0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
277 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang heparin sebagai antikoagulan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan menghambat pembentukan faktor pembekuan darah. Heparin bekerja dengan mengikat antithrombin III untuk membentuk kompleks yang menghambat aktivasi faktor X dan pembentukan trombin, sehingga mencegah terbentuknya fibrin dan pembekuan darah. Heparin umumnya diberikan secara intravena dan efekny
Deskripsi Asli:
Menjelaskan mekanisme kerja heparin dalam mencegah koagulasi dalam darah
Dokumen tersebut membahas tentang heparin sebagai antikoagulan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan menghambat pembentukan faktor pembekuan darah. Heparin bekerja dengan mengikat antithrombin III untuk membentuk kompleks yang menghambat aktivasi faktor X dan pembentukan trombin, sehingga mencegah terbentuknya fibrin dan pembekuan darah. Heparin umumnya diberikan secara intravena dan efekny
Dokumen tersebut membahas tentang heparin sebagai antikoagulan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan menghambat pembentukan faktor pembekuan darah. Heparin bekerja dengan mengikat antithrombin III untuk membentuk kompleks yang menghambat aktivasi faktor X dan pembentukan trombin, sehingga mencegah terbentuknya fibrin dan pembekuan darah. Heparin umumnya diberikan secara intravena dan efekny
Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan
jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah di luar tubuh pada pemeriksaan laboratorium atau tranfusi. Salah satu jenis antikoagulan adalah heparin. Heparin digunakan dalam pengobatan profilaksis dari tromboembolisme baik itu tromboembolisme pada vena maupun paru-paru, stroke, angina, infark miokardium, mencegah koagulasi saat melakukan cuci darah (hemodialisis) dan transfusi darah. Trombosit yang ada dalam pembuluh darah sebenarnya bergerak bebas dan tidak menempel pada endotel pembuluh darah karena endotel mensekresikan prostasiklin. Namun apabila terjadi luka enzim tersebut tidak terbentuk sehingga akan memicu penempelan trombosit dan membentuk blood clot untuk mengganti endotel yang rusak. Namun ada kalanya pembentukan blood clot berlebihan dan nantinya akan menyebabkan gangguan pembuluh darah akibat penyempitan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan semua penyakit yang akan disebutkan di bawah. Pada orang normal, system ini berlangsung secara seimbang, sehingga untuk orang yang mengalami gangguan harus menyeimbangkan system tersebut. Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah di luar tubuh pada pemeriksaan laboratorium atau tranfusi. Salah satu jenis antikoagulan adalah heparin. Heparin digunakan dalam pengobatan profilaksis dari tromboembolisme baik itu tromboembolisme pada vena maupun paru-paru, stroke, angina, infark miokardium, mencegah koagulasi saat melakukan cuci darah (hemodialisis) dan transfusi darah. Heparin stabil dan sering digunakan dalam bentuk sediaan injeksi intravena dan biasanya diberikan dalam bentuk garam kalsium atau garam natrium. Heparin menghambat pembentukan blood clot baik dari jalur intrinsik dan ekstrinsik dari coagulan cascade. Heparin mengikat antithrombin III yang ada dalam plasma darah dimana nantinya akan membentuk kompleks yang memiliki afinitas lebih besar dari antithrombin III sehingga menghambat langsung pembentukan faktor blood clot IIa yaitu thrombin. Sehingga fibrinogen tidak teraktifkan dan fibrin tidak terbentuk. Selain itu, pengikatan antithrombin III tersebut akan menghambat aktifasi faktor X menjadi Xa. Penghambatan terhadap faktor X nantinya menghambat pembentukan thrombin dari prothrombin sehingga fibrin pun tidak dapat terbentuk.
Pemberian variasi dosis pada heparin sangat mempengaruhi kinerja
dari heparin itu sendiri. Heparin dengan dosis rendah cenderung akan menghambat pembentukan faktor Xa. Heparin tidak diabsorpsi pada saluran pencernaan, oleh karena itu sediaan heparin lebih efektif jika dalam bentuk sediaan intravena, selain itu dengan injeksi efek obat akan tercapai lebih cepat. Biasanya waktu paruh dari heparin adalah 1-6 jam tergantung dosis dan rute pemberian. Namun hal ini berbeda lagi jika pasien menderita gangguang ginjal, waktu paruh menjadi lebih panjang, meningkat atau menurun jika ada gangguan dalam hati. Heparin dapat dikombinasikan dengan warfarin, namun penggunaan heparin hanya digunakan dalam lima hari dari penggunaan pertama. Pengguna heparin harus terus menerus dikontrol karena heparin dapat memicu terjadinya pendarahan apabila ada luka karena darah sukar menggumpal jika diberi antikoagulan, dan dapat memicu trombositopenia. Oleh karena itu pada sumber-sumber tertentu penggunaan Low Molecularweight Heparins lebih dianjurkan. Low Molecular-weight Heparins adalah fragmen heparin dari pemecahan polimer heparin sehingga efek yang tidak diinginkan tidak terjadi.