Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

DISRITMIA

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. DEFINISI
Disritmia merupakan kelainan denyut jantung yang meliputi
gangguan frekuensi atau irama atau keduanya. Disritmia juga merupakan
gangguan sistem hantaran jantung dan bukan struktur jantung. Disritmia
dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia
dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme
hantaran yang terlibat. Misalnya: disritmia yang berasal dari nodus sinus
(nodus SA) dan frekuensinya lambat dinamakan sinus bradikardia. Ada
empat kemungkinan tempat asal disritmia : nodus sinus, atrial, nodus AV
atau sambungan, dan ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran yang
mungkin yang dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi, fluter, fibrilasi,
denyut prematur, dan penyekat jantung (Barbara C long. 1996).

2. ETIOLOGI
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
 Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
 Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
 Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-
obat anti aritmia lainnya.
 Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
 Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang
mempengaruhi kerja dan irama jantung.
 Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
 Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis).

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
 Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
 Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung.
 Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem
konduksi jantung).

3. PATOFISIOLOGI
Disritmia diakibatkan oleh berbagai faktor, di antaranya yaitu infar
kmiokard,Infarkmiokard menyebabkan kurang efektifnya otot jantung
untuk memompakan darahnya, kemudian mengakibatkan penurunan
cardiakoutput.Penurunan cardiak output ini mengakibatkan penurunan
perfusi jaringan yang ditandai dengan kulit dingin, pucat, cianosis,
nadi dan respiratori rate (RR) menjadi meningkat. Selainitu, penurunan
perfusijaringan jugamengakibatkan penurunan kontruksi jantung. Penurun
an kontruksi jantung menyebabkanvasodilatasi pembuluh darah juga akan
menurun kemudian menyebabkan penurunan tekanandarah, akhirnya
akanmenybabkan kerusakan ototjantngdan mengakibatkan gangguan trans
misi impuls dan akanmengakibatkandisritmia.

4. MANIFESTASI KLINIS
a. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang
disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan
hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang.
Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-
remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang
cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi
pada setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran
darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang
disebut silent ischemia).
b. Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal
jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam
rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
c. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka
aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang,
menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali
bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi
aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian
dari penuaan.
d. Palpitasi (jantung berdebar-debar).
e. Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama
jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang
buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.
Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan
elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holder : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan di mana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila
pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk
mengevalusasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
c. Foto dada : dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup.
d. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan area
iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi
normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
e. Tes stress latihan : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan
yang menyebabkan disritmia.
f. Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, dan
magnesium dapat menyebabkan disritmia.
g. Pemeriksaan obat : dapat menyebabkan toksisitas abat jantung, adanya
obat jalanan, atau dugaan interaksi obat, contoh digitalis, quinidin, dll.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
h. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum
dapat menyebabkan/meningkatkan disritmia.
i. Laju sedimentasi : peningggian dapat menunjukkan proses inflamasi
akut/aktif, contoh endokarditis sebagai faktor pencetus untuk
disritmia.
j. GDA/nadi oksimetri : hipoksemia dapat
menyebabkan/mengeksasernasi disritmia.

6. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Medis

Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :

 Anti artimia kelas I : sodium channel blocker.


Kelas I A :
 Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau
flutter.
 Procainamide untuk ventrikel ekstra sistole atrial fibrilasi dan
aritmia yang menyertai anestesi.
 Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang.

Kelas I B

 Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,


ventrikel takikardia.
 Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT.

Kelas I C

 Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi.


 Anti aritmia kelas 2 (beta adrenergik blokade).
 Atenolol, metoprolol, propanolol : indikasi aritmia jantung,
angina pektoris dan hipertensi.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
 Anti aritmia kelas 3 (prolong repolarisation)
 Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang.
 Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
 Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia.
b. Terapi mekanis
Kardioversi : Mencakup pemakaian arus listrik untuk
menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya
merupakan prosedur elektif.
Defibrilasi : Kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan
gawat darurat.
Defibrilator kardioverter implantable : suatu alat untuk mendeteksi
dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau
pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
Terapi pacemaker : Alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus
listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

7. PENCEGAHAAN
a. Perubahan Gaya Hidup.
Pola makan sehat dan seimbang, dengan lebih banyak sayuran atau
buah-buahan, penting untuk melindungi arteri jantung kita. Makanan
yang kaya lemak, khususnya lemak jenuh, dapat mengakibatkan kadar
kolesterol tinggi, yang merupakan komponen utama kumpulan yang
berkontribusi terhadap penyempitan arteri jantung.
Olah raga teratur berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Olah raga membantu kita untuk menjadi fit dan membangun system
sirkulasi yang kuat. Ini juga membantu kita menurunkan berat badan.
Obesitas biasanya tidak sehat, karena mengakibatkan insiden
hipertensi, diabetes mellitus, dan tingkat lemak tinggi menjadi lebih
tinggi, semua yang dapat merusak arteri jantung.

b. Pengendalian Faktor Resiko Utama Penyakit Jantung Koroner.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
Diabetes melitus, merokok, tingkat kolesterol tinggi, dan tekanan
darah tinggi adalah empat faktor utama yang mengakibatkan resiko
penyakit jantung koroner lebih tinggi. Pengendalian keempat faktor
resiko utama ini dengan baik melalui perubahan gaya hidup dan/atau
obat-obatan dapat membantu menstabilkan progresi atherosklerosis,
dan menurunkan resiko komplikasi seperti serangan jantung.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Aktifitas
Dilaporkan :
1) Kelemahan umum
2) Tidak mampu melakukan aktifitas
Ditandai dengan:
a) Tekanan darah berkisar antara 124/91 mmhg- 137/97 mmhg
b) Denyut nadi berkisar antara 100 - 112 x/menit
c) Pernapasan sekitar 16-20 x/menit
d) Terjadi perubahan sesuai dengan aktifitasnya dan rasa nyeri
yang timbul sekali-sekali waktu batuk.
b. Sirkulasi
Dilaporkan :
1) Riwayat adanya Infark Miokard Akut, tiga atau lebih penyakit
arteri koronaria, kelainan katub jantung, hipertensi
Ditandai dengan :
a) Tekanan darah yang tidak stabil, irama jantung teratur
b) Disritmia / perubahan EKG
c) Bunyi jantung abnormal : S3 / S4 murmur
d) Sianosis pada membran mukosa/kulit
e) Dingin dan kulit lembab
f) Edema / JVD
g) Penurunan denyut nadi perifer
h) Perubahan status mental
c. Status Ego
Dilaporkan :
1) Merasa tak berdaya / pasrah
2) Marah / ketakutan
3) Ketakuatan akan kematian, menjalami operasi, dan komplikasi
yang timbul

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
4) Takut akan perubahan gaya hidup atau fungsi peran
Ditadai dengan :
a) Kelemahan yang sangat
b) Imsomania
c) Ketegangan
d) Menghindari kontak mata
e) Menangis
f) Perubahan tekanan darah dan pola napas

d. Makan/minum
Dilaporkan :
1) Perubahan berat badan
2) Hilangnya nafsu makan
3) Nyeri abdomen, nausea/muntah
4) Perubahan frekwensi miksi/meningkat
Ditandai dengan :
a) Menurunnya BB
b) Kulit kering, turgor kulit menurun
c) Hipotensi postural
d) Bising usus menurun
e) Edem (umum, lokal)
e. Sensoris
Dilaporkan :
1) Sering pusing
2) Vertigo
Ditandai dengan :
a) Perubahan orientasi atau kadang berbicara tidak relefan
b) Mudah marah, tersinggung, apatis.
f. Nyeri / kenyamanan
Dilaporkan :
1) Nyeri dada/ angina

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
2) Nyeri post operasi
3) Ketidaknyamanan karena adanya luka oprasi
Ditandai dengan :
a) Post operatif
b) Wajah tapak kesakitan
c) Perilakau tidak tenang
d) Membatasi gerakan
e) Gelisah
f) Kelemahan
g) Perubahan tekanan darah, nadi, dan pernapasan
g. Pernapasan
Dilaporkan :
1) Napas cepat dan pendek
2) Post operatif
3) Ketidakmampuan untuk batuk dan napas dalam
Ditandai dengan :
a) Post operatif
b) Penurunan pengembangan rongga dada
c) Sesak napas (normal karena torakotomi)
d) Tanpa suara napas (atelektasis)
e) Kecemasan
f) Perubahan pada ABGs / pulse axymetri
h. Rasa Aman
Dilaporkan :
1) Periode infeksi perbaikan katub
2) Ditandai dengan :
3) Post operati : peradarahan dari daerah dada atau berasal dari insisi
daerah donor.
i. Penyuluhan
Dilaporkan :

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
1) Faktor resiko seperti diabetes militus, penyakit jantung, hipertensi,
stroke
2) Penggunaan obat-obat kardivaskuler ya ng bervariasi
3) Memperbaiki kegagalan/kekurangan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Definisi : Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat
mengngganggu kesehatan.

Batasan Karakteristik :
 Edema
 Kelambatan penyembuhan luka perifer
 Nyeri ekstremitas
 Parestesia
 Penurunan nadi perifer
 Perubahan fungsi motorik
 Perubahan karakteristik kulit (warna, elastisitas, kelembaban,
kuku, suhu)
 Perubahan tekanan darah di ekstremitas
 Waktu pengisian kapiler >3 detik
 Warna kulit pucat

Faktor Yang Berhubungan :

 Diabetes Melitus
 Gaya hidup kurang gerak
 Kurang pengetahuan tentang faktor pemberat(merokok, gaya
hidup monoton, obesitas, asupan garam)
 Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
 Merokok

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
II. Nyeri akut
Definisi :
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyanangkan yang muncul
akibat kerusakan jaingan aktual atau potensial yang digambarkan
sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi.

Batasan Karakteristik :
 Ekspresi wajah nyeri
 Mengekspresikan perilaku (gelisah, merengek, menangis)
 Perilaku distraksi
 Perubahan pada parameter fisiologis (tekanan darah, frekuensi
jantung, frekuensi pernapasan, saturasi oksigen)
 Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
 Perubahan selera makan
 Sikap melindungi area nyeri

Faktor Yang Berhubungan :

 Agens cedera biologis (iskemia)

III. Ansietas
Definisi :
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons
otonom, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan
indivdu untuk bertindak menghadapi ancaman.

Batasan Karakteristik :
 Gelisah

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
 Insomnia
 Kontak mata yang buruk
 Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa
hidup

Faktor Yang Berhubungan :

 Ancaman kematian
 Perubahan besar (status kesehatan)

3. HASIL YANG DIHARAPKAN


Diagnosa I
Hasil NOC
Catatan : Hasil berikut ini digunakan untuk mengkaji kejadian aktual
ketidakefektifan perfusi gastrointestinal.
Perfusi Jaringan : Organ Abdomen : Keadekuatan aliran darah melalui
pembuluh darah kecil visera abdomen untuk mempertahankan fungsi
organ.
Tujuan/Kriteria Evaluasi
a. Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama ...x24 jam,diharapkan
status sirkulasi kembali normal
b. Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama ...x24 jam,diharapkan
menujukkan hidrasi (haluaran urine, natrium serum, dan membran
mukosa lembab)
c. Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama ...x24 jam,diharapkan
pasien melaorkan kecukupan energi
d. Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama ...x24 jam,diharapkan
pasien menunjukkan asupan makanan, cairan, dan zat gizi adekuat.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
Diagnosa II
Hasil Noc
Kepuasan Pasien : Manajemen Nyeri : tingkat presepsi positif tentang
perawatan pasien untuk meredakan nyeri.
Tingkat Kenyamanan : Tingkat persepsi positif terhadap kemudahan
fisik dan psikologis.
Pengendalian nyeri : tindakan individu untuk mengendalikan nyeri
Tingkat Nyeri : keprahan nyeri yang dapat diamati atau dilaporkan.

Tujuan/Kriteria Evaluasi
a. Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama ...x24 jam,diharapkan
psien mampu mengendalikan nyeri
b. Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama ...x24 jam,diharapkan
pasien mampu menunjukkan tingkat nyeri
c. Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama ...x24 jam,diharapkan
pasien mampu memperlihatkan teknik relaksai individual
d. Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama ...x24 jam,diharapkan
nyeri berkurang

Diagnosa III
Hasil Noc
Tingkat Ansietas : keparahan manifestasi kekhawatiran, ketegangan, atau
erasaan tidak tenang yang muncul dari sumber yang tidak dapat
diidentifikasi
Pengendalian diri terhadap ansietas : tindakan personal untuk
menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir, tegang, atau perasaan
tidak tenang akibat sumber yang tidak dapat diidentifikasi.
Konsentrasi : kemampuan untuk fokus pada stimulus tertentu
Tujuan/Kriteria Evaluasi
a. Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama ...x24 jam,diharapkan
ansietas berkurang

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
b. Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama ...x24 jam,diharapkan
pasien menunukkan pengendalian diri terhadap ansietas

4. INERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa I
Intervensi NIC
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
 Pantau tanda-tanda vital
 Pantau Irama Jantung
 Pertahankan keakuratan pencatatan asupan dan haluaran cairan
 Kaji tanda perubahan keseimbangan cairan
Aktivitas Kolaborativ
 Berikan terapi IV (jika diprogramkan)
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
 Jelaskan semua prosedur dan sensasi yang akan dialami kepada pasien
 Jelaskan kebutuhan untuk pembatasan cairan, jika diperlukan
Aktivitas lain
 Berikan diuretik, sesuai program
 Beritahu dokter apabila terajadi tanda dan gejala kelebihan cairan.

Diagnosa II
Intervensi NIC
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
 Kaji tingkat nyeri, pada skala 0-10 (0 = tidak ada nyer, 10 = nyeri
hebat)
 Manajmen nyeri

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan
faktor partisipasinya.
Pbservasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khusunya pada mereka
yang tidak mampu berkomunikasi efektif.
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
 Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika
peredaan nyeri tidak dapat dicapai
 Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat
meningkatkan nyeri dan tawrkan strategi koping yang disarankan
 Manajemen nyeri, berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab
nyeri, berapa lama akan berlangsung,dan antisipasiketidaknyamanan
akibat prosedur.
Aktifitas Kolaboratif
 Kelola nyeri pascabedah awal dengan pemberian opiat yang terjadwal
 Manajemen nyeri, gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri
menjadi lebih berat.

Diagnosa III
Intervensi NIC
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
 Kaji faktor budaya yang menjadi penyebab ansietas
 Gali bersama pasien tentangg teknik yang berhasil dan tidak berhasil
menurunkan ansietas di masa lalu.
 Menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
 Informasikan tentang gejala ansietas
 Ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan
panik dan gejala penyakit fisik

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
 Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
 Jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya di alami
selama prosedur.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:
EGC.M.

Wilkinson Judith. 2017. Diagnosis Keperawatan, Diagnisis NANDA I, Intervensi


NIC, Hasil NOC. Edisi 10. EGC. Jakarta.

NANDA. 2015-2017. Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi. Edisi 10.


EGC. Jakarta.

Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih


bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ;
1994.

Niki Agustin. 2013. Askep Disritmia. http://academia.edu. 8 Nopember 2017


(20.15)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Nurul Azizah,S.Kep


Profesi Ners 21707053
Angkt.VII

Anda mungkin juga menyukai