Anda di halaman 1dari 2

Waspadai Henti Jantung Mendadak!

Dapat Terjadi pada Siapa Saja


Apa itu Henti Jantung?
Henti jantung atau cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh yang terjadi secara mendadak. Akibat hal ini otak dan semua organ vital tidak mendapatkan
pasokan oksigen sehingga jika tidak segera ditangani dalam beberapa menit dapat menyebabkan
kematian. Jantung memiliki sistem kelistrikan yang mengontrol denyut dan irama detak jantung.
Gangguan pada sistem kelistrikan dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang disebut aritmia. Saat
terjadi aritmia, detak jantung dapat menjadi sangat cepat atau sangat lambat disertai irama jantung yang
tidak teratur. Aritmia memiliki banyak tipe, salah satu tipe aritmia dapat menyebabkan jantung berhenti
memompa darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan henti jantung mendadak.
Henti jantung tidak sama dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi jika aliran darah ke otot
jantung tersumbat. Pada serangan jantung, jantung tidak berhenti secara tiba-tiba. Henti jantung dapat
terjadi setelah atau selama masa pemulihan dari serangan jantung. Orang yang memiliki penyakit jantung
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami henti jantung. Namun, henti jantung dapat terjadi pada
orang yang terlihat sehat dan tidak diketahui memiliki penyakit jantung atau faktor risiko.
Kebanyakan orang yang mengalami henti jantung meninggal dalam beberapa menit. Penanganan cepat
dengan defibrillator dapat meningkatkan harapan hidup penderita. Defibrillator adalah stimulator detak
jantung yang menggunakan listrik tegangan tinggi untuk mengembalikan ritme jantung menjadi normal.
Defibrillator eksternal otomatis (AED) dapat digunakan untuk menyelamatkan orang-orang yang
mengalami henti jantung. Perangkat portabel ini sering ditemukan di tempat-tempat umum.
Gejala
Tanda awal henti jantung biasanya adalah kehilangan kesadaran. Pada saat yang sama tidak teraba denyut
nadi atau detak jantung. Beberapa orang merasa pusing sesaat sebelum mereka hilang kesadaran. Dalam
satu jam sebelum henti jantung terjadi, beberapa orang mengalami nyeri dada, sesak napas, mual (merasa
sakit perut), atau muntah.

Penyebab dari henti jantung

Kejadian ini dapat disebabkan oleh

 Gangguan irama jantung


 Penyakit jantung koroner
 Abnormalitas lainnya pada jantung

Penyebab lainnya dapat berupa:

 gangguan metabolik/elektrolit seperti kekurangan kalium dapat menyebabkan gangguan irama jantung
 pemakaian obat-obatan,
 keracunan obat,
 trauma atau kecelakaan
 olahraga berlebihan

Diagnosis
Diagnosis henti jantung dapat ditegakkan dengan memeriksa nadi karotis. Nadi karotis terletak di sisi kiri
dan kanan leher. Letaknya kira-kira dua jari ke sisi kanan dan kiri dari tengah leher. Raba nadi dengan
jari, dan rasakan apakah terdapat nadi pada penderita. Henti jantung ditegakkan saat nadi karotis sudah
tidak dapat teraba. Henti jantung terjadi secara mendadak dan membutuhkan perawatan darurat. Dokter
jarang mendiagnosis henti jantung dengan tes medis saat hal ini terjadi. Henti jantung sering terdiagnosis
setelah terjadi. Jika Anda memiliki faktor resiko, dokter akan merujuk Anda ke spesialis jantung dan
pembuluh darah untuk perawatan lebih lanjut.

Dokter akan menyarankan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mencari faktor resiko seperti:
-Elektrokardiogram (EKG)
-Ekokardiografi
-Kateterisasi jantung
-Tes darah
-Studi elektrofisiologi
Penatalaksanaan
Bila menemukan seseorang langsung jatuh tergeletak, cobalah untuk memanggil dan membangunkan
orang tersebut. Bila tidak kunjung bangun, panggil bantuan dan kalau anda terlatih lakukan pertolongan
pertama yaitu kompresi jantung dan paru (CPR).
Apabila cardiac arrest terjadi akibat aritmia seperti fibrilasi ventrikel, penanganan yang paling tepat
adalah dengan defibrillator eksternal otomatis (AED). Prosedur ini menggunakan setrum listrik yang
dialirkan menuju jantung. Prosedur ini menghentikan ritme jantung yang tidak beraturan untuk sementara.
Dengan ini, jantung akan kembali berdetak dengan ritme normalnya.
Penanganan lanjutan
Jika seseorang pulih dari henti jantung mendadak akan dirawat di rumah sakit untuk perawatan dan
pengobatan lanjutan. Di rumah sakit tim medis akan memberi obat-obatan untuk mengurangi resiko
terjadinya henti jantung dan mencari penyebabnya.
Jika penyebabnya penyakit jantung koroner maka akan dilakukan intervensi koroner perkutan (PCI) untuk
membuka sumbatan pada arteri koroner agar aliran darah kembali lancar. Orang yang mempunyai riwayat
henti jantung seringkali diberikan alat kecil disebut implantable cardioverter defibrillator (ICD) dimana
alat ini ditanam dibawah kulit dada atau perut. Gunanya untuk memonitor dan mengembalikan ritme
jantung menjadi normal.

Source: www.nhlbi.nih.gov/health/cardiac-arrest

Anda mungkin juga menyukai