Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TN.M DENGAN DX.

HALUSINASI DI
RUANG BEKISAR
RSJ DR. RADJIMAN WIDIODININGRAT LAWANG- MALANG

DISUSUN OLEH :
1. AHMAD SUPRAYITNO
2. BADRIYATUL MUNIROH
3. IRA PRAMESTI
4. LIDYA FANTASI ALAMI
5. NUR LAILA MARDHATILLA
6. TIA DWI ANGGRAINI
Definisi halusinasi
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan
eksternal (dunia luar). Pasien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata. Contoh pasien mengatakan mengenal suara-suara padahal tidak ada yang berbicara (Kusumawati & purnamawati
2010)

Tanda dan gejala


o Bicara sendiri
o Tertawa sendiri
o Senyum sendirimenggerakkan bibir tanpa suara
o Respon verbal lambat
o Tidak mudah mengikuti perintah
o Menarik diri
Pengkajian keperawatan kesehatan jiwa
• Tanggal MRS : 05 Maret 2019
• TanggalDirawat di Ruangan : 05 Maret 2019
• TanggalPengkajian :12 Maret 2019
• RuangRawat : Bekisar
 
• IDENTITAS KLIEN
• Nama : Tn. M (L/P)
• Umur : 41 th
• Alamat : Sidoarjo
• Pendidikan : SMU
• Agama : islam
• Status : menikah
• Pekerjaan : wiraswasta
• JenisKel. : laki-laki
• No CM : 1290**
• RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)
Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu?
• pasien sakit sejak ± 6 th yang lalu. Penyebab pasien gangguan jiwa tidak diketahui, pasien dibawa ke rsj
dengan alasan pasien sering berjalan di jalan raya sambil telanjang, marah-marah,memukul istri dan adik
(ipar), sering bermalas-malasan, tidak mau bergaul semenjak sakit, dan sering memecahkan barang-
barang. Oleh keluarga pasien dibawa ke rsj, dan pulang sembuh. Tetapi pasien putus obat ± 6 bulan
karena pasien sudah merasa sembuh, sehingga pasien mengalami kekambuhan
Faktor Penyebab/Pendukung
• Riwayat Trauma
• Pasien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat trauma baik sebagai pelaku, korban, maupun saksi.
• Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuhdiri
• Pasien mengatakan tidak pernah memiliki keinginan atau mencoba bunuh diri .
DiagnosaKeperawatan : tidak ada masalah
4. Pengalamanmasalalu yang tidakmenyenangkan (peristiwakegagalan, kematian, perpisahan )
• Pasien mengatakan sanagat terpukul saat kematian ibunya, namun pasien sudah mencoba ikhlas
DiagnosaKeperawatan : Kehilangan dan Berduka
• ALASAN MASUK
1. Data Primer
Pasien mengatakan “ saya lupa alasan masuk rumah sakit, saya hanya ingat bahwa saya hanya ingat
sebelumnya pasien sedang sholat dan berdzikir
2. Data Sekunder
Pasien tidak mau bergaul dengan orang lain sejak pasien sakit. Sering tertawa sendiri, mengusir
orang-orang yamg tidak dekat dengannya jika bertemu.
3. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengatakan masih mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya berdo’a dan berdzikir.

• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)


Pasien sebelumnya dirawat di RSJ dan pulang sembuh. Pasien putus obat ± 6 bulan yang lalu, karena
pasien merasa dirinya sudah sembuh. Hal ini divalidasi dari catatan medis pasien.
d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
• Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit fisik .
• Diagnosa Keperawatan : -
e. Riwayat Penggunaan NAPZA
• Pasien mengatakan pernah mengkonsumsi obat dan minuman terlarang ketika masih SMU bersama
teman-temannya.
• DiagnosaKeperawatan :
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya :
• Pasien mencoba ikhlas ditinggal ibunya, hasilnya perasaan kehilangan pasien sudah berkurang. pasien
belajar secara bertahap tidak mengkonsumsi obat dan minuman terlarang hingga sekarang pasien tidak
mengkonsumsi obat dan minuman terlarang tersebut.
• Diagnosa Keperawatan :
4. RiwayatPenyakitKeluarga
pasien mengatakan tidak ada keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa
Genogram

41
2. KonsepDiri
a. Citra tubuh:
• Pasien mengatakan bagian tubuh yang disuka adalah bagian kepala tepatnya pada hidung, karna hidung mancung.
Sedangkan yang paling tidak disuka adalah bekas seperti tato pada bagian punggung tangan, dan luka bakar pada
bagian paha dan pergelangan tangan.
b. Identitas:
• Pasien mengatakan nama: misbahul arif, panggilan kesukaan adalah arif atau misbah, bekerja sebagai wiraswasta.
Ia bangga menjadi seorang laki-laki karena seorang laki-laki adalah seorang pemimpin dalam rumah tangga.
c. Peran:
• Dirumah pasien sebagai tulang punggung keluarga,dan di RS sebagai pasien, tidak pernah mengikuti kegiatan
yang dilakukan oleh pasien lain.
d. Ideal diri:
• Pasien mengatakan ingin lebih kurus, dan lekas sembuh. Sehingga bisa kembali berkumpul dengan keluarga dan
diterima baik dikalangan masyarakat.
e. Hargadiri:
• Pasien mengatakan tidak akan malu jika seandainya nanti kembali dalam masyarakat sekalipun pernah dirawat di
RSJ
• DiagnosaKeperawatan : Gangguan Konsep diri (citra tubuh)
Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
• Pasien mengatakan dirumah lebih dekat dengan istri, sedangkan di RS tidak ada orang terdekat
b. Peransertadalamkegiatankelompok/masyarakat dan hubungan sosial
• Keluarga mengatakan saat dirumah pasien jarang mengikuti kegiatan yang diadakan dakam masyarakat semenjak sakit (gangguan
jiwa).
Di RS pasien tidak pernah membantu / melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pasien lain.
c. Hambatandalamberhubungandengan orang lain
• Pasien mengatakan malas berkumpul dengan pasien lain, lebih nyaman jika sendiri.
• DiagnosaKeperawatan : Isolasi sosial

Penampilan (Penanpilan usia, cara perpakaian, kebersihan)


• Penampilan sesuai dengan usianya, pasien berpakaian sesuai dengan seragam RS. Kebersihan diri pasien kurang dibuktikan dengan
pasien mandi tanpa memakai sabun, jarang gosok gigi, gigi kuning, kuku panjang dan kotor.
DiagnosaKeperawatan: Defisit perawatan diri
• . Interaksi selama wawancara
• Pasien mau melihat lawan bicara, pasien berbicara sesuai dengan topik dan pertanyaan, pasien kooperatif
• 6. persepsi sensori
• Pasien mengatakan sering mendengar bisikan (wanita/lelaki)yang memintanya untuk wudhu, dzikir dan do’a. Frekuensi halusinasi
sering, biasanya saat sendirian, dan pasien mengikuti apa yang disampaikan oleh bisikan tersebut. Pasien merasa senang tapi kadang
khawatir mendengar bisikan tersebut
• DiagnosaKeperawatan : Gangguan sensori persepsi/ halusianasi dengar
Proses Pikir
ArusPikir koheren :
• Pasien berbicara sesuai dengan topik dan pernyataan, tanpa bertele-
tele atau mengualang pertanyaan
Isi Pikir
• Pikiran isolasi sosial dibuktikan dengan pasien mengatakan malas
berkumpul dengan orang lain sehingga merasa nyaman sendiri.
Bentuk pikir Otistik :
• Lebih nyaman dengan dunianya sendiri, enggan mengobrol dengan
orang lain yang dirasa tidak cocok dengannya.
• DiagnosaKeperawatan: Gangguan proses pikir
Penilaian dan Daya Tilik Diri
Kemampuan Penilaian
• Bagaiamana menurut bapak mengenai halusinasi? “halusinasi itu sebenarnya tidak
ada, tapi saya masih mendengar bisikan bisikan walaupun sudah jarang, harusnya
halusinasi itu bisa dihilangkan dengan cara menghardik
• DiagnosaKeperawatan: gangguan ringan
DayaTilikDiri
• Pasien mengatakan saya disini karena sakit, dan sakit ini merupakan takdir dari tuhan
yang harus dijalani
• DiagnosaKeperawatan: Tidak ada masalah
Persiapan Pulang

Pasien melakukan aktivitas dengan bimbingan minimal

Diagnosis Medis :
• f.20.1 : Skizofrenia Hebefrenik
Terapi Medis
• Tb Risperidone 2 mg 1-0-1
• Tb Lozarepam 2 mg 0-0-1
Analisa Data
No DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

DS: Halusinasi
Pasien mengatakan sering mendengar bisikan yang menyuruhnya
1 dzikir dan do’a
DO:
Pasien tampak menggerakkan bibir tanpa suara
Senyum sendiri
Respon verbal lambat
Melamun

DS: Isolasi sosial


Pasien mengatakan tidak suka berkumpul dengan orang lain
2 DO:
Menarik diri
Menghindar
Tidak mau berinteraksi
DS: Resiko Perilaku Kekerasan
Pasien mengatakan merasa kesal jika ada yang mengganggu
dzikirnya
DO:
3 Riwayat perilaku kekerasan
Pandangan tajam

DS: Defisit Perawatan Diri


Pasien mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi jika pasien sudah
merasa mulut bau
DO:
4 Kulit kering
Terdapat plak hitam dibeberapa bagian kulit ex : kepala, tangan,
Gigi kuning
Kuku panjang dan kotor
Pohon masalah
Resiko pk Effect

Defisit perawatan diri Halusinasi dengar Cor Problem

defisit aktfitas Isolasi sosial Causa 

HDR

Koping individu keluarga inefktif


No Tujuan dan Kriteria Hasil intervensi

1 Tujuan umum : 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun


Pasien dapt mengontrol halusinasi yang nonverbal
dialaminya 2. Perkenalkan, nama panggilan dan tujuan perawat
TUK 1 : perkenalan
Pasien dapat membina hubungan saling 3. Tanyakan nama lengkap dan panggilan yang
percaya disukai pasien
Kriteria hasil: 4. Buat kontrak yang jelas
Setelah.....x interaksi, pasien mampu 5. Tunjukkan sikap jujur dan menunjukkan sikap
membina hubungan saling percaya dengan empati serta menerima apa adanya
perawat dengan kriteria: ekspresi wajah 6. Beri perhatian pada pasien dan perhatikan
bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kebutuhan dasar pasien
kontak mata, mau berjabat tangan, mau 7. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan
menyebutkan nama, mau membalas salam, perasaannya
mau duduk berdampingan dengan perawat,
mau mengungkapkan perasaannya
Jam / Implementasi Evaluasi
tanggal
12 maret 1. Menyapa pasien dengan ramah baik S : “saya lupa nama mbak siapa”
2019 verbal maupun nonverbal O: kontak mata baik, pasien berbicara sesuai
2. Memperkenalkan, nama panggilan dan dengan topik pembicaraan, belum mau duduk
tujuan perawat perkenalan berdampingan, mau berjabat tangan, mau
menyebutkan namanya
3. Menanyakanyakan nama lengkap dan A: pasien belum mampu BHSP
panggilan yang disukai pasien P: ulangi intervensi tuk 1
4. Membuat kontrak yang jelas
5. Menunjukkan sikap jujur dan sikap
empati serta menerima apa adanya
6. Memperhatikan yang disampaikan
pasien

Anda mungkin juga menyukai