Anda di halaman 1dari 4

A 57-year-old patient with COVID-19 was admitted to Anesthesiology and Intensive Care Unit

after being transferred from another hospital for further treatment due to increasing respiratory
failure. His previous blood pressure was 180/90 mmHg, hemoglobin 9 gr/dl, glucose 80 mg/dl,
natrium 150, kalium 6.9, chloride 100, ECG: Old Miokard Infark Anterior, atrial fibrillation
RVR, RBBB. Last therapy, captopril 2x6 25mg, digoxin 1x0 250mg.
Suddenly, the patient falls into unconscious condition, does not feel the carotid pulse, and cold in
peripheral extremity. ECG monitor showed flat sign. Soon after obtaining the blue code, the
monitor on the defibrillator was obtained with an ECG image of the ventricular fibrillation. Code
blue teams acted with algorithm resuscitation, and then the patient returns of spontaneous
circulation (ROSC). The leader of the team made evaluation of cardiac arrest situation that
happened. While the family was shocked and panicked and kept crying to get closer to the
patient, one of the nurses tried to help calm the patient's family by praying and tawakkal.
Seorang pasien berusia 57 tahun dengan COVID-19 dirawat di Unit Anestesiologi dan Perawatan
Intensif setelah dipindahkan dari rumah sakit lain untuk perawatan lebih lanjut karena
peningkatan kegagalan pernapasan. Tekanan darah sebelumnya 180/90 mmHg, hemoglobin 9
gr/dl, glukosa 80 mg/dl, natrium 150, kalium 6,9, klorida 100, EKG: Old Miokard Infark
Anterior, fibrilasi atrium RVR, RBBB. Terapi terakhir, kaptopril 2x6 25mg, digoksin 1x0
250mg.
Tiba-tiba pasien jatuh pingsan, tidak merasakan nadi karotis, dan ekstremitas perifer dingin.
Monitor EKG menunjukkan tanda datar. Segera setelah mendapatkan kode biru, monitor pada
defibrillator diperoleh dengan gambar EKG dari fibrilasi ventrikel. Tim kode biru bertindak
dengan algoritme resusitasi, dan kemudian pasien kembalinya dari sirkulasi spontan (ROSC).
Ketua tim melakukan evaluasi terhadap situasi henti jantung yang terjadi. Sementara keluarga
kaget dan panik dan terus menangis untuk mendekatkan diri dengan pasien, salah satu perawat
berusaha membantu menenangkan keluarga pasien dengan berdoa dan tawakal.

STEP 1.
1. Old Miokard Infark Anterior
- berarti infark sudah lama, sudah tidak akut lagi. 
2. fibrilasi atrium
- kondisi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan cepat.
Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah, stroke, dan gagal
jantung.
3. fibrilasi ventrikel
- salah satu jenis gangguan irama jantung (aritmia) yang membuat jantung tidak dapat
memompa darah sebagaimana mestinya. 
- aktivitas listrik jantung terlalu cepat dan sangat ireguler.
4. ROSC
- Return of spontaneous circulation.
- Kembalinya sirkulasi spontan adalah dimulainya kembali irama jantung berkelanjutan
yang mengaliri tubuh setelah henti jantung.
- Keadaan dimana pasien henti jantung mengalami kembali terabanya nadi selama
sepuluh menit dan tanda sirkulasi bertahan atau berkelanjutan disebut dengan Return
of Spontaneous Circulation (ROSC). 
5. Nadi karotis
- Terletak di sisi kanan dan kiri leher.  sepasang pembuluh darah yang terletak di
bagian dalam leher yang mengantarkan darah ke otak dan kepala.
6. Ekstremitas perifer
7. EKG
- Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam
aktivitas listrik jantung.
- Sebuah tes yang digunakan untuk menilai kesehatan jantung secara menyeluruh,
termasuk mengukur detak jantung seseorang. Tes ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan alat pendeteksi impuls listrik yang diberi nama elektrokardiograf.
8. RVR
- RVR adalah singkatan dari rapid ventricular rate / laju ventrikel cepat, yang
didefinisikan sebagai denyut jantung lebih dari 100 denyut per menit.
9. RBBB
- RBBB (Right Bundle Branch Block) adalah pola yang terlihat pada
electrocardiogram (ECG) yang terjadi ketika impuls listrik jantung terganggu.
- RBBB merupakan singkatan dari Right Bundle Branch Block atau hambatan pada
cabang berkas kanan dari serambi jantung. Hambatan yang dimaksud ialah hambatan
impuls listrik yang mengarah pada serambi kanan. 
10. Resusitasi
- Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dapat membantu menyelamatkan
nyawa seseorang, jika pernapasan atau jantungnya berhenti. Tindakan ini dikenal pula
dengan Resusitasi Jantung Paru atau RJP.
- Resusitasi adalah prosedur medis yang dilakukan dengan cara memberikan
penekanan pada dada.
11. Kode biru
- Code blue adalah kode isyarat yang digunakan dalam rumah sakit yang menandakan
adanya seorang pasien yang sedang mengalami serangan jantung (cardiac arrest), atau
mengalami situasi gagal nafas akut (respiratory arrest), dan situasi darurat lainnya
menyangkut nyawa pasien.
12. Defibrillator
- Defibrilator adalah stimulator detak jantung yang menggunakan listrik dengan
tegangan tinggi untuk memulihkan korban serangan jantung.
- Defibrillator adalah perangkat yang memberikan kejutan listrik ke jantung, untuk
mengatasi irama jantung abnormal yang berpotensi fatal (aritmia). Alat ini juga
umum digunakan pada pengidap henti jantung atau ventrikel agar detak jantung
kembali ke ritme normal. 
STEP 2.
1. Mengapa pasien mengalami kegagalan pernapasan?
2. Apa itu henti jantung?
3. Apa fungsi terapi obat catopril dan digoxin yang diberikan?
4. Apa yang menyebabkan terjadinya henti jantung?
5. Apa saja faktor risiko yang mengakibatkan pasien mengalami henti jantung?
6. Apa tanda dan gejala henti jantung?
STEP 3.
1. Mengapa pasien mengalami kegagalan pernapasan?
- Karena pasien memiliki COVID-19. Virus COVID-19 sendiri menyerang atau
menginfeksi sistem pernapasan pada manusia.  Infeksi virus Corona bisa
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi
sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.
2. Apa itu henti jantung?
- Henti jantung adalah hilangnya fungsi jantung untuk memompa darah yang terjadi
secara mendadak.
- Pada henti jantung (cardiac arrest), jantung berhenti berdetak dan perlu dihidupkan
kembali. Hal ini terjadi karena adanya masalah pada sistem kelistrikan jantung yang
dipicu oleh gangguan irama jantung (aritmia). 
- Henti jantung mendadak yang dikenal juga dengan istilah cardiac arrest atau sudden
cardiac arrest (SCA) adalah kondisi jantung yang tiba-tiba berhenti berdetak.
- Apabila jantung berhenti berdetak, itu artinya jantung tidak bekerja dengan baik.
Darah akan berhenti dipompa dari jantung menuju organ vital lainnya, seperti otak,
hati, dan paru-paru. Akibatnya, kondisi ini membuat penderitanya tidak bernapas
normal, tidak sadarkan diri, atau bahkan berhenti bernapas. Jantung memiliki sistem
elektrik internal yang mengendalikan ritme detak jantung. Beberapa masalah detak
jantung dapat terjadi jika sistem elektrik internal tersebut mengalami kerusakan.
Kondisi ini terkadang berkaitan erat dengan masalah detak jantung lainnya, seperti
aritmia dan serangan jantung.
3. Apa fungsi terapi obat catopril dan digoxin yang diberikan?
- Captopril adalah obat untuk menangani hipertensi atau gagal jantung.
- Digoxin adalah obat yang digunakan dalam mengobati gagal jantung sehingga dapat
membantu penderita untuk dapat tetap beraktivitas seperti berjalan, olahraga dan
meningkatkan kekuatan jantung. Obat ini juga penting digunakan untuk menurunkan
risiko penggumpalan darah sehingga serangan jantung mendadak dapat dicegah.
Digoxin juga bekerja pada mineral tertentu (kalium dan natrium) di sel jantung untuk
menurunkan tegangan jantung dan membantu agar denyut jantung tetap normal dan
teratur. 
4. Apa yang menyebabkan terjadinya henti jantung?
- Penyebab utama henti jantung mendadak adalah penyakit jantung koroner dan denyut
jantung tidak teratur. Mereka yang mengalami hipertensi, diabetes melitus, stres fisik
berat, dan penyakit jantung bawaan memiliki risiko lebih tinggi mengalami henti
jantung mendadak.
- Henti jantung lebih mungkin dialami seseorang yang lahir dengan cacat jantung
bawaan. Beberapa kejadian trauma juga dapat menyebabkan henti jantung secara
mendadak seperti saat tersetrum, overdosis obat, aktivitas fisik terlalu berat,
kehilangan banyak darah, penyumbatan saluran pernapasan, mengalami kecelakaan,
tenggelam, dan hipotermia.
- Gangguan sinyal elektrik jantung, kelainan jantung saat lahir, dan serangan jantung
berulang kali.
5. Apa saja faktor risiko yang mengakibatkan pasien mengalami henti jantung?
- Riwayat penyakit dalam keluarga, kebiasaan merokok, kolesterol dan tekanan darah
tinggi, diabetes, kegemukkan
6. Apa tanda dan gejala henti jantung?
- cardiac arrest adalah suatu kondisi dimana, tidak terdapatnya tanda-tanda kehidupan
seperti tidak adanya nadi atau denyut jantung, jantung kehilangan fungsinya, dan
fungsi jantung mendadak berhenti yang dapat dilihat melalui penilaian secara fisik
dan penilaian secara fisiologis. a) Penilaian secara fisik: Ditandai dengan pada saat
dicek atau diraba tidak ada nadi dan denyut jantung. b) Penilaian secara fisiologis:
Ditandai dengan jantung kehilangan fungsinya sebagai pemompa darah keseluruh
tubuh secara tiba-tiba serta ada berbagai penyakit penyerta yang disertai sehingga
terjadi henti jantung.
- Tanda-tanda terjadinya henti jantung atau cardiac arrest: 1) Ketiadaan respon; pasien
tidak berespon terhadap rangsangan suara, tepukan di pundak ataupun cubitan. 2)
Ketiadaan pernafasan normal; tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan
pernafasan dibuka. Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis,
radialis).

Anda mungkin juga menyukai