minum, BAB/BAK kuning, badan berbau
3. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri A : masalah DPD belum teratasi
4. Menjelaskan cara dan alat kebersihan diri P : mengoptimalkan SP 1
5. Menjelaskan dan melatih cara menjaga kebersihan
diri mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci
rambut, potong kuku,
6. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
3. Defisit SP 1 Pasien S : klien mengatakan mandi memakai
perawatan 1. Membina hubungan saling percaya sabun, klien mengatakan ada
diri 2. Mengidentifikasi masalah perawatan gosok gigi
diri, kebersihan diri, berdandan, makan/ O : klien tampak kurang rapi, gigi tampak
minum, BAB/BAK bersih
3. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri A : masalah DPD teratasi sebagian
4. Menjelaskan cara dan alat kebersihan diri P : intervensi dilanjutkan SP 2 yaitu
5. Menjelaskan dan melatih cara menjaga kebersihan mengajarkan berdandan yang baik dan
diri mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci mandiri
rambut, potong kuku,
6. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
4. Defisit SP 2 Pasien S : klien mengatakan mandi memakai
perawatan diri 1. Mengevaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri sabun, klien mengatakan ada

31
pujian. gosok gigi klien mengatakan tidak ada
2. Menjelaskan dan melatih cara dan alat untuk menyisir rambut sesudah mandi
berdandan setelah kebersihan diri, sisiran, rias O : klien tampak kurang rapi, rambut acak-
muka untuk wanita acakan.
3. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian A : Masalah DPD teratasi sebagian
P : mengoptimalkan SP 2
5. Defisit SP 2 Pasien S : klien mengatakan mandi memakai
perawatan diri 1. Mengevaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri sabun, klien mengatakan ada
pujian. gosok gigi klien mengatakan ada menyisir
2. Menjelaskan dan melatih cara dan alat untuk rambut sesudah mandi dan berbedak.
berdandan setelah kebersihan diri, sisiran, rias O : klien mampu menjelaskan
muka untuk wanita dan melakukan cara berdandan yang
3. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian benar
A : masalah DPD teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan SP 3 yaitu melatih
Makan dan Minum secara baik dan mandiri
6. Defisit SP 3 Pasien S : klien mengatakan mengerti
perawatan diri 1. Mengevaluasi kegiatan kebersihan diri cara makan/minum yang benar
dan berdandan. Beri pujian O : klien tampak masih berserakan
2. Menjelaskan dan melatih cara dan alat saat makan.
makan/minum yang baik A : masalah DPD tertasi sebagian
3. Masukkan pada jadwal kegiatan harian P : Intervensi dilanjutkan ke SP 4 yaitu
toileting secara baik dan benar
7. Defisit SP 4 Pasien S : klien mengatakan mengerti
perawatan diri 1. Mengevaluasi kegiatan kebersihan diri, cara BAB/BAK yang benar
berdandan, makan/minum. Beri pujian O: klien mampu menjelaskan dan

32
2. Menjelaskan cara BAB/BAK yang baik melakukan cara BAB/BAK yang benar
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian A : masalah tertasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan dengan
mengevaluasi SP 1 – SP 4
8. Defisit SP 4 Pasien S : klien mengatakan mengerti
perawatan diri 1. Mengevaluasi kegiatan kebersihan diri, cara membersihkan diri, berdandan,
berdandan, makan/minum. Beri pujian makan dan minum BAB/BAK yang benar
2. Menjelaskan cara BAB/BAK yang baik O: klien mampu menjelaskan dan
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian melakukan cara cara membersihkan diri,
berdandan, makan dan minum BAB/BAK
yang benar, klien tampak rapi
A : masalah tertasi s
P : intervensi dihentikan, pasien pulang

33
9. Defisit SP Keluarga S: Keluaraga mengatakan mengerti tentang
perawatan diri 1. Membina hubungan saling percaya penjelasan mengenai defisit perawatan diri,
2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam dan cara merawat pasien defisit perawatan
merawat pasien defisit perawatan diri diri
3. Menjelaskan pengertian, tanda gejala, proses O: keluaraga tampak memahami penjelasan
terjadinya defisit perawatan diri dan mengambil yang diberikan dengan , mampu mengulangi
keputusan merawat pasien kembali
4. Mendiskusikan bersama keluarga tentang A : keluarga mampu merawat pasien dengan
fasilitas lebersihan diri yang dibutuhkan pasien mandiri masalah teratasi sebagian
untuk menjaga perawatan diri P : intervensi dihentikan, pasien pulang.
5. Melatih keluarga cara merawat/membi,bing
kebersihan diri, berdandan, makan/minum,
BAB/BAK pasien
6. Melatih
7. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga
dan lingkungan yang mendukung perawatan diri
pasien
9. Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala
kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas kesehatan
8. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur

34
35

Anda mungkin juga menyukai