DISUSUN OLEH :
1. Pengertian
3. Etiologi
4. Gambaran Klinis
6. Pemeriksaan Penunjang
a Elektrokardiogram (EKG)
7. Penatalaksanaan
a Pemberian Obat-Obatan
Salah satu jenis obat yang biasanya diberikan dokter untuk pengidap
aritmia adalah obat penghambat beta. Obat tersebut bermanfaat untuk
menjaga denyut jantung tetap normal. Selain obat penghambat beta,
obat- obatan lain yang juga sering digunakan untuk mengatasi aritmia,
antara lain aspirin, warfarin, rivaroxaban, dan dabigatran yang dapat
mencegah terjadinya penggumpalan darah dan stroke.
b Pemasangan Alat Picu Jantung atau Implantable Cardioverter
Defibrillator (ICD)
Cara lainnya untuk mengatasi aritmia adalah dengan memasang alat picu
jantung yang bisa menjaga detak jantung tetap normal. Alat ini dipasang
di dalam dada bagian atas pengidap. Jadi, ketika terjadi perubahan ritme
jantung, alat ini dapat segera mendeteksi dan mengirimkan sengatan
listrik pendek ke jantung guna membuat ritme jantung menjadi normal
kembali.
c Kardioversi
Metode yang satu ini biasanya dilakukan bila aritmia sudah tidak bisa
lagi ditangani dengan obat-obatan. Dalam proses kardioversi, dokter
akan memberikan kejutan listrik ke dada pengidap untuk membuat
denyut jantung kembali normal. Kardioversi elektrik biasanya dilakukan
untuk menangani kasus aritmia fibrilasi atrium dan takikardia
supraventrikular.
d Metode Ablasi
1. Pengkajian
Pengkajian primer :
a Airway
Pengkajian sekunder
a Riwayat penyakit
1) Tekanan Darah
Nilai
normalnya :
Nilai rata-rata sistolik : 110-140
mmHg Nilai rata-rata diastolik : 80-
90 mmHg
2) Nadi
a Inspeksi : vena leher dengan JVP meningkat, letak ictus cordis (normal :
ICS ke5)
b Palpasi : PMI bergeser kekiri, inferior karena dilatasi atau hepertrofi
ventrikel
c Perkusi : batas jantung normal pada orang
dewasa Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis
Dextra Kanan bawah : SIC IV Linea Para
Sternalis Dextra Kiri atas : SIC II Linea Para
Sternalis sinistra
Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra d
Auskulatsi : bunyi jantung I dan II
BJ I : terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikular, yang
terjadi pada saat kontraksi simetris dari bilik pada permulaan systole
BJ II : terjadi akibat getaran menutupnya katup aorta dan arteri
pulmonalis pada dinding toraks. InI terjadi kira-kira pada permulaan
diastole. (BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I)
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
1) Dipsnea menurun
Terapeutik
1) Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Dipsnea
Intervensi
Observasi
Edukasi
1) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian bronkodilato, ekspetoran, mukolitik, jika
perlu
Intervensi
Observasi
1) Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
Terapeutik
1) Berikan terapi terapi relaksasi untuk mengurangi strees, jika perlu
Edukasi
Intervensi
Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi,
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
5. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Anastastya, N., & Hagijanto, A. (2016). Perancangan Media Informasi Tentang Aritmia
Jantung Bagi Anak Remaja Usia 15-20 Tahun. Jurnal DKV.
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/4335
Hutasuhut, M., Tugiono, T., & Nasyuha, A. H. (2021). Analisis Aritmia (Gangguan Irama
Jantung) Menerapkan Metode Certainty Factor. Jurnal Media Informatika
Budidarma, 5(4), 1386–1393. https://doi.org/10.30865/mib.v5i4.3289
Kalangi, C. S., Jim, E. L., & Joseph, V. F. F. (2016). Gambaran aritmia pada pasien
penyakit jantung koroner di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari
2015 – 31 Desember 2015. E-CliniC, 4(2).
https://doi.org/10.35790/ecl.4.2.2016.14556
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawataan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI