Anda di halaman 1dari 27

FARMAKOTERAPI

PADA ARITMIA

KELOMPOK 4 :

M TAUFIK RACHMAN (1832002)


M MAULANA SALEH (16010130)
ARITMIA

Gangguan irama jantung atau aritmia


merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada infark miokardium. Aritmia atau
disritmia adalah perubahan pada frekuensi
dan irama janung yang disebabkan oleh
konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
(Doenges, 1999).

Aritmia terjadi
karena impuls elektrik yang
berfungsi mengatur
detak jantung tidak bekerja
dengan baik
MEKANISME TERJADINYA ARITMIA

Secara umum aritmia dapat terjadi akibat pengaruh


persarafan simpatis – parasimpatis, supresi nodus
SA sehingga fokus diambil alih oleh tempat lain, atau
tempat lain lebih aktif sehingga mengambil alih
nodus SA. Selain itu, bila impuls dari nodus SA tidak
dapat terbentuk, tidak dapat keluar, atau mengalami
hambatan dalam perjalannanya, akan terjadi aritmia
Secara rinci aritmia dapat akibat dari pembentukan
Impuls yang terganggu, mekanisme
afterdepolarization, dan adanya blok konduksi yang
memghalangi atau memperlambat impuls, yang dapat
menimbulkan bardikardia maupun takikardia.
Hambatan impuls menyebabkan takiarimia melalui
mekanisme reentri, dimana diperlukan adanya blok
unidireksional dan konduksi lambat melalui jalur
reentri
Selain itu juga Pengaruh hormonal, gangguan
elektrolit dan asam basa, hipoksia, iskemia, infark,
inflamasi dan pengaruh obat – obatan (termasuk obat
antiaritmia) dapat menyebabkan terjadinya aritmia
jantung melalui berbagai mekanisme diatas
Pada penderita yang terdiagnosa penyakit aritmia
ini akan merasakan :
 Jantung berdetak kencang
 Tiba- tiba jantung bertambah denyutnya
 Berdetak terlalu cepat (takikardi) atau terlalu
lambat (bradikardi)
 Tidak merasakan apa-apa, karena aritmia dapat
asimtomatik (tanpa gejala)
Jenis-jenis aritmia yang paling umum dijumpai antara
lain :
 Bradikardia : Jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur

 Blok jantung : Jantung berdetak lebih lambat dan bisa


menyebabkan seseorang pingsan

 Takikardia supraventrikular : Jantung berdenyut cepat secara tidak


normal

 Fibrilasi atrium : Jantung berdetak sangat cepat, bahkan pada saat


sedang beristirahat

 Fibrilasi ventrikel : Menyebabkan penderitanya kehilangan


kesadaran atau kematian mendadak akibat detak jantung yang
terlalu cepat dan tidak teratur
Kadang-kadang orang
sadar irama jantungnya
Gangguan jantung adalah abnormal, tetapi
kebanyakan mereka
penyebab paling umum hanya merasakan.
dari irama jantung Konsekuensinya seperti
abnormal (aritmia). lesu atau pingsan
MACAM-MACAM ARITMIA

 Sinus Takikardi : Meningkatnya aktifitas nodus sinus

 Sinus bradikardi : Penurunan laju depolarisasi atrim

 Komplek atrium premature : Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di


luar nodus sinus menyebabkan kompleks atrium prematur, dimana pada
ECG menunjukkan irama tidak beraturan

 Takikardi Atrium : suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh


suatu kompleks atrium prematur sehingga terjadi reentri pada tingkat
nodus AV

 Fluter atrium : Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium.


Depolarisasi atrium cept dan teratur, dan gambarannya terlihat terbalik
disandapan II,III dan atau aVF seperti gambaran gigi gergaji.
 Fibrilasi atrium : Fibrilasi atrium bisa tibul dari
fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri
multipel. Aktifitas atrium sangat cepat, sindrom
sinus sakit

 Komplek jungsional premature

 Irama jungsional

 Takikardi ventrikuler
ETIOLOGI

Penyebab dasar aritmia yaitu :


1. Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen c
menjadi iritabel
2. Iskemia : infark miokardium dan angina menjadi
pencetus
3. Stimulasi simpati : menguatnya tonus otot karena
penyebab apapun
4. Obat-obatan : efek pemberian obat-obatan digitalis
atau bahkan obat-obat anti artimia sendiri
5. Gangguan elektrolit : ketidakseimbangan kaliumn
kalsium dan magnesium
6. Regangan (stretch) : hipertrofi ventrikel
Selain itu juga etiologi aritmia jantung dalam garis
besarnya dapat disebabkan oleh :
 Peradangan jantung misalnya demam rematik,
peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)
 Gangguan sirkulasi koroner (arterosklerosis koroner
atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia
miokard, infark miokard
 Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis,
quinidin dan obat-obat anti aritmia lainnya
 Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,
hipokalemia)
 Gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom
yang mempengaruhi kerja dan irama jantung
 Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
 Gangguan endokrin (hipertiroidisme,
hipotiroidisme)
 Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau
tumor jantung
 Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)
Obat antiaritmia adalah obat-
obatan yang mencegah atau
mengobati aritmia. Dimana
terbagi menjadi 4 kelas obat.
PENGOBATAN SECARA FARMAKOLOGI

Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :


1. Kelas 1 A. Antiaritmia kelas Ia, selain efeknya terhadap voltage-gated
sodium channels, memperlambat repolarisasi dengan menghambat efflux.
Meliputi :
Quinidin : adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flukter
Procainamide : untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmia yang
menyertai anestesi
Dyspiramide : untuk SVT akut dan berulang.

Kelas 1 B. Obat-obatan pada kelas Ib, selain efeknya terhadap sodium


voltage-gated channels, juga mempercepat repolarisasi sel dengan
meningkatkan efflux potassium dan menurunkan durasi aksi potensial dan
periode refractory. Meliputi :
Lignocain : untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel
takikardia
Mexiletine : untuk aritmia ventrikel dan VT.
Kelas 1 C, menghalangi voltage-dependent sodium channels
dan memperpanjang fase polarisas. Meliputi :
Flecainide : untuk ventrikel ektopik dan takikardi

2. Antiaritmia Kelas 2 (Beta Adrenergik Blokade)


Atenol, Metroprolol, Propanolol : indikasi aritmia jantung,
angina

3. Antiaritmia Kelas 3 (Prolong Repolarisation)


Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang

4. Antiaritmia Kelas 4 (Calsium Channel Blocker)


Verapamil, indikasi Supraventrikular aritmia.
PENGOBATAN NON-FARMAKOLOGI

 Disarankan menghindari merokok dan konsumsi


alcohol
 Menjaga tekanan darah agar tetap stabil
 Juga harus dihindari makanan dan faktor lain yang
mencetuskan terjadinya aritmia
 Mengatur pola hidup
 Hindari stimulan yang digunakan pada obat batuk
dan pilek. Beberapa obat tersebut berisi bahan2 yang
memicu aritmia
 Pace Maker, merupakan suatu alat yang berfungsi
sebagai impuls listrik dan memberikanrangsangan
listrik ke jantung. alat pacu jantung permanen dapat
ditempatkan melalui torakotomiatau transvenously,
Pacemaker terutama mencegah jantung berdetak
terlalu lambat.
 ICD ( implantable cardioverter defibrillato),
merupakan suatu alat canggih yang digunakan
terutama untuk terapi ventricular tachycardiadan
ventricular fibrilasi, dua irama jantung yang
mengancam jiwa
 Pembedahan Jantung, mungkin diperlukan untuk
menyembuhkan penyakit jantung yang
dapatmenyebabkan aritmia
FAKTOR RESIKO TERKENA ARITMIA

 Hipertensi
 Stress karena meningkatnya produksi adrenalin
yang bekerja pada pembukuh darah sehingga
tekanan darah meningkat.
 Diabetes
 Bahan-bahan kimia tertentu, ex : Cofein à gol. Xanti
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum


dan khusus pada jantung. Sebelum melakukan
pemeriksaan fisik khusus pada jantung, maka penting
terlebih dahulu melihat pasien secara
keseluruhan/keadaan umum termasuk mengukur
tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi
pernafasan.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan :
 Inspeksi, lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis,
mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat
pada pasien yang gemuk atau emfisema pulmonum.
Yang perlu diperhatikan adalah Titik Impuls Maksimum
(Point of Maximum Impulse). Normalnya berada pada
ruang intercostals V pada garis midklavikular kiri.
 Palpasi dapat mengetahui dan mengenal ukuran jantung
dan denyut jantung. Point of Maximum Impuls dipalpasi
untuk mengetahui getaran yang terjadi ketika darah
mengalir melalui katup yang menyempit atau mengalami
gangguan.
 Perkusi, dengan posisi pasien tetap
berbaring/terlentang kita lakukan pemeriksaan
perkusi. Tujuannya adalah untuk menentukan batas
jantung (batas atas kanan kiri).
 Auskultasi, pemeriksaan auskultasi untuk
menentukan denyut jantung, irama jantung, bunyi
jantung, murmur dan gesekan (rub).
Dapat juga dilakukan dengan pemeriksaan penunjang,
sebagai berikut :
 EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik
dan gangguan konduksi.Menyatakan tipe/sumber
disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat
jantung.
 Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin
diperlukan untuk menentukan dimana disritmia
disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di
rumah/kerja).
 Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan
jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau
katup.
 Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea
iskemik/kerusakan miokard yang dapat
mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu
gerakan dinding dan kemampuan pompa.
 Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas
obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan
interaksi obat contoh digitalis, quinidin.

Anda mungkin juga menyukai