Anda di halaman 1dari 52

TERAPI MODALITAS DAN

PENATALAKSANAAN SISTEM
KARDIOVASKULAR
EFEK ABNORMALITAS ELEKTROLIT
SERUM PADA EKG
• KALIUM
• KALSIUM
• MAGNESIUM
GAMBARAN EKG
HIPOKALEMIA DAN HIPERKALEMIA
• Hipokalemia :
– U prominen, T mendatar
– Depresi ST, T terbalik,
PR memanjang
• Hiperkalemia :
– T meninggi dan lancip,
R menjadi pendek
– QRS melebar dan
bersatu dengan T
– P merendah dan hilang
GAMBARAN EKG
HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA

• Hipokalsemia : QT memanjang terutama karena


perpanjangan ST
• Hiperkalsemia : QT memendek, terutama karena
pemendekan ST
GAMBARAN EKG
HIPOMAGNESIUM
• Gambaran Tarsode de
Pointes (TdP), yakni
suatu kondisi yang
disebabkan karena
prolong atau keadaan
abnormal dari
repolarisasi.
• Tarsode de Pointes
merupakan suatu
ventrikular takikardi
yang polimorfik yang
merlukan tindakan
segera
ALAT – ALAT JANTUNG KHUSUS UNTUK
MEMPERTAHANKAN IRAMA JANTUNG
1. Pacu Jantung ; Pacu jantung transkutan,
Epikardial, Transvena, dan Permanen
2. Defibrilator jantung yang dapat diimplan
(ICD)
3. Kardioversi
PACU JANTUNG
• Pacu jantung (pacer) adlh alat listrik yg membantu
konduksi elektrik jantung dgn menghasilkan loncatan
listrik (spark) yang merangsang jantung untuk
berdenyut apabila SA node pasien gagal atau ada blok
pada konduksi dlm jantung.
• Alat ini juga digunakan untuk mengontrol irama
jantung yg sangat cepat apabila obat-obatan tdk
efektif → krn alat tsbt dapat mengontrol jantung dr
muatan listrik yg lebih besar daripada yang dapat
dihasilkan oleh jantung itu sendiri.
INDIKASI PACER
1. Blok jantung
2. Gangguan fungsi nodus SA (sindrom sakit sinus)
3. Takiaritmia (SVT, fibrilasi/geletar atrium, VT)
4. Henti jantung
5. Bedah jantung terbuka (OHS)
6. Pengujian elektrofisiologis
• Semua pacu jantung memiliki bagian-bagian sebagai
berikut : kotak generator atau sumber tenaga listrik,
alat pengiriman (kawat atau kateter), dan kabel lead.
• Jenis – jenis pacer :
1. Temporer
a. Transkutan → tidak invasif
b. Epikardial → invasif
c. Transversa → invasif
2. Permanen → invasif → ditanamkan melalui
operasi, dibawah tulang klavikula pada dada
kanan
DEFIBRILATOR JANTUNG YANG DAPAT
DIIMPLAN (ICD)
• ICD adlh alat listrik yang ditempatkan melalui
operasi disekitar tempat anatomis yang sama seperti
penempatan pacu jantung permanen.
• Digunakan pada pasien :
– Fibrilasi ventrikel yang tidak terkontrol dengan
obat.
– Henti jantung yang tidak berhubungan dengan MI.
• ICD dapat diprogramkan sebagai pacu jantung → u/
menghentikan irama jantung yang cepat atau lambat.
KARDIOVERSI

• Kardioversi berbeda dari defibrilasi karena:


– Pasien irama jantung yang tdk membahayakan
– Digunakan energi lebih rendah untuk depolarisasi
– Disinkronisasikan dengan denyut jantung pasien
OBAT – OBAT KARDIOVASKULAR
UNTUK PERAWATAN KRITIS
• Medikasi → mempengaruhi stroke volume (SV).
• Ingat !!
– Curah jantung adlh jumlah darah yang dipompa ke dalam
sistem dalam 1 menit dan dihitung dengan mengalihkan
stroke volume dan detak jantung
(CO = HR x SV).
– Stroke volume adlh jumlah darah yang dipompa keluar dari
ventrikel kiri pada setiap denyut jantung.
– Stroke volume tddr dr 3 komponen : preload, kontraktilitas,
dan afterload.
• Preload→ kemampuan otot jantung meregang pada
akhir diastol.
• Obat yang meningkatkan preload akan meningkatkan
SV dan kerja jantung, kmdn meningkatkan kebutuhan
oksigen darah juga, kejadian sebaliknya juga berlaku.
• Medikasi nitrogliserin dan natrium nitroprusida
(Nipride) sebagai Vasodilator → cara kerjanya
mengurangi /menurunkan preload → menurunkan
tekanan darah.
• Medikasi Dopamin dan Levophred sebagai
Vasopressor → meningkatkan preload → diberikan
jika TD terlalu rendah seperti syok
OBAT – OBAT YANG MENINGKATKAN
DAN MENURUNKAN PRELOAD
Peningkatan preload Penurunan preload (Vasodilator)
• Dopamin • Diruretik (Lasix/Furosemid)
• Levophed • Inhibitor aldosteron seperti
(norepinepfrin) Spironolactone (aldactone) atau
amiloride (midamore)
• Nitrogliserin (Tridil, Nitrodur)
• Natrium Nitroprusida (Nipride)
• Morphin sulfat
• Kontraktilitas → kemampuan otot jantung u/
memendek dalam rangka merespons impuls elektrik.
• Medikasi menurunkan kontraktilitas (Agen Inotropik
Negatif) → penghambat beta adrenergik (metoprolol
atau Lopressor) → menurukan kontraktilitas dengan
menghambat stimulasi saraf simpatis jantung.
• Medikasi meningkatkan kontraktilitas (Agen
Inotropik positif) → digoksin dan epineprin →
meningkatkan kekuatan kontraksi
OBAT – OBAT YANG MEMPENGARUHI
KONTRAKTILITAS
Menurunkan kontraktilitas Meningkatkan Kontraktilitas
(Agen Inotropik Negatif) (Agen Inotropik Positif)
• Agen penghambat beta- • Digoksin
adrenergik : metoprolol • Epineprin
(Lopressor), atenolol • Dobutrex (Dobutamin)
(Corgard), Bisoprolo • Primacor (milrinon)
(Zebeta)
• Penghambat kanal
kalsium (calsium
channel blockers) :
verapamil, diltiazem
• Afterload → kekuatan yang diperlukan oleh
ventrikel kiri untuk memompa darah ke aorta.
• Reduksi afterload diperlukan untuk menurunkan kerja
ventrikel kiri
• Obat – Obat penurun Afterload
– Dobutrex (Dobutamin)
– Primacor (Milrinon)
– Morphin Sulfat
– Nitrogliserin
• Antikoagulan → penyumbatan arteri koroner akut
disebabkan oleh platelet yang menutup arteri koroner,
antikoagulan adalah penanganan standar untuk
mencegah oklusi.
• Antikoagulan dapat digunakan → untuk pencegahan
maupun saat kejadian emboli paru.
• Obat – obat antikoagulan
– Aspirin
– Heparin : enoxaparin (Lovenox) atau dalteparin
(Fragmin)
– Terapi trombolisis : t-PA (Tissue Plasminogen
Activator), alteplase (Activase) dan Reteplase (r-
PA)
• Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE/
Angiotensin Converting Enzyme) dan
Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB/
Angiotensin II Receptor Blocker) → pengobatan
yang utama dalam penanganan gagal jantung.
• Obat ini telah menunjukkan efektifitas dlm
menurunkan hospitalisasi dan memperlambat
perkembangan gagal jantung, hipertensi dan kematian
Obat – Obat Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin dan
Penghambat Reseptor Angiotensin II B

Inhibitor Enzim Pengubah Penghambat Reseptor


Angiotensin (ACE) Angiotensin II B (ARB)
• Captopril (Capoten) • Candersatan (Atacand)
• Enapril (Vasotec) • Losartan (Cozaar)
• Lisinopril (Prinivil, • Valsartan (Diovan)
Zestril)
• Quanapril (Accupril)
• Diuretik → paling banyak digunakan pada
gagal jantung untuk mengurangi kelebihan
cairan tubuh yang masuk ke paru – paru
(edema paru) atau tubuh (edema perifer).
• Diuretik mengurangi preload jantung dan
menyebabkan jantung bekerja dengan tekanan
cairan yang lebih sedikit.
OBAT – OBAT DIURETIC

Diuretik Loop Diuretik Tiazid


• Furosemid (Lasix) • Inhibitor aldosteron :
• Bumetanid (Bumex) Sirolactone (Aldactone),
• Toresemid (Demadex) Eplerenone (Inspra)
OBAT –OBATAN YANG MEMBANTU
STABILISASI IRAMA/RITME JANTUNG
Ggn Irama jantung Pengobatan
Bradikardia simptomatis • Atropin
dan blok jantung • Epinefrin
• Menemukan penyebab yg mendasari
Takikardia • Penghambat beta
• Penghambat kanal kalsium
• Menemukan penyebab yg mendasari
Takikardia ventrikel • Jika stabil dgn nadi, prokainamid
(pronestyl)
• Jika tdk stabil tanpa nadi, amiodarone
dan sotalol (betapace)
• Elektrolit spt kalium, magnesium,
kalsium atau lainnya
Cont` OBAT –OBATAN YANG MEMBANTU
STABILISASI IRAMA/RITME JANTUNG
Ggn Irama jantung Pengobatan
Fibrilasi Ventrikel • Epinefrin
• Vosopressin (satu dosis)
• Amiodarone
• lidokain
Asistol • Epinefrin
• atropin
KONDISI MEDIS KARDIOVASKULAR YANG
MEMBUTUHKAN PERAWATAN KRITIS

1. Hipertensi darurat
2. Angina
3. Sindrom Koroner Acut (ACS) : Angina, IMA dgn
elevasi segmen ST
4. Gagal jantung (HF)
5. Proses Inflamasi (Perikarditis, Miokarditis,
Endokarditis)
6. Temponade Jantung
7. Emboli Paru (PE)
PEMBEDAHAN KARDIOVASKULAR YANG
MEMBUTUHKAN PERAWATAN KRITIS

1. Intervensi Koroner Perkutan (PCI)


2. Bedah jantung terbuka (OHS)
a. Penggantian Katub
b. Cangkok Pintas Arteri koroner (CABG)
3. Transplantasi jantung
4. Aneurisma Aorta Abdominal (AAA)
INFARK MIOKARD AKUT
INFARK MIOCARD AKUT

• Penyakit Infark Miokard Akut atau


Jantung koroner (PJK) / Acute
Coronary Syndrome (ACS) adalah
gejala yang disebabkan adanya
penyempitan atau tersumbatnya
pembuluh arteri koroner baik
sebagian/total yang mengakibatkan
suplai oksigen pada otot jantung
tidak terpenuhi
PENYEBAB IMA
• Jika pembuluh darah mengalami suatu
sumbatan maka aliran darah mengalami
suatu penurunan sehingga otot jantung
mengalami kekurangan oksigen,
dengan adanya penurunan aliran darah
akan memunculkan gejala pasien
gangguan pembuluh darah jantung yaitu
nyeri dada yang menjalar ke bahu kiri,
rahang dan dada seperti tertindih atau
diremas
GEJALA IMA/ACS
LOKASI MIOKARD INFARK
BERDASARKAN EKG
Lokasi Arteri yang Perubaha Perubahan yang
tersumbat n lead terjadi
MI anterior Anterior kiri yg V1 – V4
septum menurun (LAD/left • Elevasi segmen ST
Anterior Desending • Terbaliknya gelombang
MI inferior Koroner kanan II, III, dan T
AVF • Gelombang Q
MI Lateral Cabang Sirkumfleks V1 – V6
atau cabang diagonal
dari LAD
MI posterior Bagian distal dari RCA • Perubahan resiprokal
(jarang) dan sirkumfleks (tjd di jantung bgn
belakang)
• Elevasi segmen ST
• Elevasi gelombang T
• Gelombang R yg besar
PATOFISIOLOGI
INFARK MIOKARD
GAMBARAN EKG PADA IMA
TES DIAGNOSTIK
• EKG → melihat elevasi segmen ST ( iskemia ;
kekurangan suplai darah), inversi gelombang T
(kerusakan ; cedera miokardium), dan infark (gelombang
Q ; kematian miokardium) yg mengindikasikan infark
transmural.
• Laboratorium enzim jantung. Jika meningkat→ indikasi
kerusakan ke sel jantung dan infark.
• Rontgen dada → menentukan ukuran jantung & kongesti
paru
• Serum elektrolit (K+, Ca2+, Mg2+) menentukan
pengobatan perlu dimulai → Disritmia jantung
• Ekokardiogram terdapat penurunan gerakan dinding atau
malfungsi katub jantug
PENGKAJIAN
• Pengajian yang mudah diingat : OPQRT
– Onset : kapan mulainya ? Biasanya tiba-tiba
– Precipitating factor : Apa yg menyebabkannya?
Biasanya stress at kelelahan fisik
– Quality : Apakah pasien memberitahu apa yg
dirasakannya? Spt tertindih, dijepit, berat .
– Radiation : Ke mana arahnya ? Angina dpt
menjalar ke rahang, punggung dan lengan
– Timing : Berapa lama hal ini berlangsung? Lebih
lama dr angina & tdk hilang dengan nitrogliserin
dan istirahat.
Gejala lain yg berhubungan degan MI termasuk:

• Sesak napas
• Keringat dingin
• Sakit di epigastrium
• Mual dan muntah
• Distritmia
• Sinkop (serasa mau pingsan)
• Perasaan spt sesuatu yg memburuk akan terjadi
• Hipotensi dan syok
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri dada (akut) b.d iskhemia otot sekunder
terhadap sumbatan arteri koroner.
Tujuan : klien dapat menunjukkan nyeri dada berkurang atau
hilang baik dalam frekwensi – durasi atau beratnya, kadar trop
T dan CKMB dalam batas normal. EKG tidak ada ST elevasi –
depresi dan T inverted
2. Penurunan curah jantung b.d infark otot jantung
Tujuan : klien dapat menunjukkan tanda-tanda stabilitas
hemodinamik BP 120–140/80-90 mmHg, HR 80-90x/menit,
RR 12-20x/menit, urin 1-1,5 cc/kg BB/jam, tidak adanya
disritmia
Cont` DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai
O2 miokard dengan kebutuhan
Tujuan : klien dapat menunjukkan toleransi aktivitas yang
dapat didukung oleh tanda vital BP 120–140/80-90 mmHg,
HR 80-90x/menit, RR 12-20x/menit, kulit kering – hangat.
4. Ansietas b.d perubahan kesehatan dan status
ekonomi
Tujuan : klien dapat menunjukkan adanya mengenal perasaan
dan mengidentifikasi penyebab ansietasnya, menyatakan
penurunan kecemasan, mengidentifikasi sumber secara cepat
PENANGANAN

• Hentikan semua aktivitas


• Berikan oksigen
• Berikan obat-obatan (aspirin, antikoagulan, lopressor,
nitrat, trombolitik)
• Persiapkan untuk arteriogram koroner, angioplasti,
atau bedah jantung terbuka jika dibutuhkan
KOMPLIKASI IMA

1. Gagal jantung kongesif2


2. Syok kardiogenik
3. Disfungsi otot papilaris
4. Defek septum ventrikel
5. Ruptura jantung
6. Aneurisma ventrikel
7. Tromboembolisme
8. Perikarditis
9. Aritmia
RESUSITASI JANTUNG PARU ATAU
CARDIO PULMONARY RESUCITATION (CPR)
RESUSITASI JANTUNG PARU ATAU
CARDIO PULMONARY RESUCITATION
(CPR)
Definisi
• Suatu usaha untuk mengembalikan fungsi
pernapasan dan fungsi jantung serta
menangani akibat-akibat berhentinya fungsi –
fungsi tersebut pada orang yang tidak
diharapkan mati pada saat itu
TUJUAN RESUSITASI JANTUNG PARU

• Mencegah berhentinya sirkulasi darah atau


berhentinya pernapasan
• Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi
(melalui kompresi dada dan ventilasi (melalui
bantuan napas penolong) dari pasien yg mengalami
henti jantung atau henti napas
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
• INDIKASI
– Korban tidak responsif, tidak bernapas
– Tidak bernapas normal (yaitu, hanya terengah-
engah)
– Ditemukan korban tiba-tiba jatuh tidak sadarkan
diri dengan gambaran 2 diatas
• KONTRAINDIKASI
– DNAR (do not attemp resuscitation)
– Tidak ada manfaat fisiologis krn fungsi vital telah
menurun
– Ada tanda kematian yang reversibel (rigormotis/
kaku mayat, dekapitasi, dekomposisi/ pucat)
INDIKASI RJP
• HENTI NAPAS
– Sumbatan jalan napas
– Depresi pusat pernapasan
• HENTI JANTUNG :
– penyakit kardiovaskular
– kekurangan O2 akut
– Kelebihan dosis obat
– Gangguan asam basa
– Syok listrik
– Anestesi dan pembedahan
– Syok
RESUSITASI JANTUNG PARU
RESUSITASI DENGAN METODE TIM
• Tim resusitasi dipimpin oleh Team Leader
• Terdiri dari tugas utama :
– Kompresi dada
– Pengelolaan jalan napas
– Monitor EKG dan defibrilasi
– Akses IV dan pemberian obat
– Ambulasi k/p
KOMPLIKASI RESUSITASI
• Akibat napas buatan
– Inflasi gaster
– Regurgitasi
• Akibat kompresi dada
– Fraktur iga dan sternum
– Pneumothoraks
– Hemothoraks
– Kontusio paru
– Laserasi hati dan limpa
– Emboli lemak
PERTIMBANGAN STOP RJP

• Telah timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan


dan efektif
• Setelah 30 menit respon (-)
• Setelah dimulai RJP ternyata pasien berada dalam
stadium akhir penyakit
• Penolong kelelahan
• Lingkungan jadi berbahaya bagi penolong
• RJP diambil alih oleh yang bertanggung jawab
https://www.scribd.com/doc/141917610/Pedoman-Baru-Resusitasi-Jantung-
Paru-Bahasa-Indonesia-Update-AHA-2010

Anda mungkin juga menyukai