Anda di halaman 1dari 7

Tekanan Darah Tekanan darah arteri merupakan tekanan lateral yang disebabkan oleh darah terhadap dinding pembuluh

darah. Tekanan darah bergantung terutama terhadap volume darah yang terkandung di dalam pembuluh darah dan compliance, atau distensibilitas dinding pembuluh darah (seberapa mudah pembuluh darah tersebut diregangkan). Faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah kecepatan aliran, viskositas darah, dan tekanan di dalam pembuluh setelah ejeksi terakhir. Tekanan darah pada setiap orang sangat bervariasi, tergantung pada tingkat eksitasi pasien, tingkat aktivitas, jenis aktivitas pasien, kebiasaan merokok, nyeri, distensi kandung kemih, pola diet, dan usia. Tekanan darah terdiri dari tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan nadi, dan tekanan arteri rerata. Tekanan darah sistolik adalah puncak tekanan di dalam arteri yang diatur oleh isi sekuncup (stroke volume) dan kelenturan pembuluh darah. Tekanan darah diastolik adalah tekanan terendah di dalam arteri dan tergantung pada tahanan perifer. Perbedaan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik adalah tekanan nadi (pulse pressure). Tekanan arteri rerata adalah tekanan rerata yang mendorong darah maju menuju jaringan sepanjang siklus jantung dan tekanan ini besarnya mendekati tekanan darah diastolik. Tekanan ini dapat diukur dengaan menjumlahkan besarnya tekanan darah diasrolik dengan sepertiga tekanan nadi. Tekanan darah dapat diukur melalui dua cara, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Pengukuran tekanan darah secara langsung, dengan menggunakan jarum intraarteri, merupakan pengukuran tekanan darah paling akurat, akan tetapi dalam praktik sehari-hari, pengukuran tekanan darah secara tidak langsung merupakan metode yang paling sering digunakan.

Pengukuran Tekanan Darah Secara Tidak Langsung Sfigmomanometer Sfigmomanometer merupakan alat pengukur tekanan darah. Alat ini terdiri dari kantong yang dapat digembungkan yang terbungkus di dalam manset yang tidak dapat mengembang, pompa karet berbentuk bulat, klep atau lubang pengeluaran yang berada di dekat pompa karet berfungsi untuk mengempiskan kantong yang berada di dalam manset, dan manometer merupakan alat tempat hasil pengukuran tekanan darah dapat dibaca.

Kantong karet tersebut memberikan tekanan dan manset yang tidak dapat mengembang tersebut memastikan bahwa tekanan tersebut ditujukan ke lengan dan tidak ke luar. Lebar manset harus sesuai untuk mendapatkan pengukuranyang tepat. Hubungan antara lebar manset dengan diameter lengan melukiskan kerucut tekanan ke dalam jaringan. Jika kerucut tersebut tidak mencapai arteri, harus dikerahkan tekanan yang lebih tinggi dan hasilnya adalah pembacan tekanan yang lebih tinggi dari seharusnya. Jika manset lebih kecil, kerucut tekanan akan saling menutupi arteri sehingga tekanan yang terukur lebih rendah dari seharusnya. Manset kecil digunalan untuk lengan yang kecil dan manset yang lbar untuk lengan yang gemuk dengan keliling lebih dar 42 cm. Tersedia juga manset khusus untuk mengukur tekanan darah di tungkai. Ada dua jenis manometer yaitu air raksa dan aneroid. Manometer gravitasi air raksa terdiri dari suatu tabung kaca yang dihubungkan dengan reservoir yang berisi air raksa. Tekanan di dalam manset mendorong air raksa tersebut turun karena gaya berat dan karena gaya berat adalah suatu konstanta, peneraan ulang tidak diperlukan. Manometer aneroid mempunyai embusan logam yang menerima tekanan dari manset. Dengan meningkatkan tekanan, embusan mengembang, dan ini kemudian memutar roda gigi yang menggerakkan jarum melintasi piringan angka yang sudah dikaliberasikan. Sistem ini mudah terganggu dan perlu dikaliberasikan secara berkala dengan sistem gravitasi air raksa.

Mengukur Tekanan Darah Arteri apa saja yang dapat dilingkari manset di bagian proksimal dan dapat diraba di bagian distal, dapat dipakai. A. brakhialis, karena letaknya yang tepat, paling sering di pakai. Kriteria pengobatan hipertensi didasarkan pada pembacaan tekanan darah yang diukur setelah beristirahat selama 15 menit. Pemberian istirahat ini penting untuk mengurangi efek kegiatan sehari-hari terhadap tekanan darah pada pasien rawat jalan. Pasien dalam posisi duduk atau berbaring, lengan diatur sedemikian rupa sehingga A.brachialis terletak setinggi jantung. Lengan dalam posisi abduksi, rotasi eksterna, dan sedikit fleksi. Lilitkan manset yang sudah kempis dengan ketat pada

lengan atas sehingga batas bawah manset tersebut kira-kira 1 inci di atas fossa antecubiti.

Prinsip Pengukuran Tekanan Darah Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung meliputi deteksi timbul dan hilangnya bunyi Korotkoff secara auskultasi di atas arteri yang ditekan. Bunyi Korotkoff adalah bunyi bernada rendah yang berasal dari dalam pembuluh darah yang berkaitan dengan turbulensi yang dihasilkan dengan menyumbat arteri secara parsial dengan manset tekanan darah. Ada beberapa fase yang terjadi secara berurutan ketika tekanan penyumbat turun. Fase 1 terjadi bila tekanan penyumbat turun sampai tekanan darah sistolik. Suara mengetuknya jelas dan secara berangsur-angsur intensitasnya meningkat ketika ketika tekanan penyumbat turun. Fase 2 terjadi ketika tekanan turun sekitar 10-15 mmHg dari fase 1. Fase 2 terdiri dari suara mengetuk yang diikuti suara bising. Fase 3 terjadi bila tekanan penyumbat turun cukup banyak sehingga sejumlah besar volume darah dapat mengalir melalui arteri yang tersumbat sebagian. Bunyinya serupa bunyi fase 1 tetapi hanya terdengar suara ketukan tanpa suara bising. Fase 4 terjadi bila intensitas suara tiba-tiba melemah ketika mendekati tekanan darah diastolik. Fase 5 terjadi bila bunyi sama sekali menghilang karena pada saat ini tekanan turbulensi sudah tidak ada lagi. Celah auskultasi adalah keadaan hening yang disebabkan oleh lenyapnya bunyi Korotkoff setelah muncul untuk pertama kali dan timbul kembali pada tekanan yang lebih rendah. Celah auskultasi terjadi ketika aliran darah ke ekstermitas turun. Kepentingan klinis hal ini adalah tekanan darah sistolik dapat ditentukan secara keliru pada tingkat yang lebih rendah, yaitu titik timbulnya kembali tekanan Korotkoff.

Pengukuran Tekanan Darah dengan Palpasi Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan pasien berbaring dalam posisi supinasi dengan nyaman. Kantong manset diletakkan di atas arteri brakialis kanan. Jika lengannya terlalu gemuk, pakailah manset paha.Lengan sedikit difleksikan, dan disokong kira-kira setinggi jantung. Untuk menentukan tekanan darah sistolik secara memadai dan untuk menyingkirkan kesalahan karena celah auskultasi, tekanan darah mula-mula diperiksa dengan palpasi.

Menurut prosedur ini, arteri brakialis atau radialis kanan di palpasi sementara manset dipompa di atas tekanan yang diperlukan untuk menghilangkan denyut nadi. Sekrup yang dapat diputar, dibuka perlahan lahan untuk mengurangi tekanan di dalam kantong karet secara lambat. Tekanan sistolik diketahui dengan timbulnya kembali denyut brakhial. Segera setelah denyut teraba, sekrup itu dibuka untuk mengurangi tekanan kantong karet dengan cepat. Ini adalah tekanan darah sistolik.

Pengukuran Tekanan Darah dengan Auskultasi Tekanan darah diukur secara auskultasi di lengan kanan dengan memompa manset kira kira 20 mmHg di ats tekanan sistolik yang ditentukan dengan palpasi. Diagfragma stetoskop harus diletakkan di atas arteri sedekat mungkin dengan tepi manset. Mansetnya dikempiskan secara perlahan-lahan, sementara pemeriksa mengevaluasi bunyi Korotkoff. Tekanan darah sistolik, tidak meredup, dan tidak menghilangnya bunyi Korotkoff ditentukan. Tekanan darah sistolik adalah titik terdengar bunyi mengetuk pertama. Jika tekanan darahnya tinggi, sebaiknya diperiksa kembali pada akhir pemeriksaan fisik, ketika pasien mungkin lebih tenang.

Refleks Baroreseptor Baroreseptor merupakan reseptor tekanan di dalam sistem sirkulasi. Baroreseptor terus memantau tekanan arteri rerata di dalam tubuh manusia. Ketika terdeteksi adanya penyimpangan dari nilai normalmaka respons refleks teraktifkan untuk mengembalikan tekanan arteri rerata ke nilai normalnya. Penyesuaian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu penyesuaian jangka pendek dan penyesuaian jangka panjang. Penyesuaian jangka pendak (dalam hitungan detik) dilakukan dengan mengubah curah jantung dan resistensi perifer total, yang diperantarai oleh sistem saraf otonom pada jantung, vena, dan arteriol. Kontrol jangka panjang (dalam hitungan menit sampai hari) dicapai melalui penyesuaian volume darah dengan cara memulihkan keseimbangan keseimbangan garam dan air melalui mekanisme-mekanisme yang mengatur pengeluaran urin dan rasa haus. Besar-kecilnya volume darah total, sebaliknya, berdampak besar terhadap curah jantung dan tekanan arteri rerata. Setiap perubahan pada tekanan arteri rerata memicu suatu refleks baroreseptor otomatis yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi perifer total dalam upaya untuk memulihkan tekanan

darah ke normal. Seperti semua refleks, refleks baroreseptor mencakup reseptor, jalur aferen, pusat integrasi, jalur eferen, dan organ efektor. Reseptor terpenting terdapat dalam sinus karotis dan baroreseptor arcus aorta. Baroreseptor secara terus menerus memberi informasi mengenai tekanan arteri rerata, dengan kata lain sensor ini selalu menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap tekanan di dalam arteri. Jika karena suatu sebab tekanan arteri rerata meningkat di atas normal, maka baroreseptor arcus aorta dan sinus karotikus meningkatkan frekuensi pelepasan neuron-neuron aferennya. Pusat kontrol kardiovaskular, setelah mendapat informasi oleh peningkatan lepas muatan bahwa tekanan darah terlalu tinggi, berespons dengan mengurangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas parasimpatis ke sistem kardiovaskular. Sinyal-sinyal eferen ini mengurangi kecepatan jantung, menurunkan isi sekuncup, dan menyebabkan vasodilatasi arteriol dan vena, yang pada gilirannya menybabkan penurunan curah jantung dan resistensi perifer total, diikuti oleh penurunan tekanan darah kembali ke normal. Sebaliknya bila tekanan darah turun di bawah normal, aktivitas baroreseptor menurun, memicu pusat kardiovaskular untuk meningkatkan aktivitas saraf vasokonstriktor dan saraf simpatis jantung sekaligus menurunkan impuls parasaimpatisnya. Pola aktivitas eferen ini menyebabkan peningkatan kecepatan jantung dan isi sekuncup, disertai oleh vasokonstriksi arteriol dan vena. Perubahanperubahan ini meningkatkan baik curah jantung maupun resistensi perifer total sehingga tekanan darah naik ke arah normal. Ketika seseorang berubah dari berbaring menjadi berdiri, penumpukan darah di vena-vena tungkai akibat gravitasi menurunkan aliran balik vena, mengurangi isi sekuncup dan karenanya menurunkan curah jantung dan tekanan darah, penurunan darah ini normalnya dideteksi oleh baroreseptor, yang memicu respons kompensasi segera untuk memulihkan tekanan darah ke tingkat yang sesuai. Adanya penurunan tekanan darah sistolik sebesar 15 mmHg menunjukkan kemungkinan terjadinya Hipotensi Ortostatik.

Perubahan Kardiovaskular Selama Olahraga


Variable Kardiovaskular Kecepatan Perubahan Meningkat Terjadi akibat Proses meningkatnya aktivitas simpatis dan

Jantung Aliran Balik Vena Meningkat

menurunnya aktivitas parasimpatis pada nodus SA Terjadi karena vasokonstriksi vena yang dipicu oleh aktivitas simpatis dan meningkatnya aktivitas pompa otot rangka dan pompa pernapasan

Curah Jantung

Meningkat

Terjadi karena meningkatnya kecepatan jantung dan isi secuncup

Aliran darah ke Meningkat otot rangka aktif dan otot jantung Aliran darah ke Tidak otak berubah

Terjadi karena vasodilatasi arteriol yang dikontrol secara lokal diperkuat oleh efek vasodilatasi epinefrin dan mengalahkan efek vasokonstriktor simpatis yang lebih lemah Terjadi karena stimulasi simpatis tidak berefek pada arteriol otak; mekanisme kontrol lokal mempertahankan aliran darah otak apapun situasinya

Aliran darah ke Meningkat kulit

Terjad karena pusat kontrol suhu di hipotalamus memicu vasodilatasi arteriol kulit; peningkatan aliran darah ke kulit membawa panas yang dihasilkan oleh otot ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke lingkungan eksternal

Alran darah ke Berkurang sistem pencernaan, ginjal, dan organ lain Resistensi perifer Menurun total

Terjadi akibat vasokonstriksi arteriol generalisata yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis

Terjadi karena resistensi di otot rangka, jantung, dan kulit menurun lebih besar daripada peningkatan resistensi di organ-organ lain

Tekanan arteri rerata

darah Meningkat (sedang)

Terjadi karena curah jantung meningkat lebih besar daripada penurunan resistensi total.

Nilai Normal Tekanan Darah Nilai ambang terkini untuk tekanan darah normal yang ditentukan oleh National Institute of Health adalah kurang dari 120/80 mmHg. Pra-hipertensi, sebagai kategori baru untuk tekanan darah berkisar antara 120/80 mmHg hingga 139/89 mmHg. Hipertensi atau tekanan darah terlalu tinggi terjadi bila tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Hipotensi atau tekanan darah terlalu rendah terjadi bila tekanan darah berada di bawah 100/60 mmHg.

DAFTAR PUSTAKA Guyton, Arthur C dan John E Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology, 11th Edition. Mississippi: Elsavier Inc. Mc Glynn, Thomas J dan John W. Burnside. 1987. Physical Diagnosis 17th ed. United States of America: Williams &Wilkins Sherwood, Lauralee. 2007. Human Physiology:From Cells To Systems, 6th ed. United States of America: Cengange Learning Swartz, Mark H. 1989. Textbook of Physical Diagnosis. Philadelphia: Saunders Company

Anda mungkin juga menyukai