gangguan metabolik/elektrolit seperti kekurangan kalium dapat menyebabkan gangguan irama jantung
pemakaian obat-obatan,
keracunan obat,
trauma atau kecelakaan
olahraga berlebihan
Diagnosis
Diagnosis henti jantung dapat ditegakkan dengan memeriksa nadi karotis. Nadi karotis terletak di sisi kiri
dan kanan leher. Letaknya kira-kira dua jari ke sisi kanan dan kiri dari tengah leher. Raba nadi dengan
jari, dan rasakan apakah terdapat nadi pada penderita. Henti jantung ditegakkan saat nadi karotis sudah
tidak dapat teraba. Henti jantung terjadi secara mendadak dan membutuhkan perawatan darurat. Dokter
jarang mendiagnosis henti jantung dengan tes medis saat hal ini terjadi. Henti jantung sering terdiagnosis
setelah terjadi. Jika Anda memiliki faktor resiko, dokter akan merujuk Anda ke spesialis jantung dan
pembuluh darah untuk perawatan lebih lanjut.
Dokter akan menyarankan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mencari faktor resiko seperti:
-Elektrokardiogram (EKG)
-Ekokardiografi
-Kateterisasi jantung
-Tes darah
-Studi elektrofisiologi
Penatalaksanaan
Bila menemukan seseorang langsung jatuh tergeletak, cobalah untuk memanggil dan membangunkan
orang tersebut. Bila tidak kunjung bangun, panggil bantuan dan kalau anda terlatih lakukan pertolongan
pertama yaitu kompresi jantung dan paru (CPR).
Apabila cardiac arrest terjadi akibat aritmia seperti fibrilasi ventrikel, penanganan yang paling tepat
adalah dengan defibrillator eksternal otomatis (AED). Prosedur ini menggunakan setrum listrik yang
dialirkan menuju jantung. Prosedur ini menghentikan ritme jantung yang tidak beraturan untuk sementara.
Dengan ini, jantung akan kembali berdetak dengan ritme normalnya.
Penanganan lanjutan
Jika seseorang pulih dari henti jantung mendadak akan dirawat di rumah sakit untuk perawatan dan
pengobatan lanjutan. Di rumah sakit tim medis akan memberi obat-obatan untuk mengurangi resiko
terjadinya henti jantung dan mencari penyebabnya.
Jika penyebabnya penyakit jantung koroner maka akan dilakukan intervensi koroner perkutan (PCI) untuk
membuka sumbatan pada arteri koroner agar aliran darah kembali lancar. Orang yang mempunyai riwayat
henti jantung seringkali diberikan alat kecil disebut implantable cardioverter defibrillator (ICD) dimana
alat ini ditanam dibawah kulit dada atau perut. Gunanya untuk memonitor dan mengembalikan ritme
jantung menjadi normal.
Source: www.nhlbi.nih.gov/health/cardiac-arrest