ARITMIA
APRYANA SOPUTRA
MUTMAINNAH
G70116143
G70116192
KEVIN SHEAREN g70116
JUMLIYATI g70116
MUH.SUARMAN g70116
ARITMIA
Gangguan irama jantung atau aritmia
merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
infark miokardium. Aritmia atau disritmia
adalah perubahan pada frekuensi dan irama
janung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit
abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Aritmia terjadi
karena impuls elektrik yang
berfungsi mengatur
detak jantung tidak bekerja
dengan baik
Elektrofisiologis Jantung
MEKANISME TERJADINYA ARITMA
• Blok jantung : Jantung berdetak lebih lambat dan bisa menyebabkan seseorang
pingsan
• Fibrilasi atrium : Jantung berdetak sangat cepat, bahkan pada saat sedang
beristirahat
Komplek atrium premature : Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar
nodus sinus menyebabkan kompleks atrium prematur, dimana pada ECG
menunjukkan irama tidak beraturan
Takikardi Atrium : suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu
kompleks atrium prematur sehingga terjadi reentri pada tingkat nodus AV
Fluter atrium : Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi
atrium cept dan teratur, dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan
atau aVF seperti gambaran gigi gergaji.
MACAM-MACAM ARITMIA
Fibrilasi atrium : Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus
ektopik ganda dan atau daerah reentri multipel. Aktifitas
atrium sangat cepat, sindrom sinus sakit
Irama jungsional
Takikardi ventrikuler
1. Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen c
menjadi iritabel
2. Iskemia : infark miokardium dan angina menjadi
pencetus
3. Stimulasi simpati : menguatnya tonus otot karena
penyebab apapun
4. Obat-obatan : efek pemberian obat-obatan digitalis
atau bahkan obat-obat anti artimia sendiri
5. Gangguan elektrolit : ketidakseimbangan kaliumn
kalsium dan magnesium
6. Regangan (stretch) : hipertrofi ventrikel
ETIOLOGI
Selain itu juga etiologi aritmia jantung dalam garis
besarnya dapat disebabkan oleh :
Peradangan jantung misalnya demam rematik,
peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)
Gangguan sirkulasi koroner (arterosklerosis koroner
atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia
miokard, infark miokard
Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis,
quinidin dan obat-obat anti aritmia lainnya
Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,
hipokalemia)
Gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom
yang mempengaruhi kerja dan irama jantung
Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
Gangguan endokrin (hipertiroidisme,
hipotiroidisme)
Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau
tumor jantung
Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)
Tujuan Terapi Aritmia
16
Obat antiaritmia adalah obat-obatan
yang mencegah atau mengobati
aritmia. Dimana terbagi menjadi 4
kelas obat.
PENGOBATAN SECARA FARMAKOLOGI :
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1. Kelas 1 A. Antiaritmia kelas Ia, selain efeknya terhadap
voltage-gated sodium channels, memperlambat repolarisasi
dengan menghambat efflux. Meliputi :
Quinidin : adalah obat yang digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau
flukter
Procainamide : untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan
aritmia yang menyertai anestesi
Dyspiramide : untuk SVT akut dan berulang.
• Hipertensi
• Stress karena meningkatnya produksi adrenalin yang bekerja
pada pembukuh darah sehingga tekanan darah meningkat.
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum
dan khusus pada jantung. Sebelum melakukan
pemeriksaan fisik khusus pada jantung, maka penting
terlebih dahulu melihat pasien secara
keseluruhan/keadaan umum termasuk mengukur
tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi
pernafasan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan :
Inspeksi, lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis, mudah
terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada pasien
yang gemuk atau emfisema pulmonum. Yang perlu
diperhatikan adalah Titik Impuls Maksimum (Point of
Maximum Impulse). Normalnya berada pada ruang intercostals
V pada garis midklavikular kiri.
Palpasi dapat mengetahui dan mengenal ukuran jantung dan
denyut jantung. Point of Maximum Impuls dipalpasi untuk
mengetahui getaran yang terjadi ketika darah mengalir melalui
katup yang menyempit atau mengalami gangguan.
Perkusi, dengan posisi pasien tetap berbaring/terlentang
kita lakukan pemeriksaan perkusi. Tujuannya adalah
untuk menentukan batas jantung (batas atas kanan kiri).
Auskultasi, pemeriksaan auskultasi untuk menentukan
denyut jantung, irama jantung, bunyi jantung, murmur
dan gesekan (rub).
Dapat juga dilakukan dengan pemeriksaan penunjang,
sebagai berikut :
EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik
dan gangguan konduksi.Menyatakan tipe/sumber
disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat
jantung.
Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin
diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan
oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).
Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup.
Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea
iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi
konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat
jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat
contoh digitalis, quinidin.