Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 3

“ARITMIA”
ZULYA AHLAN
ANNISA RIZKY R
HADYAN AMRULLAH
KHOFIFAH 'AINI SATTAR
MUHAMAD AKBAR H
ANISSYIFAH NURHIKMAH S
SULISTIA AGUSTIN
Pengertian Aritmia
Aritmia jantung atau gangguan irama jantung, merupakan kondisi denyut
jantung yang tidak menentu atau tidak teratur (menjadi terlalu cepat atau terlalu
lambat). Aritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis.

Aritmia adalah gangguan irama jantung akibat otot jantung yang seharusnya
berdenyut secara teratur berubah menjadi lebih cepat, lebih lambat, atau tidak
beraturan. Aritmia disebabkan adanya gangguan pada impuls elektrik yang
berfungsi mengatur detak jantung sehingga tidak dapat bekerja dengan baik.
Penderita aritmia mungkin akan merasa jantung berdetak kencang atau tiba-tiba
bertambah denyutannya, atau bahkan berdetak terlalu cepat (takikardi) atau terlalu
lambat (bradikardi). Atau, penderita mungkin tidak merasakan apa-apa, karena
aritmia dapat “asimptomatik” (tanpa gejala).
Gejala Aritmia Jantung
Adapun Gejala Dari Penyakit Jantung Aritmia Adalah Sebagai berikut :
■ Mudah pingsan
■ Mudah lelah
■ Palpitasi adalah perasaan (sensasi) yang tidak menyenangkan yang disebabkan
oleh denyut jantung yang tidak teratur
■ Gejala aritmia yang paling terlihat adalah jantung berdenyut terlalu cepat (takikardi)
yang disebabkan oleh denyut jantung yang tidak teratur atau terlalu lambat
(bradikardia)
■ Gejala ini bisa digambarkan sebagai perasaan berdebar-debar
■ Nyeri dada yang disertai sesak nafas dan pusing adalah beberapa gejala aritmia
lainnya. Pada kasus tertentu, penderita bisa mengalami pingsan.
Patofisiologi Aritmia Jantung
Faktor Resiko Penyebab Aritmia Jantung
Hal-hal berikut meningkatkan resiko terjadinya aritmia, yaitu :
1. Serangan jantung
2. Gagal jantung atau cardiomyopathy, Kondisi ini akan melemahkan otot jantung sehingga
mempengaruhi proses hantar impuls.
3. Gangguan katup jantung, Pada kondisi gangguan katup, jantung bekerja lebih keras dari biasanya
sehingga dapat menyebabkan gagal jantung.
4. Penyakit jantung bawaan, Adanya kelainan bawaan jantung dapat mengakibatkan timbulnya
gangguan anatomi dan fisiologi jantung.
5. Tekanan darah tinggi, Tekanan darah yang tinggi akan meningkatkan tahanan terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri. Hal ini akan mengakibatkan kerja jantung menjadi lebih berat.
6. Diabetes, Dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyakit pembuluh darah koroner.
7. Sleep apnea, Dapat mengakibatkan kerusakan pada jantung karena jantung tidak mendapat suplai
oksigen yang cukup
8. Kehamilan, Aritmia biasa terjadi selama kehamilan pada wanita dengan struktur jantung normal
maupun abnormal, dengan atau tanpa riwayat aritmia sebelumnya. Wanita dengan penyakit jantung
bawaan, penyakit jantung struktural, dan riwayat aritmia sebelumnya memiliki resiko lebih tinggi.
Pencegahan Aritmia Jantung

Risiko terjadinya aritmia jantung dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat :

 Pola makan sehat dengan mengkonsumsi makanan sehat


 Berhenti merokok
 Olahraga
 Mengurangi kafein dan alkohol
 Kurangi stres
 Hindari obat stimulan yang dapat memicu detak jantung
Pengobatan Aritmia Jantung
Penyebab dasar aritmia harus dicari dan diobati dengan tepat. Ada obat-obatan khusus, yang biasanya disebut
sebagai obat anti-aritmia yang digunakan untuk pengobatan berbagai jenis aritmia.

Ada sebagian kasus aritmia yang tidak membutuhkan pengobatan. Tapi, bila gejala aritmia pengidap semakin buruk dan
berpotensi menimbulkan komplikasi, maka pengobatan perlu dilakukan. Metode pengobatan untuk aritmia, antara lain:
■ Pemberian Obat-Obatan
Salah satu jenis obat yang biasanya diberikan dokter untuk pengidap aritmia adalah obat penghambat beta. Obat
tersebut bermanfaat untuk menjaga denyut jantung tetap normal. Selain obat penghambat beta, obat-obatan lain yang
juga sering digunakan untuk mengatasi aritmia, antara lain aspirin, warfarin, rivaroxaban, dan dabigatran yang dapat
mencegah terjadinya penggumpalan darah dan stroke.

■ Pemasangan Alat Picu Jantung atau Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD)


Cara lainnya untuk mengatasi aritmia adalah dengan memasang alat picu jantung yang bisa menjaga detak jantung tetap
normal. Alat ini dipasang di dalam dada bagian atas pengidap. Jadi, ketika terjadi perubahan ritme jantung, alat ini dapat
segera mendeteksi dan mengirimkan sengatan listrik pendek ke jantung guna membuat ritme jantung menjadi normal
kembali.
Lanjutan ...

■ Kardioversi
Metode yang satu ini biasanya dilakukan bila aritmia sudah tidak bisa lagi ditangani dengan obat-
obatan. Dalam proses kardioversi, dokter akan memberikan kejutan listrik ke dada pengidap untuk
membuat denyut jantung kembali normal. Kardioversi elektrik biasanya dilakukan untuk menangani
kasus aritmia fibrilasi atrium dan takikardia supraventrikular.

■ Metode Ablasi
Bila lokasi penyebab terjadinya aritmia sudah diketahui, maka dokter biasanya akan menganjurkan
untuk melakukan metode ablasi. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah kateter
dengan panduan X-ray melalui pembuluh darah di kaki. Ketika kateter berhasil menemukan sumber
gangguan ritme jantung, maka alat kecil tersebut akan merusak bagian kecil jaringan jantung tersebut
Komplikasi Aritmia Jantung

Jenis aritmia yang umum, fibrilasi atrium, bisa diperparah oleh stroke
atau gagal jantung. Takikardia ventrikel atau fibrilasi, yang merupakan
jenis aritmia berbahaya, bisa diperparah dengan serangan jantung
mendadak.
Diagnosis Penyakit Aritmia Jantung

Untuk mendiagnosa aritmia jantung, dokter akan melakukan anamnase dan pemeriksaan
fisik terlebih dahulu. Kemudian dokter akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang
diagnostik untuk melihat kondisi jantung, antara lain :
■ Elektrokardiogram (EKG), untuk mendeteksi aktivitas listrik jantung
■ Holter monitor, untuk merekam aktivitas jantung pada rutinitas sehari-hari
■ Echocardiogram, untuk melihat struktur serta gerak jantung
■ CT scan atau MRI, untuk mendiagnosa masalah jantung yang dapat menyebabkan
aritmia jantung.
Pendidikan Konseling Aritmia Jantung
Edukasi tentang aritmia penting untuk memastikan pasien dengan gejala seperti dada
berdebar atau nyeri dada mencari peninjauan medis mendesak dan edukasi pasien yang
didiagnosis dengan aritmia yang melaksanakan kondisinya untuk mencegah komplikasi seperti
stroke.  Promosi kesehatan untuk aritmia melibatkan pengenalan dan pengawasan faktor risiko
aritmia seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes.
■ Edukasi
Aritmia dapat berbahaya karena dapat menimbulkan stroke hingga kematian mendadak. Segera
temui dokter jika tetap mengalami gejala dada berdebar atau dada nyeri.
■ Promosi Kesehatan
Risiko menderita aritmia meningkat seiring usia.
Konsultasi kemungkinan ada tidaknya aritmia terutama jika pasien memiliki:
1. Riwayat penyakit jantung seperti sindrom koroner akut, gagal jantung,endocarditis, penyakit
jantung rematik, riwayat operasi jantung atau kelainan penyakit jantung kongenital 
2. Riwayat penyakit paru : atrial fibrilasi (AF) dapat timbul pada pasien dengan penyakit paru
obstruktif kronik, emboli paru, emfisema dan asma
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai