Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH JIWA

HALUSINASI

Disusun oleh :
FAWWAZ FAIRUZ ALDI BARIQ
FIKI MAULANA BASTIAN
MUHAMMAD RIDWAN
MUHAMMAD YUSRIL AMIN PATWA
SUPRIYADI ADITYA PERMANA(19070)

2B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PELNI


JAKARTA
TAHUN AJARAN 2019 – 2020
A. Pengertian
Halusinasi adalah kondisi dimana individu mengalami perubahan dalam
jumlah atau pola dari stimuli yang datang dikaitkan dengan penurunan, berlebihan,
distorsi atau kerusakan respon terhadap stimulasi. (Nurjannah, 2005).
Stuart & Laraia (2009) mendefinisikan halusinasi sebagai suatu tanggapan dari
panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal Halusinasi merupakan
gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak
terjadi. Ada lima jenis halusinasi yaitu pendengaran, penglihatan, penghidu,
pengecapan dan perabaan.Halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi yang
paling banyak ditemukan terjadi pada 70% pasien, kemudian halusinasi penglihatan
20%, dan sisanya 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan.

B. Etiologi
Faktor predisposisi-presipitasi Menurut Yosep (2009) yaitu :
a. Predisposisi Yaitu faktor :
perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis, genetik dan pola asuh.
b. Faktor presipitasi
Perilaku
C. Jenis-jenis halusinasi
a. Halusinasi Pendengaran ( akustik, audiotorik)
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara-suara
orang, biasanya pasien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa
yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi Pengihatan (visual)
Stimulus visual dalam bentuk beragam sepertibentuk pencaran cahaya, gambaran
geometrik, gambar kartun dan/ atau panorama yang luas dan komplesk. Bayangan
bias bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi Penghidu (Olfaktori)
Gangguan stimulus pada penghidu, yamg ditandai dengan adanya bau busuk,
amis, dan bau yang menjijikan seperti : darah, urine atau feses. Kadang-
kadangterhidubauharum.Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan
dementia.
d. Halusinasi Peraba (Taktil, Kinaestatik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya sara sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda
mati atau orang lain.
e. Halusinasi Pengecap (Gustatorik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis,
dan menjijikkan.
f. Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
g. Halusinasi Viseral
Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya, meliputi :
1) Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya sudah
tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Sering pada skizofrenia dan sindrom obus parietalis. Misalnya sering merasa
dirinya terpecah dua.
2) Derealisa siadalah suatu perasaan aneh tentang lingkungan yang tidak sesuai
dengan kenyataan. Misalnya perasaan segala suatu yang dialaminya seperti
dalam mimpi.
D. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny L
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Alamat : Bandung, Wonosegoro, Boyolali.
No. RM : 011918
Tanggal Masuk : 01 Maret 2013
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 41 tahun
Alamat : Bamdung, Wonosegoro, Boyolali.
Hubungan dengan klien : Ayah
E. Riwayat kesehatan
a. Alasan masuk rumah sakit
Sebelum masuk rumah sakit ± 10 hari klien bingung, menyendiri, gelisah, sering
bicara sendiri, sulit tidur, bicara kacau dan sering memarahi anggota keluarga.
Klien dulu pernah di rawat di Rumah Sakit Jiwa sebanyak 6X. Klien sekarang
sering mendengar suara laki-laki yang diduga suara suaminya yang mengancam
ingin membunuhnya. Klien merasa ada sesuatu yang berbeda, tidak mau bergaul
dengan teman, pendiam, dan sering menyendiri.
b. Faktor Predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu sebanyak 6 kali di Rumah
Sakit Jiwa Surakarta tetapi kurang berhasil dikarenakan setelah obat habis klien
tidak mau kontrol. Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik dan aniaya seksual.
Klien juga tidak pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga baik sebagai
korban, pelaku atau saksi. Keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat gangguan
jiwa. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu pasien ditinggal pergi
suami tanpa pamit.
c. Faktor Presipitasi
Klien dibawa oleh keluarga ke rumah sakit jiwa Surakarta karena klien sering
bicara sendiri, bicara kacau , mendengar suara yang sebenarnya tidak ada,
melamun, dan mondar-mandir. Menurut keluarga keadaan klien bisa seperti ini
karena ditinggal pergi suami.
d. Psikososial
 Genogram: Klien tinggal serumah bersama Ibu, ayah dan anaknya. Klien
merupakan anak ke dua dari lima bersaudara.
 Konsep Diri
o Gambaran diri

Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak di sukai, klien
juga tidak memiliki cacat tubuh.Klien menerima semua anggota
tubuhnya.
o Identitas

Pasien menyadari dia seorang wanita, berusia 37 tahun sudah


pernah menikah tetapi ditinggal pergi suaminya. Dan dikaruniai
seorang anak perempuan yang sekarang sudah berusia 16 tahun dan
bersekolah di SMK.
o Peran Diri

Pasien adalah seorang Ibu rumah tangga dan anggota masyarakat.


Sebelum sakit pasien masih bisa melaksanakan tugasnya dengan
baik yaitu merawat dan membesarkan anaknya serta melakukan
aktivitas rumah tangga seperti menyapu, mencuci, setrika dll.
Selama sakit pasien hanya melakukan kegiatan yang ada di rumah
sakit sebagai pasien.

 Status Mental

o Alam perasaan : Pasien merasa sedih dan putus asa karena


ditinggal pergi oleh suami.
o Persepsi : Pasien mengatakan mendengar suara suaminya bilang
ingin membunuhnya saat pasien sendirian, dan frekuensi
munculnya suara itu tidak pasti pada saat pasien sendirian dan
frekuensi munculnya suara itu tidak pasti pada saat pasien
sendirian.
o Proses Pikir : Pasien dapat menjawab pertanyaan deengan baik.

o Isi Pikir : Pasien merasa ketika mendegar suara suaminya


mengancam ingin membunuhnya dan memaksa minta uang.
F. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36ºC
Respirasi : 20 x/menit
b. Ukur
TB : 154 cm
BB : 70 kg

G. Pemeriksaan penunjang
Terapi Medis :
Risperidone = 2 × 2 mg/12 jam
Trihexipenidil = 2 × 2 mg/12 jam
Chlorpromazine = 3 × 100 mg/8 jam
H. Data fokus
Data subjektif
a. Pasien mengatakan ingin marah ketika mendengar suara suaminya yang
mengancam ingin membunuhnya dan ingin melemparkan barang-barang ke
sumber suara itu. 1
b. Klien mengatakan setiap sendirian mendengar suara suaminya. 2
c. Klien mengatakan lebih suka sendiri dan jarang mengobrol. 3
d. Klien mengatakan tidak suka berkomunikasi dengan teman 3

Data objektif

a. Klien tampak bingung dan gelisah. 1


b. Klien tampak bicara sendiri dan lama-lama pembicaraan menjadi kacau. 2
c. Intonasi verbal pasien tampak cepat dan bicara keras 2
d. Klien bersikap seperti mendengar sesuatu. 2
e. Klien sering duduk sendiri dan sering melamun. 3
f. Aktivitas menurun. 3
I. Diagnosa keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasa (mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkunan
berhubungan dengan halusinasi pendengaran.
b. Perubahan Persepsi Sensori : halusinasi pendengaran berhubungan dengan
menarik diri.
c. Gangguan isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
J. Intervensi /perencanaan
Nama Klien / Umur : Ny.L 37 tahun
No. Kamar / Ruangan : Ruang Bougenville

Diagnosa Paraf dan


Tgl./ Keperawatan Tujuan Nama
Intervensi
Waktu (PES / PE) (Kriteria Hasil) Jelas

Resiko perilaku Setelah dilakukan - Singkirkan semua


tindakan benda yang
kekerasan
keperawatan berbahaya
(mencederai diri selama 2x24 jam, - Dorong pasien untuk
diharapkan dengan mengungkapkan
sendiri, orang lain
kriteria : secara verbal
dan lingkunan - Intervensi awal konsekuensi dari
untuk mencegah perubahan fisik dan
berhubungan dengan
respon agresif emosi yang
halusinasi diperintahkan mempengaruhi
halusinasi konsep diri
pendengaran d.d
- Perawat harus - Ajarkan pasien
klien tampak jujur pada pasien penggunaan
sehingga pasien tindakan
bingung dan gelisah
menyadari suara menenangkan diri
DS : itu tidak ada. (nafas dalam)
Pasien mengatakan - Tekanan darah
ingin marah ketika kebatas normal
mendengar suara
suaminya yang
mengancam ingin
membunuhnya dan
ingin melemparkan
barang-barang ke
01
sumber suara itu.
maret DO :
Klien tampak
bingung dan gelisah.
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
01
maret

Setelah dilakukan - Monitor Pasien


tindakan - Pasien diharapkan
keperawatan selalu ditemani
selama 2x24 jam, baik dari perawat
diharapkan maupun keluarga
perubahan persepsi - Ajarkan pasien
Perubahan Persepsi sensori dengan penggunaan
Sensori : halusinasi kriteria : tindakan
pendengaran b.d - Intonasi verbal menenangkan diri
menarik diri d.d pasien kembali (nafas dalam)
klien bersikap seperti normal
mendengar sesuatu - Perawat harus
DS : jujur pada pasien
Klien mengatakan sehingga pasien
setiap sendirian menyadari suara
mendengar suara itu tidak ada.
suaminya
DO:
- Klien tampak
bicara sendiri dan
lama-lama
pembicaraan
menjadi kacau.
- Intonasi verbal
pasien tampak
cepat dan bicara
keras
- Klien bersikap
seperti mendengar
Setelah dilakukan - Fasilitasi dukungan
sesuatu. tindakan kepada pasien oleh
keperawatan keluarga, teman dan
selama 2x24 jam, kemunitas
perubahan isolasi - Dorong melakukan
Gangguan isolasi sosial dengan aktivitas sosial dan
kriteria : komunitas
sosial : menarik diri - Penyesuaian yang - Kurangi stigma
b.d harga diri rendah tepat terhadap isolasi dengan
tekanan emosi
d.d Pasien sering menghormati
sebagai respon martabat pasien
duduk sendiri dan terhadap keadaan
tertentu
melamun
- Interaksi sosial
DS : dengan orang,
kelompok, atau
Klien mengatakan
organisasi
lebih suka sendiri
dan jarang
mengobrol
Klien mengatakan
tidak suka
berkomunikasi
dengan teman
DO :
Klien sering duduk
sendiri dan sering
melamun.
Aktivitas menurun.

A. Implementasi

Nama Klien / Umur : Ny.L 37 tahun

No. Kamar / Ruangan : Ruang Bougenville

Tgl./ No. Diagnosa Paraf dan


Implementasi
Waktu Keperawatan Nama Jelas
Resiko perilaku - Singkirkan semua benda
09.00 kekerasan yang berbahaya
- Dorong pasien untuk
(mencederai diri mengungkapkan secara
sendiri, orang lain verbal konsekuensi dari
perubahan fisik dan emosi
02 maret dan lingkunan b.d yang mempengaruhi
halusinasi konsep diri
- Ajarkan pasien
pendengaran penggunaan tindakan
menenangkan diri (nafas
dalam)
09.00
Perubahan
Persepsi Sensori :
- Monitor Pasien
halusinasi
- Pasien diharapkan selalu
pendengaran b.d ditemani baik dari
menarik diri perawat maupun
keluarga
- Ajarkan pasien
penggunaan tindakan
menenangkan diri (nafas
Gangguan isolasi dalam)
sosial : menarik
- Fasilitasi dukungan
diri b.d harga diri kepada pasien oleh
rendah keluarga, teman dan
kemunitas
- Dorong melakukan
aktivitas sosial dan
komunitas
- Kurangi stigma isolasi
dengan menghormati
martabat pasien

B. Evaluasi

Nama Klien / Umur : Ny.L

No. Kamar / Ruangan : Ruang Bougenville

No. Diagnosa Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil ( SOAP ) Paraf dan


Keperawatan Jam ( Mengacu pada tujuan ) Nama Jelas
Resiko perilaku 02 maret S : Pasien mengatakan ingin marah
ketika mendengar suara suaminya yang
kekerasan
mengancam ingin membunuhnya dan
(mencederai diri ingin melemparkan barang-barang ke
sumber suara itu.
sendiri, orang lain
O: Klien tampak bingung dan gelisah.
dan lingkunan b.d
TD : 110/70 mmHg
halusinasi
Nadi : 80 x/menit
pendengaran
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan setiap sendirian
Perubahan
mendengar suara suaminya
Persepsi Sensori : O: Klien tampak bicara sendiri dan
halusinasi lama-lama pembicaraan menjadi kacau,
pendengaran b.d Intonasi verbal pasien tampak cepat dan
menarik diri bicara keras , Klien bersikap seperti
mendengar sesuatu.
A : Masalah Teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan lebih suka sendiri


dan jarang mengobrol, Klien
Gangguan isolasi mengatakan tidak suka berkomunikasi
sosial : menarik dengan teman
diri b.d harga diri O: Klien sering duduk sendiri dan
rendah sering melamun, Aktivitas menurun.
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai