Anda di halaman 1dari 80

CASE REPORT

TB PARU dengan komplikasi


LIMFADENITIS TB dan PERITONITIS
TB PADA ANAK
OLEH :
NUR AZIZIAH
08700267

PEMBIMBING :
Dr. ENDAH TJIPTANINGSIH, Sp.A.

LANDASAN TEORI
DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium Tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya disebut TB extra pulmo
seperti . otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang dan kelenjar getah
bening.

EPIDEMIOLOGI
Indonesia pada tahun 2010 menempati
peringkat ke 3 negara dengan insidensi TB
tertinggi di dunia sebanyak 0,35-0,52 juta
setelah India (1,6-2,4 juta) dan Cina (1,1-1,5
juta), (WHO, 2010).6

Proporsi kasus TB pada


anak tahun 2007 - 2013

KLASIFIKASI
TB paru PRIMER
adalah: peradangan paru yang
disebabkan oleh basil tuberkulosis pada
tubuh penderita yang belum pernah
mempunyai kekebalan spesifik tehadap
basil tersebut.

1.

TBC primer Potensial


(terjadi kontak
dengan kasus
terbuka, tetapi uji
tuberculin masih
negative).

TBC primer Laten


Tanda tanda
infeksi sudah
kelihatan
Uji tuberculin masih
negative.
Radiologis tidak
tampak kelainan

TBC primer manifest


uji tuberculin
positif.
telihat kelainan
radiologis

2. TB paru post Primer


Adalah peradangan paru yang
disebabkan oleh basil tuberkulosis pada
tubuh yang telah peka tehadap
tuberkuloprotein.

EKSOGEN :
Infeksi ulang pada
tubuh yang pernah
menderita tuberkulosis

ENDOGEN :
infeksi berasal dari basil
yang sudah berada
dalam tubuh,
merupakan proses lama
yang pada mulanya
tenang dan oleh suatu
keadaan menjadi aktif
kembali.

KLASIFIKASI SESUAI
ORGAN TUBUH YG
TERKENA
1)

2)

TB PARU : Tuberculosis yang


menyerang jaringan (parenkim) paru.
Tidak termasuk pleura dan kelenjar di
hilus
TB EXTRA PARU : tuberculosis yang
menyerang organ lain selain paru
misal pleura, selaput otak,
pericardium, kelenjar lympha, tulang
dan sendi, kulit , usus, ginjal , saluran
kencing dll

KLASIFIKASI
BERDASARKAN TINGKAT
KEPARAHAN
1.

TB paru
BTA
(
)
foto
thorax
(
+
)
BERAT
Bila gambaran fto
thorax menunjukan
kerusakan paru yg
luas dan atau
keadaan pasien
buruk.

RINGAN

2. TB EXTRA PARU
RINGAN : TB KELENJAR
LIMFE, PLEURITIS
EKSUDATIV UNILATERAL,
TULANG DAN SENDI

BERAT : Meningitis , Milier,


perikarditis, peritonitis

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan


sebelumnya dibedakan menjadi :
a. Kasus Baru
Kasus baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30
dosis harian).
b. Kambuh (Relaps)
Kambuh (Relaps) adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya
pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan
sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA positif.
c. Pindahan (Transfer in)
Pindahan adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di
suatu kabupaten lain dan kemudian pinah berobat ke kabupaten ini.
Penderita pindahan tersebut harus membawa surat rujukan/pindah.
d. Setelah lalai (Pengobatan setelah default/drop out)
Setelah lalai adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1
bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang kembali
berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil
pemeriksaan dahak BTA positif.

ETIOLOGI
Ada 2 macam mycobacteria yang
menyebabkan penyakit tuberculosis
yaitu :
1. Tipe human >> Mycobacterium
Tuberculosa (berada dalam bercak
ludah dan droplet )
2. Tipe bovin >> Mycobacterium bovis
(berada dalam susu sapi)

CARA PENULARAN...
SEBAGAI SUMBER PENULARAN:
PENDERITA TB PARU DENGAN BTA (+) PADA
SPUTUMNYA
WAKTU BATUK DAN BERSIN
PASIEN MENYEBARKAN BAKTERI KE UDARA DALAM
BENTUK DROPLET NUKLEI (PERCIKAN DAHAK)
PENULARAN TERJADI DLM RUANGAN YG KURANG
VENTILASINYA.

DAYA PENULARAN DITENTUKAN OLEH


BANYAKNYA BAKTERI YANG DIKELUARKAN

FAKTOR RESIKO TERJADI


TB
Konsentrasi

kuman
Lama kontak
Lingkungan
- ventilasi
- kepadatan
- faktor prilaku
Imunitas tubuh
- HIV
- DM
- malnutrisi
- Imunosupresan

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI
Kuman M.tb yang terinhalasi sampai ke
alvioli dapat menyebabkan terbentuknya
Fokus primer (ghon focus) di jaringan paru

- Kemudian M.tb melalui saluran limfe


menuju kelenjer limfe
regional ( hilus),
terjadi peradangan (limfadenitis)
- Gabungan ke tiga kejadian dinamakan
Komplek primer , Lama waktu yang
dibutuhkan sampai terbentuk komplek primer
3-4 minggu
Kemudian ada 3 kemungkinan yang terjadi
setelah M.tb masuk :
- penyembuhan secara spontan
- Menderita TB primer
- terjadi infeksi tapi tidak sakit ( M.tb
dormant)

DIAGNOSIS
TB PARU

ALUR DIAGNOSIS TB PARU

GEJALA KLINIS...
TANPA KELUHAN
Terutama pada kasus ringan dan dini
Diketahui secara kebetulan
Pemeriksaan radiologi : rutin dan
check up
KALAU SUDAH ADA KELUHAN
keluhan umum
Keluhan lokal

KELUHAN UMUM
(SISTEMIK)
Berat badan turun tanpa sebab yg jelas
Anoreksia ( nafsu makan tidak ada)
Demam lama / berulang tanpa sebab yg
jelas disertai keringat malam
Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yg
tidak sakit, multiple, paling sering dileher ,
axilla dan inguinal.
Diare persisten yg tdk sembuh dgn
pengobatana diare
Benjolan / massa di abdomen
Tanda tanda cairan diabdomen (acites )

KELUHAN LOKAL
(RESPIRATORIK)
Batuk lebih dari 3 minggu
Batuk darah = hemoptysis
Nyeri dada
Sesak nafas
- Efusi pleura
- pneumothorax

GEJALA SPESIFIK SESUAI DGN


ORGAN YG TERKENA
1.

2.

3.
4.
5.

Tb kelenjar getah bening ( tidak nyeri tekan,


multiple, tidak panas pada perabaan dan
saling melekat)
Tb otak dan saraf ( meningitis tb) : gangguan
saraf cranial, nyeri kepala, penurunan
kesadaran, kaku kuduk, kejang)
Tb tulang dan sendi (pembengkakan sendi,
gibbus, pincang dan lumpuh)
Tb kulit (skrofuloderma)
Tb organ2 lainnya seperti : tb pleura,
peritonitis tb dll

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum

- bisa baik
- kelihatan sakit sedang
- jelek pada kasus lanjut
demam terutama pada sore hari (subfebril)
Nadi relatif cepat dibanding dengan kenaikan suhu
Nafas cepat : - pada yg lanjut (luas)
- komplikasi : Efusi pleura
Pneumothorax
Adanya rhonki basah halus (krepitasi).
Tanda-tanda konsolidasi (pemadatan) jaringan paru :
- redup
-fremitus meningkat
- suara nafas bronkial

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Tes tuberkulin (Mantoux)


Mantoux Test dilakukan untuk
menunjukkan adanya reaksi imun tipe
lambat yang spesifik untuk antigen
mikobakterium pada seseorang. Reagen
yang digunakan adalah protein purified
derivative (PPD). Pengukuran indurasi
dilakukan 2-10 minggu setelah infeksi.
indurasi 10 mm / lebih : reaksi positif
Indurasi 5-9 mm : reaksi meragukan
Indurasi 0-4 mm reaksi negatif

Lanjutan
Pemeriksaan Sitologi
Spesimen untuk
pemeriksaan sitologi diambil
dengan menggunakan
biopsi aspirasi kelenjar
limfe.
gambaran sitologi bercak
gelap dengan materi
eusinofilik dapat digunakan
sebagai tambahan
karakteristik tuberkulosis
positif selain gambaran
epiteloid dan Langhans
giant cell.

SPUTUM
Membuktikan adanya Mikobakterium
Tuberkulosis dalam sputum sangat
penting artinya untuk ;
Diagnosa
Menilai hasil pengobatan.
PEMERIKSAAN SPUTUM
Pewarnaan langsung
Kultur (pembiakan) butuh waktu
antara 4 8 minggu

LANJUTAN ...
1.
a.
b.

2.
a.
b.
c.
d.

Tuberkulosis Paru BTA positif


Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak
SPS hasilnya BTA positif
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan
foto rontgen dada menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif.
Tuberkulosis Paru BTA negatif
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
negatif.
Foto thorak abnormal menunjukkan gambaran TB
Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotik
non OAT
Dipertimbangkan oleh dokter untuk diberi
pengobatan

Selain dari sputum,


M.Tuberkulosis bisa
ditemukan pada:
Cairan lambung (pada
anak-anak)
Usapan laring
Bilasanbronkus(bronkosko
pi)

Lanjutan
Pemeriksaan Radiologis
Foto toraks didapatkan
adanya :
Pembesaran kelenjar
hilus atau
paratrakeal dengan /
tanpa infiltrat
Konsolidasi
segmental/lobar
Kalsifikasi
Atelektasis
Kavitas
Efusi pleura

USG kelenjar dapat


menunjukkan adanya :
lesi kistik
multilokular singular
atau multipel
hipoekhoik yang
dikelilingi oleh
kapsul tebal.
Pada pembesaran
kelenjar yang
disebabkan oleh
infeksi TB biasanya
ditandai dengan
fusion tendency,
peripheral halo, dan
internal echoes.

Lanjutan

Pada MRI didapatkan


adanya :
Pada CT scan, adanya :
massa yang diskret,
massa nodus
konglumerasi, dan
konglumerasi dengan
konfluens.
lusensi sentral,
Fokus nekrotik, jika

adanya cincin irregular


ada, lebih sering
pada contrast
terjadi pada daerah
enhancement serta
perifer dibandingkan
nodularitas didalamnya,
sentral, dan hal ini
derajat homogenitas
bersama-sama
yang bervariasi,

dengan edema
adanya manifestasi
inflamasi pada lapisan
jaringan lunak yang
dermal dan subkutan
membedakannya
mengarahkan pada
dengan kelenjar
limfadenitis TB.
metastatik

SISTEM SKORING
GEJALA
Kontak TB

0
Tidak jelas

1
-

2
BTA (-)

3
BTA (+)

Tes Tuberkulin

Positif

BB

BB/TB <90%

Gizi buruk

BB/TB
Panas
Batuk

2 minggu
-

Pembesaran kelenjar

3 mg

1 kel
1 cm tdk nyeri

Tulang / Sendi
Foto thorax

Bengkak
Normal / kelainan Sugestif
tdk jelas

TOTAL

< 70 %
-

SKOR

LYMPHADENITIS TUBERCULOSA
Tuberkulosis lymphonodi superficial atau yang
sering
disebut
sebagai
scropuloderma,
merupakan
bentuk
tuberculosis
ekstra
pulmonal yang paling sering pada anak.
Secara histories scopuloderma biasanya
disebabkan karena minum susu yang tidak
dipasteurisasi yang mengandung M.bovis.
Kebanyakan kasus sekarang terjadi dalam 6
9 bulan infeksi awal oleh M.tuberculosis
walaupun beberapa kasus tampak bertahun
tahun kemudian.

Pembengkakan
kelenjar limfe
dapat terjadi
secara unilateral
atau bilateral,
tunggal maupun
multipel, dimana
benjolan ini
biasanya tidak
nyeri dan
berkembang
secara lambat
dalam hitungan
minggu sampai
bulan, dan paling
sering berlokasi di
regio servikalis

LANJUTAN
Meskipun regio
servilkalis sering
terkena, lokasi lain
juga sering
dilaporkan.
Tuberkulosis pada
nodus limfe
aksilaris, inguinalis,
mesentrik,
mediastinal, dan
intramamaris telah
dilaporkan.

LANJUTAN
Menurut Jones dan Campbell (1962) dalam
Mohapatra (2004) limfadenopati tuberkulosis
perifer dapat diklasifikasikan ke dalam lima
stadium yaitu:
Stadium 1, pembesaran kelenjar yang berbatas
tegas, mobile dan diskret.
Stadium 2, pembesaran kelenjar yang kenyal
serta terfiksasi ke jaringan sekitar oleh karena
adanya periadenitis.
Stadium 3, perlunakan di bagian tengah kelenjar
(central softening) akibat pembentukan abses.
Stadium 4, pembentukan collar-stud abscess.
Stadium 5, pembentukan traktus sinus.

Pembengkakan kelenjar getah bening yang


berukuran 2 cm biasanya disebabkan
oleh M.tuberculosis. Pembengkakan yang
berukuran < 2 cm biasanya disebabkan
oleh mikobakterium atipik, tetapi tidak
menutup kemungkinan pembengkakan
tersebut
disebabkan oleh M.tuberculosis.

PERITONITIS TB
Tuberkulosis peritonitis merupakan
suatu peradangan pada peritoneum
parietal
atau
viseral
yang
disebabkan
oleh
kuman
Mycobacterium tuberculosis, dan
terlihat pada penyakit ini sering
mengenai seluruh peritoneum, alatalat
sistem
gastrointestinial,
mesenterium, dan organ genitalia
interna, penyakit ini jarang berdiri
sendiri dan biasanya merupakan

Terjadinya Tuberkulosis peritonitis melalui


beberapa cara, yaitu :1,2

1.
Melalui penyebaran
hematogen terutama dari paru-paru
2.
Melalui dinding usus yang
terinfeksi
3.
Dari kelenjar limfe
mesenterium
4.
Melalui tuba fallopi yang
terinfeksi

GEJALA KLINIS
1.
Bentuk eksudatif
Bentuk ini dikenal juga sebagai bentuk yang basah
atau bentuk asites yang banyak, gejala menonjol
ialah perut membesar dan berisi cairan (asites).
2.
Bentuk adhesive
adanya perlengketan dinding usus dan peritoneum
parintel kemudian timbul proses necrosis. Bentuk ini
sering menimbulkan keadaan ileus obstruksi .
Tuberkel-tuberkel biasanya lebih besar.
3.
Bentuk campuran
Bentuk ini kadang-kaadang disebut juga kista,
pembengkakan kista terjadi melalui proses eksudasi
bersama-sama dengan adhesi sehingga terbentuk
cairan dalam kantong-kantong perlengketan tersebut

PENATALAKSANAAN

Tujuan: memusnahkan kuman yang ada


dalam tubuh penderita. Tapi kita tak tahu
pasti kapan hal ini terjadi.
Dalam prakteknya :Tujuan pengobatan
membuat sekret
bronkus (sputum) bebas dari kuman TB
yang dibuktikan dengan hasil kultur yang
negatif
NB : Tujuan pengobatan bukan menjadikan
Gambaran
radiologis
menjadi
normal
kembali .Keberhasilan pengobatan bukan
ditentukan
oleh
gambaran
radiologis
(walaupun kelainan radiologis menetap tidak
berarti bahwa pengobatan gagal).

PENGOBATAN
MEDIKAMENTOSA
Bila seseorang telah didiagnosa
sebagai TB paru, pengobatan
tergantung
kepada:
Hasil pemeriksaan BTA
Luasnya penyakit
Riwayat pengobatan sebelumnya

WHO merekomendasikan
4 kategori pengobatan

KATEGORI I
Kasus baru TB paru BTA (+)
Kasus baruTB paru BTA (-)
Kasus baruTB ektra paru
FASE INTENSIF
2HRZE

FASE LANJUTAN ( PILIH


SALAH SATU)
4H3R3
4HR
6HE

KATEGORI 2
TB paru BTA (+) dengan riwayat pengobatan
Sebelumnya :
Kambuh
Kegagalanpengobatan
Pengobatan tidak selesai
FASE INTENSIF
2HRZES

FASE LANJUTAN
5 H3R3E3
5 HRE

Kategori 3 (2HRZ/4H3R3)
Obat ini diberikan untuk:
1) Penderita baru BTA positif dan rontgen
positif sakit ringan
2) Penderita ekstra paru ringan, yaitu TBC
kelenjar limfe (limfadenitis), pleuritis
eksudativa unilateral, TBC kulit, TBC tulang
(kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar
adrenal.

Untuk TBC paru yang tidak berat


3 jenis OAT selama 6 bulan
Tahap Intensif (2HRZ) selama 2 bulan diberikan
setiap hari
Tahap lanjutan (4HR) selama 4 bulan diberikan
setiap hari
Untuk TBC paru berat dan TBC
ekstrapulmonal
Tahap Intensif (2HRZ) + Streptomycine /
Ethambutol selama 2 bulan
Tahap lanjutan Isoniazid dan Rifampycine selama
10 bulan / lebih.

Kemasan OAT
Obat tunggal, Obat disajikan
secara terpisah, masing-masing
INH, Rifampisin,Pirazinamid dan
Etambutol.
Obat kombinasi dosis tetap
(Fixed Dose Combination FDC)
Kombinasi dosis tetap ini terdiri
dari 3 atau 4 obat dalam satu
tablet

JENIS DAN DOSIS OAT

DOSIS FDC OAT PD ANAK


Untuk usia 0- 14 tahun.
3FDC >> 30 mg INH, 60 mg Rifampisin,
150 mg pyrazinamid : untuk intensif
BB

TAHAP INTENSIF TIAP


HARI SELAMA 2
BULAN

7 Kg

1 tablet 3FDC

8 9 kg

1,5 tablet 3FDC

10 14 kg

2 tablet 3FDC

15 19 kg

3 tablet 3FDC

20 24 kg

4 tablet 3FDC

25 29 kg

5 tablet 3FDC

Tahap lanjutan setiap hari selama 4 bulan :


BB

TAHAP LANJUTAN
TIAP HARI SELAMA 4
BULAN

7 Kg

1 tablet 2FDC

8 9 kg

1,5 tablet 2FDC

10 14 kg

2 tablet 2FDC

15 19 kg

3 tablet 2FDC

20 24 kg

4 tablet 2FDC

25 29 kg

5 tablet 2FDC

PENJELASAN TERHADAP
PENDERITA DAN KELUARGANYA
Apanya yang sakit
Penyebabnya
Penularannya
Rencana pengobatan
Lamanya pengobatan
Cara makan obat
Kemungkinan efek samping obat
Melaporkan kepada dokter / petugas jika
mengalami efek samping yang tidak bisa
ditolerir
Jangan sekali-kali menghentikan
pengobatan sebelum disuruh dokter

PENCEGAHAN
1.

2.
3.
4.
5.
6.

Perlindungan terhadap sumber penularan. Prioritas


pengobatan sekarang ditujukan terhadap orang dewasa.
Akan tetapi seperti yang telah diterangkan sebelumnya
bahwa TB anak yang tidak mendapat pengobatan akhirnya
menjadi TB dewasa dan akan menjadi sumber penularan
Vaksinasi BCG
Khemoprofilaksis primer maupun sekunder
Pengobatan terhadap infeksi dan penemuan sumber
penularan
Pencegahan terhadap menghebatnya penyakit dengan
diagnosis dini
Penyuluhan dan pendidikan kesehatan

KOMPLIKASI
ANEMIA
GIZI KURANG
LIMFADENITIS TB
PERITONITIS TB

PROGNOSA
Dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
umur anak , lamanya mendapat infeksi,
keadaan gizi, adanya infeksi lain seperti
diare yang berulang dll.

LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
NAMA : An. Ridho Effendi
UMUR : 3 tahun 7 bulan
ALAMAT : JL. S.parman Gg. Pelita 1 no 20
NAMA AYAH : Samat Effendi UMUR : 40 THN
Pekerjaan : swasta
NAMA IBU : Neneng Rusmiati UMUR : 37 pekerjaan :
swasta
NO. REG. : 512062
TGL MRS : 25 AGUSTUS 2014
TGL KELUAR : An. Masih dirawat

Subyektif
Keluhan utama : Batuk
Anamnesis :
Batuk kurang lebih 2 minggu yang lalu berdahak warna
putih dahak sulit dikeluarkan.
Pilek kurang lebih 1 mingguan
Panas naik turun kurang lebih 1 mingguan
Muntah 2-3 x sehari isinya makanan
Mual
Keringat dingin pada malam hari
Tidak kejang
Nafsu makan berkurang , minum seperti biasa , cukup.
BAB biasa, tidak mencret warna kuning
BAK lancar tidak ada keluhan
Selama 2 bulan berat badan anak menurun, sebelum
sakit BB nya 17 kg, sekarang 12 kg.

Riwayat Penyakit Dahulu


Anak sebelumnya belum pernah sakit aaupun masuk
rumah sakit. Alegi (-) asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Anak tinggal bersama ibu dan ayah dalam satu rumah,
ibu ada riwayat batuk lama tes dahak hasil positif TB
paru dan mendapat pengobatan selama 6 bulan dan
dinyatakan sembuh. Kakek dari ibu juga meninggal
karena TB paru dan pembengkakan di leher.
Imuniasasi : - BCG
- HEPATITIS B I, II.III
- POLIO I , II, III, IV
- DPT I.II.III
- CAMPAK
- LAIN2
Semuanya lengkap

Riwayat diet : waktu bayi minum ASI


sampai umur 2 tahun
Makan nasi sejak umur 1 tahun , biasanya
makan 3 x sehari. Lauk, sayur .
Riwayat Kehamilan ibu : ibu mengandung
9 bulan
Riwayat kelahiran : lahir di RSUD secara
normal
Riwayat pertumbuhan dan
perkembangan : anak tumbuh dengan
normal sesuai dengan usianya.

Obyektiv
Keadaan Umum
: lemah
Kesadaran : Apatis
Berat badan : 12 kg
Panjang badan : 99 cm
Lingkar Kepala : 48 cm (normal)
Lingkar lengan atas : 10 cm
Status gizi
: BBI = 17
BB/BBI x 100% = 72 % (Moderate Malnutrition)
VITAL SIGN :
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 168 x / menit
RR : 64 x/ menit
Suhu
: 38,2 C

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : a/i/c/d : -/-/-/PCH (-)
Leher : Pembesaran KGB (+) di coli sinistra 3 x 4 cm
Dada
: asimetris retraksi dada : (-)
Jantung : s1 s2 tunggal , murmur (-)
Paru-paru : vesikuler / vesikuler +/+ , Rh +/+, wh -/Abdomen : distended, meteorismus (+), BU menurun ,
hepar lien tak teraba
Genetalia : laki-laki , dbn
Ekstremitas : akral hangat, oedema (-), CRT < 2 dtk
Status Neurologis : DBN , kaku kuduk (-)
Assessment
Diagnosis : Rhinofaringitis + Lymphadenitis + TB paru
Planning

Laboratorium tgl 25-8-14


PEMERIKSAAN

HASIL

NILAI NORMAL

Hemoglobin

6,8

L: 13-18 P : 12-16g/dl

Lekosit

6800

4000-11000 /cmm

PCV (Hematokrit)

26

L:40-50 P: 35-47%

Trombosit

357.000

150.000 450.000 / cmm

Alkalifosfatase

90

60-170 U/I

Bilirubin direc

0,15

< 0,5 mg/dl

Bilirubin total

0,38

< 1mg /dl

SGOT

23

<31 U/I

SGPT

15

<31 U/I

BUN

22,9

10 -20 mg/dl

creatinin

1,1

0,5-1,7 mg /dl

Paratyphi A

negatif

negatif

Paratyphi B

negatif

negatif

Typhi H

1/80

negatif

Typhi O

negatif

negatif

DARAH LENGKAP

FUNGSI HATI (LFT)

FUNGSI GINJAL (RFT)

WIDAL

Radiologi tgl 25-8-14


Foto thorax AP
Cor : dalam batas normal
Pulmo : fibroinfiltrat tersebar di ke dua paru
Sinus costophrenicus dextra sinistra tajam
Kesimpulan : TB paru aktif
Terapi :
- infus KAEN 3B 1200cc/ 24 jam
- injeksi Viccillin 3 x 450 iv
- Oralit
- infus Sanmol 3 x 125 iv jika panas

26 -8-2014
S

27 -8- 2014

28-8-2014

Muntah sehabis makan 2x, perut Muntah tiap x habis makan, perut Muntah ( - ), perut sakit ( -) , panas +
sakit, panas +, keringat dingin malam sakit (-), panas + naik turun tadi naik turun tadi mlm 39C , keringat
+, batuk + dahak sulit dikeluarkan, malam

paling

tinggi

39,

38C, dingin mlm hari ( - ), bapil +,

pilek +, ma/mi sedikit, BAB/BAK keringat dingin mlm hr +, Bapil +, mak/min masih sedikit, BAB/BAK
dbn

ma/mi

menurun

hanya

sedikit, -/ banyak sering, sesak +

BAB/BAK dbn, sesak +


O

KU : lemah, Kes : CM

KU : lemah, Kes : CM

KU : lemah, Kes : CM

BB : 12 kg

Suhu : 38,3C

Suhu : 36,2C

Suhu : 37C

RR : 53

RR : 52

RR : 53 x/mnt

TD : 100/60

TD : 100/60

TD : 100/60

HR : 140 x /mnt

HR : 130 x /mnt

HR : 120 x/mnt

a/i/c/d : -/-/-/-

a/i/c/d : -/-/-/-

a/i/c/d : -/-/-/-

pembesaran KGB + di coli sinistra pembesaran KGB + di coli sinistra

pembesaran KGB: + di coli sinistra 3x4 cm , nyeri tekan (-), PCH (-),

3x4 cm, nyeri tekan (-), PCH (-),

3x4 cm, nyeri tekan (-), PCH ( - )

Dada : asimetris, retraksi (-),

Dada : asimetris, retraksi (+) sub

Dada : asimetris, retraksi (-)

Jantung : S1S2 tunggal murmur (-)

costa dan ictus cordis tampak di ICS4

Jantung S1S2 tunggal, murmur -,

Pulmo : wh (-), Rh (+/+)

Jantung : S1S2 tunggal murmur (-)

Pulmo : wh (-), Rh (+/+)

Abdomen : distended, meteo (+), Pulmo : wh (-), Rh (+/+)

Abdomen : distended, meteorismus Genetalia : dbn

Abdomen : distended, meteo (+),

+, hepar lien tdk trba, Genetalia : dbn Ext : akral hangat, Oedema (-) CRT < Genetalia : dbn
Ext : akral hangat, oedema ( - ), CRT 2dtk

Ext : akral hangat, Oedema (-), CRT

2 dtk

< 2dtk

Status neuro : kaku kuduk -

Status neuro : kaku kuduk -

Status neuro : kaku kuduk -

Hasil Lab tgl 27-8-2014


A Rhinofaringitis

Limfadenitis TB

PEMERIKSAAN

+ limfadenitis +

+ TB paru +

DARAH LENGKAP (DL)

TB paru

anemia

HASIL

NILAI NORMAL

Diff.count

-/-/4/50/22/24

0-2/0-1/1-3/45-70/35-50/0-2%

Hemoglobin

5,9

L: 13-18 P : 12-16g/dl

P -Inf. D5 S -Inf. D5 S -Inf. D5 S


1000

cc/

24 1000

cc/

24 900cc/ 24 jam,

Lekosit

5.160

4000-11000 /cmm

jam,

jam,

-Inj.Ceftriaxone

PVC

23

L:40-50 P: 35-47%

-Inj.

-Inj.Ceftriaxone

2x600 iv

Trombosit

294.000

150.000 450.000 / cmm

Albumin

Neg

Neg

Bilirubin

Neg

Neg

Ephitel

3-5

0-1

Eritrosit

0-1

0-1

Kristal

Neg

Neg

Lain-lain

Neg

Neg

100cc

Lekosit

2-4

0-1

Pre Lasix 12 mg

Reduksi

Neg

Neg

Silinder

Neg

Neg

Urobilin

Neg

Neg

Ceftriaxone 2 x 2 x600 iv

-OAT 1 x 2 tab

600 iv

-Oralit

- inf. Sanmol 3

-Oralit

- inf. Sanmol 3 x 150 iv

- inf. Sanmol 3 x 125 iv

k/p

x 125 iv k/p

-Transfusi PRC

iv

URINE RUTIN

Sedimen

Hasil Lab tgl 28-8-2014


URINE RUTIN
Albumin

Neg

Neg

Bilirubin

Neg

Neg

Ephitel

4-6

0-1

Eritrosit

1-2

0-1

Kristal

Neg

Neg

Lain-lain

Neg

Neg

Lekosit

1-3

0-1

Reduksi

Neg

Neg

Silinder

Neg

Neg

Urobilin

Neg

Neg

Sedimen

Hasil lab tgl 29-8-2014


PEMERIKSAAN

HASIL

NILAI NORMAL

-/-/8/64/25/3

0-2/0-1/1-3/45-70/35-50/0-

DARAH LENGKAP (DL)


Diff.count

2%
Hemoglobin

9,4

L: 13-18 P : 12-16g/dl

Lekosit

6.510

4000-11000 /cmm

PVC

33

L:40-50 P: 35-47%

Trombosit

282.000

150.000 450.000 / cmm

29-8-2014
S

30-8-2014

1-9-2014

Panas + naik turun , muntah + saat batuk, Panas( - ), perut sakit( -), muntah 2 x, bapil Panas (-), perut sakit (-), muntah (-),
bapil +, perut sakit - , ma/mi sedikit, (-), ma/mi sedikit, BAB/BAK dbn, sesak - .

bapil + batuk makin sering, ma/min

BAK/BAB dbn, sesak +.

sedikit,

KU : lemah, Kes: CM.

KU : lemah, Kes: CM.

dingin di malam hari +.


KU : lemah, Kes: CM.

Suhu : 37,4C

Suhu : 36,6C

Suhu : 37C

RR : 45 x /mnt

RR : 60 x /mnt

RR : 52x /mnt

TD : 100/60

TD : 100/60

TD : 100/60

HR : 110 x /mnt

HR : 120 x /mnt

HR : 120 x /mnt

a/i/c/d : -/-/-/-

a/i/c/d : -/-/-/-

a/i/c/d : +/-/-/-

BAK/BAB

dbn,

keringat

pembesaran KGB + di coli sinistra, nyeri pembesaran KGB + di coli sinistra, nyeri pembesaran KGB + di coli sinistra,
tekan (-), PCH (-),

tekan (-), PCH (-),

nyeri tekan (-), PCH (-),

Dada : asimetris, retraksi (+) sub costa Dada : asimetris, retraksi (+) sub costa dan Dada : asimetris, retraksi (+) sub costa
dan ictus cordis tampak di ICS4

ictus cordis tampak di ICS4

dan ictus cordis tampak di ICS4

Jantung : S1S2 tunggal murmur (-)

Jantung : S1S2 tunggal murmur (-)

Jantung : S1S2 tunggal murmur (-)

Pulmo : wh (+/+),Rh(+/+)

Pulmo : wh (+/+),Rh(+/+)

Pulmo : wh (+/+),Rh(+/+)

Abdomen : distended, BU +,meteo (+), Abdomen : distended, BU +,meteo (+), Abdomen : distended, BU +,meteo (+),
Genetalia : dbn

Genetalia : dbn

Genetalia : dbn

Ext : akral hangat, Oedema (-), CRT < Ext : akral hangat, Oedema (-), CRT < 2dtk

Ext : akral hangat, Oedema (-), CRT <

2dtk

2dtk

Status neuro : kaku kuduk (-)

Status neuro : kaku kuduk( -)

Status neuro : kaku kuduk ( )

Limfadenitis TB + TB Limfadenitis TB + TB paru Limfadenitis TB + TB

paru + anemia
+ anemia
paru + peritonitis TB
-Inf. KAEN 3B 1100cc/ -Inf. D5 S 1000cc/ 24 -Inf. D5 S 750cc/ 24
24 jam,

jam,

jam,

-Inj.Ceftriaxone 2x600 iv

-Inj.Ceftriaxone 2x600 iv

-Aminofusin 250 cc/24

-OAT 1 x 2 tab

-OAT FDC 1 x 2 tab

jam

- inf. Sanmol 3 x 150 iv

- inf. Sanmol 3 x 150 iv

-Inj.Ceftriaxone 2x600

k/p

k/p

iv

-Lapifed exp 3 x cth I

-Lapifed exp 3 x cth I

-OAT FDC 1 x 2 tab

- curvit 2 x cth I

- inf. Sanmol 3 x 150 iv


k/p
-Lapifed exp 3 x cth I
- USG abdomen

Hasil USG abdomen tgl 1-9-2014


Kesimpulan : - Mild Hepato splenomegaly
1.Susp. Peritonitis TB dengan tuberculosis lymphadenopati intra abdominal

2-9-2014
3-9-2014
4-9-2014
Panas + naik turun , muntah - , bapil + tp Panas( + ) naik turun , pusing + , perut Panas (-), perut sakit (+), pusing (+),
berkurang, dahak sudah bias dikeluarkan, sakit( -), , bapil (+) batuk sering dahak wrn bapil + batuk sering, ma/min banyak,
perut sakit - , ma/mi banyak, BAK/BAB putih, ma/mi banyak, BAB/BAK dbn, sesak - BAK/BAB dbn, keringat dingin di
dbn, sesak +.

malam hari +. Sesak klo batuk.

KU : lemah, Kes: CM.

Keringat dingin di mlm hr +


KU : cukup, Kes: CM.

KU : lemah, Kes: CM.

Suhu : 36C

Suhu : 36C

BB : 13 kg

RR : 48 x /mnt

RR : 60 x /mnt

Suhu : 36C

TD : 100/70

TD : 100/60

RR : 62 x /mnt

HR : 110 x /mnt

HR : 100 x /mnt

TD : 100/60

a/i/c/d : -/-/-/-

a/i/c/d : +/-/-/+

HR : 120 x /mnt

pembesaran KGB + di coli sinistra, nyeri pembesaran KGB + di coli sinistra, nyeri a/i/c/d : +/-/-/tekan (-), PCH (-),

tekan (-), PCH (+),

pembesaran KGB( +) di coli sinistra

Dada : asimetris, retraksi (+) sub costa Dada : asimetris, retraksi (+) supra clavicula tmbah membesar 4 x 7 cm + coli dextra
dan ictus cordis tampak di ICS4

dan sub costa, dan ictus cordis tampak di 1x2 cm, nyeri tekan (-), PCH (-),

Jantung : S1S2 tunggal murmur (-)

ICS4

Dada : asimetris, retraksi (+) sub costa

Pulmo : wh (+/+),Rh(+/+)

Jantung : S1S2 tunggal murmur (-)

dan ictus cordis tampak di ICS4

Abdomen : distended, BU +,meteo (+), Pulmo : wh (+/+),Rh(+/+)


Genetalia : dbn

Jantung : S1S2 tunggal murmur (-)

Abdomen : distended, BU +,meteo (+), acites Pulmo : wh (+/+),Rh(+/+)

Ext : akral hangat, Oedema (-), CRT < (+) hepar teraba 1cm Genetalia : dbn

Abdomen : distended, acites +, BU

2dtk

Ext : akral hangat, Oedema (-), CRT < 2dtk

+,meteo (+), Genetalia : dbn

Status neuro : kaku kuduk (-)

Status neuro : kaku kuduk( -)

Ext : akral hangat, Oedema (-), CRT <


2dtk
Status neuro : kaku kuduk ( )

Limfadenitis TB + TB paru Limfadenitis TB + TB paru + Limfadenitis TB + TB paru


+ peritonitis TB

peritonitis TB

+ peritonitis TB

-Inf. D5 S 750cc/ 24 jam

-Inf. D5 S 750cc/ 24 jam

-Inf. D5 S 750cc/ 24 jam,

-Aminofusin 250 cc/24 jam.

-Aminofusin 250 cc/24 jam.

-Aminofusin 250 cc/24 jam

-Inj.Ceftriaxone 2x600 iv

-Inj.Ceftriaxone 2x600 iv

-Inj.Ceftriaxone 2x600 iv

-OAT 1 x 2 tab

-OAT 1 x 2 tab

-OAT 1 x 2 tab

- inf. Sanmol 3 x 150 iv

- inf. Sanmol 3 x 150 iv

- streptomycin 1 x 500mg

k/p

k/p

IM

- streptomycin 1 x 500mg - streptomycin 1 x 500mg IM

- prednisone 3 x 4 mg po

IM

- prednisone 3 x 4 mg po

- inf. Sanmol 3 x 150 iv

- prednisone 3 x 4 mg po

-Lapifed exp 3 x cth I

k/p

-Lapifed exp 3 x cth I

-Nebul k/p

-Lapifed exp 3 x cth I


- nebul k/p
- DL dan fto thorax ulang

Hasil lab tgl 4-9-2014


PEMERIKSAAN

HASIL

NILAI NORMAL

Diff.count

2/-/8/59/24/7

0-2/0-1/1-3/45-70/35-50/0-2%

Hemoglobin

10,1

L: 13-18 P : 12-16g/dl

Lekosit

5.760

4000-11000 /cmm

PVC

34

L:40-50 P: 35-47%

Trombosit

412.000

150.000 450.000 / cmm

HIV test

Non reaktif (-)

DARAH LENGKAP (DL)

Hasil foto thorax tgl 4-9-2014


Foto thorax AP - Cor : bentuk dan ukuran normal
- Pulmo : infiltrate dr apex basis paru d/s
Konsolidasi di paricardial (D)
Sinus costophrenicus d/s tajam
Kesimpulan : TB paru aktif lesi luas dgn pneumonia paracardial (D)

5-9-2014
S

Panas - , muntah - ,pusing -,

6-9-2014

8-9-2014

batuk Panas( - ) , pusing - , perut sakit( -), batuk Panas (-), perut sakit (+), pusing (+),

berkurang, , perut sakit - , keringat sering dahak wrn putih, pilek -, ma/mi bapil + batuk sering, ma/min banyak,

dingin dimlm hr + , ma/mi banyak, banyak, BAB/BAK dbn, sesak - .

BAK/BAB dbn, keringat dingin di

BAK/BAB dbn, sesak +.

Keringat dingin di mlm hr +

malam hari +. Sesak klo batuk.

KU :cukup, Kes: CM.

KU : cukup, Kes: CM.

KU :cukup, Kes: CM.

Suhu : 35,8C

Suhu : 36,2C

BB : 13 kg

RR : 64 x /mnt

RR : 60 x /mnt

Suhu : 36C

TD : 100/70

TD : 100/60

RR : 62 x /mnt

HR : 110 x /mnt

HR : 104 x /mnt

TD : 100/60

a/i/c/d : +/-/-/-

a/i/c/d : +/-/-/-

HR : 120 x /mnt

pembesaran KGB + di coli sinistra pembesaran KGB + di coli sinistra tmbah a/i/c/d : +/-/-/tmbah membesar 4 x 7 cm + coli dextra membesar 4 x 7 cm + coli dextra 1x2 cm, pembesaran KGB( +) di coli sinistra
1x2 cm, nyeri tekan (-), PCH (-),

nyeri tekan (-), PCH (+),

tmbah membesar 4 x 7 cm + coli dextra

Dada : asimetris, retraksi (+) sub costa Dada : asimetris, retraksi (+) supra clavicula 1x2 cm, nyeri tekan (-), PCH (-),
dan ictus cordis tampak di ICS4

dan sub costa, dan ictus cordis tampak di Dada : asimetris, retraksi (+) sub costa

Jantung : S1S2 tunggal

ICS4

dan ictus cordis tampak di ICS4

Pulmo : wh (+/+),Rh(+/+)

Jantung : S1S2 tunggal

Jantung : S1S2 tunggal

Abdomen : distended, BU +,meteo (+), Pulmo : wh (+/+),Rh(+/+)


Genetalia : dbn

Pulmo : wh (+/+),Rh(+/+)

Abdomen : distended, BU +,meteo (+), Abdomen : distended, acites +, BU

Ext : akral hangat, Oedema (-), CRT < acites (-) hepar teraba 1cm Genetalia : dbn

+,meteo (+), Genetalia : dbn

2dtk

Ext : akral hangat, Oedema (-), CRT < 2dtk

Ext : akral hangat, Oedema (-), CRT <

S. neuro: kaku kuduk (-)

S.neuro: kaku kuduk (-)

2dtk
S. neuro: kaku kuduk (-)

Limfadenitis TB + TB Limfadenitis TB + TB Limfadenitis TB + TB


paru + peritonitis TB

paru + peritonitis TB

paru + peritonitis TB

-Inj.Ceftriaxone 2x600 -Inj.Ceftriaxone 2x600 iv

-Inj.Ceftriaxone stop

iv

-OAT 1 x 2 tab

-OAT 1 x 2 tab

-OAT 1 x 2 tab

- inf. Sanmol 3 x 150 iv

- inf. Sanmol 3 x 150 iv Bila suhu > 38C


-

streptomycin

500mg IM

streptomycin

500mg IM

x -streptomycin 1 x 500mg - prednisone 3 x 4 mg


IM

po

- prednisone 3 x 4 mg - prednisone 3 x 4 mg po

-Lapifed exp 3 x cth I

po

-Lapifed exp 3 x cth I

-zamel 1 x cth

-Lapifed exp 3 x cth I

-zamel 1 x cth

-zamel 1 x cth

PEMBAHASAN KASUS
Pasien anak laki-laki usia 4 tahun datang ke RS dengan keluhan :
Batuk kurang lebih 2 minggu yang lalu berdahak warna putih
dahak sulit dikeluarkan.
Pilek kurang lebih 1 mingguan
Panas naik turun kurang lebih 1 mingguan
Muntah 2-3 x sehari isinya makanan
Mual
Keringat dingin pada malam hari
Tidak kejang
Nafsu makan berkurang , minum seperti biasa , cukup.
BAB biasa, tidak mencret warna kuning
BAK lancar tidak ada keluhan
Selama 2 bulan berat badan anak menurun, sebelum sakit BB
nya 17 kg, sekarang 12 kg.

Riwayat Penyakit Dahulu


Anak sebelumnya belum pernah sakit ataupun masuk rumah
sakit. Alegi (-) asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Anak tinggal bersama ibu dan ayah dalam satu rumah, ibu ada
riwayat batuk lama tes dahak hasil positif TB paru dan
mendapat pengobatan selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh.
Kakek dari ibu juga meninggal karena TB paru dan
pembengkakan di leher..

Pemeriksaan fisik
pembesaran KGB + di coli sinistra tmbah membesar 4 x 7 cm +
coli dextra 1x2 cm, nyeri tekan (-), PCH (+),
Dada : asimetris, retraksi (+) supra clavicula dan sub costa, dan
ictus cordis tampak di ICS4
Pulmo : wh (+/+),Rh(+/+)
Abdomen : distended, BU +,meteo (+), acites (+) hepar teraba
1cm
Skor TB 8

Interpretasi skor TB : didiagnosis TB jika jumlah skor 6


GEJALA

SKOR

Kontak TB

Tidak jelas

BTA (-)

BTA (+)

Tes Tuberkulin

Positif

BB

BB/TB <90%

Gizi buruk

BB/TB
< 70 %
Panas
Batuk

2 minggu
< 3 mg

Pembesaran kelenjar

3 mg

1 kel

1
1

1 cm tdk nyeri

Tulang / Sendi
Foto thorax

Normal
kelainan

Bengkak

/ Sugestif

tdk

jelas
TOTAL

Pemeriksaan Lab : pada pasien ini tidak dilakukan uji


mantoux
Foto thorax AP : tgl 25-8-2014 : fibroinfiltrat tersebar di ke
dua paru
Tgl 4-9-2014 : infiltrate dr apex basis paru d/s
Konsolidasi di paricardial (D)
Hasil USG abdomen tgl 1-9-2014
Kesimpulan : - Mild Hepato splenomegaly
- Susp. Peritonitis TB dengan tuberculosis
lymphadenopati intra abdominal.
Pemeriksaan LFT : Bila ada kecurigaan gangguan faal
hati, dianjurkan pemeriksaan faal hati sebelum
pengobatan TB. Kalau SGOT dan SGPT meningkat lebih
dari 3 kali OAT tidak diberikan dan bila telah dalam
pengobatan, harus dihentikan.

STRATEGI DOTS
DOTS = Directly observed
treatment short course.
Prinsipnya: Menjamin seluruh
dosis obat yang telah
direncanakan dimakan oleh
penderita .
Idealnya : Setiap dosis obat
dimakan oleh penderita di depan
petugas

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai