Anda di halaman 1dari 94

OBAT – OBAT YANG

MEMPENGARUHI SISTEM
KARDIOVASKULAR
Gagal Jantung Kongestif
Pendahuluan
Gagal jantung kongestif atau Congestive Heart Failure
(CHF) adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat
memompa darah yang mencukupi untuk kebutuhan tubuh.
Gagal jantung kongestif disebabkan oleh gangguan
kemampuan otot jantung berkontraksi atau meningkatnya
beban kerja dari jantung.
Potensial Aksi
Sel – sel otot jantung bersifat eksitatif bila dirangsang listrik.
Potensial aksi yang diperlukan untuk kerja jantung dibentuk di sel-
sel yang disebut pace maker (sel pacu jantung) yang terdapat dalam
nodus SA (Sinotrial node) dan AV (Atrioventricular node). Sel – sel
jantung juga mepunyai potensial aksi yang panjang
Penyebab Gagal Jantung

Penyebab dasar gagal jantung kongestif antara lain:


1. Penyakit jantung arterosclerosis
Aterosklerosis menyebabkan plak menumpuk pada dinding bagian dalam arteri,
pembuluh darah yang membawa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh, dan karena
dinding arteri menebal, jalur untuk darah menyempit dan ini dapat mengurangi atau
memblokir aliran darah melalui tubuh.
2. Penyakit hipertensi
hipertensi juga dapat menyebabkan gagal jantung. Ketika jantung memompa darah ke
seluruh tubuh, tekanan darah yang tinggi membuat jantung kerja lebih keras. Jantung
harus melawan tekanan darah yang tinggi itu. Lama-kelamaan hal ini akan membuat
otot jantung menjadi lebih besar. Otot jantung yang membesar itu akan membuat
jantung menjadi kaku dan bengkak. Pembengkakan jantung akan mengakibatkan sesak
napas, bahkan gagal jantung.

3. Penyakit katup jantung


Penyakit katup jantung adalah penyakit yang muncul akibat adanya kelainan atau
gangguan pada salah satu atau lebih dari keempat katup jantung di atas sehingga darah
sulit mengalir ke ruangan atau pembuluh darah selanjutnya, atau sebagian aliran
berbalik ke area sebelumnya.
4. Kardiomiopati yang melebar,
kelainan jantung dimana ventrikel membesar tetapi tidak dapat memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh sehingga bisa mengakibatkan
terjadinya gagal jantung.

5. Penyakit jantung kongenital, dan


merupakan jenis penyakit jantung yang terjadi akibat kelainan jantung bawaan lahir , ini
terjadi karena pembentukan jantung yang tidak sempurna selama didalam kandungan.
Pengobatan Gagal Jantung

Pengobatan gagal jantung bertujuan untuk:


1. Mengurangi beban jantung (istirahat, menurunkan berat badan, menghilangkan
penyebab, dll)
2. Meningkatkan kontraktilitas miokard dengan senyawa yang berefek inotropic
positif (glikosida jantung, dll)
3. Menekan preload (beban sebelum kerja jantung) dan afterload (beban sesudah
kerja jantung) yaitu dengan diuretic untuk mengurangi volume dan vasodilator
untuk menurunkan tahanan pembuluh darah perifer.
4. Antiaritmia untuk memperbaiki frekuensi dan kelainan irama jantung.
Pengobatan Gagal Jantung
Tiga golongan obat gagal jantung menunjukan efektivitas klinis. Obat tersebut adalah
vasodilator, obat diuretic, dan obat-obat inotropik.

1. Vasodilator
Vasodilator berperan penting dalam mengatasi gagal jantung yang berat, terlebih yang
berhubungan dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan mitral atau aorta, serta
infusiensi karena kompensasi utama atas menurunnya fungsi pompa jantung.
Vasodilatasi berguna untuk mengurangi preload dan afterload yang berlebihan.
Contoh: inhibitor ACE, Natrium-nitroprusid, nitrogliserin, hidralazin
A. Inhibitor Enzim Pengkonversi Angiostensin (ACE)
Inhibitor ACE merupakan obat pilihan untuk gagal jantung kongestif. Obat – obat ini
menghambat enzim yang berasal dari angiotensin I membentuk vasokonstriktor kuat
angiotensin II. Obat – obat ini juga menghilangkan kecepatan inaktivasi bradikinin.
Dengan mengurangi kadar angiotensin II dalam sirkulasi, inhibitor ACE juga mengurangi
sekresi aldosterone.

B. Natrium-nitroprusid
Obat ini mengurangi tekanan pengisian (preload) dan meningkatkan curah jantung pada
penderita gagal jantung dengan gangguan pompa yang berat. Kombinasi dengan zat
inotropik seperti dobutamin akan meningkatkan efektivitasnya, terlebih pada penderita
dengan komplikasi hipotensi.
C. Nitrogliserin
Indikasi utama obat ini adalah untuk angina pectoris, tetapi karena obat ini dapat
mengurangi beban preload obat ini bermanfaat pula untuk menurunkan tekanan
pengisian ventrikel kiri sehingga dapat digunakan sebagai obat gagal jantung.

• Efek Samping:
Efek samping yang dijumpai pada penggunaan obat golongan vasodilator:
1. hipotensi postural
2. insufisiensi ginjal
3. hyperkalemia
4. batuk kering.
2. Diuretik
Diuretik akan mengurangi kongesti pulmonal dan edema perifer. Obat-obat ini berguna
mengurangi gejala volume berebihan. Diuretic menurunkan volume plasma dan
selanjutnya menurunkan venous return ke jantung. Ini mengurangi beban kerja jantung
dan kebutuhan oksigen. Diuretic juga menurunkan afterload dengan mengurangi
volume plasma sehingga menurunkan tekanan darah.
Contoh: tiazid, furosemide, metazolon, bumetanid

Efek samping:
Efek samping yang mungkin terjadi ialah hypokalemia dan edema refrakter.
3. Obat – Obat Inotropik
Obat-obat inotropic positif meningkatkan kontraksi otot jantung dan meningkatkan curah
jantung.
Contoh:
• Glikosida Jantung: digitalis, digoksin, digitoksin, quabain, strophantin K
• Agonis β adrenergic: dobutamin
• Inhibitor fosfodiesterase

A. Digitalis
Glikosida jantung sering disebut sebagai digitalis atau glikosida digitalis karena obat-obat ini
umumnya berasal dari tanaman digitalis (folk). Obat-obat tersebut dapat meningkatkan
kontraksi otot jantung dan karena itu banyak digunakan untuk mengobati gagal jantung.
Glikosida jantung mempengaruhi aliran ion natrium dan kalsium dalam otot jantung, sehingga
meningkatkan kontraksi miokard aterial dan ventrikel.
Mekanisme kerja:
Bekerja menghambat enzim Natrium-Kalium ATP-ase pada reseptor di membrane sel.
Khususnya di miokardium, pertukaran ion-ion Natrium dan Kalium diubah menjadi
pertukaran ion-ion Natrium dan Kalsium, meningkatkan influks Ca menjadi protein
kontraktil Ca-dependen pada sel otot jantung.

Efek Samping:
1. Pada jantung
Efek utama merupakan disritmia, mulai dari berkurangnya atau terhambatnya
konduksi nodus AV, takikardia supraventricular paroksismal terhadap konversi flutter atrial
menjadi fibrilasi atrial, fibrilasi ventricular.
2. Efek pada pencernaan
Anoreksia, mual dan muntah merupakan efek samping yang sering ditemukan.
3. Efek pada system saraf pusat
Efek termasuk nyeri kepala, kelelahan, bingung, penglihatan kabur, gangguan
penglihatan.
B. Agonis β adrenergic
Stimuli β adrenergic memperbaiki kemampuan janung dengan efek inotropic
spesifik dalam fase dilatasi. Dobutamin adalah obat inotropic yang paling banyak
digunakan selain digitalis.

Mekanisme kerja:
Dobutamin menyebabkan peningkatan siklik-AMP intrasel, yang menyebabkan
aktivasi protein kinase dan memfosforilasi kanal kalsium, menyebabkan
meningkatnya aliran kalsium kedalam sel yang kemudian meningkatkan tenaga
kontraksi otot jantung.
Obat –obat Antiaritmia
Definisi • Aritmia merupakan disfungsi terjadinya impuls
(penyaluran impuls abnormal) atau konduksi
pada beberapa tempat tergantung akan
menyebabkan gangguan irama jantung yang
abnormal disebut sebagai aritmia.
• Antiaritmika dapat mencegah atau meniadakan
gangguan tersebut dengan jalan menormalisasi
frekuensi dan ritme pukulan jantung. Kerjanya
berdasarkan penurunan frekuensi jantung (efek
kronotop negatif);pada umumnya obat-obat ini
sedikit banyak juga mengurangi daya
kontraksinya (efek inotrope negatif).
PATOFISIOLOGI
1. ARITMIA SUPRAVENTRIKULAR d. Takikardia Monomorfik Ventrikular Tanpa Jeda
a. Fibrilasi Atrium atau Flutter Atrium e. Torsades De Pointes (TdP)
b. Takikardia Supraventrikular Paroksismal yang f. Fibrilasi Ventrikular (VF)
disebabkan Reentry
c. Takikardia Atrium Otomati 3. BRANDIARITMIA
a. Brandycardia dan Tachycardia
b. Heartblock (AV block)
2. ARITMIA VENTRIKULAR
a. Kompleks Ventrikular Prematur (Premature
Ventricular Compleks, PVC)
b. Takikardia Ventrikular (VT)
c. Proaritmia Ventrikular
KLASIFIKASI OBAT ARITMIA

Obat yang memiliki aktivitas aritmia dengan cara merubah


konduksi secara langsung melalui beberapa jalan. Obat tersebut
dapat menekan impuls otomatis dari sel pacu jantung abnormal
dengan menurunkan kemiringan fase 4 depolarisasi dan/atau
meningkatkan potensi aksi. Obat ini dapat merubah karakteristik jalur
konduksi dari jalur reentrant.
OBAT ARITMIA KELAS I
(Penyekat Kanal Natrium)

Obat-obat aritmia kelas I pada umumnya, dapat dikatakan


sebagai bloker saluran natrium, bekerja dengan menghambat
kanal natrium yang sensitif voltase oleh mekanisme yang sama
dengan kerja anestesi lokal. Prinsip reseptor antiaritmia dengan
saluran natrium merupakan kombinasi obat aditif dan antagonis,
sama potensialnya dengan antidote untuk blockade saluran
natrium.
Obat-obat kelas I dapat dibagi menjadi 3 kelompok sesuai
dengan efeknya pada lamanya potensial aksi.
• Obat-obat kelas IA memperlambat tingkat kenaikan potensial aksi, sehingga
memperlambat konduksi dan memperpanjang potensial aksi dan meningkatkan
periode refraker efektif ventrikel. Obat tersebut mempunyai kecepatan sedang
dan menengah sehubungan dengan kanal natrium yang aktif dan tidak aktif, dan
kecepatan menengah untuk disosiasi dari sisa kanal.
• Obat-obat kelas IB mempunyai sedikit efek kecepatan depolarisasi, tetapi obat-
obat ini mengurangi lama potensial aksi dengan memperpendek repolarisasi,
tetapi obat-obat ini mengurangi lama potensial aksi dengan memperpendek
repolarisassi. Obat-obat ini berinteraksi seecara cepat dengan kanal natrium.
• Obat-obat kelas IC menekan dengan jelas kecepatan peningkatan potensial aksi
membran dan menimbulkan penghambatan konduksi yang mencolok tetapi
mempunyai efek yang kurang selama potensial aksi membrane atau periode
refrakter efek ventrikular.
OBAT ARITMIA KELAS IA
• Mekanisme Kerja: mengikat pada kanal natrium yang
terbuka dan tidak aktif dan mencegah aliran natrium
masuk, sehingga memperlambat upstroke yang cepat
selama fase 0. Obat ini juga mengurangi slope
depolarisasi pada fase 4.
• Contoh Obat:
1. Kuinidin
2. Prokainamid
OBAT ARITMIA KELAS IB
• Contoh Obat:
1. Lidokain
2. Meksiletin
3. Tokainid
• Mekanisme Kerja: memperpendek repolarisasi fase 3 dan mengurangi
lama potensial aksi. Berbeda dengan kuinidin yang menekan aritmia
akibat otomatisasi normal meningkat, obat-obat menekan atitmia yang
disebabkan oleh otomatisasi abnormal. Obat-obat sama seperti kuinidin,
yaitu menghilangkan reentry ventrikular.
• Efek samping:
• Efek samping lidokain: SSP(mengantuk, bicara terganggu, paretesi,
agitasi, kebingungan dan konvulasi); aritmia jantung dapat juga terjadi.
• Efek samping meksiletin: SSP (bingung, paresthesia, tremor , ataksia),
psikosis, GI (muntah,anoreksia), aritmia ventrikular.
• Efek Samping tokainid: SSP, psikosis, aritmia ventrikular, ruam/nyeri,
infiltrasi pulmonary, agranulositosis, trositopenia.
OBAT ARITMIA KELAS IC
• Contoh Obat:
1. Flekainid
2. Propafenon
• Mekanisme Kerja:menekan upstroke fase 0 dari serabut purkinje dan
miokard. Ini menyebabkan konduksi yang sangat lambat pada semua
jaringan jantung, dengaan efek minor pada lama potensial aksi dan
refrakter. Otomatisassi berkurang dengan peningkatan nilai ambang
potensial, bukan penurunan sslope depolarisasi fase 4.
• Efek samping: pusing, penglihatan kabur,GI, bronkospasmus, gagal
jantung bertambah parah, gangguan konduksi atau aritmia ventrikular, dan
sakit kepala.
OBAT ARITMIA KELAS II
(Penyekat β-adrenergik)

Obat-obat Kelas II ini termasuk antagonis β-adrenergik.


• Mekanisme kerja: mengurangi depolarisasi Fase 4,
sehingga memerlukan otomatisasi, memperpanjang
konduksi AV, menurunkan denyut jantung dan kontraksi.
Obat kelas II ini berguna untuk pengobatan takiaritmia yang
disebabkan oleh peningkatan aktivasi simpatik. Juga
berguna untuk fibrilasi dan flutter atrium, dan takikardia
reentry nodus AV.
Contoh Obat:
1. Propanolol
Propanolol mengurangi terjadinya kematian aritmia mendadak setelah infark
miokard (penyebab kematian paling sering kelompok pasien ini). Angka mortalitas
dalam tahun pertama setelah serangan jantung secara nyata dikurangi oleh
propranolol, sebagian karena kemampuan mencegah terjadinya aritmia ventricular.
2. Metoprolol dan Pindolol
Propanolol adalah antagonis β-adrenergik yang paling banyak digunakan pada
pengobatan aritmia jantung. Namun, obat-obat khusus β1, seperti metoprolol
mengurangi risiko bronkospasme, dan obat-obat seperti pindolol dapat mengurangi
frekuensi gagal ginjal.
3. Esmolol
Esmolol adalah obat penyekat β kerja singkat, digunakan untuk pemberian IV pada
aritmia akut yang terjadi selama pembedahan atau situasi gawat darurat.
• Efek Samping : bronkokonstriksi, aritmia, gangguan seksual, gangguan
metabolisme, interaksi obat
OBAT ARITMIA KELAS III
(Penyekat Kanal K+)

Mekanisme kerja: menghambat kanal kalium dan karenanya


mengurangi arus kalium keluar selama repolarisasi sel jantung. Obat ini
memperpanjang lama potensial membran istirahat, selanjutnya, obat ini
memperpanjang periode refrakter efektif. Semua obat kelas III
mempunyai potensi menimbulkan aritmia.
Contoh Obat:
1. Satosol

• Efek samping: Lelah, GI, syndrome torsade de pointes, bronkospasmus, gagal jantung,aritmia
ventrikular
2. Bretillium
Efek samping: hipotensi postural hebat, GI (muntah, anoreksia).
3. Amiodaron
Efek samping: fibroma pulmonar interstisial, intoleransi saluran cerna, tremor, ataksia, pusing,
hiper- atau hipotiroid, toksisitas hati, fotosenstivitas, neuropati, kelemahan otot erupsi kulit yang
disebabkan oleh akumulasi yodium di kulit.
OBAT ANTIARITMIA KELAS IV
(Penyekat Kanal Ca+)

Obat-obat Kelas IV adalah penyekat kanal kalsium. Obat


ini mengurangi arus masuk yang dibawa kalsium,
menyebabkan penurunan kecepatan depolarisassi spontan
fase 4 dan memperlambat konduksi yang terdapat dalam
jaringan yang bergantung pada nodus AV. Meskipun kanal
kalsium sensitif voltase terdapat di berbagai jarigan, efek
utamanya menyekat kanal kalsium adalah pada otot polos
vascular dan jantung.
OBAT ANTIARITMIA KELAS IV
(Penyekat Kanal Ca+)

• Contoh Obat :
1. Verapamil
2. Diltiazem
• Mekanisme kerja: Obat ini menghambat masuknya kalsium ke dalam sel-sel otot polos koroner
jantung dengan cara terikat pada kanal kalsium tipe L di jantung dan otot polos koroner dan
vaskular perifer. Ini menyebabkan otot polos vaskular beristirahat, mendilatasi terutama arteriol.
• Efek samping: verapamil dan diltiazem mempunyai sifat inotropik negatif dan karena itu, kontra
indikasi pada pasien dengan fungsi jantung dengan depresi. Kedua obat ini menyebabkan
penurunan tekanan darah yang disebabkan oleh vasodilatasi perifer.
OBAT-OBAT ANTIARITMIA LAIN

A.Digoksin
• Kerja : memperpendek periode refrakter pada sel-sel miokard atrium dan ventrikel dan memperpanjang
periode refrakter efektif dan mengurangi konduksi dalam serat Purkinje. Digoksin digunakan untuk mengatur
kecepatan respon ventrikel pada fibrilasi dan flutter atrium.
• Efek samping: pada konsentrasi toksik dapat menyebabkan detak ventrikular ektropik yang mungkin
menyebabkan takikardia ventrikular dan fibrilasi.
B. Adenosin
• Adenosin adalah nukleosid alamiah, tetapi dengan dosis tinggi obat menurunkan kecepatan konduksi,
memperpanjang periode refrakter, menurunkan otomatisme nodus AV. Adenosin IV adalah obat pilihan untuk
menghilangkan takikardia akut supraventrikular akut. Obat ini bekerja sangat cepat (sekitar 15 detik).
• Efek samping: obat ini mempunyai toksisitas rendah, tetapi menyebabkan muka merah, nyeri dada dan
hipotensi.
Obat-obat yang menurunkan kadar lipoprotein
serum
Obat obat antihiperlipidemia ditujukan untuk masalah kenaikan lipid
serum ( pada hiperlipidemia primer atau sekunder) dengan strategi;
beberapa obat ini menurunkan produksi lipoprotein karier kolesterol
dan triasilgliserol, sedangkan lainnya meningkatkan pemecahan
lipoprotein. Ada pula obat yang langsung meningkatkan bersihan
kolesterol dari tubuh.

Obat-obat dapat digunakan tunggal atau kombinasi, tetapi harus disertai


kadar lipid dalam diet yang rendah, terutama kolesterol dan lemak
jenuh dan nilai kalori diet di monitor dengan ketat.
Niasin asam nikotinat
Asam nikotinat mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi
penggunaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyenangka.
Derivat obat yang tidak terdapat di AS, tampaknya mempunyai efek samping
yang lebih kecil.
Mekanisme kerja: Pada dosis dalam gram, niasin merupakan vitamin larut air,
menghambat lipolisis dengan kuat dalam jaringan lemak - penghasil utama
asam lemak bebas yang beredar. Hati umumnya menggunakan asam lemak
dalam sirkulasi sebagai prekursor utama untuk sintesis triasilgliserol. Karena
itu, niasin menyebabkan penurunan sintesis triasilgliserol yang diperlukan
untuk produksi VLDL (lipoprotein densitas sangat rendah). Lipoprotein densitas
rendah (LDL, lipoprotein kaya kolesterol) berasal dari VLDL dalam plasma.
Karena itu, reduksi VLDL juga mengakibatkan penurunan konsentrasi LDL
plasma. Dengan demikian, baik triasilgliserol (dalam VLDL) dan kolesterol
(dalam VLDL dan LDL) dalam plasma menjadi lebih rendah. Selanjutnya,
pengobatan dengan niasin akan meningkatkan kadar kolesterol-HDL (HDL
merupakan karier kolesterol yang "baik"). Selanjutnya, dengan meningkatkan
sekresi aktivator plasminogen jaringan dan merendahkan fibrinogen plasma,
niasin dapat mengubah beberapa disfungsi sel endotel penyebab trombosis
yang ada kaitanya dengan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.
Efek samping: Efek samping nasin yang paling menonjol adalah kemerahan pada kulit
(disertai perasaan panas yang tidak nyaman) dan perut itu. Pemberian aspirin sebelum
minum niasin mengurangi rasa panas yang diantar oleh prostaglandin.
Fibrat-klofibrat dan gemfibrozil

Obat obat ini merupakan derivat asam fibrat dan keduanya mempunyai mekanisme
kerja yang sama. Namun gemfibrozil dalam klinik telah menggantikan klofibrat karena
kematian akibat klofibrat lebih tinggi.
Mekanisme kerja: Kedua obat menyebabkan penurunan triasilgliserol plasma dengan
memacu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis triasilgliserol pada
kilomikron dan VLDL, sehingga mempercepat pengeluaran partikel-partikel ini dari
plasma. Sebaliknya, kadar HDL sedikit meningkat.
Efek samping
• Efek gastrointestinal : Efek samping paling umum adalah gangguan pencernaan
ringan. Efek samping akan berkurang dengan berkembangnya terapi.
• Litiasis : Karena obat-obat ini meningkatkan ekskresi kolesterol biliar, terdapat
predisposisi untuk pembentukan batu empedu.
• Keganasan : Pengobatan dengan klofibrat telah menyebabkan sejumlah keganasan -
terkait dengan kematian.
• Otot : Miositis (peradangan otot polos) dapat terjadi dengan kedua obat sehingga
kelemahan otot atau nyeri otot harus dievaluasi. Meskipun jarang, pasien dengan
insufisiensi ginjal mengandung risiko. Miopati dan rhabdomiolisis telah dilaporkan
pada beberapa pasien yang menggunakan gemfibrozil dan lovastatin persamaan.
• Interaksi obat : Kedua fibrat bersaing dengan antikoagulan kumarin dalam pengikatan
pada protein plasma, sehingga meningkatkan efek antikoagulan sepintas. Karena itu,
kadar protrombin perlu dimonitor jika pasien meminum kedua obat ini. Demikian
pula, obat-obat ini dapat meningkatkan kadar sulfonil urea sementara.
• Kontraindikasi : Keamanan obat-obat ini pada perempuan hamil atau menyusui
belum jelas. Seharusnya obat-obat ini tidak digunakan pada pasien dengan kelainan
fungsi hati atau ginjal atau pasien dengan penyakit kandung empedu.
Resin pengikat asam empedu : Kolestiramin
dan kolestipol
Mekanisme kerja: Kolestiramin dan kolestipol adalah resin pertukaran
anion yang terikat pada asam dan garam empedu bermuatan negatif
dalam usus halus. Kompleks resin/asam empedu ini dikeluarkan melalui
feses sehingga mencegah asam empedu kembali ke hati melalui
sirkulasi enterohepatik. Berkurangnya konsentrasi asam empedu
menyebabkan hepatosit meningkatkan konversi kolesterol dalam
empedu menyebabkan supply senyawa ini baik kembali, sebagai
komponen penting empedu. Akibatnya , konsentrasi kolesterol
intraselular menurun, mengaktifkan hati untuk meningkatkan ambilan
partikel LDL yang mengandung kolesterol sehingga LDL plasma turun.
Efek samping
• Efek gastrointestinal: Efek samping paling sering adalah gangguan
pencernaan, seperti konstipasi, mual dan flatus.
• Gangguan absorpsi : Absorbsi vitamin larut lemak A, D, E, dan K dapat
terganggu jika terdapat dosis resin yang tinggi. Absorpsi asam folat dan
askorbat juga dapat berkurang.
• Interaksi obat : Kolestiramin dan kolestipol mengganggu absorpsi
beberapa obat dalam usus, misalnya tetrasiklin, phenobarbital, digoxin,
warfarin, pravastatin, fluvastatin, aspirin dan diuretik tiazid. Karena itu,
obat-obat harus diminum 1-2 jam sebelum, atau 4-6 jam Setelah
pengikat asam empedu ini diminum.
Probukol
Probukol dikenalkan tahun 1970 tetapi karena obat ini menurunkan kadar HDL lebih besar dari LDL,
maka obat ini tidak disukai. Informasi yang lebih baru menunjukkan bahwa sifat antioksidannya penting
dalam menghambat aterosklerosis yang menyebabkan perhatian diperbaharui.
Mekanisme kerja:
Sejumlah mekanisme telah diajukan untuk menerangkan probukol
bagaimana merendahkan kadar kolesterol serum, tetapi mekanisme kerja
tetap belum pasti. Terakhir diketahui bahwa probukol menghambat
oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yang
teroksidasi oleh makrofag. Makrofag yang dimuati oleh kolesterol, menjadi
sel busa yang menempel pada endotel vaskular dan merupakan dasar
pembentukan plak. Dengan demikian, pencegahan reaksi oksidasi
kolesterol mungkin akan memperlambat perkembangan aterosklerosis.
Efek samping: Gangguan pencernaan ringan merupakan efek samping
yang sering dan umumnya menghilang dengan pengobatan kontinu.
Masalah yang lebih serius adalah kecenderungannya memperpanjang
interval QT. Karena itu, probukol merupakan kontraindikasi pada pasien
yang mempunyai kelainan interval QT yang panjang. Perlu perhatian untuk
pasien yang menerima obat yang bersifat memperpanjang interval seperti
digitalis, kuinidin, sotalol, astemizol dan terfenadin. Karena pengeluaran
dari tubuh lama, seorang wanita harus menghentikan obat paling tidak
enam bulan sebelum mencoba untuk hamil.
Inhibitor HMG-CoA reduktase: Iovastatin, pravastatin,
simvastatin, dan fluvastatin

Kelompok antihiperlipidemia yang baru ini menghambat tahap pertama aktivitas enzim dalam sintesis
sterol. Analog dengan struktur alamiah, asam 3-hidroksi-3-metilglutarat (HMG), semua obat dalam grup
ini berpacu menghambat hidroksimetilglutaril koenzim A reduktase (HMG-CoA reduktase). Kecuali
fluvastatin, inhibitor HMG reduktase lainnya merupakan modifikasi kimia dari senyawa alamiah yang
terdapat dalam jamur.
Mekanisme Kerja
• Inhibisi HMG-CoA reduktase: lovastatin, simvastatin, pravastatin dan fluvastatin adalah analog 3-
hidroksi-3-metilglutarat, suatu precursor kolesterol. Lovastatin dan simvastatin adalah lakton yang
dihidrolisis menjadi obat aktif. Pravastatin dan fluvastatin aktif dengan cara demikian. Karena
afinitasnya yang kuat terhadap enzim, semua efektif berpacu menghambat HMG-CoA reduktase,
tahapan terbatas dalam sintesis kolesterol. Dengan menghambat sintesis kolesterol de novo, obat
akan menghambiskan simpanan kolesterol intraselular.
• Penurunan resptor LDL: penghapusan kolesterol intraselular menyebabkan sel meningkatkan jumlah
resptor LDL permukaan sel yang spesifik yang dapat mengikat dan menginternalisasikan LDL yang
beredar. Sehingga, hasil akhir adalah penurunan kolesterol plasma karena sintesis berkurang dan
peningkatan katabolisme LDL.
Efek samping:
• Hati: Kelainan biokimiawai fungsi hati telah terjadi dalam penggunaan inhibitor HMG-CoA reduktase.
Karena itu, sangat diperlukan menilai fungsi hati dan mengukur kadar serum transaminase secara
periodik. Semua akan kembali normal jika obat dihentikan. [Catatan: Insufisiensi hati dapat
menyebabkan penumpukan obat].
• Obat: Miopati dan rhapdomiolisis (disintegrasi atau disolusi otot) jarang dilaporkan. Dalam beberapa
kasus, pasien biasanya menderita insufisiensi ginjal atau mengambil obat seperti siklosporin,
itrakonazol, eritromisin, gemfibrozil atau niasin. Kadar keratin kinase plasma harus diperiksa secara
teratur.
• Interaksi obat: Inhibitor HMG-CoA reduktase juga meningkatkan kadar kumarin. Sehingga, penting
untuk sering mengevaluasi waktu protrombin.
• Kontraindikasi: Obat-obat ini merupakan kontraindikasi bagi ibu hamil atau menyusui. Obat-obat ini
tidak boleh digunakan pada anak-anak atau remaja.
Terapi Obat Kombinasi

Kadang-kadang perlu memberikan dua antihiperlipidemia untuk mendapatkan penurunan kadar lipid
plasma yang signifikan. Sebagai contoh, pada hiperlipidemia tipe II, pasien sering diobati dengan
kombinasi niasin ditambah obat pengikat asam empedu, seperti kolestiramin.
Obat –obat Antihipertensi
Definisi

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah diastolic tetap


yang lebih besar dari 90 mmHg disertai dengan kenaikan
tekanan darah sistolik (140 mmHg). Hipertensi disebabkan oleh
tonus otot polos vascular prifer, yang menyebabkan
peningkatan resistensi arteriola dan menurunkan kapasitas
sistem pembuluh vena.
Penggolongan obat antihipertensi
• Diuretik
Diuretika dan atau penyekat-B sering diberikan sebagai terapi
hipertensi baris pertama.terapi siuretik dosis brendah aman dan
efektif untuk menghindarkan stroke, infark miokard, gagal jantung
kongesif dan mortalitas.
2 kelompok diuretik :
 Diuretik Tiazid
 Diuretik Loop

Diuretika loop meningkatkan isi kadar kalsium urin sedangkan


diuretika tiazid menurunkan kalsium pada urin
Obat-obat antihipertensi golongan diuretik yaitu;
1) Bumetanid
2) Furosemid
3) Hidroklortiazid
4) Spironolakton
5) Triamteren
Mekanisme kerja
obat antihipertensi golongan diuretik yaitu meningkatkan pengeluaran air
dari tubuh
Efek samping
diuretik tiazid menimbulkan hipokalemia dan hiperurikemi pada 70%
pasien dan hiperglikemi pada 10% pasien. Kadar kalium serum harus dimonitor
dengan baik pada pasien yang mempunyai predisposisi untuk aritmia jantung
dan yang juga mendapat pengobatan diuretic tiazid bersama glikosida digitalis.
Diuretic harus dihindari untuk pengebotan hipertensi penderita diabetes atau
pasien dengan hiperglikemi.
Penggolongan obat antihipertensi
• Penyekat B-reseptor
Penyekat B-reseptor dan atau diuretika biasa diberikan sebagai obat garis
pertama hipertensi. Obat ini efektif tetapi juga mempunyai beberapa
kontraindikasi.
Obat - obat
antihipertensi golongan penyekat B-adrenoreseptor antara lain:
1) Atenolol
2) Labetalol
3) Metoprolol
4) Nadodol
5) Propranolol
6) Timolol
Mekanisme kerja
penyekat-ß menurunkan tekanan darah terutama mengurangi isi
sekuncup jantung. Obat ini juga menurunkan aliran simpatik dari SSP dan
menghambat pelepasan renin dari ginjal, karena itu mengurangi pembentukan
angiotensin II dan sekresi aldosteron.
Efek samping
Efek biasa penyekat-ß dpat menyebabkan efek samping SSP seperti kelelahan,
letargi, insomnia, dan halusinasi.
Efek samping gangguan kadar lipid serum penyekat-ß dapat mengganggu
metabolisme lipid, menurunkan lipoprotein HDL dan meningkatkan trigliserol
plasma.
Efek samping akibat putus obat dapat menimbulkan rebound hipertensi,
seringkali akibat regulasi naik dari reseptor-ß. pasien harus menjalani terapi
penyekat-ß yang bertahap untuk menghindarkan terjadinya aritmia. Penyekat-
ß harus dihindari pada pasien asma, gagal jantung kongesif dan penyakit
vascular perifer.
Penggolongan obat antihipertensi
• ACE Inhibitor
inhibitor enzim menkonveksi angiotensin (ACE) dianjurkan jika obat-obat garis pertama yang disukai
(diuretika atau penyekat-ß) merupakan kontraindikasi atau tidak efektif. Meskipun sudah bnyak
digunakan, namun tidak begitu jelas apakah pengobatan antihipertensi dengan ACE inhibitor
meningkatkan risiko penyakit besar lainnya.
Obat - obat golongan ACE inhibitor antaralain;
1) Benazepril
2) Kaptropil
3) Enalapril
4) Fosinopril
5) Lisinopril
6) Moeksipril
7) Quinapril
8) Ramifil
Mekanisme kerja
ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan mengurangi
resistensi vascular perifer tanpa meningkatkan curah jantung, kecepatan
ataupun kontraktilitas. Obat-obat ini menghambat enzim pengkonveksi
angiotensin yang mengubah angiotensin I membentuk vasokontriksi
poten angiotensin II.
Efek samping
Efek samping yang biasa ditemukan terdiri dari batuk, kulit merah,
demam, perubahan rasa, hipotensi dan hiperkalemia. Angioedema
merupakan efek yang jarang terjadi tetapi dapat membawa Gagal ginjal
yang reversible dapat terjadi pada pasien dengan stenosis arteri renalis
yang hebat.inhibitor bersifat fetotoksik dan jangan digunakan pada
wanita hamil.
Penggolongan obat antihipertensi
• Antagonis angiotensin II
Nanopeptida losartan, penyekat reseptor angiotensin II yang sangat sensitive,
baru-baru ini telah disetujui untuk terapi antihipertensi.
Obat - obat golongan antagonis angiotensin II yaitu Losartan.
Mekanisme kerja memperlebar pembuluh, dan sama seperti ACE yaitu
menimbulkan vasodilatasi dan menyekat sekresi aldosteron
Efek samping lebih ringan daripada ACE meskipun juga bersifat fetotoksik.
Penggolongan obat antihipertensi
• Penyekat kanal kalsium
Penyekat kanal kalsium dianjurkan jika obat-obatan garis pertama yang
lebih disukai merupakan kontraindikasi atau tidak efektif.
Obat-obat antihipertensi golongan penyekat kanal kalsium dibagi lagi atas
3 kelompok kimia masing-masing degan sifat-sifat farmakokinetik dan
indikasi klinis yang berbeda.
1) Difenilakilamin : verapamil
2) Benzotiazepin : Diltiazem
3) Dihidropiridin : nifedipin generasi pertama dan lima obat baru untuk
mengobati penyakit kardiovaskular, yaitu amlodipin, felodipin, isradipin,
nikardipin dan nisoldipin.
Mekanisme kerja
konsentrasi kalsium intraseluler mempunyai peranan penting dalam
mempertahankan tonus otot polos dan kontraksi miokard. Kalsium masuk sel-
sel otot melalui kanal khusus kalsium yang sensitive voltase. Ini merangsang
pelepasan kalsium dari retikululum sarkoplasma dan mitokondria, yang
selanjutnya meningkatkan kadar kalsium sitosol. Obat antagonis kanal kalsium
menghambat gerakan pemasukan kalsium dengan cara terikat pada kanal
kalsium tipe L di jantung dan otot polos koroner dan vascular perifer.
Efek samping
meskipun jarang, efek samping termasuk konstipasi terjadi pada 10%
pasien, pusing, sakit kepala dan rasa lesu yang disebabkan penurunan tekanan
darah. Verapamil seharusnya jangan diberikan untuk mengobati pasien
dengan gagal jantung kongesif akibat efek inotropik negatifnya.
Penggolongan obat antihipertensi
• Obat - obat penyekat a-adrenergik
Obat- obat antihipertensi golongan a-adrenergik antara lain :
1) Prazosin
2) Doksazosin
3) Terazosin
Mekanisme kerja
mengurangi pengaruh Sistem Saraf Otonom terhadap jantung dan
pembuluh. Obat-obat ini menurunkan resistensi vascular perifer dan
menurunkan tekanan darah arterial dengan menyebabkan relaksasi otot polos
arteri dan vena.
Efek samping
reflex takikardia dan sinkop dosis pertama merupakan efek samping yang
umum.
Penggolongan obat antihipertensi
• Obat - obat adrenergik yang bekerja sentral
1) Klonidin
mekanisme kerja
agonis a2 ini mengurangi aliran adrenergick sentral. Klonidin digunakan terutama untuk
pengobatan hipertensi ringan sampai sedang yang tidak responsive pada pengobatan diuretik
tunggal. Klonidin diabsorpsi dengan baik setelah pemberian obat oral dan dikeluarkan ginjal,
karena menyebabkan retensi natrium dan air, klonidin biasanya diberikan bersama diuretika.
Efek samping
biasanya ringan tetapi obat dapat menimbulkan sadasi dan keringnya mukosa hidung.
Hipertensi berlawanan terjadi setelah penghentian klonidin secara mendadak.karena itu obat
harus dihentikan secara bertahap jika dokter menginginkan penggantian obat
2) a-metildopa
mekanisme kerja
adrenergik-a ini mengurangi aliran adrenalin dari SSP, menyebabkan penurunan resistensi
perifer total dan penurunan tekanan darah.
Efek samping
yang paling sering adalah mengantuk dan sedasi.
Penggolongan obat antihipertensi
• Vasodilator
Relaksan otot polos yang berlangsung, seperti
1) hidralazin
2) minoksidil
secara tradisional telah digunakan sebagai obat utama pengobatan hipertensi.
Mekanisme kerja
Merelaksasi otot polos vascular, yang menurunkan resistensi dank arena itu
mengurangi tekanan darah. Obat - obat ini menyebabkan stimulasi reflex jantung,
menyebabkan gejala berpacu dari kontraksi miokard yang meningkat, nadi dan konsumsi
oksigen.
Efek samping
dapat menimbulkan angina pectoris, infark miokard, atau gagal jantung pada orang-
orang yang mempunyai predisposisi. Vasodilator juga meningkatkan konsentrasi rennin
plasma, menyebabkan retensi natrium dan air, efek samping yang tidak diinginkan ni dapat
dihambat oleh penggunaan bersama diuretic dan penyekat-ß
Penggolongan obat antihipertensi
• Kedaruratan hipertensi
Kedaruratan hipertensi jarang terjadi, tetapi situasi yang membahayakan
jiwa ini dengan tekanan darah diastolic di atas 50 mmHg (dengan
tekanan darah sistolik 210 mmHg) pada orang-orang sehat atau 130
mmHg untuk orang-orang yang sudah mempunyai komplikasi awal,
seperti ensefalopati, pendarahan serebal, gagal vertikel kiri, atau stenosis
aorta. Tujuan terapi adalah menurunkan tekanan darah secepat-
cepatnya.
Contoh obat-obat antaralain:
1) Natrium nitroprusid
2) Diazoksid
3) Labetalol
Obat–obat Antiangina
Definisi

Angina pectoris adalah keadaan klinik dimana seseorang merasa tidak


enak di dada (rasa tercekik) sebagai akibat dari suatu iskemik miokard
tanpa adanya infark di dada.

Angina pectoris merupakan gejala dari penyakit lainnya pada


umumnya alah penyakit arteri koroner atau penyakit jantung
koroner.
Penggolongan Obat Antiangina
1. Nitrat Organik
Senyawa-senyawa ini menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen
miokard yang diikuti oleh berkurangnya gejala-gejala. Obat-obat tersebut
bermanfaat untuk angina yang stabil atau labil, serta angina pektoris
Prinzmetal atau varian

 Nitrogliserin
Untuk kesembuhan langsung atas serangan angina akibat stres
latihan fisik atau emosi, nitrogliserin sublingual (atau bentuk spray)
merupakan obat pilihan. Bila perlu digunakan bersama suatu analgetikum
narkotik (morfin, fentanil) untuk melawan nyeri dan sedasi
 Isosorbid Dinitrat (nitrat long-acting)
merupakan nitrat aktif peroral. Obat tidak mudah dimetabolisme
hati atau otot polos dan mempunyai potensi relaksasi otot polos
vaskular yang lebih rendah.

Mekanisme kerja: Nitrat organik seperti nitrogliserin menyebabkan


relaksasi otot polos vaskular karena konversi intraselular menjadi ion
nitrit dan kemudian nitrit oksida (NO), yang selanjutnya mengaktifkan
guanilat siklase dan meningkatkan siklik GMP sel.
Efek pada sistem kardiovaskular
Pada dosis terapi, mempunyai dua efek utama:
• Pertama, menyebabkan dilatasi pembuluh vena besar, menyebabkan
pengumpulan darah dalam vena. Ini akan mengurangi preload (darah
balik vena ke jantung), dan mengurangi kerja jantung.

• Kedua, melebarkan pembuluh darah koroner, menyebabkan suplai


darah meningkat ke otot jantung. Hal tersebut menyebabkan
penurunan konsumsi oksigen miokard karena berkurangnya kerja
jantung.
Efek samping
Efek samping yang paling sering dari nitrogliserin
dan nitrat lainnya adalah sakit kepala.
Pada dosis tinggi nitrat organik juga menyebabkan
hipotensi postural, muka merah dan takikardia.
Penggolongan obat antiangina
2. Penyekat β-Adrenergik
Semua obat penyekat-β yang digunakan dalam
klinik berifat antagonis kompetitif. Obat penyekat β-
adrenergik menekan aktivitas jantung dengan
menghambat reseptor β.

Mekanisme kerja: Obat ini juga mengurangi kerja


jantung dengan menurunkan isi sekuncup jantung
(kebutuhan oksigen jantung) dan menyebabkan
penurunan ringan tekanan darah.
Efek terapi : Menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung dan oleh
sebab itu efektif dalam meredam nyeri dada kiri yang merupakan gejala
umum angina.

 Contoh golongan obat ini  Efek Samping:


adalah: • Bronchokonstriksi
• Propranolol • Gangguan lambung usus
• Metoprolol (mual, muntah, dan diare)
• Atenolol • Depresi dan halusinasi
• Pindolol • Gangguan seksual
• Asebutolol (impotensi)
Penggolongan obat antiangina
3. Penyekat Kanal Kalsium
Semua obat penyekat kanal kalsium bersifat vasodilatator
yang menyebabkan penurunan tonus otot polos dan resistensi
vaskular. Pada dosis klinik, obat-obat ini akan mempengaruhi
resistensi otot polos vaskular dan miokard

Mekanisme kerja: Obat ini menghambat masuknya kalsium ke


dalam sel-sel otot polos koroner jantung dengan cara terikat
pada kanal kalsium tipe L di jantung dan otot polos koroner dan
vaskular perifer. Ini menyebabkan otot polos vaskular
beristirahat, mendilatasi terutama arteriol.
Efek samping : meskipun jarang, efek samping termasuk konstipasi
terjadi pada 10% pasien, pusing, sakit kepala dan rasa lesu yang
disebabkan penurunan tekanan darah.

Obat-obat golongan penyekat kanal kalsium dibagi lagi atas 3


kelompok kimia masing-masing dengan sifat-sifat farmakokinetik
dan indikasi klinis yang berbeda, diantaranya adalah:
• Dihidropiridin : Nifedipin
• Difenilakilamin : Verapamil
• Benzotiazepin : Diltiazem
Obat – Obat yang
Mempengaruhi Darah

ANTIKOAGULAN ANTITROMBOTIK

ANEMIA

TROMBOLITIK HEMOSTATIK
OBAT OBAT YANG DIGUNAKAN
ANTIKOAGULAN
Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor
pembekuan darah. Atas dasar antikoagulan diperlukan baik untuk penyakit
dengan kecenderungan terjadinya tromboemboli, maupun untuk mencegah
bekunya darah yang digunakan pada pemeriksaan laboratorium atau transfusi.
Anti koagulan dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
1.Heparin,
2.Antikoagulan oral
3.Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium salah satu faktor
pembekuan darah.
HEPARIN
Heparin endogen merupakan suatu mukopolisakarida yang mengandung
sulfat. Zat ini disintesis didalam sel mast dan terutama banyak terdapat di
paru. Peranan fisiologik heparin belum diketahui seluruhnya, akan tetapi
penglepasannya ke dalam darah yang tiba-tiba pada syok anafilaksis
menunjukkan bahwa heparin mungkin berperan dalam reaksi imunologik.

Mekanisme Kerja
Heparin mempercepat pembentukan kompleks antitrombin III dengan
beberapa faktor pembekuan darah aktif terutama trombin dan faktor Xa.
Efek Samping
Bahaya utama pemberian heparin secara IV atau SK adalah perdarahan,
tetapi pemberian secara IV atau SK jarang menimbulkan efek samping

Efek Lain
Heparin dilaporkan menekan kecepatan ekskresi aldosteron
meningkatkan kadar tiroksin bebas dalam plasma, menghambat
aktivator fibrinolitik, menghambat penyembuhan luka, menekan
imunitas selular, menekan reaksi hospes terhadap graft dan
mempercepat penyembuhan luka bakar
.
ANTIKOAGULAN ORAL
Dalam golongan ini dikenal derivat 4-hidrokaikumarin dan derivat indan
1,3 dion. Perbedaan diantara dua derivat tersebut terutama pada dosis,
mula kerja, masa kerja dan efek sampingnya sedangkan mekanismenya
sama.

Mekanisme Kerja: Untuk pembentukan faktor II (Protrombin),VII, IX dan X


oleh hati diperlukan Vitamin K. Antikoagulan oral menghambat kerja
vitamin K secara kompetitif sehingga pembentukan faktor - faktor
pembekuan darah tersebut di atas dihambat. Kumarin juga dapat
mempengaruhi transport vitamin K ke tempat kerjanya.
Efek samping: Efek toksik yang paling sering akibat pemakaian
antikoagulan adalah perdarahan. Perdarahan paling sering terjadi di
selaput lendir, kulit, saluran cerna dan saluran kemih. Gejala
perdarahan yang mungkin timbul adalah ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hemoptisis, perdarahan serebral,perdarahan paru,
uterus dan hati.
ANTIKOAGULAN PENGIKAT ION KALSIUM
1. Natrium sitrat, dalam darah akan mengikat kalsium menjadi
kompleks kalsium sitrat. Bahan ini banyak digunakan dalam darah
untuk transfusi karena tidak toksik.
2. Asam Oksalat dan senyawa Oksalat lainnya, digunakan untuk
antikoagulan in vitro, sebab terlalu toksik jika digunakan pada in
vivo.
3. Natrium Edetat ,mengikat kalsium menjadi suatu kompleks dan
bersifat pula sebagai antikoagulan.
OBAT OBAT YANG DIGUNAKAN
ANTITROMBOTIK
Antitrombotik adalah obat yang dapat menghambat agregasi trombosit
sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan trombus yang
terutama sering ditemukan pada sistem arteri. Aspirin, sulfinpirazon,
dipiridamol, dan dekstran merupakan obat yang termasuk golongan ini.
• MEKANISME KERJA: Obat-obat trombolitik memilik sifat yang sama.
Semua bekerja langsung atau tidak mengubah plasminogen menjadi
plasmin yang selanjutnya mencairkan fibrin sehingga melarutkan
trombus.
Contoh obat :
Aspirin
Dipiridamol
Dekstran
Sulfinipirazon

• Efek Samping:Sakit kepala, pusing , Sinkop, Gangguan TGI, ruam kulit,


diskrasia darah, nefritis intertisial akut, kolik ginjal, gagal ginjal akut
OBAT -OBAT YANG DIGUNAKAN
TROMBOLITIK
Trombolitik adalah zat yang bersifat proteolitik yang dapat melarutkan
trombus dan emboli yang sudah terbentuk. Obat yang termasuk golongan
ini adalah urokinase dan streptokinase, yang merupakan activator
plasminogen.
MEKANISME KERJA: Kedua obat ini berdifusi ke dalam bekuan darah dan
mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin yang bersifat fibrinolitik dan
trombolitik. Untuk dapat menghancurkan thrombus dan emboli yang sudah
terbentuk obat ini harus diberikan secara IV dalam waktu 12-14 jam sejak
terbentuknya trombus dan emboli tersebut
Contoh Obat:
Streptokinase
Urokinase
Alteplase (tPa)

Efek samping : Gangguan perdarahan , hipersensitivitas


OBAT OBAT YANG DIGUNAKAN
HEMOSTATIK
Hemostatik adalah zat atau obat yang digunakan untuk menghentikan
perdarahan. Obat-obat ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan
yang meliputi darah yang luas. Pemilihan obat harus dilakukan secara
tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan tersebut.
Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat yang
dapat meningkatkan pembentukan faktor –faktor pembekuan darah
misalnya vitamin K, atau yang menghambat mekanisme fibrinolitik
seperti asam amino kaproat.
a.Hemostatik Lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
kelompok berdasarkan mekanisme hemostasisnya.
• Hemostatik serap obat golongan ini menghentikan perdarahan
dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan
jaringan serat-serat yang mempermudah pembukuan
• Astrigen, zat ini bekerja lokal dengan mengendapkan protein darah
sehingga perdarahan dapat dihentikan.
• Koagulan, mempercepat peruahan prothrombin menjadi trombin dan
secara langsung menggumpalkan fibrinogen
• Vasokonstriktor,
Epinefrin dan norepinefrin untuk menghentikan perdarahan kapiler
suatu permukaan.
Vasopresin yang dihasilkan oleh hipofisis pernha digunakan untuk
mengatasi pasca bedah persalinan, tetapi banyak efek samping dan
telah ditinggalkan penggunaanya.
b.Hemostatik Sistemik
• Faktor Antihemofilik ( faktor VIII) dan cryoprecipitated antithemophilic factor,
• Kompeks faktor IX
• Human Fibrinogen
• Vitamin K
• Asam Aminokaproat,
• Asam Traneksamat
Efek Samping: Reaksi hipersensitivitas , Hepatitis virus, anemia hemolitik,
hiperfibrinogenemia, menggigil dan demam, pruritus, eritema, ruam kulit,
hipotensi dispepsia, mual, diare, inhibisi eyakulasi, eritema konyungtiva, dan
hidung tersumbat. yang paling Berbahaya trombosis umum.
OBAT YANG DIGUNAKAN
ANEMIA
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin plasma lebih rendah dari
norma akibat penurunan jumlah sel darah merah yang beredar atau total
hemoglobin yang abnormal lebih rendah per unit volume darah.
Zat besi
asam folat
sianokobalamin
eritropoletin
Efek Samping : berupa iritasi lokal pada penggunaan zat besi lalu defisiensi besi dan
peningkatan tekanan darah pada penggunaan eritropoietin.

Anda mungkin juga menyukai